webnovel

Xiao Xing Xing

" Pfffttt ... Kamu bilang ini jahat? Aku tak menyangka kamu senaif ini! Neraka ini kamu yang menciptakan! Kata Feng Jiang Ming Malam itu, Xing Xing berjalan dengan gemetar lalu jatuh di lantai. Sangat sulit mengingat apa yang baru saja terjadi. Pantulan cermin memperlihatkan wanita berpakaian compang camping dengan noda darah. Wajahnya sungguh amat berantakan. Beberapa tanda merah dan lebam ada di tubuhnya. Ya, dia telah pergi dari sejam yang lalu. Pada awalnya Xing - Xing berusaha tegar menghadapi yang barusan di alami. Matanya melekat begitu pintu itu terbuka dengan paksa. Tiga laki - laki bertubuh tegap menggendongku paksa. Belum sempat membuka mulut, milik lelaki itu masuk kedalam semua yang lubang yang ia miliki. . . . Pantulan cermin memperlihatkan kecantikanku yang begitu menawan. Aku sudah siap dengan baju perangku. Xiao Xing Xing ... Itulah namaku! Akulah ratu pertama di kerajaanku. Tiada siapa yang berani menolakku. Bahkan banyak raja yang mendengar tentangku datang untuk berusaha meminangku atau menginginkanku melayani mereka di ranjang. Taktik mereka sungguh kotor dan menjijikan! Mereka akan berakhir bersujud di kakiku meminta pengampunan atau pergi ke liang kubur! . . . Aku berlindung dibalik topeng ini selama hidupku. Aku terperangkap dalam istanaku yang megah yang dibuat ayah dan ibunda. Ibunda telah memutuskan meminum racun begitu Baginda raja gugur di perjalanan menuju medan perang. Kakiku lemas mendengar semua ini. Aku tak punya keberanian mengatakan ini. Akulah sang putra mahkota bertopeng, Feng Jiang Ming yang akan membalas dendam pembunuh Baginda Raja.

lodaniella · Fantasy
Not enough ratings
51 Chs

Jendral Su (1)

Jendral Wei Su dan bala tentaranya baru saja kembali membawa kemenangan. Dia seorang yang berwibawa dan di takuti musuhnya. Walau begitu Jendral Wei Su adalah Jendral kepercayaan Paduka Ratu Xiao Xing Xing. Dengan tergesa gesa, Jendra Wei Su ingin segera melaporkan kemenangannya pada Paduka Ratunya.

Sampai di istana, istana hanya diperbolehkan di masuki oleh yang diijinkan Paduka Ratu. Ni Yu, pelayan setia Paduka Ratu memang menunggu kedatangan Jendral Wei Su. Ni Yu dan Jendral Wei Su menuju kedalam kamar Paduka Ratu.

"Aku tak dapat masuk kedalam kamar Paduka Ratu! Aku hanya seorang hamba! Bagaimana seorang pria dapat masuk ke kamar Paduka Ratu!" Tolak Jendral Wei Su dengan tegas.

"Ini perintah dari Paduka Ratu. Paduka Ratu berpesan bahwa Jendral Wei Su, saya dan Tabib Liao yang diperbolehkan masuk istana maupun kamar Paduka Ratu. Sudah dua hari ini terbaring lemah. Paduka Ratu tiba tiba deman tinggi dan kini tak sadarkan diri."

Dengan tergesa gesa Jendral Wei Su masuk kedalam kamar Paduka Ratu.

"Bagaimana keadaan Paduka Ratu? " Seorang pria tinggi dan gagah ini benar benar mengkawatirkan wanita yang berbaring lemah di hadapannya.

"Jendral Wei Su ... Kita masih melihat perkembangan Paduka Ratu. Ramuanku mungkin sudah bekerja. Seharusnya Paduka Ratu sebentar lagi akan sadar." Ucap seorang tabib tua beralis panjang

"Paduka Ratu harus segera sadar! Bagaimanapun caranya kau dan ramuanmu harus menyembuhkannya!" Dengan mata elang memandang Tabib Liao.

"Paduka Ratu .... Kau sudah tertidur begitu lama ... Aku sudah membawa kemenangan. Sudah sepantasnya Kita merayakan dengan suka cita." Ucap Jendra Wei Su dengan lemah lembut.

Xiao Xing Xing itulah nama Paduka Ratu pertama di negeriku yang kulayani. Sudah banyak kerajan yang  telah di taklukan dibawah kakinya. Fisiknya sangat cantik meski sedang terbaring lemah dihadapanku.

Tak hanya fisiknya yang cantik tapi ia amat sangat cerdas. Dia mampu menaklukan berbagai kerajaan jajahan kami. Taktiknya tak pernah meleset! Bahkan kemenangan yang kubawa ini adalah hasil kecerdikannya.

Kecantikannya begitu tersohor membuat banyak raja bodoh yang mendengar tentangnya datang untuk berusaha meminangnya atau menginginkannya melayani mereka di ranjang.

Ingin kubunuh mereka dengan pedangku! Apadaya dia tak mengijinkanku.

Tapi aku tau, kecerdasannya membuat mereka berakhir bersujud di kakinya meminta pengampunan atau pergi ke liang kubur!

Semua rakyatnya rela mati untuknya. Mereka begitu mempercayai ia sebagai ratu mereka. Tiada satupun rakyatnya yang berani menentangnya.