webnovel

Pertama Kali

"Kenapa ibu disini??" Sam masih mempertanyakan keberadaan ibunya yang berada di rumah sakit.

"Evan memberitahuku." Mendengar ucapan ibunya, Sam langsung melihat sahabatnya yang berdiri disampingnya itu. Evan hanya tertunduk merasa bersalah, namun dia juga tidak mau sahabatnya Sam hanya menghabiskan waktu di rumah sakit dan melupakan kehidupannya.

"Seharusnya ibu tidak perlu kesini, anggap saja tidak terjadi apa-apa denganku." Ibu Sam menarik nafas panjang dan mengelus punggung anaknya yang duduk disampingnya itu. Disebuah kursi taman rumah sakit.

"Kau tetap anakku, anakku yang sangat kuat. Meskipun kau merasa aku tidak menyayangimu. Aku tetap ibumu." Sam menutup wajahnya dengan kedua tangannya, berusaha memilah rasa yang sedang campur aduk dihatinya.

"Apa yang harus aku lakukan, agar aku tak melihat anakku ini kehilangan semangat hidupnya?"

Sam mulai mengeluarkan air matanya "Aku tidak tahu Bu, aku tidak tahu... Ini pertama kalinya aku takut kehilangan seseorang" Sam memandang wajah ibunya dengan nanar.

Sang ibu yang melihat wajah putranya itu ikut meneteskan airmata "Sayangku.. putra kecilku,, sebesar itukah perasaanmu??" Ibu Sam mengelus pipi putranya.

"Kau sangat ingin bertemu dengannya??"

Sam menggeleng "Aku tidak ingin berharap lebih Bu, aku hanya ingin tahu apakah dia baik-baik saja. Itu sudah cukup." Sam memejamkan mata dan membayangkan kembali wajah pucat yang didekapnya sambil berlari.

Ibunya mengecup kepala putranya dan beranjak meninggalkan Sam dan Evan di taman.

.....

"Maaf anda tidak boleh masuk!!" Seorang penjaga di depan kamar Yuire menahan seseorang yang memaksa masuk daritadi.

"Ada apa??" Yoshito keluar dari kamar Yu dan menanyakan tentang keributan yang terjadi di luar

"Aku pelanggan Yuire, aku begitu dekat dengannya dan sangat khawatir. Bolehkah aku menemuinya?." Seorang ibu menyela sebelum sang bodyguard menjawab pertanyaan Yoshito.

"Masuklah, tapi dia sedang tidur. Jangan membangunkannya!!!" Yoshito membiarkan ibu itu masuk dan dia sendiri menunggu di luar karena hanya diperbolehkan dua orang yang berada di ruangan.

Pemandangan yang pertama dilihat oleh Ibu Sam adalah seseorang yang sedang tertidur diatas ranjang dan seorang kakak yang setia menunggu di sofa sambil bekerja di depan laptopnya.

Chris yang sedang terduduk hanya melihat sekilas ibu itu tanpa bertanya apapun. Ibu Sam mendekat perlahan memperhatikan wajah Yu dari dekat.

Bibir Ibu Sam memperlihatkan senyuman memandangi kulit seputih salju yang sedang terbaring di hadapannya. Tangannya perlahan mengelus dada Yu, merapikan rambut Yu yang jatuh ke wajahnya dan mengusap pipi Yu perlahan.

"Adikmu cantik seperti malaikat." Ucap Ibu Sam kepada Chris dan Chris hanya tersenyum sedikit tanpa mengeluarkan suara.

"Pantas saja anakku tergila-gila padamu Nak!! Tidak ada yang tidak bisa mencintaimu setelah melihat wajahmu ini. Sayang sekali aku tidak bisa melihat matamu yang aku yakin akan lebih indah." Ucap Ibu Sam dalam hati.

"Anakku ada diluar, dia begitu keras kepala tidak mau pergi darisini, mungkin kau sudah tahu. Cepatlah berada disamping anakku. Hanya orang sepertimu lah yang dapat melembutkan hatinya yang keras." Ujarnya dalam hati lalu Ibu Sam mengecup dahi Yuire dan beranjak keluar ruangan. Tak lama Chris mengikutinya keluar.

"Tunggu!!" Ucapnya pada wanita itu. Namun wanita itu tetap berjalan perlahan.

"Ibu Sam." Panggilan itu membuat Ibu Sam menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Aku tahu,, dan aku membiarkanmu karena aku menghargaimu sebagai seorang ibu." Ucap Chris lembut namun masih dengan tatapan tajamnya.

"Terima kasih untuk tidak mencegahku!!" Ibu Sam berjalan mendekati Chris. "Tolong berikan ini pada adik kecilmu dan jagalah dia baik-baik" Ibu Sam menggenggam tangan Chris dan memberikan brooche sakura yang telah Sam belikan sebelumnya untuk Yu, lalu dia berbalik lagi dan berjalan lagi menjauhi Chris.

"Katakan pada putramu, adikku baik-baik saja!!" Teriak Chris, Ibu Sam tersenyum mendengar ucapan dari kakak Yuire.

Chris paham apa yang sedang terjadi antara adiknya dan Sam. Rasa takutlah, rasa takut kehilangan adiknya membuat dia bertindak sangat kejam.

Bangun

Perlihatkan matamu yang indah

Jangan terpejam

Itu membuatku merasa gelap

(ghandistri)