webnovel

You're My Love

Volume 1 Bermula dari seorang gadis cantik berumur 22 tahun yang bernama Lu Wei Wei yang berasal dari keluarga Lu dan merupakan putri bungsu dari keluarga Lu. Hari-harinya berubah semenjak ibunya telah meninggal dunia dan ayahnya menikahi seorang wanita yang sudah memiliki seorang putri. Putri tersebut hanya lebih tua satu tahun dari Wei Wei sehingga ia menjadi kakak dan Wei Wei menjadi adik. Ayahnya berubah menjadi orang yang pilih kasih dan lebih menyayangi kakaknya dari pada Wei Wei. Ibu tirinya bahkan putrinya sendiri sangat benci kepada Wei Wei. Lalu kakaknya berencana untuk mengusir Wei Wei dari keluarga Lu dengan membuatnya malu. Ia mengajak Wei Wei ke hotel dan mentraktirnya makan. Pada saat itu Wei Wei yang polos langsung menerima ajakan sang kakak. Ia tidak tahu bahwa saja kakaknya telah merencanakan hal buruk yakni memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya dan menyewah pria lain untuk tidur dengannya. Supaya ia dianggap aib oleh keluarganya dan di usir dari keluarga Lu. Wei Wei yang polos itu menerima ajakan kakaknya itu dengan senang hati. Tapi apa yang akan terjadi dengannya setelah itu? Apakah rencana kakaknya akan berhasil? Atau malah gagal? Simak terus ceritanya~ Volume 2 Pada hari pernikahan, Li Zhi Jing yang merupakan anak bungsu dari keluarga Li (adik Li Zhi Yang), membongkar kisah perselingkuhan calon suaminya Hao Ran dengan bridesmaidnya sendiri Jessy Lin, yang meruoakan teman sekaligus sahabat karibnya sendiri. Menghadapi penghianatan ganda ini, dia langsung memutuskan untuk bercerai, mencampakkan sang lelaki brengsek yang tidak berguna itu dan memutuskan untuk fokus pada karirnya kembali. Lalu takdir mempertemukan dia dan seorang pebisnis ternama dan terkaya, Zhou Yi Cheng dan ia masuk ke dalam jebakan cintanya! Berjuta rencana tersembunyi di belakang wajah tampan pebisnis itu untuk mencuri hatinya. Lalu bagaimana Li Zhi Ying akan menghadapinya? Simak terus ya kelanjutan ceritanya^^ Genre: Romance, Comedy, Jelous, Love At The First Sight, Balas Dendam, Penghianatan. By : Staryinthesky Novel Lain: - The End of The Death (Horror&Thiller) - Cinta dan Pengorbanan (Romance&Sad) - Only You in My World (Romance) ig : juliana_tham ig fanspage : staryinthesky

Staryinthesky · Urban
Not enough ratings
369 Chs

Chapter 18 Kesalahpahaman

Di dalam kamar VVIP itu, ada Ou Qiao, Yang Long, Duan Xiu dan Tian Xing yang sedang merayakan party kecil-kecilan untuk perayaan sahabatnya Zhi Yang, yang sudah menikah.

Gadis berkucir itu pun menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Setelah itu, ia pun berkata "Zhi Yang, ayo duduk. Jangan berdiri sambil membopong istrimu terus. Kamu akan membuat yang belum memiliki pasangan iri kepadamu. Ayo kemari. Ada sofa."

"Okay." jawab pemuda itu singkat sambil melangkah ke arah sofa dan meletakkan istrinya di sofa.

"Terima kasih." ucap Wei Wei pelan.

"Hati-hati." bisik pemuda itu.

"Baiklah, aku akan berhati-hati." ucap Wei Wei.

Tak lupa Tian Xing dan teman-teman lainnya juga duduk di sofa yang lain sambil memandang kemesraan antara Zhi Yang dan Wei Wei.

Ruangan itu menjadi dingin dan canggung karena tidak ada seorang pun yang memulai pembicaraan.

Tian Xing menatap ke arah Wei Wei sambil bergumam dalam hati "Benar-benar tidak ada suasana kebahagiaan dalam pernikahan baru. Bahkan aku merasa dia akan menangis karena dianiaya."

Wei Wei pun memberanikan dirinya untuk menyapa mereka semua. "Halo, namaku Lu Wei Wei."

Tian Xing pun kaget, ia segera menyambung, "Halo Wei Wei, namaku Luo Tian Xing. Kamu dapat memanggilku kekasih kecilku."

"Apa yang harus kulakukan? Bagaimana bisa aku tanpa sadar mengatakan QAQ." gumam gadis berkucir itu dalam hati.

Wei Wei pun seperti teringat sesuatu ketika menatap wajah cantik dan mungil itu. Ia pun bergumam, "Luo Tin Xing, bukankah dia adalah gadis yang debut menjadi bintang di usianya yang kesepuluh. Dia masuk dalam peringkat sepuluh besar diantara penyanyi-penyanyi terkenal di dunia sejak debutnya 6 tahun yang lalu. Luo Tian Xing adalah diva hebat di kalangan musik. Bukan hanya cantik saja, dia juga sangat berbakat. Bahkan dia juga menjadi bintang sampul majalah terpopuler dan telaris akhir-akhir ini. Aaaaahhhhhhh! Aku tidak menyangka bisa melihat Luo Tian Xing yang asli! Ohh My God! Ini sebuah jackpot besar!"

"Bolehkah aku minta tanda tanganmu?" tanya Wei Wei terkagum-kagum melihat Tian Xing.

"Tentu saja boleh, kamu sekarang adalah kakak iparku." jawab gadis berkucir itu tersenyum.

"Jaga sikapmu Tian Xing." ucap Ou Qiao sambil menarik Tian Xin kembali ke sofa.

"Huaaa.... Aku kan masih di tengah pembicaraan dengan kakak iparku!" ucap Tian Xing seperti anak kecil.

"Duduk!" kata Ou Qiao.

"Aku tahu.. Aku tahu. Aku bukan anak kecil lagi. Huh!" jawab Tian Xing.

"Zhi Yang, kapan kamu akan mengadakan pesta pernikahanmu?" lanjut gadis berkucir itu.

"Harus menunggu sampai dia lulus -_-" jawab pemuda itu.

"Kebencian dan kekesalanmu itu sangat terpancar Zhi Yang." gumam gadis berkucir itu dalam hati sambil memandangi wajah pemuda itu.

"Yang Long ada apa dengannya? Dia tidak terlihat bahagia?" tanya Tian Xing.

"Ah... Mungkin gagal ginjal." jawab Yang Long.

"Wtf, Yang Long! Kamu bajingan!" bentak pemuda itu.

"Pfffff" Yang Long terkikik melihat ekspresi bosnya yang sedang kesal.

Segeralah Tian Xing menghentikan perselisihan itu dan berkata, "Hei! Hei.. Dia tidak bermaksud seperti itu."

"Oh ya! Aku menyiapkan hadiah! Ou Qiao, tolong ambilkan kotak yang ada di sebelahmu itu." ucap Tian Xing segera untuk menganti suasana.

"Okay." jawab Ou Qiao sambil mengambil kotak itu dan menyerahkannya kepada gadis berkucir itu.

Tian Xing membuka kotak itu dan menunjukkannya ke Zhi Yang dan istrinya. Kotak itu berisikan dua jam tangan limited edition.

"Lihat! Kalian menyukainya? tanyannya.

"Wow!" gumam Wei Wei terkagum memandangi jam tangan itu.

Sedangkan Pemuda berambut kuning itu hanya cuek saja karena dia masih kesal dan marah gara-gara ucapan Yang Long tadi.

"Ternyata dia masih marah dan kesal." gumam Tian Xing yang memandangi wajah pemuda itu.

"Zhi Yang, jika kamu ada masalah, mari kita menyelesaikannya bersama-sama." Ucap gadis berkucir itu.

Tak lama kemudian, tiba-tiba saja Pemuda berambut biru itu menerobos masuk ke kamar VVIP sambil berteriak, "Wei Wei!"

"Tuan Mu, kamu tidak diperbolehkan masuk." ucap pegawai hotel bintang lima itu.

"Wei Wei, aku ingin bicara denganmu!" teriak pemuda berambut biru itu.

"Hah!? Bukankah itu kakak iparku juga!?" gumam Tian Xing yang tersentak kaget ketika Si Han datang dan menghampiri Wei Wei.

"Wei Wei!, beri aku kesempatan satu kali lagi, kumohon!" ucap Si Han.

Zhi Yang kesal dengan kedatangan Si Han di sini yang langsung menghampiri istrinya. Segeralah ia berkata sambil menarik kera baju milik pemuda berambut biru itu, "Beraninya kamu berteriak dan memohon kepada istriku saat aku di sini! Mu Si Han, beraninya kamu mengabaikanku!?"

"Zhi Yang, bisakah aku berbicara dengan Tuan Mu secara pribadi?" tanya Wei Wei segera.

Zhi Yang diam saja tidak menjawab apapun. Ia pun melepaskan gengamannya dari kera baju milik pemuda berambut biru itu.

"Ayo, bicara di tempat lain." ucap Wei Wei kepada pemuda berambut biru itu.

"Tentu." jawab Si Han singkat.

Zhi Yang pun menarik tangan Wei Wei sebelum ia berbincang dengan Si Han dan berkata "Wei Wei, panggil aku jika terjadi sesuatu."

"Hmm... Baiklah." gumam Wei Wei sambil melangkah meninggalkan suaminya dan pergi ke ruangan lain bersama Si Han.

Disisi lain Tian Xing beserta teman-temannya binggung melihat kejadian tersebut.

"Ya ampum apa yang sedang terjadi?" gumam Ou Qiao heran.

"Apakah ini cinta segitiga?" ucap Tian Xing kepada Ou Qiao.

"Di deteksi, sepertinya tadi mereka sedang berebut seorang wanita." ucap Duan Xiu.

Yang Long hanya diam saja menahan tawa karena temannya semua tidak tahu apa yang terjadi sedangkan ia sudah paham betul situasi itu.

"Sebaiknya aku susul dia." gumam Zhi Yang dalam hati sambil melanglah menuju ke ruangan lain.

"Hei! Li, kamu mau kemana?" tanya Ou Qiao.

"Jangan bilang kamu mau menguping pembicaraan orang." lanjutnya.

"Diam." ucap pemuda itu.

Di ruangan lain....

"Si Han, sudah kubilang kita tidak bisa bersama lagi." ucap Wei Wei yang memalingkan wajahnya karena tidak berani menatap wajah pemuda berambut biru itu

"Wei Wei!, Kita telah bersama selama dua tahun. Dan kamu hanya bertemu dengan Zhi Yang sebulan yang lalu." ucap pemuda itu sambil meletakkan kedua tangannya di pundak Wei Wei untuk menyadarkannya.

"Ini tidak ada hubungannya dengan Zhi Yang, hubungan kita yang tidak sehat." ucap Wei Wei.

"Si Han dari awal kamu telah berbohong kepadaku. Ini semua adalah kesalahan. Aku tidak tahu yang sesungguhnya. Perselingkuhan adalah sesuatu hal yang tidak dapat kuterima." lanjutnya sambil menahan isak tangisnya.

"Ini adalah kesalahanku? Hidupku telah direncanakan dari sejak aku lahir. Anak seperti apakah aku nanti. Sekolah seperti apakah yang akan aku tuju. Bahkan wanita seperti apakah yang akan ku nikahi. Itu semua telah diatur dan direncanakan oleh ibuku." gumam Si Han dalam hati dengan tampang yang sangat kecewa dan sedih melihat kehidupannya yang tidak bebas.

"Kenapa? Kenapa!? Kenapa aku harus menjalani hidup seperti ini!?" ucap Si Han sambil menahan isak tangisnya.

"Si Han...?" gumam Wei Wei heran melihat Si Han dengan keadaan seperti itu.

"Wei Wei, aku tidak bisa melepaskanmu meskipun apa yang sudah kamu katakan." ucap Si Han yang tidak melepaskan Wei Wei.

"Si Han..... Aku... " ucap Wei Wei terbatah-batah.

Disisi lain, di depan pintu itu mereka menguping pembicaraan Si Han dengan Wei Wei.

"Sudah cukup. Aku harus masuk ke dalam ruangan." bisik Zhi Yang.

"Hei Li, kenapa kamu sangat cemas?" ucap Ou Qiao sambil menarik baju pemuda itu.

"Bukan istrimu yang ada di dalam!! Tapi istriku!" bentak pemuda itu kesal.

"Hei Zhi Yang, tunggu!" ucap Ou Qiao.

"Minggir!" ucap Pemuda itu sambil membuka pintu itu.

"Aku... aku jatuh cinta kepada Li Zhi Yang!" lanjut Wei Wei.

Pemuda itu tersentak kaget ketika masuk ke ruangan itu yang mendengarkan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Wei Wei.

"Apa kamu bilang?" tanya Zhi Yang.

"Eh!? Zhi Yang, kenapa kamu disini?" ucap Wei Wei panik.

"Apa kamu baru saja bilang kamu jatuh cinta kepadaku? tanya pemuda itu dengan wajah yang merah dengan kuping yang naik ketika mendengar ucapan itu.

"Tidak." jawab Wei Wei segera.

"Katakan sekali lagi." ucap pemuda itu.

"Tidak." balas Wei Wei.

"Satu kali lagi... Satu kali lagi ya. Terakhir kalinya. Katakan yang baru saja kamu katakan." ucap pemuda itu lagi.

"Tidak." balas Wei Wei dengan jawaban yang sama.

Melihat situasi itu, pemuda berambut biru itu segera mengeluarkan kotak yang berisikan cincin itu dan melamar Wei Wei.

"Wei Wei." ucap Si Han sambil menyondorkan cincin itu.

"Ehhhh!? Si Han!? Wei Wei tersentak kaget ketika Si Han melamarnya.

"Aku akan menjagamu seumur hidupku. Maukah kamu menikah denganku?"

"Si Han aku..." gumam Wei Wei yang ingin mengapai cincin itu.

Secepatnya Zhi Yang menyingkirkan tangan Wei Wei dan mengambil cincin itu.

"Tidak! Aku akan memberikanmu cincin yang lebih baik dan bagus yang dibuat khusus untukmu!" ucap pemuda itu cemburu.

"Kembalikan cincin itu!" bentak Wei Wei.

"Li Zhi Yang cukup!" ucap pemuda berambut biru itu marah karena sifat kekanakan Zhi Yang itu

"Kamu hanya boleh memakai cincin dariku!" ucap Zhi Yang yang menjauhkan cincin itu keatas sehingga Wei Wei sulit untuk mengapainya.

Wei Wei pun kesal dan mengomel dengan tangan di pinggang, "Apa aku bilang aku akan memakai cincin pemberiannya?"

"Errrr... Lalu kenapa kamu meraih cincinnya?" tanya pemuda itu heran.

"Aku hendak mengangkatnya dan mengembalikannya kepada pemiliknya. Ok, cukup, sini berikan padaku cincin itu!" ucap Wei Wei sambil mengapai cincin itu.

"Jangan bergerak!" teriak Zhi Yang.

Karena desakan Wei Wei tadi, kini cincin tersebut sudah melekat di jari pemuda berambut kuning itu.

"Ewwwww!!!! Menjijikan!" ucap pemuda itu sambil menghempaskan tangannya untuk membuat cincin itu lepas dari jarinya.

"Li Zhi Yang! Dasar bodoh!" ucap Si Han.

"Cincin ini yang bodoh!" balas pemuda itu.

"Siapa yang bakal tahu bahwa cincin ini akan berakhir di jarimu!" ucap pemuda berambut biru itu sambil membantu Zhi Yang mengeluarkan cincin itu dari jarinya.

Disisi lain Tian Xing beserta teman-teman nya menyaksikan terpasangnya cincin itu di jari Zhi Yang.

"Cincinnya berada di jarinya. Tidak kusangka Zhi Yang menerima lamaran seorang pria." bisik Tian Xing.

"Bagaimana bisa?" bisik Ou Qiao.

"Zhi Yang pasti jadi berada yang paling bawah." gumam Yang Long.

"Auuuu!.... Menjijikan! Keluarkan cincin itu dari jariku!" ucap Zhi Yang cemas.

"Aku sedang berusaha!" balas Si Han.

"Wei Wei, jika aku mengorbankan segalanya untukmu, maukah kamu menerimaku?" tanya Si Han.

"Hah?" gumam Wei Wei heran.

"Masih mau mencoba memancing di air keruh!?" ucap Zhi Yang kesal.

"Tidak! Tidak! Aku akan mencari orang lain yang bisa melepaskan cincin ini." ucap Zhi Yang manja sambil memeluk kaki istrinya.

"Ehhh?" gumam Wei Wei tersentak kaget ketika suaminya memeluk kakinya dan memohon kepadanya.

"Tidak kusangka Zhi Yang adalah orang yang manja." bisik Tian Xing.

"Li, tidak kusangka kamu akan merengek dan memohon di lantai seperti itu." bisik Ou Qiao.

"Euuwwww!" gumam Duan Xiu yang merasa jijik.

"Bos, kamu benar-benar orang yang menjijikan!" gumam Yang Long.

"Kamu tidak akan bisa mencuri Wei Wei ku lewat janji murahamu itu!" ucap Zhi Yang sambil memeluk istrinya dengan erat karena takut di rampas oleh temannya.

"Si Han... Aku minta maaf." ucap Wei Wei sambil menundukkan sedikit kepalanya karena merasa bersalah.

"Maaf, Maaf! Aku sudah bercanda terlalu jauh. Wei Wei aku sudah menetapkan pikiran. Aku harap itu tidak terlalu terlambat." ucap pemuda itu sambil memeluk Wei Wei sebagai tanda perpisahan.

"Hah!?" gumam Wei Wei kaget ketika dipeluk Si Han.

"Mari kita menyebutnya sehari. Aku akan pulang." ucap Si Han sambil melambaikan tangannya.

"Kalian tidak perlu bersembunyi dan menguping pembicaraan orang lagi." lanjutnya.

Tian Xing dan teman-temannya tersentak kaget dan hanya bisa memberikan senyuman palsu.

Pemuda berambut biru itu pun melanglah ke luar ruangan dan menuju lift. Di dalam lift itu ia marah akan kehidupannya dan bergumam seorang diri.

"Aku benci dimanipulasi. Dengan kepribadianku yang sekarang, aku akan mengikuti kata hatiku mulai sekarang."

Beeep..... Beeep.... Suara handphone Si Han pun berdering.

Ia pun mengeluarkan handphonenya dari dalam kantongnya dan melihat panggilan dari siapa itu. Ternyata itu adalah panggilan dari ibunya. Ia pun menarik napasnya dalam-dalam dan dikeluarkannya. Ia pun memberanikan diri untuk mengangkat panggilan dari ibunya itu.

"Halo." sapa Si Han di telepon.

"Dasar bajingan! Siapa yang memberikanku lampu hijau untuk menceraikan Zhi Ying? Kamu sangat mengecewakanku anakku!" bentak sang ibu.

Tanpa ragu-ragu lagi, pemuda berambut biru itu mematikan panggilannya karena ia tidak mau lagi kehidupannya diatur oleh ibunya.

Setelah pintu lift terbuka, pemuda itu pun melangkah keluar lift dan berjalan menuju ke mobilnya.

"Aku bukanlah siapa-siapa setelah aku kehilangan Wei Wei." gumamnya.

Disisi lain Zhi Yang merengek seperti anak kecil. Ia meminta untuk dibelikan pelumas tubuh supaya cincin ini bisa lepas dari jarinya. Tapi karena temannya adalah seorang dokter maka temannya pun membantunya untuk melepaskan cincin itu dari jarinya. Karena peralatan kedokterannya semua ada di rumah sakit maka Yang Long pun mengantarkan bosnya beserta istri bossnya dan Duan Xiu ke rumah sakit. Sedangkan Yang Long sendiri singgah ke mini market untuk membeli pelumas tubuh.

Sesampainya di klinik Duan Xiu, Pemuda berambut hijau pun mrmbantu ZhiYang untuk melepaskan cincin itu dari jarinya.

"Aku tidak bisa memakai cincin yang diberikan oleh seorang pria." rengek Zhi Yang.

"Hush.. Diam berhentilah menangis seperti bayi. Aku sedang membantumu melepaskannya. Lagi pula cincin ini bukan untukmu. Kenapa kamu memakainya?" ucap Duan Xiy sambil melepaskan cincin itu dari jari Zhi Yang.

"Aku tidak bisa membiarkan Wei Wei memakainya. Jadi, aku yang mengambilnya. Siapa yang mengira cincin ini akan berakhir di jari ku." jawab Pemuda itu.

Akhirnya cincin itu pun telah lepas dari jari Zhi Yang, segeralah Duan Xiu berkata,

"Cincinnya sudah lepas. Tidak perlu seperti anak kecil lagi."

"Dokter Duan, bolehkah aku menyimpan cincinnya?" tanya Wei Wei.

"Tentu." jawab Duan Xiu singkat.

"Tidak!" ucap Zhi Yang sambil merampas cincin itu.

"Kembalikan cincin itu Zhi Yang!" bentak Wei Wei.

Karena kesal, Zhi Yang pun membuang cincin pemberian Si Han itu keluar jendela.

"Aku sebaiknya menjauh dari si bodoh ini." gumam Duan Xiu sambil melangkah pergi keluar kamar pasien.

"Zhi Yang! Kenapa kamu membuangnya? Cincin itu pasti mahal, kita harus mengembalikannya ke Si Han." ucap Wei Wei panik.

Pemuda itu menatap istrinya dengan tatapan sayu. Takut kehilangan istrinya.

"Wei Wei." gumam pemuda itu sambil memeluk istrinya.

"Hah?" gumam Wei Wei kaget ketika dipeluk tiba-tiba.

"Ssstttt diam. Biarkan aku memelukmu sebentar saja." bisik pemuda itu.

Setelah selesai berpelukan, pemuda itu pun memberikan kecupan lembut di kening istrinya sehingga Wei Wei tersipu.

"Aku jadi takut. Aku sangat takut jika akhirnya kamu mungkin pergi dengannya dan tidak pernah kembali kepadaku." ucap pemuda itu cemas.

"Zhi Yang, kamu sangat bodoh." Wei Wei tersenyum menertawakan kekhawatiran suaminya itu.

"Sebagai ganti rugi, kamu perlu untuk.... " ucap pemuda itu pelan sambil mendorong Wei Wei ke ranjang pasien.

"Errrr?" gumam Wei Wei heran dadalam keadaan telentang.

"Jadi, aku akan melahapmu malam ini." ucap pemuda itu sambil melongarkan dasinya dan bersiap-siap untuk membuka kancing bajunya.

"Hah!?" gumam Wei Wei yang tidak tahu apa-apa.

"Wei Wei, aku menganggap diam mu adalah iya." ucap pwmuda itu sambil membuka kancing bajunya.

"Iya!? Iya untuk apa!?" tanya Wei Wei heran.

"Mau ku beri tahu lewat tindakan?" tanya pemuda itu sambil tersenyum licik.

Pemuda itu pun perlahan meraba paha Wei Wei. Rabaan itu mulai merayap ke atas.

Wei Wei sudah paham apa yang ada di pikiran pemuda itu sekarang. Secepatnya ia mendorong bisang pemuda itu dan berkata,

"Berhenti! Tidak! Jangan lakukan itu disni!"

"Ohh, aku mengerti. Kamu tidak suka disini. Kalau begitu ayo kita pulang ke rumah." ucap pemuda itu sambil membopong istrinya di bahu.

"Uuggghhh, bukan. Aku tidak bermaksud seperti itu!" ucap Wei Wei segera.

"Kamu lebih suka lakukan di mana? Kamar tidur, ruang tamu, atau di dapur?" tanya pemuda itu.

"Tidak semuanya!" jawab Wei Wei tersipu.

"Kalau begitu kita bisa melakukannya di kamar mandi." Zhi Yang pun tersenyum sambil membopong istrinya dan melangkah keluar.

"Turunkan aku!" bentak Wei Wei.

"Tidak akan." ucap Pemuda itu.

"Mereka benar-benar mengacuhkan aku. Huh... tidak apa-apa, mereka masih muda." gumam Duan Xiu sambil memperhatikan mereka masuk ke dalam mobil.

Zhi Yang pun meletakkan istrinya di dalam mobil dan memasangkan sabuk pengaman. Setelah itu, ia pun mengemudikan mobilnya pulang ke rumah.

Disisi lain, Yang Long sudah kembali dari mini market dan hendak memberikan pelumas tubuh itu kepada bossnya.

"Boss, aku dapat yang kamu minta." ucap Yang Long sambil melirik kamar pasien.

Kamar pasien itu telah kosong. Tidak ada seorang pun disana. Lalu Yang Long pun bertanga kepada Duan Xiu, "Eh, dimana mereka?"

"Mereka baru saja keluar."

"Kamu sudah melepaskan cincinnya?" tanya Yang Long.

"Sudah." jawab Duan Xiu singkat.

"Kamu bekerja sebagai asisten pribadi Zhi Yang bukan? " Duan Xiu berbalik bertanya.

"Benar." jawab Yang Long singkat.

"Terlihat seperti gadis." ledek Duan Xiu.

"Huh!?" gumam Yang Long kesal karena ucapan penuda berkacamata itu.

"Apa yang Zhi Yang minta untuk di belikan? tanya Duan Xiu sambil meliring barang yang di pegang oleh Yang Long.

Duan Xiu jengkel ketika melihat barang yang di pegang oleh Yang Long itu adalah pelumas tubuh.

"Dasar kamu! Memegang alat bantu sex di klinik ku! Keluar dari sini sekarang! Atau kuseret kau keluar!" bentak Duan Xiu.

"Kamu terlalu tua untuk mengerti." ucap Yang Long segera.

"Apa katamu!"

Yang Long pun segera melangkah meninggalkan pemuda berkacamata itu. Ia pun bergumam, "Aku lebih baik lari. Cih... Alat pelumas ini kan untuk melepaskan cincin bos dari jarinya. Tapi kalau dipikir-pikir alat pelumas tubuh ini kan memang untuk... dan di lumasi di bagian... Aaarrggghhh apa yang kupikirkan. Sebaiknya aku kembali ke kantor. Huh dasar, kenapa juga aku harus membeli ini."

***

Bersambung...