webnovel

Chapter 26

Begitu Guzel membuka pintu kamarnya seorang wanita yang sama sekali tidak dia dikenal berdiri didepan pintu.

" siapa kau? " tanya Guzel setelah memperhatikan wanita itu dari ujung kaki hingga ujung kepala

" aku Evelyn, Nona " jawab wanita itu dengan ramah

" aku yang diperintah kan oleh Tuan Shawn untuk membantu mu berdandan " ucap wanita itu lagi

" Hah??? " Guzel terperangah

Evelyn adalah salah satu penata rias dan seorang desainer yang terkenal di Sidney, banyak sekali kalangan wanita-wanita sosialita di Sidney yang memakai jasanya dan dia juga merupakan salah satu teman baik Shawn.

" tapi aku tidak butuh bantuan siapapun, aku bisa melakukannya sendiri " tolak Guzel secara halus

Wanita itu hanya tersenyum dan tanpa menjawab dia justru masuk begitu saja kedalam kamar Guzel tanpa seizin pemiliknya.

" Heiiiiii " seru Guzel kesal

" maaf Nona tapi aku tidak akan pergi sebelum menyelesaikan tugas ku, dan untuk mempersingkat waktu lebih baik kita memulai nya sekarang " Evelyn meletakkan perlengkapan yang sudah dia bawa sedangkan Guzel masih berdiri di depan pintu.

" apa kau akan terus berdiri disana Nona? " tidak ingin berdebat akhirnya Guzel hanya menuruti apa yang dikatakan Evelyn.

" tunggu dulu!!!! " cegah Guzel saat Evelyn akan menguncir rambut panjang Guzel

" jangan mengolesi wajah ku dengan make-up yang terlalu tebal karena aku tidak menyukai nya " pinta Guzel dengan tatapan was-was

" tentu Nona!!! aku pastikan kau akan terlihat sangat cantik dan semua mata hanya akan tertuju padamu " sahut Evelyn dengan percaya diri.

Tidak ingin mengulur waktu lagi Evelyn pun melancarkan aksinya, jari lentiknya dengan telaten bergerak lincah di wajah Guzel dan juga rambut panjang gadis itu.

" tanpa memakai makeup pun kau sudah terlihat sangat cantik, Nona!! Lelaki manapun akan mengatakan hal yang sama dengan apa yang aku katakan, termasuk Shawn " batin Evelyn

Rambut panjang Guzel di biarkan terurai namun di tata dengan sedikit bergelombang makeup diwajahnya terlihat natural tapi sangat elegan, Guzel sampai tidak bisa berkata-kata melihat wajahnya sendiri di cermin.

Evelyn tersenyum dengan puas melihat hasilnya, dia yakin Shawn akan terpesona dengan kecantikan Guzel.

" E-Evelyn " panggil Guzel dengan gugup

" ya, Nona " jawab Evelyn dengan sigap

" apa ini benar-benar wajah ku? "

Evelyn tersenyum lalu mengangguk, melihat Guzel yang tidak percaya melihat pantulan wajahnya sendiri di cermin.

" Tentu saja, Nona... bagaimana? "

Guzel hanya diam tidak bisa berkata-kata lagi, mungkin ini terlalu berlebihan tapi ini lah kenyataan nya Guzel benar-benar terlihat sangat cantik.

" Saat nya memakai gaun mu, Nona " seru Evelyn yang menyadarkan gadis itu dari lamunannya

Kedua mata Guzel berbinar melihat gaun yang di tunjukkan oleh Evelyn. Gaun hitam panjang tanpa lengan dihiasi dengan batu Swarovski membuat gaun itu terlihat sangat mewah dan indah bahkan Guzel yakin kalau gaun itu pasti sangat mahal.

" Evelyn..... apa gaun ini tidak terlalu berlebihan hanya untuk menghadiri jamuan makan malam? aku merasa tidak pantas memakai nya, biarkan aku memakai gaun ku saja karena aku masih memiliki banyak gaun " ucap Guzel

Lagi-lagi Evelyn dibuat gemas oleh sikap Guzel, karena menurut nya gadis mana pun akan langsung bersorak kegirangan jika di berikan gaun seindah dan semahal ini tapi tidak bagi Guzel.

" Tuan Shawn tidak mungkin memberikan ini secara cuma-cuma kalau kau tidak begitu penting untuk nya, Nona... kau pasti sangat spesial untuk nya " gumam Evelyn tanpa di dengar oleh Guzel karena Guzel masih fokus memperhatikan gaun indah itu

" sebaiknya kau cepat pakai gaun ini, Nona.... karena sebentar lagi sopir akan menjemput mu " ucap Evelyn

" Sopir? " gumam Guzel

" kenapa sopir yang menjemput ku? kenapa bukan Shawn? " batin Guzel

Guzel hampir saja berteriak saat tiba-tiba tubuhnya terdorong masuk kedalam walk in closet.

Evelyn sudah duduk santai di ruang keluarga bersenda gurau dengan beberapa pelayan disana termasuk Maria dan juga Maretha, disana juga ada Marvel dan juga Austin.

Siapa sangka kalau Marvel dan juga Evelyn memiliki hubungan yang sangat dekat lebih tepatnya Evelyn jatuh hati pada Lelaki itu tanpa memandang pekerjaan yang digeluti olehnya tapi sayang nya hingga sekarang lelaki itu justru mengabaikan perasaan nya dan hanya menganggap nya sebagai teman

" apa yang kau katakan benar Maretha! Nona Guzel sangat sederhana dia bahkan sampai menolak gaun yang harganya selangit itu " ucap Evelyn di sisa-sisa tawanya.

" dia sama seperti mu, Nona!!! tidak pernah memandang dan menganggap kami sebagai pelayan dia bahkan memperlakukan kami layaknya teman dan juga saudara " sahut Maretha.

Mereka semua mengangguk setuju, membuat Evelyn tersenyum canggung melirik Marvel melalui ekor matanya.

" Nona Guzel " seru Maria

Serentak mereka langsung menoleh, Guzel dengan perlahan menuruni tangga gaun yang dia kenakan sangat pas di tubuh ramping nya dan sangat cocok dengan kulit putihnya.

Guzel tersenyum manis menatap mereka satu persatu, gadis merasa seperti seorang princess di dunia dongeng sekarang.

" kau terlihat sangat cantik Nona " puji Maria

" demi Tuhan aku sangat gugup Maria " ucap Guzel

" Aku yakin Tuan Shawn akan terpanah melihat kecantikan mu " puji Maria

" terimakasih Evelyn " ucap Guzel, wanita itu hanya tersenyum lalu mengangguk.

" Nona.... sopir mu sudah tiba " ucap Marvel

" saatnya kau pergi Nona " sambung Austin.

Guzel menghela nafas panjang, belum bertemu Shawn saja detak jantung nya sudah berdetak tidak berirama apa lagi setelah dia bertemu lelaki itu nanti.

********

Shawn sudah terlihat sangat tampan dengan toxedo hitam yang membalut tubuh tegap nya, lelaki itu menunggu seseorang di depan lobi utama dia tidak sendiri ketiga sahabat nya pun juga ada disana.

" kenapa lama sekali " gumam Shawn yang sedari tadi melirik arloji di pergelangan tangan kanannya.

" tenang Shawn... sebentar lagi princess mu akan datang " goda Samuel dengan senyum jahil, Xavier dan juga Mike hanya terkekeh.

Keempat lelaki itu sungguh terlihat sangat tampan, sedari tadi pun mereka juga sudah menjadi pusat perhatian.

" itu dia " seru Xavier saat melihat mobil mewah berwarna putih berhenti.

Kedua mata Shawn tidak berkedip begitu seorang gadis turun dari mobil setelah sang sopir membukakan pintunya.

" WOWW!!!!!!!!!!! " gumam Mike yang terpesona

" dia sangat cantik " ucap Samuel tanpa sadar

Xavier hanya tersenyum samar tangan kanannya menepuk pundak kiri Shawn untuk menyadarkan lelaki itu dari lamunannya.

Guzel menatap keempat lelaki itu secar bergantian, tatapan nya berhenti tepat di wajah Shawn. Lelaki yang sudah berhasil menjungkir balikkan hatinya.

" kenapa aku mulai merasa panas " goda Samuel yang mengibas-ngibas kan tangan nya

" aku juga merasa tenggorokan ku mulai terasa kering " sambung Mike menahan tawa

" ayo kita masuk!!!! cukup saling pandang memandang " seru Xavier.

Shawn melengos menyembunyikan rona merah diwajahnya begitupun dengan Guzel. Tanpa ragu sedikitpun, Shawn menggenggam tangan Guzel dengan lembut. Shawn tersenyum samar karena merasakan dinginnya tangan gadis itu.

Tidak ingin mengulur waktu lagi, mereka pun masuk dan begitu pintu terbuka semua mata benar-benar tertuju kepada mereka berlima.

Shawn yakin gadis yang saat ini ada disampingnya merasa gugup karena ini pertama kalinya bagi Guzel datang ke acara besar seperti ini.

Shawn melepaskan genggaman tangan nya, belum sempat Guzel mengeluh lagi-lagi Shawn membuatnya diam terpaku saat tangan melingkar di pinggang rampingnya.

Mereka berdua sangat dekat bahkan tubuh mereka sedikitpun tidak memiliki jarak, bau harum maskulin menguar begitu saja di indera penciuman Guzel. Gadis itu masih menatap wajah tampan Shawn lekat, dia sungguh tidak menyangka akan bisa sedekat ini dengan lelaki gunung es ini.