webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Pertarungan Kembali

Dua orang mulai menunduk dan merenungkan kesalahan mereka saat ini. Bukan tanpa alasan mereka melakukan hal ini, karena tindakan mereka yang mulai melukai satu sama lainnya. Zen sendiri sangat tahu, apa yang menyebabkan mereka bertarung terutama Shea yang kelihatan sangat marah kepada Yue saat ini.

"Sudahlah, yang terpenting kalian sudah memahami kesalahan kalian saat ini, tetapi pastikan kejadian ini tidak terdengar oleh Asuna, atau kalian akan merasakan kemarahannya" kata Zen.

Asuna bisa dikatakan pemimpin diantara mereka semua saat ini. Walaupun ada yang lebih tua dari dirinya, Asuna dijadikan pemimpin para wanita Zen dan mencoba mengatasi permasalahan mereka.

Asuna dipastikan akan sangat marah, jika salah satu dari saudara perempuannya bertengkar saat ini. Walaupun kekuatannya tidak sekuat beberapa dari mereka, tetapi kekuatan mulutnya dalam berceramah sangat menyeramkan, apalagi saat kehamilannya saat ini.

"Baiklah Zen" jawab Yue dan Shea saat ini.

Memang Zen bersama Shizuku dan Sinon yang dia temui saat perjalanannya menuju ketempat ini, datang paling terakhir saat Kaori, Alice dan Rina mencoba melerai pertarungan dari Shea dan Yue.

Zen sempat prihatin dengan keadaan Sinon sebelumnya yang hampir saja terbawa hasutan dari bayangannya. Namun Sinon mulai mengingat keluarga barunya saat ini, dan mulai membalas semua perlakuan bayangannya hingga akhirnya bisa dikalahkannya.

"Mari kita melanjutkan perjalanan kita" kata Zen dan dibalas anggukan oleh mereka semua.

Perlahan beberapa wanita mulai beranjak dari sana, namun Yue sengaja berjalan bagian paling akhir karena masih memikirkan perkataan dari bayangan yang dilawannya tadi. Zen yang melihat itu mulai meraih tangannya dan berjalan bersamanya saat ini.

"Maafkan aku karena membuat kalian khawatir Zen" kata Yue.

"Seharusnya kamu meminta maaf kepada Shea" kata Zen kemudian.

"Hah... baiklah, aku akan melakukannya" jawab Yue yang akhirnya mulai termenung sekali lagi.

"Selesaikanlah labirin ini, dan apa yang kamu risaukan saat ini akan terjawab" kata Zen sambil mengelus kepala dari Yue.

"Apa mahsutmu Zen?" tanya Yue kemudian karena dia tidak memahami mahsut dari perkataan Zen.

"Kamu akan tahu sebentar lagi" jawab Zen dan akhirnya mulai mengikuti kelompok wanitanya yang sudah berjalan didepan mereka saat ini.

Disisi lain tempat ini, beberapa orang juga sedang menyaksikan pertarungan Kouki yang saat ini terlihat sudah sepenuhnya dikendalikan oleh bayangan dirinya saat ini. Teman – temannya berusaha menyuruhnya untuk tidak terhasut perkataan lawannya, namun Kouki tidak menghiraukan perkataan mereka.

"Dasar pria bodoh itu" kata Tio yang saat ini berdiri bersama Suzu dan Ryutarou yang sedang menatap pertarungan dari Kouki.

Iblis Kouki melawan Kouki dengan mudah, karena pengaruh yang dia berikan kepada Kouki sepenuhnya berhasil. Dengan senyum jahatnya, dia menyerang semua bagian tubuh Kouki, hingga saat ini dia mencoba untuk mengambil alih dirinya sepenuhnya.

"Ambilah tanganku, dan kamu bisa menyelamatkan semua temanmu" kata Iblis Kouki didepannya.

Kouki yang sudah terhasut, akan meraih tangan bayangannya didepannya saat ini. Suzu yang sudah berusaha sekuat tenaga menahannya, akhirnya tidak tahu harus berbuat apa. Sedangkan Tio sendiri tidak peduli dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Walaupun dia dikendalikan kelak, Masternya dengan mudah mengalahkannya. Bahkan jika dia mencoba melawan Tio saat ini, dipastikan dia juga akan binasa. Namun adegan dimana Kouki akan mengambil tangan bayangannya terhenti, setelah sebuah katana dilemparkan kearah dirinya.

"Dasar bodoh!" teriak Shizuku yang baru tiba ditempat ini bersama yang lainnya.

Kouki yang akhirnya mulai sadar dengan apa yang akan dibuatnya, kembali dihasut oleh bayangan didepannya saat ini. Degan senyum licik pada wajahnya bayangannya, dia mulai mebisik bisiskan kata – kata hasutannya.

"Lihatlah, satu lagi temanmu masuk dalam perangkapnya" kata Iblis Kouki didepannya.

Kouki yang akhirnya mulai terhasut, mulai menatap Zen dengan intens. Zen yang melihat perilaku Kouki hanya tersenyum membalas tatapan mematikan dari Kouki saat ini dan membuatnya salah paham.

Kouki mengira senyuman Zen tersebut, merupakan konfirmasi bahwa dirinya benar – benar mengendalikan semua wanitanya saat ini. Kouki yang melihat hal itu, akhirnya mulai mengambil pedangnya dan langsung melesat kearah Zen.

"Minggirlah kalian, aku akan menyelamatkan kalian dari Iblis yang mengendalikan kalian saat ini" teriak Kouki.

Zen sendiri sebenarya hanya memberikan senyum ejekan kepada Kouki akan apa yang dia lakukan tadi, namun ternyata Kouki menganggapnya dengan tanggapan yang lain, hingga dirinya akan menyerang Zen saat ini.

"Tunggu Irene, bukankah aku sudah membunuh Eri? Seharusnya pengaruhnya sudah hilang bukan?" tanya Zen kemudian.

[Karena pengaruh yang diberikan Eri hilang maka dia seperti ini] kata Irene.

"Apa mahsutmu Irene?" tanya Zen sambil mengeluarkan katananya dan bersiap melawan Kouki saat ini.

[Saat Eri mempengaruhi Kouki, skill yang digunakan untuk mengendalikannya dahulu, menyisakan lubang besar yang hampa pada jiwanya, saat pengaruh Eri menghilang darinya. Sehingga ruang hampa itu dimasuki oleh beberapa sifat baru dan menyebabkan dia seperti ini.] kata Irene.

"Hm... Jadi begitu. Lalu apa yang harus aku lakukan?" gumam Zen yang saat ini sudah menahan serangan pedang dari Kouki saat ini.

"Baiklah, aku akan bermain denganmu sejenak" kata Zen lalu mengeluarkan sedikit kekuatannya untuk menghempaskan Kouki yang saat ini mencoba menebasnya.

Kouki yang mendapatkan dampak dari serangan Zen tersebut sempat mundur beberapa langkah dari tempatnya sebelumnya. Namun Zen langsung berada didepannya dan menggunakan gagang dari katananya untuk memukul perut dari Kouki dan membuatnya terpental dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Apa yang kamu lakukan Zen?" teriak Shizuku saat ini.

"Tenanglah, aku akan menyadarkannya" kata Zen.

Zen langsung melesat kearah Kouki yang sudah terpental dan menabrak sebuah tembok pada tempat ini. Shizuku sendiri saat ini mulai khawatir dengan keadaan temannya, terlebih lagi karena Zen yang menjadi lawannya.

"Tenanglah Shizuku, Zen tidak mungkin melakukan hal buruk" kata Shea saat ini.

Kouki yang menabrak tembok, mulai terjatuh ketanah dan mulai membungkuk dan mengeluarkan darah yang keluar dari dalam tubuhnya melalui mulutnya. Namun disebelahnya, wujud jahatnya mulai mencoba menghasutnya lagi.

Namun sebelum wujud jahatnya menyelesaikan kalimatnya, wujud yang sangat jahat mulai menebasnya hingga menghilang dari tempat tersebut.

"Seharusnya kamu mencoba mengalahkannya Kouki, bukan mencoba melawanku" kata Zen yang langsung menendang wajah Kouki dan menghempaskannya kembali dari sana.

Zen perlahan berjalan menuju arah dimana Kouki berhenti akibat serangannya sebelumnya. Langkah demi langkah dia lewati dan tidak memperdulikan teriakan yang menyuruhnya berhenti untuk melanjutkan tindakannya.

Langkah kakinya mulai melewati beberapa bercak darah dan beberapa benda putih yaitu gigi dari Kouki yang terlepas dari mulutnya. Zen saat ini mulai menginjak dada dari Kouki dan mulai berlutut dan menatapnya intens.

Dengan mata merah menyala, Zen tersenyum menyeramkan saat ini dan membuat Kouki mau tidak mau tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan, yang menyebabkan dia membangunkan seorang Monster yang sedang tertidur saat ini.

"Akan kutunjukan apa itu kengerian"