webnovel

Kelas Dan Teman?

"Akhirnya selesai juga penilaian ini, sayangnya setelah ini akan ada kelas." Sangat buruk dan melelahkan setelah duduk selama kurang lebih tiga jam untuk tes dan penjelasan tentang ruangan yang ada di Akademi ini, semuanya dilanjutkan ke kelas mereka masing-masing.

Dan pelajaran akan berhenti ketika mendekati malam, jadwal yang padat, untungnya setiap minggu, semuanya mendapatkan libur dua hari, itu cukup untuk merilekskan pikiran yang jenuh.

Aku berjalan mencari kelas yang akan kuambil untuk pertama kali. Ada beberapa pelajaran wajib untuk seorang murid baru tahun pertama dan juga kedua, seperti pengendalian mana, teori sihir, pelatihan fisik, dan juga pelajaran tentang sejarah benua ini.

Aku mengerti tentang wajibnya 3 mata pelajaran pertama, namun aku tidak mengerti tentang pentingnya sejarah tentang peperangan dengan iblis yang masih berlanjut hingga sekarang.

Aku pun memasuki kelas pengendalian mana yang wajib tersebut, dan tempatnya berada di sekitar arena sekolah. memang sebelumnya aku dikategorikan sebagai murid khusus bersama dengan arthur dan 4 murid lainnya.

Tapi itu hanya untuk menentukan prioritas semata, namun aku tak mendapatkan hal-hal yang menakjubkan, namun setidaknya orang-orang akan sedikit terintimidasi oleh bakatku sebagai prioritas akademi dan kerajaan.

Atau itulah yang kupikirkan pada awalnya, namun pada kenyataannya tidak, ada beberapa orang yang mengganggu karena rasa iri terhadap rakyat jelata sepertiku, ketika aku yang hanya rakyat jelata mendapatkan sesuatu yang mereka impikan, yaitu bakat sihir yang besar, namun mereka tak sampai pada tahapan bakatku.

"Cih, kenapa jelata sepertimu memiliki bakat yang sangat bagus? kau tahu kau tidak pantas untuk itu." Ia menggunakan jari telunjuk miliknya dan menunjuk dadaku dan mencoba untuk mengintimidasi.

Aku hanya memasang wajah datar untuk itu, kuputuskan bahwa inilah respon terbaik untuk saat ini. Namun mataku segera berpindah pada orang yang ada di belakangnya, itu akan membuatku sedikit bahagia saat ini.

"Hei kau, tolong jangan membuat kerusuhan dan juga sepertinya kau mengatakan perkataan diskriminasi." Suara yang tegas muncul, tangan dari sesama murid memegang pundak orang yang sedang menunjuk dadaku.

Pria itu mendecih lalu berteriak, "memangnya apa masalahmu tentang hal itu hah?!" namun setelah itu ia berbalik dan itu menjadi buruk baginya karena mengetahui bahwa Ia berteriak pada orang yang tak seharusnya Ia teriaki.

Ia terlihat tersentak kaget dan gemetaran karena ketakutan. "Ma-maafkan saya." Ia tak berani mengangkat wajahnya dan terus menunduk hingga akhirnya pergi dalam beberapa saat.

Aku menampilkan senyumku yang canggung, aku menyadari secara langsung bahwa inilah dominasi dari bangsawan tertinggi. Kekuasaan yang dimiliki juga diberikan pada keturunan mereka dengan posisi yang dimiliki oleh orang tua mereka. Membuatku sedikit iri dengan nasib orang yang membantuku.

Namun aku tetap berterima kasih karena Ia menolongku lepas dari masalah. "Terima kasih karena telah menolongku dari masalah. Mungkin kau tahu namaku, tapi mari berkenalan secara formal aku Hozard." Aku mengulurkan tanganku padanya sebagai tanda pertemanan.

"Ah bukan masalah, namaku Arthur walau aku yakin kau juga sudah mengetahuinya." Ia menjawab uluran tanganku. Kami berdua pun tersenyum untuk sesaat.

Entah kenapa, aku merasa mudah akrab dengan orang bernama Arthur ini, Ia memberikanku perasaan akrab dan juga dapat diandalkan, rasa yang mirip seperti suatu hal, entahlah namun ini terasa akrab.

Namun kami segera mengalihkan pandangan karena mendengar suara langkah kaki dari seorang guru yang akan memasuki kelas.

"Baiklah anak-anak, kuharap kalian tidak membuat masalah di tahun pertama kalian sebagai siswa di Akademi ini." Seorang wanita yang terlihat berusia 20 tahunan itu memperkenalkan dirinya sebagai Erin, seorang penyihir elemen api yang diakui oleh kerajaan.

Aku tak tahu itu jujur atau bohong, tapi sepertinya itu benar-benar terjadi. Sekarang ini adalah sesi latihan di sebuah ruangan yang sangat luas dan berada di bawah tanah akademi.

"Baiklah ini adalah pengendalian mana, untuk menjadi penyihir, kalian harus bisa menggunakan atribut sihir kalian dengan baik."

Ia mulai mencontohkan, telapak tangannya dipenuhi api, lalu api yang ganas menyembur dari telapak tangannya tersebut. Tak berhenti, sekarang di telapak tangannya terdapat sebuah bola api, Ia melemparkannya dan meledak menabrak sebuah target, itu ledakan yang sebenarnya cukup besar.

Namun apa yang kuperhatikan saat ini adalah bagaimana dinding-dinding itu tak terpengaruh oleh ledakan besar itu? sepertinya itu sangat mahal.

"Itu adalah prakteknya, mungkin ada dari kalian yang dapat menggunakan sihir seperti itu dalam waktu dekat karena itu hanyalah sihir tingkat rendah. Baiklah, jika ada yang ingin mempraktekkannya, silahkan maju kedepan." Ia terlihat seperti menyombongkan dirinya sendiri seperti Ia memberi penjelasan yang bagus.

Aku tak terlalu mengerti dan aku juga belum pernah menggunakan sihir sama sekali karena aku juga tak pernah mengira memiliki bakat yang bagus dalam sihir.

Dari 50 murid di kelas ini saat ini, Arthur lah yang pertama kali maju kedepan. Ia mempraktekkan hal yang sama dengan guru bernama Erin tadi menggunakan elemen yang sama.

semburan api dan ledakan apinya memang tak sebesar milik Erin, namun itu tetap menakjubkan dapat dilakukan oleh seorang remaja berusia 15 tahun.

Erin pun mengangguk dengan senang melihat ada yang dapat melakukan hal yang setidaknya mendekati, namun mengingat bahwa Ia adalah keturunan dari Sero Veriz, itu tak mengejutkan.

Dan itupun terus berlanjut dan kebanyakan sudah selesai mempraktekkannya dan 6 potensi menunjukkan hal yang memuaskan, setidaknya hampir semuanya.

𝗦𝘂𝗱𝘂𝘁 𝗽𝗮𝗻𝗱𝗮𝗻𝗴 𝗘𝗿𝗶𝗻 𝗙𝗹𝗮𝗺𝗺𝗲:

Aku cukup senang dengan semua ini, aku memang dikenal sebagai penyihir yang hebat, namun aku bukan pengajar yang baik, mereka menggunakan elemen mereka masing-masing untuk melakukannya dan kebanyakan dari mereka berhasil.

Apalagi 6 orang yang memiliki bakat yang bersinar terang sebelumnya, yah setidaknya hampir semua dari mereka, karena ada 1 anak yang hanya dapat menggunakan bola cahaya kecil bahkan jarak lemparannya tidak lebih jauh dari tinggi badannya saat ini.

Aku menatap wajahnya dengan teliti dan mengingat bahwa Ia bukanlah bangsawan, kemungkinan besar Ia belum pernah belajar sihir secara langsung, yah terserahlah, dengan bakat seperti itu seharusnya Ia dapat belajar dengan kecepatan yang menakjubkan.

Aku duduk dan mengamati latihan mereka dari jarak yang cukup jauh. Itu mengesankan mereka mulai memperbaiki dasar mereka dengan cepat, mereka adalah masa depan umat manusia karena mereka adalah 50 individu dengan bakat terbaik yang ada saat ini.

Namun anak bernama Hozard itu sepertinya masih kesulitan, tapi jika dilihat sekali lagi memang hanya Ia seorang yang adalah seorang rakyat jelata. Aku menjadi bingung pada akhirnya.

Aku ingin membantu dan mengajarkan secara khusus, tapi masalahnya ada pada anak dari bangsawan lain yang memiliki beberapa rasa permusuhan terhadapnya.

Namun untungnya ada yang menolongnya, tapi itu malah membuatku semakin merasa aneh, Arthur Veriz tidak pernah ingin berteman dengan seseorang, tapi saat ini dia terlihat akrab dengan bocah bernama Hozard itu bahkan mengajarinya.

Sungguh pemandangan yang langka, Orang-orang di tempat itu juga merasa kebingungan dan memaksa mereka untuk tersentak ketika melihatnya.