webnovel

Titik Nila

Kadang rasa sakit dibutuhkan untuk kita bergerak maju. Saat sakit itu datang, reaksi alami manusia adalah menjauh dan merutuk. Namun, Tuhan selalu punya jalan untuk menjungkirbalikan hidup manusia. Semuanya akan indah pada waktunya bukan? Lili, gadis 25 tahun yang baru saja mengenal apa itu sakit hati, memiliki reaksi yang lumrah ditemui pada manusia lainnya. Berlari dari masalah merupakan hal yang wajar bukan, batinnya. Yang tidak dia ketahui adalah semua bencana yang menimpanya merupakan awal dari petualangan cinta dalam hidupnya. Akankah Lili bertahan dengan segala badai dan terik yang menimpanya, hingga ia sanggup berlabuh di pantai berpasir putih yang menenangkan jiwa?

veronica_me · Urban
Not enough ratings
6 Chs

Tali Masa

Kadang sejauh apapun kita berlari menghindar dari masa lalu yang belum tuntas, ada saja jalan yang mempertemukannya dengan masa sekarang.

Lili menatap langit-langitn kostnya. Sudah hampir setengah jam dia terbangun, tapi belum ada keinginan untuk turun menyentuh lantai ubin yang dingin. Jam kecil di samping ranjangnya menunjukkan pukul 7 pagi. Sungguh Lili tidak ingin beranjak dari selimutnya, "Toh hari ini Hari Minggu." Gumamnya.

Pikirannya melayang mengingat peristiwa kemarin. "Ah, kenapa juga laki-laki itu ada di sini!" Batinnya.

Mengingat kata hinaan dari lelaki itu cukup menyakitkankqn baginya. Sebenarnya Lili juga enggan untuk mengorek masa lalu, semuanya begitu berantakan saat Lili meninggalkannya. Seperti perpustakaan yang diguncang gempa 7 skala richter dan meninggalkan buku yang berceceran di mana-mana. Begitu pula masa lalunya dengan pemuda berparas rupawan kemarin. Potongan kenangan manis dan pahit berserakan dan menimbulkan kekacauan dalam hati dan pikiran masing-masing. Menjadikan manusia yang mengalaminya tidak bisa menimbang dengan benar segala perkara.

Jika waktu bisa diputar dan Lili bisa mengubah 1 peristiwa dalam hidupnya, tanpa ragu dia akan menghapus Theo dari sana. Bukan berarti setiap kenangan mereka tidak berarti, tapi kekacauan yang ditimbulkan tidak sanggup dia tanggung. Lili hanya gadis biasa yang sungguh berharap kehidupannya damai, aman, sejahtera, tanpa konflik berarti. Nyatanya orang yang tak senang dengan drama ini malah menjadi pemeran utama dalam drama kehidupannya yang bak drakor.

Lili bertemu Theo saat masih kuliah. Theo Ardiansyah merupakan salah satu mahasiswa populer di kampus. Bukan hanya karena wajahnya yang rupawan, dia juga pemain andalan untuk tim ekskul futsal kampusnya. Kata-katanya manis dan senyumnya selalu ditebar, membuat para mahasiswi meliriknya setiap Theo lewat. Walau demikian, Theo belum memiliki kekasih. Ya, dia memang acap kali balik menggoda beberapa teman wanitanya, tapi dia tidak bersungguh-sungguh. Hanya sebagai balasan untuk wanita-wanita yang memujanya itu.

Ringtone hapenya mengalihkan Lili dari pikiran kusutnya. Nama Josh terpampang di layar.

"Ya hallo"

"Li, nanti siang ada acara? Mau makan siang bareng?"

"Boleh, hari ini aku kosong."

"Oke. Aku jemput jam 11 ya!"

"Hmm. Bye." Gumaman persetujuan muncul sebagai jawaban.

"Bye!"