webnovel

Xiao Xing Xing

" Pfffttt ... Kamu bilang ini jahat? Aku tak menyangka kamu senaif ini! Neraka ini kamu yang menciptakan! Kata Feng Jiang Ming Malam itu, Xing Xing berjalan dengan gemetar lalu jatuh di lantai. Sangat sulit mengingat apa yang baru saja terjadi. Pantulan cermin memperlihatkan wanita berpakaian compang camping dengan noda darah. Wajahnya sungguh amat berantakan. Beberapa tanda merah dan lebam ada di tubuhnya. Ya, dia telah pergi dari sejam yang lalu. Pada awalnya Xing - Xing berusaha tegar menghadapi yang barusan di alami. Matanya melekat begitu pintu itu terbuka dengan paksa. Tiga laki - laki bertubuh tegap menggendongku paksa. Belum sempat membuka mulut, milik lelaki itu masuk kedalam semua yang lubang yang ia miliki. . . . Pantulan cermin memperlihatkan kecantikanku yang begitu menawan. Aku sudah siap dengan baju perangku. Xiao Xing Xing ... Itulah namaku! Akulah ratu pertama di kerajaanku. Tiada siapa yang berani menolakku. Bahkan banyak raja yang mendengar tentangku datang untuk berusaha meminangku atau menginginkanku melayani mereka di ranjang. Taktik mereka sungguh kotor dan menjijikan! Mereka akan berakhir bersujud di kakiku meminta pengampunan atau pergi ke liang kubur! . . . Aku berlindung dibalik topeng ini selama hidupku. Aku terperangkap dalam istanaku yang megah yang dibuat ayah dan ibunda. Ibunda telah memutuskan meminum racun begitu Baginda raja gugur di perjalanan menuju medan perang. Kakiku lemas mendengar semua ini. Aku tak punya keberanian mengatakan ini. Akulah sang putra mahkota bertopeng, Feng Jiang Ming yang akan membalas dendam pembunuh Baginda Raja.

lodaniella · Fantasy
Not enough ratings
51 Chs

Permainan Telah Di Mulai (4)

Ling Xue sedang asik berlatih kecapi di temani guru pribadinya. Ling Xue sudah mengalami banyak kemajuan. Tidak hanya kecapi, menari dan bahkan cara menggoda dia sudah ahli. Ling Xue sudah berubah menjadi wanita yang mempesona.

Tidak jauh, Jiang Ming sedang bermain dengan anak perempuannya sambil makan manisan.

Jiang Ming sangat lahap memakan manisan. Setiap dia berhenti memakannya maka rasa mual segera menyerang. Sudah berbulan bulan ia seperti ini.

"Kau benar benar mecintai dia sepertinya" Dari belakang Jiang Fei membawakan manisan untuk kesekian kalinya.

"Aku tak dapat mengelaknya"

"Kapan putramu akan lahir saudaraku?"

"Mungkin sebentar lagi aku akan kembali untuk menunggu kelahiran putraku"

"Baiklah saudaraku. Hati hati"

"Aku titip mereka" Sambil melihat gadis kecil yang sedang berusaha meraih manisan di tangan Jiang Ming

"Tentu saudaraku"

Pyarrrrrrr ... pyarrrrrrrrrr ...

Semua porselen jatuh berantakan di dalam kamar rahasia Wei Su. Beberapa waktu sudah berlalu. Xing Xing selalu di monopoli oleh pria tua sialan itu. Semenjak kakeknya hadir, Wei Su menerima berbagai pertentangan dari kakek Xing Xing.

Dari belakang gadis ular memeluk Wei Su dari belakang.

"Tenanglah paduka, Saya akan selalu mendukung paduka" sambil mengelus leher dengan sensual

"Tidak! Permainan ini memang telah di mulai! Akan kuhabisi si tua bangka itu secepatnya" serigai Wei Su kemudian mencium gadis itu dengan bergairah

Keesokan harinya, para menteri dan dewan istana sudah berkumpul di dalam istana. Xing Xing, Wei Su dan kakek Xing Xing sudah duduk di atas singgasana.

"Maafkan saya paduka, selaku penasehat istana. Saya hanya menyampaikan suara kami semua yang ada di dalam istana ini. Saya memohonkan penangguhan kekuasaan kakek anda dalam kekuasaan dalam istana ini. Beliau terlalu ikut campur dalam urusan istana. Beliau adalah pendiri kerajaan ini. Namun, itu akan membuat kerajaan kita terpecah belah antara raja yang baru dan pendiri kerajaan" jelas gadis ular yang tengah menghadap.

Gadis ular telah menjadi penasehat istana. Dia di posisinya sekarang atas perintah Wei Su dan dukungan para menteri dan dewan istana.

"Apa maksud kalian!!!" teriak Xing Xing tidak terima

"Mohon ampuni kami paduka " semua dewan istana

Xing Xing yang emosi tiba tiba merasakan gejolak dalam perutnya. Waktu kelahiran memang sudah dekat.

"Bawa Paduka Ratu masuk!!!" Perintah Wei Su

Sementara itu, Jiang Ming telah sampai di luar istana langsung berlari ke kamar Xing Xing begitu mendengar kabar tentang Xing Xing.

Wei Su sejak tadi berulang kali bolak balik di depan kamar Xing Xing. Kakek Xing Xing duduk dengan tenang dan penuh wibawa menggunakan jubah kerajaan.

Hhmmmmm ... hmmmmmm.... ahhhhh hmmmmmmm ....

Mulut Xing Xing di bekap dengan kain. Begitu pula kedua tangan. Kakinya di buka lebar di ikat kepinggir tempat tidur.

"Terus paduka ... Pangeran akan lahir .. Dorong paduka "