webnovel

Chapter 7

Istanaku katanya.'

'Kalau begitu masa istana yang bahkan lebih sederhana daripada istana Ruby ini adalah istana yang sebenarnya digunakan raja....'

'Jadi Athanasia yang berumur 9 tahun pun,bisa sampai ke istana raja karena sedekat ini!'

Claude melirik ke arah patung emas yang digigit Athanasia tadi,Athanasia semakin takut

Lalu Claude melirik Athanasia dan terjadi keheningan

"Sepertinya dia pikir ini adalah mainan." sela ksatria yang berada dibelakang Claude

'Huaaaa apa kau akan membunuhku?'

'Karena aku masuk istanamu tanpa izin kau akan membunuhku?'

'Akkhhhh.'

'Kau akan membunuhku karena aku meninggalkan bekas gigitan di patung malaikatmu dan masih hidup sampai sekarang??'

'Aaaaaaaaa.'

"Sepertinya kau kesasar saat bermain dari istana Ruby,Felik." ucap Claude dan memberikan putri Athanasia kepada Felik

"Bawa dia."

"Setidaknya aku harus memberikan jamuan kecil untuk tamu kan." ucap Claude sambil berjalan meninggalkan Felik yang masih berdiri ditempat dengan tangan menggendong Athanasia

•••

Di dalam istana,sudah disiapkan makanan di atas meja

'Sebenarnya ini situasi macam apa.'

Claude melihat Athanasia,lalu Athanasia membuang mata karena ketakutan

"Aku tidak pernah dengar kalau kau bisu."

"Pendiam sekali,tidak seru."

'Jadi maksudnya=Aku akan membunuhmu karena kau nggak seru?'

"Kau memang tidak bisa bicara ya?" tanya Claude

"Athi,bica bicala." jawab Athanasia

"Hehe." Athanasia tersenyum

"Akhirnya aku dengar suaramu." ucap Claude dengan tangan yang disandarkan pada sofa menekuk di dagu

"Kenapa sampai sekarang kau tidak bicara apa-apa?" tanya Claude

"Tuan,maaf saya lancang berbicara tapi katanya anak-anak seumur tuan putri memang pemalu." sela Felik

"Begitu ya?"

'Iya,kurang ajar! anak kecil bisa saja malu kan!'

'Bahkan orang dewasa saja kalau di depanmu....!'

Athanasia tersenyum manis pada raja Claude

'Iya,benar semua kata-katamu,jadi cepat pulangkan aku hiks hiks.'

"Hmm" Claude mengubah posisi duduknya

Raja Claude menunduk sebentar,lalu menatap putri Athanasia

"Felik." panggil Claude

"Ya,yang mulia?" jawab Felik

"Keluarlah."

'HAH?!'

'Ja,jangan pergi kakak...!'

Felik keluar,lalu menutup pintu ruangan

"Jadi Athi itu adalah panggilan mu ya."

'!!'

"Athanasia." ucap Claude

"Athanasia ya." Claude melanjutkan

'Ah?'

"Apa kau tahu arti nama itu?" tanya Claude

'Celaka'

•••

*Isi pikiran Athanasia

'Nama yang ku miliki saat ini (Athanasia)'

'Untuk seorang anak,terlebih lagi pada anak perempuan,beraninya dia menggunakan nama itu.'

'Kalau dia masih hidup,tubuhnya langsung ditarik hingga putus pun tidak akan cukup.'

'Bahkan nama itu tidak dapat dimiliki oleh Claude yang adalah seorang raja.'

'Raja Obelia memiliki nama yang berarti abadi dan tidak akan mati.'

'Nama itu hanya diberikan pada pewaris tahta yang sah,Claude yang bukanlah anak permaisuri....'

'Walau dia bisa mengambil tahta dengan membunuh kakaknya yang adalah raja terdahulu...'

'....hanya nama raja inilah yang sampai akhir tidak bisa didapatkannya.'

'Karena itu Claude tidak menyukai namaku dan mungkin saja dia akan membunuhku kan?'

'Aku tidak berbahaya bagimu.'

'Aku ini sama sekali tidak tertarik dengan tahta.'

'Tujuan hidupku adalah hidup setenang-tenangnya dan pergi dengan tenang.'

'Namaku saja yang besar,tapi sesuai katamu aku cuma serangga berumur 5 tahun.'

•••

"Kenapa diam saja? makan." ucap Claude

Athanasia melirik kue yang ada dimeja,dengan tangan bergetar dia mendekati kue tersebut

"Aku sudah sengaja memesan makanan yang disukai anak-anak,kalau kau tidak makan aku tidak ada pilihan lain selain menghukum orang-orang yang membawakan ini." ucap Claude dengan mata yang menatap tajam Athanasia

"Selamat makan." jawab Athanasia

'Dia mengancam ku.'

'Dasar brengs*k.'

'Sakit perut,ini 100% aku akan sakit perut.'

'Tapi kalau aku sisakan bisa-bisa dia membunuh orang istana,kita gak tahu apa yang akan terjadi kalau dia gak puas.'

'Jelas sekali pasti wajahku sekarang pucat,tapi aku ingin hidup lebih lama lagi.'

"Enyak." tanggap Athanasia dengan senyuman setelah memasukkan kue tersebut kedalam mulutnya

'SENYUM!!'

'Hiks hiks kangen Lili.'

'Aku takut mengajaknya bicara.'

'Melihatnya saja takut.'

'Tolong cepat pulangkan aku.'

'Memangnya apalah emas-emas itu sampai aku masuk ke goa iblis ini.'

"Siapa yang mengajarkanmu tata krama?" tanya Claude

"Lili yang mengajalkan." jawab Athanasia

tuk

tuk

tuk

Claude mengetuk meja menggunakan jari telunjuknya

"Begitu ya,maksudmu Lilian York."

'Kok dia tahu nama lengkapnya sejelas itu.' batin Athanasia terkejut

"Pelayan yang 5 tahun lalu menghadang jalanku dan memohon ingin merawat mu di depan mataku." jelas Claude

"Ternyata dia masih ada di sampingmu toh." sambungnya

'Hah! Lili ada masa lalu seperti itu?'

'Dia sampai menghadang jalan si gila ini demi aku?!'

"Dia juga wanita yang mengatur kembali istana Ruby." sambung Claude

'Oh lili...aku terharu.'

"Beraninya,cuma wanita itu dan ibumu satu-satunya yang tidak mati setelah menghalangi di depanku."

Athanasia terdiam

"Apa kau ada disini dengan tahu siapa aku?" Claude kembali bertanya

Garpu yang Athanasia pegang terlepas karena terkejut dengan pertanyaan Claude

'Ah,celaka.'

Mata permata raja Claude dan putri Athanasia saling menatap

'Jangan.'

'Jangan hindari tatapannya.'

'Aku sudah berpikir ada yang aneh.'

'Kenapa dia membawaku ketempat ini?'

'Mungkin ini hanyalah tingkah biasa.'

'Kesempatan yang muncul karena aku berhasil membuatnya terhibur.'

'Ini adalah ujian.'

'Apa aku akan dibiarkan hidup?'

'Atau akan dibunuh?'