webnovel

Xiao Xing Xing

" Pfffttt ... Kamu bilang ini jahat? Aku tak menyangka kamu senaif ini! Neraka ini kamu yang menciptakan! Kata Feng Jiang Ming Malam itu, Xing Xing berjalan dengan gemetar lalu jatuh di lantai. Sangat sulit mengingat apa yang baru saja terjadi. Pantulan cermin memperlihatkan wanita berpakaian compang camping dengan noda darah. Wajahnya sungguh amat berantakan. Beberapa tanda merah dan lebam ada di tubuhnya. Ya, dia telah pergi dari sejam yang lalu. Pada awalnya Xing - Xing berusaha tegar menghadapi yang barusan di alami. Matanya melekat begitu pintu itu terbuka dengan paksa. Tiga laki - laki bertubuh tegap menggendongku paksa. Belum sempat membuka mulut, milik lelaki itu masuk kedalam semua yang lubang yang ia miliki. . . . Pantulan cermin memperlihatkan kecantikanku yang begitu menawan. Aku sudah siap dengan baju perangku. Xiao Xing Xing ... Itulah namaku! Akulah ratu pertama di kerajaanku. Tiada siapa yang berani menolakku. Bahkan banyak raja yang mendengar tentangku datang untuk berusaha meminangku atau menginginkanku melayani mereka di ranjang. Taktik mereka sungguh kotor dan menjijikan! Mereka akan berakhir bersujud di kakiku meminta pengampunan atau pergi ke liang kubur! . . . Aku berlindung dibalik topeng ini selama hidupku. Aku terperangkap dalam istanaku yang megah yang dibuat ayah dan ibunda. Ibunda telah memutuskan meminum racun begitu Baginda raja gugur di perjalanan menuju medan perang. Kakiku lemas mendengar semua ini. Aku tak punya keberanian mengatakan ini. Akulah sang putra mahkota bertopeng, Feng Jiang Ming yang akan membalas dendam pembunuh Baginda Raja.

lodaniella · Fantasy
Not enough ratings
51 Chs

Permainan Telah Di Mulai (5)

Pangeran tengah lahir tepat pada saat kehadiran Jiang Ming di depan istana. Wei Su maupun Jiang Ming langsung masuk ke dalam kamar Xing Xing.

Fokus mereka berbeda. Jiang Ming langsung menuju putranya yang masih dalam gendongan tabib. Sedangkan Wei Su langsung melihat keadaan Xing Xing.

Kakek Xing Xing hanya mengamati mereka dari belakang.

"Selamat! Selamat! Pangeran begitu mirip dengan Paduka Ratu." kata Tabib sambil bersujud begitu pangeran dalam pelukan Jiang Ming.

Jiang Ming mendekati Xing Xing yang masih pucat. Saat itu dia sedang di belai rambutnya oleh Wei Su.

Jiang Ming memperlihatkan putra mereka. Otomatis Jiang Ming dan Xing Xing mencium putra mereka bersama sama. Wei Su secara alami tersingkir.

"Terima Kasih telah melahirkannya kedunia" sambil mengecup kening Xing Xing.

Di waktu yang sama, wanita ular sedang asik bermain mahjong *1* bersama tiga menteri istana. Para menteri yang pada dasarnya mata keranjang senang saja bermain dengan wanita secerdas wanita ular.

Mereka tau bahwa wanita ular adalah simpanan raja mereka. Namun, mereka tidak dapat menolak pesona gadis ular. Apalagi bila mereka menang, mereka bertiga  bisa menikmati simpanan raja mereka yang menggairahkan.

Sebaliknya jika mereka kalah, mereka harus menuruti keinginan wanita ular. Misalnya saja pengangkatan wanita ular sebagai penasehat istana.

Wanita ular memang tak secantik Xing Xing, tapi setidaknya mereka dapat melampiaskan fantasi mereka.

Kali ini berbeda dengan biasanya. Siapapun yang menang maupun kalah mereka akan tetap menyetubuhi wanita ular. Sebaliknya mereka akan menuruti keinginan wanita ular.

Baru akan di setubuhi, kabar tentang kelahiran pangeran dan perintah Wei Su telah sampai. Sesampainya mereka di sana pandangan Wei Su berubah dingin.

Agenda dalam pertemuan ini adalah menyingkirkan kakek Xing Xing dalam politik istana dan sepenuhnya menjaga serta mengajari pangeran untuk duduk di singgasana.

"Membiarkan dia masuk di antara kita maka kau siap untuk kehilangan" batin Wei Su

Wei Su membuka voting tentang hal itu dan hasilnya seperti yang dia harapkan. Mungkin mereka seperti tidak menghormati paduka ratu mereka namun, saat ini mereka memiliki paduka raja.

Bukankah pria lebih unggul dari wanita. Apalagi status mereka suami istri?

Namun sebelum di sahkan, dari 32 menteri masih ada 15 menteri yang tetap setia dengan Xing Xing datang ke balai istana.

"Mengapa kalian terlambat?" tanya Wei Su tegas

"Maaf paduka raja. Kami yang harusnya bertanya! Kelahiran pangeran di sambut dengan pertemuan yang tidak benar ini. Bukannya ke kamar paduka ratu untuk menyambut pangeran tapi semuanya malah kesini untuk membahas hal tabu. Lagi pula paduka ratu sedang sakit. Beliau tidak dapat menghadiri acara ini. Sedangkan cap kekaisaran masih di bawa oleh Paduka Ratu" sambil berlutut

Kedatangan para menteri setia menandakan setidaknya kekuasaan Xing Xing sebagai wanita yang menjadi kaisar. Mereka masih percaya dengan Seorang Kaisar adalah putra langit.

*1* permainan beradal dari china yang serupa dengan judi