webnovel

WISHES

Peringatan!: baca dengan teliti agar bisa menikmati ceritanya. OK. Here we go. "Hey, Iann, kenapa kamu tidak pindah ke sekolah lain saja?" "Maksudmu?" "Di luar sana masih ada sekolah yang lebih pantas untukmu. Lalu kenapa kamu masih mau berada di sini?" "Kamu masih ingat peraturan sekolah ini?" "Masih." "Itu adalah peraturan teraneh, terbodoh, terburuk dan paling tidak masuk akan yang pernah aku baca. Dan yang anehnya, semua murid mematuhi dan tidak ada seorangpun yang berani untuk protes." "Jadi?" "Jadi, aku tidak akan pergi dari tempat ini sebelum ada keadilan. Dan akulah yang akan membuat keadilan itu." -------- Hidup seorang anak muda dengan darah campuran amerika-indonesia. Menceritakan kisah anak sekolahan yang dicap nakal oleh guru-guru. Tidak hanya menceritakan tentang mencari keadilan. Juga menceritakan kisah-kisah "random" si Iann seperti : sekolah, petualangan, dan lain-lain. Instagram: @amal.mkrrm my email: amalmukarom247@gmail.com Cover:machine gun kelly/colson baker/the gunner

Xmals · Urban
Not enough ratings
5 Chs

part 2: new shot.

"Hey, stop!"

Suara itu berasal dari seberang lapangan. Itu adalah...

Andiroy, senior yang menghampiri ku tadi. dari seberang lapangan dia berjalan dengan perlahan, dengan wajah yang serius dan tangan yang dikepal, langkah kakinya terasa seperti langkah kaki yang memiliki tujuan. Ketika dia sampai di tempat, 2 senior yang ketakutan tadi langsung berdiri tegak. Aku disitu langsung sadar bahwa kak Andi adalah seseorang yang disegani.

"Apa yang terjadi di sini!? Kenapa ada orang yang terbaring di sini?" Teriak kak Andi dengan serius.

"dia tadi kurang ajar" Jawab ku dengan santai.

*Andi menghampiri ku secara tiba-tiba.*

"Lo kan yang ngelakuin ini, gua ngeliatin dari tadi."

"Iya bener, terus kenapa?"

"Hey!" Suara Andi berubah menjadi lebih serius.

*Tangan Andi bergerak seperti ingin memegang kerah baju ku.*

Aku secara reflek memasang kuda-kuda untuk berjaga-jaga kalau dia melakukan sesuatu. tiba-tiba....

*Puk puk puk* Suara tangan Andi yang menepuk pundak ku.

"Hahaha bercanda doang kok Iann, serius amat." suara kak Andi yang berubah menjadi lebih santai.

Aku terdiam bingung dengan perubahan emosi kak Andi yang berubah secara mendadak.

"Sedari awal gua sudah melihat semuanya, awalnya gua yang ingin menghentikan kelakuan para pembimbing ini. Tapi gua kaget ketika liat lo udah ngeberesin semuanya. Agak berlebihan sih kalo sampe mukul kayak tadi." Ujar kak Andi

Hati ku terasa lega ketika tau kalau kak Andi berada di pihak ku. Akiong dan orang-orang lain terlihat diam terkejut dan melongo melihat kejadian ini.

"Hey kalian, jangan gara-gara gak ada guru yang melihat kalian, kalian bisa seenaknya melakukan sesuatu. Tetap patuh norma, aturan, dan respek." Teriak kak Andi sembari menunjuk-nunjuk para senior.

"Siap." Teriak dua senior tersebut.

"Dikarenakan kondisi yang tidak kondusif kegiatan ini saya istirahatkan dulu, kalian kelas 7 boleh ambil waktu istirahat selama 30 menit lalu kembali kesini. Kalian kelas 8, angkut teman kalian ke kelas lalu cek apakah ada luka yang serius atau tidak." Teriak kak Andi dengan lantang.

Dua senior tersebut mengangkut temannya yang terbaring di tanah, lalu orang-orang pun bubar dengan masih berperasaan syok. Dan Hanya menyisakan aku, Akiong, dan kak Andi.

"Wih.. keren banget lo bro." puji Akiong

"Biasa aja."

"Alah sok-sok merendah gitu lo, Tapi serius lo keren. Coba aja kalo gak ada lo pasti gua yang hajar mereka hahaha."

"Iann" Panggil kak Andi.

"Hmm, kenapa?" Jawab ku.

"Gua apresiasi keberanian lo yang sudah bisa membuat mereka terdiam. Tapi gua gak ekspek lo bakalan mukul salah satu dari mereka. Ternyata lo lebih dari yang gua perkirakan."

*Aku menjawab pujian tersebut dengan hanya mengangguk.*

"Wow.. salah satu senior di sekolah ini ada yang memuji mu Iann, lo seharusnya bangga. Kak Andi puji gua juga dong." Ucap Akiong.

"Pakai dulu dasi mu, Akiong." Jawab kak Andi.

Akiong pun terdiam dan aku cuma bisa tersenyum kecil mendengar ucapan dari kak Andi tersebut.

"Hey, gua ada urusan penting. kalian gunakan waktu istirahat kalian. Okay? bye."

Kak Andi pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan kami berdua.

"Ayo Iann kita ke kantin, katanya makanan kantin enak-enak, terutama mie gorengnya."

"Okay, sebagai tanda pertemanan kita, gua traktir mie goreng."

"Wah.. terima kasih Iann, lo teman yang baik."

Kami pun pergi menuju kantin, Akio seeng terlihat berjalan dengan senang, mungkin karena aku mentraktir dia. Setibanya kami di kantin, terlihat suasana kantin yang sibuk dan ramai. Akiong langsung berlari mencari tempat kantin yang menjual mie goreng.

"Sini Iann, mie gorengnya tercium sangat tajam."

Aku langsung menghampiri Akiong dan langsung memesan.

"Bu... mie goreng dua ya."

"Pedes atau ndak nak?" jawab ibu kantin.

"Pedes atau enggak Akiong?"

"Gua gak bisa makan pedes, lambung gua gak mendukung."

"Satu pedes, satu engga bu.."

"Oke nak.."

Kami menunggu pesanan kami sekitar 5 menit, lalu aku membayar Rp 22.000. Lalu Akiong pergi mencari tempat duduk yang sekiranya bersih.

"Di situ Iann." tunjuk Akiong.

"Ayo cepat ke sana sebelum tempat itu diambil orang lain." Jawab ku.

Kami pun duduk di tempat duduk yang telah kami tentukan.

"Porsinya lumayan juga untuk seharga 11 ribu" Ucap Akiong kegirangan.

Aku menjawab penyataan Akiong dengan hanya mengangguk kecil. Lalu kami menyantap mie goreng tersebut, Akiong terlihat sangat lahap memakan mie goreng miliknya. Akiong menghabiskan makanannya dengan cepat. Hanya memerlukan waktu selama 6 menit, piring Akiong sudah terlihat kosong. Padahal mie goreng ku masih tersisa setengah.

"Cepet amat lo makan, kayak gak makan 2 hari aja." Ucap ku.

"Laper bro tadi belom sarapan. btw, mie goreng lo mau gw abisin gak?" Jawab Akiong.

"Dasar rakus."

"Eh gua beli minum dulu ya, sekalian gua beliin lo. Gua tinggal lo bentar ya."

"Okay gua tunggu."

Aku ditinggal sendirian oleh Akiong. Aku melihat Akiong pergi menjauh sambil melihat-lihat sekitaran sekiranya ada yang menarik baginya. Aku menunggu Akiong kembali sambil menikmati mie goreng ku yang tersisa setengah piring. Selagi memakan sisa mie goreng ku, aku melihat kesibukan di sekeliling ku. Ada yang berkumpul dengan teman-teman, ada yang duduk sendirian. Tapi aku lebih terfokus pada 3 orang yang sepertinya sedang mencari seseorang, entah siapa yang mereka cari, mungkin mereka sedang mencari teman mereka. Mata mereka memeriksa setiap wajah yang mereka temui. Ketika salah satu dari mereka melihat ke arah ku, dia langsung berbisik ke teman-temannya sambil menunjuk ke arah ku. Aku berpikir kalau dia sedang menunjuk ke arah belakang ku. Lalu mereka berjalan cepat ke arah ku, aku yang merasa dihampiri langsung mengecek ke tempat duduk bagian belakang. Ketika aku menoleh aku hanya melihat tempat duduk kosong, dan aku sadar kalau mereka ber tiga sedang menghampiri ku. Ketika aku menoleh kembali, mereka ber tiga sudah berada di depan ku. Salah satu dari mereka duduk di seberang ku dan dua dari mereka berdiri di samping kiri dan kanan ku.

"Hey bocah, lo tadi yang nonjok Rega ya?" Tanya orang yang berada di seberang ku.

"Gw gak kenal siapa itu Rega, tapi tadi gua nonjok orang. Apakah dia Rega?" Jawab ku.

"Kok lo santai banget sih, kayak gak ada dosa."

"Terus gua harus gimana geh?"

"Lo baru masuk hari pertama sekolah udah belagu aja lo nih."

"Lo baru ketemu gua aja udah belagu juga."

"Bacot!!" Teriak orang di seberang ku.

Teriakan tersebut membuat seluruh orang di kantin menengok dengan perasaan kaget. Lalu orang di seberang ku berdiri dengan perlahan, berjalan kecil ke arah ku sambil mengepalkan tangan. Dengan ekspresi kesal dia berdiri di sebelah ku.

"Lo jangan cari masalah deh sama kelas 8 C. Sekalinya lo punya masalah sama kelas 8 C, kehidupan sekolah lo gak bakalan tenang."

"terus?"

Secara mendadak dia memegang kerah baju ku dengan keras.

"Lo tau gak gua siapa!"

"Enggak."

"Ngejawab aja lu! Berantem aja kita di sini."

"Let's do it."

Aku langsung berdiri secara mendadak. Dan terlihat perbedaan tinggi badan kami yang memiliki selisih sangat jauh. Tinggi badan dia hanya sepundak ku. Genggaman tangannya yang memegang kerah baju ku seketika terlepas. Ekspresi kesalnya seketika berubah.

"Ayok berantem di sini aja." Ucap ku.

Dia terdiam sambil berjalan mundur secara perlahan, dan terlihat kedua temannya juga terdiam dan tidak berbuat apa-apa. Aku pun mendekati dia lalu memegang kerah bajunya dengan kedua tangan ku.

"Ayok katanya mau berantem?" Ucap ku.

Terlihat ekspresi takutnya yang terlihat dari raut wajahnya.

Tiba-tiba terdengar suara keras. "pranggg", suara baskom besi. Aku kaget mendengar suara tersebut.

"Apa ini ribut-ribut! orang-orang mau makan di sini jadi pada gak nyaman!" Teriak salah satu ibu kantin.

Aku menoleh ke arah ibu kantin tersebut. Lalu aku seketika melepas genggaman ku dari kerahnya.

"Jangan ribut-ribut di sini, di luar aja" Teriak ibu kantin tersebut.

"Engga kok bu, ini gak lagi ribut. Cuma bercanda aja kok hehe" Jawab kakak kelas tersebut.

"Oh ya sudah kalo gitu. Sekiranya emang pengen ribut jangan di kantin lah."

"Iya bu."

Lalu mereka bertiga pergi tanpa berkata apapun. selagi melihat mereka bertiga pergi, mata ku langsung berpaling melihat Akiong yang terlihat bingung dengan ekspresi melongo. Sambil memegang dua minuman diapun menghampiriku.

"Siapa orang-orang tadi?" Tanya Akiong.

"Gak tau, tapi kemungkinan mereka adalah temennya senior yang tadi gua tonjok."

"Oh... culun amat mereka beraninya keroyokan. Seharusnya lo hajar aja mereka semua."

"Next time aja."

Akiong menyodorkan minumnya.

"Nih pilih mau yang mana" Tanya Akiong.

Akiong menyuruh ku untuk memilih minuman yang ada di kedua tangannya. Tangan kanannya memegang minuman botol isi teh oolong dingin, dan di tangan kirinya memegang kaleng susu almond dingin.

Aku mengambil susu almond yang ada di tangan kirinya Akiong.

"Kepedesan tah lo?"

"Engga sih, gw emang suka susu."

"Oh.. pantes badan lo gede bener, ya udah lanjut makan sana."

Aku dan Akiong kembali duduk. Dan aku lanjut makan sisa mie goreng ku.

"Enak gak Iann?"

"Enak, kenapa? mau?"

"Boleh lah dikit."

"Dasar rakus."

"Hehe."

"Abisin aja sekalian."

"Okay makasih Iann."

Akiong menghabiskan sisa mie goreng ku. Lalu aku hanya meminum susu almond pemberian Akiong. Susu almondnya kurang enak, lebih enak susu almond langganan ku. Kami pun sudah selesai dengan makan kami. Tinggal menunggu waktu istirahat berakhir, sekitar 12 menit lagi bel akan berbunyi.

"Iann, enaknya kita ngapain yak."

"Gak tau."

"Menurut lo kemana nih enaknya."

"Pulang ke rumah."

"Iya sih, tapi kan masih sekolah. Eh nanti gua maen ke rumah lo ya, abis pulang ini"

"Yaudah dateng aja."

"Bener nih? gak masalah kan."

"Iya."

"Yey thank you Iann."

"Iya-iya."

"Yaudah sekarang kita kumpul ke tempat tadi aja, sesuai yang disuruh kak Andi tadi"

"Yaudah yok."

Kami tiba paling pertama ke tempat kita dikumpulkan tadi. Kami tiba 6 menit lebih awal. Suasana masih sepi, hanya ada kak Andi yang sedang duduk di pinggir lapangan. Aku langsung meninggalkan Akiong untuk menyapa kak Andi.

"Hey Andi, kenapa lo duduk sendirian"

"Oh hi Iann, gak kenapa-napa kok. Duduk sendiri adalah kesukaan ku. Kok lu cepet amat kesini, padahal belom waktunya."

"Akiong yang nyuruh, gua ikut aja"

"Dimana dia?"

"Itu di belakang."

Terlihat Akiong yang sedang mengelus kucing warna hitam.

"Sepertinya dia suka kucing." Ucap kak Andi.

"Sepertinya."

"Yok baris, sudah mereka semua sudah datang."

"Okay."

Aku menjulurkan tangan ku untuk membantu kak Andi berdiri. Kak Andi menggapai tangan ku lalu berdiri.

"Thank you Iann"

"Tidak masalah"

Aku langsung menghampiri Akiong. Lalu kak Andi menyuruh kami semua untuk berbaris.

"Okay, semua berbaris. 4 baris masing-masing berisikan 10 orang." Ucap kak Andi dengan tegas.

Semua orang merespon ucapan kak Andi dengan cepat. barisan sudah siap dalam beberapa detik.

"Kakak di sini menggantikan pendamping sebelumnya, semua kendali saya ambil alih." Ucap kak Andi.

"Siap kak!" Teriak semua orang.

"Kakak sekarang sedang sibuk, sedang ada rapat di ruang osis dan pengurus osis

membutuhkan ku. Jadi untuk sekarang kalian boleh lihat kelas kalian atau lihat-lihat kelas lain, atau keliling sekolah juga boleh. Ini kakak berikan peta sekolah agak kalian tau tempat-tempat di sekolah ini. Masing-masing mendapatkan satu."

*Kak Andi memberikan kertas peta sekolah.*

"Nih, Kasih juga ke kawan kamu yang lain." Ucap kak Andi sambil memberikan kertas peta sekolah.

Aku juga mendapatkan satu kertas. Akiong terlihat tertarik dengan kertas tersebut, bahkan dia melihat kertasnya secara dekat.

"Hey, Akiong." Ucap ku memanggil.

Dia terlalu fokus dengan kertasnya.

"Ay, Akiong!" Teriak ku sambil memegang pundak Akiong.

"Oh, iya kenapa?" Jawabnya dengan sedikit kaget.

"Fokus amat lo sama kertas gitu doang "

"Gua kaget karena sekolah ini lebih besar dari yang gua kira. Liat nih ada gym, lapangan futsal, lapangan basket, kolam renang. Dan coba liat nih ada 1, 2, 3, puluhan kelas. Gila banget." Ucap Akiong dengan girang.

"Santai."

"Gimana mau santai, fasilitas sekolah ini banyak banget. gua mau keliling sekolah ini. Mulai dari mana ya.."

"Sabar, gimana kalo kita mulai dari kelas kita dulu?"

"Ide bagus, yok berangkat sekarang."

"Let's go."

Aku dan Akiong pun berjalan menuju kelas kami.

To be continue...