webnovel

Vicious Circle

Terkadang beberapa rasa penasaran yang berlebihan akan membawamu pada sesuatu yang mengerikan. Ada hal dimuka bumi ini yang jika kalian tidak mengetahuinya, maka itu akan lebih baik untuk diri kalian. Kamu hanya perlu tidak memperdulikannya, bahkan ketika semua orang disekitarmu tidak bisa kamu percayai. Hal yang paling Gloria sesali adalah saat dimana rasa penasarannya mengungkap sesuatu yang bahkan ia sendiri sulit menghadapinya. Kejadian-kejadian layaknya potongan puzzle yang selalu berdatangan bagai misteri yang harus dipecahkan bersama saudara kembarnya Giovani. Teror dimana orang-orang terus menerus dibunuh tanpa alasan yang jelas dan pembunuh itu masih berkeliaran dengan ganas. Setiap malam, mungkin saja kalian adalah korban selanjutnya. Ingat, jangan pernah percaya pada siapapun! "Harusnya, aku tak pernah melakukan ini." "Terlambat untuk menyesali, ayo bermain." "Jangan takut Glo! Ada aku!" "Jangan lari, kemanapun kalian pergi aku akan menemukan kalian!" "Gio ada sesuatu dibawah ranjangku." Jika berkesan tolong masukkan ke collection kalian yaa.

swcctlullabiech · Horror
Not enough ratings
23 Chs

Gadis Malang

Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata gadis bertudung merah? Beberapa dari kalian pasti berpikir mengenai dongeng yang menceritakan seorang anak kecil dan serigala yang berusaha untuk memakannya. Jika memang begitu, mari kepinggirkan pemikiran itu dan simak kisah ini. Kisah tentang seorang gadis cantik yang suka membagikan roti dan susu kepada masyarakat tempat desanya tinggal. Kisah gadis yang terlahir cantik dan baik hati, putri dari seorang petani kaya yang memiliki berhektar-hektar ladang perkebunan. Masyarakat memanggil gadis ini dengan nama Helen karena kelahirannya dianggap menjadi cahaya bagi penduduk desa tersebut. Helen tumbuh menjadi gadis yang ceria, setiap pagi ia akan berjalan-jalan di sekitar desa untuk membagikan roti dan susu kepada orang yang ia temui. Hidupnya bahagia atau bisa dibilang hampir sempurna, tentu saja ia tumbuh dengan serba berkecukupan tak pernah kelaparan atau kehausan. Ayahnya seorang tuan tanah dan ibunya sangat menyayanginya. Memiliki rupa yang cantik dan disenangi semua orang, bahkan menjadi kebanggan desa karena dianggap sebagai cahaya keberuntungan. Tetap saja, tak ada kebahagiaan yang bertahan lama. Suatu pagi, dimana Helen melakukan rutinitasnya untuk membagikan roti tapi ia tak pernah kembali. Helen menghilang tanpa jejak, bahkan tak ada satupun dari warga desa yang melihat Helen hari itu. Seluruh warga desa mencarinya kemana-mana, tapi tak ada sedikitpun tanda-tanda gadis itu. Gadis itu menghilang selama berminggu-minggu. Orang tuanya bersama para penduduk masih mencari gadis itu. Mereka akan menyalakan lampion didepan rumah sebagai perwakilan doa dan berharap gadis itu akan pulang.

Dan akhirnya mereka berhasil, gadis itu ditemukan didepan rumahnya namun dengan keadaan berantakan, tatapannya kosong, seperti ia menderita trauma akan sesuatu. Gadis itu bungkam dengan setiap pertanyaan yang diberikan. Ia seperti kehilangan kewarasannya, sampai ia menceritakan segalanya. Tentang ia yang diculik dan dibawa kesuatu tempat yang gelap. Tempat dengan bau amis darah yang menyengat serta banyak lilin menyala, dia merasa telah di nodai oleh sesuatu tapi ia tak bisa melihat siapa karena matanya ditutup menggunakan kain. Hal itu terus berulang, walau gadis itu telah meminta di lepaskan. Sampai ia dibebaskan, si gadis diberitahu bahwa ia hamil anak Lucifer sang raja iblis. Ia marah dan mencoba mengugurkan anak itu, tapi tidak bisa karena janin diperutnya memiliki kekuatan yang tidak bisa ia hancurkan. Hari-hari yang ia lewati serasa bagai dineraka.

Setelah menceritakan itu, orang tua dari si gadis merasa sangat pilu. Sekarang gadis itu hamil, dan lebih parah itu bukan bayi biasa. Semua menjadi lebih buruk saat seluruh desa tahu hal itu. Gadis itu dikucilkan, dianggap pembawa bencana. Walau begitu ia masih merawat anak dalam kandungannya hingga tiba dimana hari anak yang ia kandung lahir ke dunia. Bukan seorang anak, tapi sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan. Lucy dan Lucius.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Pagi hari, Gloria terbangun dari tidurnya semalam. Gloria masih tak habis pikir, bagaimana Giovani bisa menyembunyikan fakta bahwa ia seorang indigo selama ini. Apa Christ juga mengetahui ini? Gloria melamun sambil menatap langit-langit. Pikirannya tidak sekritis itu untuk memikirkan semuanya hingga pada titik terkompleks, hal paling rumit dipikirannya adalah jika selama ini Gio adalah indigo itu berarti apa yang Gio katakan tentang hantu adalah benar.

Gloria bangun dan beranjak menuju kamar mandi dengan isi kepalanya, bahkan ia tak menghiraukan ketika Hillary memanggilnya dari arah dapur. Gloria membasuh wajahnya setelah sampai di kamar mandi, tapi pada basuhan ketiga feelingnya benar-benar aneh. Ia memiliki perasaan janggal dimana merasa seseorang tengah mengawasinya, sejujurnya pertama kali Gloria melihat hantu adalah tadi malam dan ia benar-benar takjub. Entahlah, tapi kali ini terasa hawanya berbeda dan entah sejak kapan pikiran Gloria mulai mengosong. Gloria melamun, bahkan merasa sangat kaku untuk sekedar mengangkat pandangannya dari wastapel. Pikiran Gloria berputar pada memori yang ia lewati bersama Giovani. Dimana masa kecil mereka yang penuh dengan riddle dan merupakan kode dari Giovani untuknya. Gloria kembali teringat setiap ucapan Giovani yang ia ucapkan padanya.

'Kalau kau tidak tidur, hantu diatas lemarimu sangat suka berdiri disampingmu saat kau begadang main game'

'Jangan menutup pintu gudang terlalu keras, sesuatu di dalamnya mungkin tidak menyukai itu'

'Jangan gunakan toilet perempuan di lantai 3 sekolah, sesuatu disana menyukai gadis dengan rambut panjang'

'Aku heran, bagaimana mom dan dad berkutat dengan hal itu semalaman. Padahal ketika mereka sendirian mereka sebenarnya tidak benar-benar sendiri'

'Nenek sering berkunjung setiap malam, terlebih saat malam di bulan kelahiran kita'

'Jangan memainkan musikmu terlalu kencang, itu akan membuat sesuatu di atap datang dan mendengarkannya'

'Lemari nenek tidak akan muat jika diisi dua orang'

'Jangan biarkan darahmu tercecer di lantai terlalu lama, atau akan ada yang menjilatinya'

'Ketika sendirian dirumah, pastikan semua lampu menyala. Tapi jangan masuk ke gudang untuk menyalakan lampu'

'Ada sesuatu di kamar mandi, dia tidak suka dengan gadis cantik jadi jangan terlalu lama di kamar mandi'

Kamar mandi.

Cukup tiga detik hingga kesadarannya benar benar kembali ke dirinya. Ia melirik kebawah kakinya dan melihat sepasang kaki bewarna hitam tepat berdiri di belakangnya. Sial, kali ini ia benar-benar tidak berani mengangkat kepalanya, energinya habis terkuras. Kamar mandi itu di penuhi keheningan, hanya beberapa detik sampai Gloria mendengar suara kikikan dari belakang.

'Aku tahu kamu melihatku kikiki'

'Kamu cantik, seperti aku dulu. Aku jadi merasa ingin mengulitimu'

Ucap suara yang Gloria yakni milik makhluk dibelakangnya. Tidak! setertarik apapun Gloria tentang makhluk seperti ini tetap ia masih memerlukan waktu untuk keadaan ini. Tekanan di kamar mandi itu meningkat dan setelahnya kekehan makhluk itu semakin menjadi-jadi. Lidah Gloria terasa sangat kelu bahkan hanya untuk sekedar bernafas ia merasa tak sanggup.

TOK... TOKK... TOKKK

Suara ketukan pintu terdengar dari luar, meskipun begitu sosok dibelakang Gloria tak menghilang. Sosok itu tak menghiraukan ketukan pintu dan berusaha meraih Gloria, namun ketika Gloria berusaha untuk kabur kedua tangan yang dipenuhi darah dan kuku panjang itu sudah bertengger di kedua bahunya. Dengan perlahan sosok itu membalikkan tubuh Gloria untuk menghadap ke arahnya. Suara ketukan pintu itu makin keras ketika tak mendapati balasan dari Gloria, meskipun begitu tetap tak ada jawaban.

Nafas Gloria tercekat saat ia saling betatapan dengan sosok menyeramkan itu. Sosok itu benar-benar menyeramkan, kulit wajahnya mengelupas dengan mata yang mengeluarkan air mata darah. Wajah tersenyum dan menjulurkan lidahnya berusaha menjilat wajah Gloria sambil tersenyum. Tuhan! Gloria takut sekarang, tubuhnya lemas ia tak bisa pergi dan bahkan untuk berteriak suaranya tercekat di tenggorokan.

BRAK!

Suara dobrakan pintu menghentikan kegiatan sosok tersebut. Sosok itu menatap nyalang pada Giovani si pelaku pendobrakan itu. Rahang Giovani mengeras saat melihat tubuh Gloria ambruk kehabisan tenaga didepan hantu sialan itu.

"Ku pikir siapa, ternyata kau. Bukannya aku sudah mengatakan padamu untuk tidak muncul lagi?" ucap Giovani pada sosok tersebut.

'Aku tertarik dengan sendirinya menuju kesini, sesuatu membawaku kembali' Balas sosok itu sambil memutari Giovani dengan lidah menjulur.

"Sesuatu?" tanya Giovani dengan sebelah alis terangkat. Sosok menakutkan itu hendak menjawab tapi ketukan pintu kamar mandi berhasil menghentikannya. Pintu kamar mandi itu terbuka dan menampilkan sosok Hillary yang masih memakai apron memasaknya membuat sosok menakutkan itu hilang.

"Gio, ibu dengar kau bicara sendiri ada apa?" sesaat setelah mengatakan itu matanya mengedar dan mendapati Gloria sedang terbaring pingsan.

"YA TUHAN GIO, ADA APA DENGAN ADIKMU?!"

Pagi itu suasana rumah menjadi panik, Christ dah Hillary membawa Gloria kerumah sakit bersama dengan Giovani. Meninggalkan rasa penasaran Giovani akan hal yang disebut dengan 'sesuatu'.