webnovel

WISHES

Peringatan!: baca dengan teliti agar bisa menikmati ceritanya. OK. Here we go. "Hey, Iann, kenapa kamu tidak pindah ke sekolah lain saja?" "Maksudmu?" "Di luar sana masih ada sekolah yang lebih pantas untukmu. Lalu kenapa kamu masih mau berada di sini?" "Kamu masih ingat peraturan sekolah ini?" "Masih." "Itu adalah peraturan teraneh, terbodoh, terburuk dan paling tidak masuk akan yang pernah aku baca. Dan yang anehnya, semua murid mematuhi dan tidak ada seorangpun yang berani untuk protes." "Jadi?" "Jadi, aku tidak akan pergi dari tempat ini sebelum ada keadilan. Dan akulah yang akan membuat keadilan itu." -------- Hidup seorang anak muda dengan darah campuran amerika-indonesia. Menceritakan kisah anak sekolahan yang dicap nakal oleh guru-guru. Tidak hanya menceritakan tentang mencari keadilan. Juga menceritakan kisah-kisah "random" si Iann seperti : sekolah, petualangan, dan lain-lain. Instagram: @amal.mkrrm my email: amalmukarom247@gmail.com Cover:machine gun kelly/colson baker/the gunner

Xmals · Urban
Not enough ratings
5 Chs

part 4: Drive.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, aku dan Akiong kembali ke tangga untuk turun. Kami menuruni tangga secara perlahan agar bisa melihat sekeliling selagi menuruni tangga. Ketika kami tiba di lantai 3, kami berdua heran kenapa lantai 3 masih terlihat sepi.

"Kok masih sepi aja sih? Pada kemana orang-orang?" Tanya Akiong.

"Entah lah."

"Yaudah yok lanjut."

Kami menuju lantai 2. Di lantai 2 terlihat ramai orang-orang membawa tas yang akan pulang.

"Ramai juga di lantai ini." Kata Akiong.

"Biasalah anak sekolahan."

"Hati-hati Iann, nanti ketemu kakak kelas tadi."

"Santai aja. ada gua di sini."

"Oke Iann, gua bakal sembunyi di belakang lo."

Akiong ketakutan sambil bersembunyi di belakang ku, dia takut dengan kakak kelas yang menghalanginya tadi. Aku melihat sekitar, siapa tahu kakak kelas yang tadi melihat kita. Perlahan kami berjalan menuruni tangga yang menuju lantai 2.

"Aman kok" Kata ku.

Akiong langsung lari turun menuju lantai 2 meninggalkan ku. Lalu aku langsung turun menyusulnya. Ketika aku sampai di lantai 2 di sana sudah ada Akiong yang menunggu ku di depan pintu.

"Bisa gak sih gak usah pergi tiba-tiba gitu?" Ucap ku geram.

"Sorry bro, tadi gua panik."

"Serah lah."

Aku langsung berjalan menuruni tangga meninggalkan Akiong sendirian. Aku berjalan dengan santai, lalu aku merasa aneh kenapa hanya langkah kaki ku yang terdengar. Sedikit melihat kebelakang ternyata Akiong masih terlihat terdiam di depan pintu kantin, aku seketika naik kembali untuk menghampiri Akiong. Aku takut terjadi apa-apa terhadap Akiong

"Hey lo kenapa? Kenapa diem di sini?" Tanya ku.

"Gini... gua mau kasih tau lo sesuatu."

"Kenapa?"

"Gua... Gua... Gua mau beli kopi."

"Gua kira lo kenapa."

"Hehe santai aja bro, gua gak kenapa-kenapa kok."

"Yaudah sana beli kopi."

"Okay tunggu sebentar ya."

Akiong pergi masuk ke kantin menuju tempat yang menjual kopi. Aku menunggu sambil duduk di salah satu bangku di dekat pintu jembatan penghubung. Aku melihat Akiong yang sedang melihat-lihat menu. Sembari menunggu, aku membuka handphone ku. Lalu aku langsung membuka game favorit ku ketika sedang menunggu yaitu Minesweeper. Tiba-tiba ibu ku mengirimkan pesan.

"Nak... kamu jam berapa pulangnya?" Tanya ibu ku.

"Sebentar lagi bu, lagi nunggu temen beli minuman."

"Okay hati-hati di jalan ya."

Tidak lama dari itu Akiong menghampiri ku sambil memegang segelas kopi latte di tangan kirinya.

"Yok ke rumah lo." Kata Akiong.

Aku langsung berdiri dari duduk ku, lalu berjalan menuju tangga. Kami berjalan menuruni tangga menuju lantai paling bawah. Lalu kami bertemu dengan seseorang yang kami kenal, yaitu kak Andi.

"Yo" Sapa kak Andi sambil mengangkat tangannya.

"Hi kak." Sapa kami berdua.

"Dari mana kalian?" Tanya kak Andi.

"Kami dari kelas kami." Kata ku.

"Loh? berdua aja?"

"Iya, memang kenapa?"

"Itu teman-teman kalian pada maen di lapangan. Kenapa kalian gak ikut mereka?"

"Gak apa-apa sih, belom aja sama mereka."

"Kenalan lah."

"Gak lah. Gak tertarik."

"Harus kenalan dong. Kan ujung-ujungnya kalian sekelas juga."

"Iya nanti deh."

"Yaudah gua ke atas dulu ya. See you."

"Oke."

Kak Andi langsung berlari naik tangga. Dia terlihat buru-buru, mungkin memang ada sesuatu yang penting.

"Ayok Iann, kita pulang." Kata Akiong.

"Okay." Jawab ku.

Kami berjalan menuju gerbang depan sekolah. Kami mengobrol sambil membicarakan apa yang akan kita lakukan besok. karena kami masih belum menelusuri sekolah ini secara mendalam jadi kami merencanakan tempat apa yang akan kami eksplorasi besok dan lusa. Setelah sampai di gerbang depan sekolah. Suasana di sana terlihat ramai orang-orang untuk pulang. Aku dan Akiong melewati gerbang sekolah, lalu langsung berdiri di tempat pemberhentian bus. Kami menunggu sekitar 2 menit, bus yang kami tunggu sudah datang. Lalu kami naik dan duduk di bagian tengah kiri bus. Bus melaju dengan pelan, mungkin butuh 10 menit untuk sampai ke rumah ku.

"Iann, mau kopi gak?" Tanya Akiong sambil Menjulurkan tangannya.

"Gak, gua gak suka kopi." Jawab ku.

"Terus lo sukanya apa?"

"Susu."

"Oh, yaudah kapan-kapan gua beliin Susu."

"Okay."

Isi bus sunyi tanpa suara sedikit pun, hanya terdengar suara mesin bus dan mesin mobil dari luar bus. Akiong membuka tasnya lalu mengeluarkan earphone yang berwarna pink dari tasnya. Lalu mencolokkan earphone tersebut ke handphonenya. Dia memakai earphone tersebut hanya sebelah, lalu dia menawarkan sebelahnya untuk ku pakai.

"Nih pake geh, katanya lagu gua bagus-bagus." Kata Akiong sambil menyodorkan earphone-nya.

Aku mengambil earphone-nya lalu memakainya.

I'm holding out~

When I pass your house~

I'm waiting on the weekend~

I'm waiting on the weekend~

Lagu tersebut memang enak untuk di dengar tapi bukan tipe musik ku. Musik tersebut memiliki tipe santai dengan alunan gitar dan suara vocal yang lembut. Bertolak belakang dengan tipe musik ku, tipe musik ku adalah hip-hop dan rap yang menggunakan beat dari touch board atau menggunakan drum.

"Enak kan?" Tanya Akiong.

Aku menjawabnya dengan hanya mengangguk.

Aku melihat handphone milik Akiong. Terlihat lagu tersebut berjudul Waiting on the weekend yang dinyanyikan oleh Yungblud. Lagunya sangat damai untuk didengarkan. Selagi mendengarkan lagu tersebut, aku melihat pemandangan luar jendela dari dalam bus.

Ketika Lagu tersebut berakhir, pas sekali sebentar lagi bus akan berhenti di pemberhentian yang kami tuju. Ketika bus sudah berhenti, kami turun dari bus.

"Rumah lo dimana?" Tanya Akiong.

"Kalau jalan kaki dari sini butuh 2 menitan lah."

"Yaudah ayok jalan."

Kami langsung jalan menuju rumah ku yang berada tidak jauh dari pemberhentian bus.

"Kok rumah lo di bukit gini sih?" Tanya Akiong.

"Liat aja nanti."

Setibanya kami di depan rumah ku, Akiong langsung terdiam melihat rumah ku.

"Wah, gede amat rumah lo. Lebih gede dari rumah gua." Ucap Akiong terpesona.

"Mari masuk." Kata ku Sambil mempersilahkannya masuk.

Akiong memasuki gerbang depan rumah ku. Ketika melihat halaman rumah ku dia bilang.

"Halaman depan lo bagus amat. Hijau, luas, ada air mancurnya juga. Keren sih, baru halaman depan aja dah bagus banget." Kata Akiong sambil menunjuk-nunjuk.

Aku berjalan perlahan dan membiarkan Akiong berkeliling.

"Lo ada garasi juga? Apa isinya?" Tanya Akiong.

"Terakhir aja itu, nanti lo kaget. Kita masuk dulu aja" Jawab ku

Kami lanjut masuk ke rumah ku untuk menuju kamar ku. Aku masuk ke dalam rumah.

"Aku pulang!" Teriak ku.

Memang sudah kebiasaan ku ketika aku pulang, pasti aku berteriak "Aku pulang!" Agar ibu ku tau kalau aku sudah pulang.

Benar saja ketika aku berteriak, ibu ku langsung turun dari lantai dua.

"Eh, Iann sudah pulang." Ucap ibu ku sambil menuruni tangga.

Aku langsung menghampiri ibu ku, lalu mencium tangan ibu ku. Akiong pun melakukan hal yang sama.

"Siapa ini nak?" Tanya ibu ku.

"Ini Akiong, Temen baru aku. Baru kenal tadi pagi. Mau main ke rumah kata dia." Jawab ku.

"Oh... masuk lah nak. Anggap rumah sendiri"

"Iya tante, terima kasih." Kata Akiong.

Aku langsung mengajak Akiong ke kamar ku. Kami menaiki tangga Yang menuju kamar ku. Akiong berjalan pelan sambil melihat seisi rumah ku.

Sesampainya di depan pintu kamar ku. Aku membukakan pintu untuk Akiong dan mempersilahkan Akiong untuk masuk duluan. Akiong berjalan masuk ke kamar ku secara perlahan. Terlihat wajah Akiong yang melongo melihat isi kamar ku.

"Luas amat kamar lo." Ucap Akiong terpukau.

Kamar ku memang cukup luas untuk satu orang. Jika di lihat dari pintu masuk. Kamar ku berbentuk kotak, terdapat tempat action figure di sisi seberang pintu masuk kamar, Kasur double bed dan lemari besar di sisi kiri, PC gaming di sisi kanan, televisi di sebelah kanan pintu dan sofa di depan televisi tersebut, dan pintu kamar mandi yang terdapat di sebelah kasur.

"Mewah banget kamar lo. Kamar impian gua ini. Kasur luas, ada TV, sofa, PC gaming, ada action figure juga." Kata Akiong.

"Liat-liat dulu aja."

"I-itu... Itu action figure pokemon charizard limited edition bukan?" Tanya Akiong sambil Kegirangan.

"Iya, baru beli Minggu lalu"

"Keren banget. Masih mulus. Gua boleh foto gak?"

"Silakan."

Akiong mengambil handphonenya dari kantong kanannya lalu mengambil foto action figure ku. Setelah mengambil gambarnya Akiong langsung lompat ke kasur ku.

"Hey, tau diri lah." Ucap ku.

"Tapi kata ibu lo "anggap rumah sendiri.""

"Tapi jangan seenaknya gitu lah."

Aku menaruh handphone ku di meja lalu mengambil baju dari lemari untuk ganti baju. Ketika beranjak ke kamar mandi, Akiong memanggilku.

"Mau ganti baju ya? Gw mainin komputer lo ya?" Tanya Akiong.

"Yaudah sana."

"Okay."

5 menit kemudian, aku keluar dari kamar mandi dengan baju rumahan ku yang berwarna hitam. Aku melihat Akiong yang sedang bermain dengan komputer ku. Aku langsung keluar kamar ku untuk menaruh pakaian kotor ku di tempat pakaian kotor yang berada di dekat tempat cucian. Setelah melakukan hal tersebut, aku ingin mengambil beberapa snack dari lemari penyimpanan dan beberapa minuman dari lemari pendingin. Ketika melihat lemari penyimpanan, hanya ada beberapa sereal, permen, susu protein, dan sedikit snack. Dan ketika melihat lemari pendingin, hanya ada beberapa kotak susu cair dan sebotol teh oolong. Ketika melihat isi lemari tersebut, aku baru ingat aku belum belanja bulanan. Aku ingin membeli beberapa jajanan di super market tapi aku ingin menanyakan Akiong dulu apakah dia ingin ikut. Aku langsung berjalan ke kamar ku untuk menanyakan Akiong. Aku masuk ke kamar ku lalu.

"Hey Akiong lo mau... Lo lagi ngapain?"

Akiong terlihat sedang berjoget dengan menggunakan headphone yang tersambung ke komputer ku. Entah apa yang sedang dia dengarkan, tapi dia terlihat berjoget lepas. Ketika Akiong melihat ku dia langsung melepas headphone yang ia kenakan.

"Hi, hehe." Ucap Akiong dengan malu.

Aku menggelengkan kepala ku.

"Lo mau ikut ke supermarket gak? Gua mau beli sesuatu nih." Tanya ku.

"Ikut dong. Mau beli apaan emang."

"Jajanan."

"Ayok lah berangkat."

"Ayok sekalian liat isi garasi gua."

"Oh iya juga, yok lah ke garasi lo."

Kami pun berjalan menuju garasi. Ketika tiba di depan pintu garasi, Akiong bilang.

"Gak sabar nih mau liat isinya."

Aku membuka pintu, dan mempersilahkan Akiong melihat isi garasi ku. Akiong terlihat melongo melihat isi garasi ku, sampai-sampai dia memegang kepalanya dikarenakan sangking terkagumnya.

"Wow! Isinya mobil-mobil mahal." Kata Akiong kegirangan.

"Tentu dong."

"Punya lo semua tah?"

"Yoi."

Garasi ku memang berisi mobil mahal, Ada Ferrari, Mercedes benz, Fortuner, dan Lamborghini. Tidak heran kenapa Akiong sampai tercengang melihatnya. Sebenarnya mobil-mobil tersebut adalah milik ayah ku, tapi aku diperbolehkan untuk menggunakannya jika aku merawatnya.

"Mau pakai yang mana?" Tanya ku.

"Tentu Lamborghini. Sudah lama aku gak naik Lamborghini."

Aku mengambil kunci mobil yang berada di kotak penyimpanan kunci mobil. Lalu menyuruh Akiong untuk masuk ke mobil. Ketika Akiong sudah masuk, aku membuka pintu garasi dengan remote kontrol, lalu mengendarai ke arah jalan raya.

"vroom vroom" Suara Lamborghini yang ku kendara dengan cepat menuju super market.

"Ke super market aja naik Lamborghini. Lo memang keren banget." Kata Akiong.

"Gua memang keren."

"Lebih cepat lagi dong."

"Okay lo yang minta."

Akiong langsung berpegangan lalu aku menginjak pedal gas dengan kuat yang membuat kecepatan mobil naik dengan sangat cepat.