webnovel

masa lalu 4

Prince of ice

Seandainya waktu bisa di putar kembali aku ingin menjadi manusia biasa yang bisa merasakan hangatnya sinar mentari, bagaimana rasanya sakit saat mengeluarkan darah, merasakan nikmatnya makanan di saat panas, bercanda dengan teman, dan menangis untuk orang yang kita sayangi. Untuk makhluk lain Semua itu adalah impian yang sederhana bahkan nyaris tidak penting,  berbeda untukku makhluk yang tak diinginkan di dunia ini.

Aku terlahir hanya untuk di puja karena ketampanan yang kumiliki, tapi nyatanya aku hanya di takdirkan hidup seorang diri untuk selamanya...

Sampai cahaya kehangatan itu datang dan mulai masuk menghangatkan hatiku yang telah lama mati..

Awalnya aku takut untuk menerima kehangatan itu meskipun awalnya sulit tapi lama-lama aku terbiasa dengan mereka,  dan akan merasa kehilangan saat mereka pergi.

Sang mentari telah bersinar dengan sangat terang Pagi ini, diiringi suara angin bernyanyi bagaikan simponi  yang mengalun lembut dan berisik di telingaku seolah-olah mengelitik agar segera bergegas menghirup udara luar yang hangat, tapi sayang semua itu tak akan kalian lihat di sini, yang ada di sini hanyalah tumpukan salju dan hawa dingin yang akan langsung menusuk ke jantungmu.

"tuan, ini kopi hitam anda" kata withe meletakkan segelas tea di meja kecil dekat dengan tuannya.

"hn, cepat kirim gadis itu pulang aku tak mau memiliki masalah dengan Algaria atau siapapun!" perintah tegas sang tuan sambil menyeruput kopinya.

Withe pergi menuju ke ruangan lain, disana terbaringlah seorang gadis berambut coklat, sedang memdengkur dengan tenang.

"hoe,  kasihan kyuu"

"Tolong... Tolong... Jangan... Fire... " igau gadis tersebut

" are,  bangunlah kyuu kau aman sekarang"

Withe yang panik langsung berlari keluar untuk memanggil sang majikannya tapi sebelum membuka pintu ruangan wajahnya sudah mencium pintu terlebih dahulu.

"hoe,  sakit kyuu kenapa pintunya terbuka sendiri kyuu"

"Hn" gumam Princes ice melirik withe malas "kenapa ribut sekali"

"hoe,  nana....no...nona kyuu" seru withe panik. Ice tak menghiraukan siluman kelinci itu, dia berjalan lurus ke arah ranjang tempat peristirahatan sang gadis, 'kenapa tiba-tiba jantungku yang telah lama tak berdetak kini berdetak lagi, siapa gadis ini?'

"Ada apa kyuu?? "

Ice tak menghiraukan ucapan withe dia terlalu fokus memandang sosok gadis yang telah membuat jantungnya berdetak, bukan ini bukan sebuah getaran cinta atau sejenisnya.

Ice pov

Aku menaruh tanganku ke dahi gadis itu,  aku melihat banyak gambaran ingatan masa lalu yang menyenangkan. Di sana Algaria dia memiliki sebuah keluarga yang hangat dan teman-teman yang sangat menyayanginya, ada seorang pemuda berambut merah penuh semangat dan berapi-api, ada seorang elf berambut pirang cerewet dan aa, pengendali tanah. Tapi tunggu hem... Dia telah kehilangan keluarga dan teman-temannya, "cih,  anak manja" gumam Ice. Tunggu.. Sepertinya ada yang jangal, pasti ada yang di sembunyikan. Ingatan gadis ini ada yang sengaja menghapusnya. Siapa sebenarnya gadis ini. Aku menggunakan sedikit kekuatan, akan ku buka segel penghalangnya.

Tiba-tiba muncul seekor naga putih.

"jangan,  siapa kau jangan mengganggu gadis ini jika kau masih sayang nyawa anak muda"

"cih,  memang apa yang bisa kau lakukan kepada ku"

"sombong sekali kau bocah apa kau tak tau aku adalah sang legendaries naga putih"

"hn, aku tak mau tau enyalah dari hadapanku"

"bocah, sombong akan ku hajar kau"

"ck,  siapa yang kau maksud" sindir Ice tajam. A

"sial,  bocah ini mau cari mati rupanya"

Terjadi sedikit pertengkaran di alam bawah sadar (lewat ilmu pikiran/telepati) di sana hanya ada backgraund putih dengan seekor naga putih besar yang menjaga sbuah pintu dengan segel kertas berwarna kuning di atasnya. Naga itu ber warnah puti bermata biru terang sedang menggeram kepada ku,  aku hanya menatapnya dengan tenang sampai dia mengeluarkan api biru ke arahku.

Grouuuuw...

"Jagan usik alam bawah sadar gadis ini"usir naga putih itu marah.

"Tenanglah aku tak berniat sedikitpun untuk mengusiknya,  aku hanya ingin tau siapa sebenarnya gadis ini" jawabku tenang

"Kau seharusnya sudah tau dengan jelas siapa gadis ini wahai sang penguasa gunung Es, apa lagi yang ingin kau ketahui dia adalah putri tunggal kerajaan Algaria"

"Hn" jawabku 'tapi mengapa sepertinya ada yang aneh dengan gadis ini'

"Jika kau ingin menolongnya Kau hanya perlu mengirimkan dia kepada seorang bocah api"

"Bocah api dimana? "

"Tenang saja sebentar lagi bocah sialan itu juga akan muncul, aku rasa kau bukan orang jahat jadi aku serahkan gadis ini tolong jaga dia sampai bocah api itu datng aku pergidulu " jelas naga putih itu dengan angkuhnya lalu menghilang bersama dengan pintu bersegel itu.

"Ck,  sial sombong sekali naga itu"

"Ada apa kyuu apa anda mengalami masalah kyuu"tanya withe cemas dan menyerahkan semangkuk bubur hangat kepada ku.

Aku mengernyit ke arah withe tanda tak mengerti kenapa dia memberiku mangkuk yang berisi bubur bukankah dia tau kalau aku hanya memakan darah.

"Hoe, bubur itu untuk nona ini kyuu"

"Lalu?"

"Aku mohon tuanku menyuapinya kyuu meski belum sadar perut harus tetap terisi" jelas withe dengan matanya yg membulat dan berseri.

"Sial sepwrtinya aku ter lalu memanjakanmu withe"kataku kesal, tapi tak di hiraukan oleh kelinci itu malah pergi keluar ruangan jadilah aku harus menyuapkan sesendok demi sesendok ke dalam mulut gadis itu. 

End ice pov

Satu minggu kemudian

Sinar mentari bersinar terang dengan di iringi suara kicauan burung pipit bernyanyi kesana kemari.

Meskipun gunung ice terkenal akan ke angkeran dan kemesteriusanya banyak hewan yang suka hidup di sana  entah itu hewan tropikal maupun hewan gaib dari negri dongeng semua ada di sana mereka hidup damai di sana. Karena tak ada satu orangpun yang berani menganggu mereka di gunung ice tersebut.

"Bagai mana ini kyuu nona itu belum sadarkan diri"

"Hn,  biarkan saja nanti juga ada yang menjemputnya"

"Menjemput siapa kyuu?

"Entahlah"

"Hoe,  tuan jangan pergi kyuu"

'Entah mengapa setelah tujuh hari berlalu jantungku yang sekian lama telah mati kini kembali berdetak lagi,  dan semakin lama aku berada di dekat gadis yang tak kunjung sadar itu aku merasa tenag dan nyaman,  tapi ketika aku mengingat naga putih yang berkata aku haru menyerahkan gadis itu kepada seorang bocah api aku merasa kesal'. "Sial biar bagaimanapun aku tak boleh menyayangi siapapun".

Tbc