webnovel

The World First Accelerator

Pertama kali Ether Energy muncul, bumi terguncang hebat. Makhluk hidup bermutasi dan menarik kehidupan lain dari luar angkasa. Umat manusia mendekati kepunahan. Nemesis adalah manusia pertama mengalami Rebirth menjadi Mortal atau kehidupan lebih tinggi dari manusia biasa. Ia menyelamatkan banyak nyawa saat genosida terjadi oleh para Genesis. Namun bisakah Nemesis terus mempertahankan kedamaian dan melindungi umat manusia? -Original Story-

Yuusha_7676 · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

Berburu (2)

Nemesis sampai di hutan dibawah perbukitan. Ketika dia masuki hutan, Genesis lemah mulai menyerangnya beberapa kali. Pada akhirnya Nemesis kesal dan mengeluarkan aura puncak E1. Genesis lemah itu takut dengan aura yang dikeluarkan dia dan mulai menghindarinya. Nemesis senang dan malu pada dirinya sendiri tidak melakukan ini sejak awal.

Sambil terus menuju kedalaman hutan, Nemesis merasakan aura Ether yang semakin kental. Berbeda dengan Genesis lemah di pintu masuk, mereka disini dengan kekuatan E1 tahap awal mulai menyerangnya kembali. Namun, dia dengan kekuatan E1 puncak dapat dengan mudah mengatasinya.

Semakin dalam ke hutan, Nemesis akhirnya bertemu dengan Genesis setingkat dengannya. Tepat 100 meter didepan dia merasakan seekor Genesis. Dia perlahan berjalan mendekat dan melihat bahwa itu Genesis jenis serigala.

Nemesis melihat sekitar memastikan serigala itu tidak bersama kawanannya. Dia berencana membunuhnya dengan cepat sebelum kawanannya datang.

Sambil mengeluarkan katana dari sarungnya, Nemesis mendekat perlahan berusaha tidak membuat suara. Namun, dirinya salah besar disini. Poin terbaik dari Genesis tipe serigala adalah penciumannya bukan pendengaran. Serigala itu memang sengaja menunggu Nemesis mendekat.

Nemesis juga merasakan ada sesuatu yang salah dan diapun mengentikan langkah kakinya. Namun, seketika dia merasakan angin dingin mengarah punggungnya. Dengan refleks cepat Nemesis merunduk dan berguling ke samping. Tepat ditempat Nemesis tadi seekor serigala hitam berukuran 3 meter menatap dia dengan niat membunuh.

'Sialan! itu lebih besar dari serigala bukit!'

Mengutuk keras, Nemesis diam-diam menyesali dirinya lengah. Hampir saja dia terbunuh, kalau tidak memiliki reflek cepat mungkin dia sudah diterkam oleh serigala itu.

Sementara serigala itu menatap Nemesis marah karena serangan menyelinap yang dia banggakan gagal. Dia mengeram lalu menghilang kembali di kegelapan.

Nemesis menyadari bahwa serigala itu masih disekitar. Dia meningkatkan kewaspadaannya, kali ini dia tidak boleh ceroboh. Benar saja, hawa dingin kembali menyerangnya, namun kali ini datang dari sebelah kiri. Dengan posisi bertahan, Nemesis menangkis serangan cakar itu dengan katananya. Dia meringis melihat tangannya sedikit bergetar. Tak menyangka serigala itu sangat kuat, dia merasakan tekanan yang dibawa cakar itu setidaknya 100kg.

Setelah menyerang Nemesis gagal, serigala itu kembali menghilang dalam kegelapan dan bersiap untuk serangan penuhnya. Nemesis juga menyadari bahwa dia telah membuat serigala itu marah. Namun, dia tidak peduli, yang ada dipikirannya adalah menunggu celah.

Kali ini sebuah angin dingin mengarah tepat di dadanya dan Nemesis menangkis itu segera. Tidak berhenti disitu serigala mengeluarkan serangan keempat, kelima, dan seterusnya. Nemesis melihat ini mengernyitkan alisnya. Tangannya sudah mati rasa menangkis serangan beruntun ini dan masih belum melihat satu celah pun untuk menyerang balik. Saat serangan terakhirnya serigala itu membuka mulut dan memamerkan taring panjang.

Melihat ini mata Nemesis berbinar. Dia mempersiapkan kuda-kudanya lalu dengan sangat cepat menusuk kedepannya tepat kearah mulut serigala itu. Serigala melihat serangan Nemesis diam-diam mencibir dalam hatinya. Seolah-olah serangan Nemesis hanyalah mengantarkan kematiannya. Sedangkan Nemesis senang melihat serigala itu tidak berusaha menghindar.

Dalam sepersekian detik suara sayatan lemah terdengar menentukan pemenang terakhir. Serigala itu menatap Nemesis tajam sebelum menutup matanya dan mati. Nemesis mencabut katananya lalu menyarungkan kembali. Serangan tadi sangat beresiko jika dia tidak fokus. Dia menusuk otak serigala itu dari bawah rahangnya, dimana bagian itu sangat terbuka dan lemah. Namun, jika dia sedikit lebih lambat, mungkin tangannya sudah tercabik-cabik oleh taring tajam serigala itu.

Melihat mayat serigala seukuran 3m di depannya Nemesis merasa puas. Dia berfikir 'apakah dagingnya enak?' lagipula kondisinya mayat itu sangat baik. Hanya menyisakan luka di rahangnya. Bulunya juga masih utuh, tapi setelah melihat ukuran 3m dia benar-benar tidak tau harus berbuat apa. Menghela nafas pahit Nemesis memutuskan untuk menguliti dan membawa cakarnya saja. Biarkan dagingnya dimakan oleh Genesis lain dan melanjutkan perburuannya.

Setelah mengalahkan serigala itu Nemesis merasakan aliran Ether dalam tubuhnya bertambah dan mulai memadat. Sebelumnya dia hanya merasakan arus itu seperti jaring laba-laba yang menyelimuti tubuhnya. Kali ini dia seolah-olah merasakan bahwa dipusat jaring itu sedang membentuk sebuah inti berbentuk bola yang terus berubah-ubah warna antara hijau dan ungu.

Menganggukkan kepalanya Nemesis paham bahwa itu tanda-tanda akan menerobos ke tingkat E2. Tapi, sebelum itu dia perlu terus berburu untuk mengakumulasi Ether dalam tubuhnya agar mudah untuk menerobos. Lagipula dia tidak perlu terburu-buru dan akan menimbulkan kecurigaan, jadi pilihannya hanyalah menimbun kekuatan Ether hingga sacara alami menerobos ke tingkat E2.

Nemesis melanjutkan perburuannya dengan berkeliling disekitar daerah itu. Dia juga puas bahwa peningkatan kekuatan Ether juga meningkatkan persepsi dan jangkauan deteksinya. Namun, dia juga tidak boleh terlalu terburu-buru untuk menuju area terdalam hutan. Nemesis menduga bahwa disana dipenuhi Genesis E2. Dia tidak yakin bahwa Genesis E3 ada daerah ini. Bagaimanapun Genesis E2 level menengah sudah cukup membunuhnya dengan mudah dan bahkan menjadi penguasa daerah ini.

***

Di tempat terdalam hutan terdapat beberapa mayat Genesis E1 puncak tergeletak. Beberapa mayat bahkan sudah dibedah namun masih menyisakan setumpuk daging segar yang berserakan. Pelakunya adalah seorang pemuda yang sedang melarikan diri dengan tas besar dipunggungnya dari seekor ular piton raksasa. Tubuh ular itu berdiameter 2m dengan panjang 20m membuatnya mudah untuk menghempaskan pepohonan sekitar.

Awalnya Nemesis berniat untuk mencoba memasuki hutan lebih dalam dan menguji kekuatannya bertarung dengan Genesis E2 awal. Namun, dia tidak sengaja memecahkan telur dari Genesis E2 menengah. Setelah memastikan bahwa dirinya tidak dapat membunuh Genesis E2 awal didepannya. Nemesis melarikan diri dan berhasil lolos. Tapi, sangat disayangkan dia menyinggung penguasa hutan itu dan dengan mudahnya ditemukan. Lalu terjadilah situasi saat ini dimana dirinya terus melarikan diri dari pengejaran.

Sebenarnya dia bisa saja meloloskan diri dari ular itu. Namun, tas besar yang dibawa di punggungnya sangat berat dan menghalangi dia untuk bermanuver. Saat sedang berlari Nemesis mencium bau busuk dari kejauhan dan sebuah pikiran melintas dibenaknya. Dia mengikuti bau tersebut hingga menemukan bahwa itu berasal dari sebuah bunga. Bunga yang sangat besar, ular yang tadinya mengikuti Nemesis mulai berbalik lari meninggalkannya.

Nemesis ingat nama bunga didepannya adalah Rafflesia. Dia pernah membaca buku bahwa bunga itu langka dan termasuk bunga raksasa dengan ukuran diameter setidaknya hampir 1m. Namun, bunga didepannya berdiameter sekitar 5m berbeda dengan apa yang dia baca dibuku. Dia melihat bunga itu dan tidak berusaha mendekat, dia mengingat bahkan ular itu juga mengindarinya. Siapa tau bunga itu juga sebuah Genesis kuat dan dia tidak ingin menyinggungnya.

Melihat jam ditangannya sudah hampir pagi, Nemesis memutuskan pulang. Dia harus memanfaatkan kegelapan untuk menyelinap masuk ke kota. Lagipula dia sekarang membawa tas besar membuatnya terlihat mencurigakan. Kali ini Nemesis masuk tanpa menyelubungi tubuhnya dengan energi Ether karena kabut yang muncul disekitar sudah cukup untuk menutupinya.