webnovel

TIPL - Mamah Muda

Ting

Peyvitta terdiam saat mendapatkan sebuah notifikasi dari Pelvetta, merasa penasaran akhirnya Peyvitta membuka pesan dari Peyvitta.

[Gue harap lo jangan terlalu menuruti keinginannya. Gue takut ada sesuatu yang terjadi saat lo terlalu memanjakan dirinya.]

Alis Peyvitta mengernyit dengan penuh kebingungan saat Pelvetta mendadak mengirimkan pesan yang seperti itu pada dirinya, beberapa saat Peyvitta memikirkan hal tersebut sampai akhirnya Peyvitta mengetikan sebuah balasan.

[Gue lagi di perjalanan menuju ke Apartemennya.]

Di sini Peyvitta memberi tahu hal yang sebenarnya bahwa dia sedang menuju ke Apartemen Santosa, semula dia tidak ingin, hanya saja dia dijaga ketat sampai akhirnya dia masuk ke mobil dan ternyata tujuannya memang menuju ke Apartemen Santosa—katanya.

Di satu sisi ada orang yang langsung merasa marah dan juga gereget setelah dirinya membaca balasan pesan yang baru saja dia dapatkan, dipenuhi dengan amarah, dia mengetikan huruf yang dia rangkai menjadi kata.

[Lo bego atau bagaimana? Kenapa lo mau diajak ke Apartemennya?]

Pelvetta tidak bisa mengontrol kata-kata yang dia ketik, karena memang sekarang Pelvetta merasa begitu kesal, kenapa kembarannya mendadak menjadi bego seperti ini?

Memang Peyvitta tidak terima dengan kalimat yang sudah Pelvetta kirimkan padanya, tapi sekarang dia tidak bisa berbuat apa pun. Peyvitta melirik ke arah pria yang sekarang duduk di sampingnya.

[Gue gak tahu caranya untuk kabur.]

Dengan jujur Peyvitta mengetikan apa yang sudah dia alami, di mana tadi dia tidak melihat sedikit celah agar dirinya bisa kabur dari ajakan Santosa yang memang mengajaknya untuk ke Apartemennya.

[Lo mau jadi Mamah muda? Lo mau punya anak dari Om-om? Duda malah.]

Pelvetta tidak habis pikir jika kembarannya sampai mau bersama dengan Santosa. Emosinya sekarang sudah benar-benar memuncak.

Pelvetta sudah sedikit tahu tentang siapa Santosa. Memang Santosa pernah menikah dengan seorang perempuan yang sama-sama bergelut di dunia bisnis.

Waktu itu dia hamil dan memang hasil dari Santosa, hanya saja saat akan melahirkan kondisi bayinya tidak seperti seharusnya.

Mengeluarkan bayi yang ada di rahimnya ternyata malah membuat nyawanya melayang, untuk bayinya sekarang entah ke mana.

Menurut kabar yang beredar di media, bayi tersebut mati setelah 30 menit bertahan dengan kondisi yang lemah.

Namun, ada sebuah isu bahwa bayi tersebut dibuang begitu saja sebab bayi tersebut berjenis kelamin perempuan, sementara bayi yang Santosa inginkan adalah laki-laki.

Secara dekat, logikanya adalah Santosa ingin ada seorang penerus bisnisnya. Kalau anak itu hidup, anak itu sudah berusia 9 atau 10 tahunlah. Dia sedang tumbuh dewasa, tapi misteri tersebut tidak terpecahkan sampai sekarang.

Banyak media yang ditutup oleh Santosa menggunakan uang agar mereka tidak terus-terusan mencari kabar yang sebenarnya tentang anaknya tersebut.

Cukup malang memang nasib anak tersebut, tapi kalau hal tersebut terjadi pada Peyvitta bagaimana?

Bagaimana kalau nantinya Peyvitta sampai menikah dengan Santosa dan menghasilkan keturunan, lalu anak yang Peyvitta lahirkan adalah perempuan?

Apakah anak tersebut akan bernasib sama dengan isu dari kematian anak pertamanya?

[Terus, gue harus bagaimana?]

Entah kenapa malam ini pikiran Peyvitta mendadak susah untuk bekerja dan menghasilkan sebuah ide cemerlang agar dirinya tidak bersikap pelanga-pelongo seperti ini saat bersama dengan Santosa menuju ke Apartemennya.

[Terserah, tapi intinya hati-hati.]

[Hm.]

"Sedang ngapain kamu?" tanya Santosa setelah dirinya melihat Peyvitta yang begitu serius bersama dengan handphone-nya.

"Tidak sedang apa-apa," jawab Peyvitta sambil menggelengkan kepalanya cepat.

Peyvitta sebenarnya kaget saat mendengar Santosa yang mendadak menanyakan hal ini, karena sebelumnya dia tengah begitu serius membalas chat dari Pelvetta sambil memikirkan cara yang bisa dia lakukan sekarang.

Kedua bola mata Santosa menatap Peyvitta tidak percaya. "Kalau tidak sedang melakukan apa-apa, ngapain kamu memperhatikan layar handphone kamu dengan begitu serius, dan kemudian kamu mengetikan sebuah pesan?" tanya Santosa yang berusaha menyudutkan Peyvitta dengan apa yang sudah dia perhatikan sedari tadi.

"Om ngintip ya?" tanya Peyvitta sambil mendekap handphone-nya ke dada.

Hal ini Peyvitta lakukan refleks, tapi percayalah kalimat yang baru saja Peyvitta ucapkan itu penuh dengan sebuah pemikiran.

"Tidak." Kepala Santosa dia gelengkan santai, padahal memang sedari tadi dia sudah berusaha untuk mengintip isi layar Peyvitta, sayangkan tidak bisa.

"Hm." Peyvitta merasa tidak yakin, dia menatap Santosa dengan tatapan yang penuh dengan kecurigaan.

"Jangan macam-macam," peringat Santosa dengan suara yang terdengar begitu serius.

Tatapan Santosa tidak lepas dari perempuan cantik yang sangat ingin dia miliki sepenuhnya, bahkan rasa ingin memiliki Peyvitta sudah melebihi batas.

"Emangnya Om mau ngapain?" tanya Peyvitta dengan begitu polos sambil menatap Santosa dengan tatapan yang begitu serius.