Niki 2

"Dihh...." Dengan wajah yang terlihat sangat risih Niki pun pergi tanpa menjawab pernyataan itu.

Serentak seluruh orang yang berada di kantin menertawakan orang yang menyatakan cinta itu. Sudah terlihat sangat jelas bahwa itu adalah sebuah penolakan.

Si Andre pun menceritakan sedikit hal tentang Niki. Niki memang disebut ratu jutek di sekolah tetapi selain dia cantik dan menawan dia juga sangat pintar. Mungkin karena itulah mengapa orang suka padanya.

Akupun kepikiran untuk mencari suatu kesibukan, entah bergabung di suatu ekskul atau kerja paruh waktu lagi.

Sepulang sekolah, aku sadar aku pulang sendiri. Biasanya aku pulang bersama Alice.

"Saaf!!!! tungguin ayo pulanng bareng"

Si Andre yang berteriak. Dengan senang hati aku menunggunya dan pulang bersama.

Disaat kami jalan melewati gerbang, tidak sengaja aku melihat si ratu jutek Niki. Meskipun hanya sekilas aku melihat raut wajahnya yang sedang sedih. Mungkin hanya aku yang menyadarinya. Iya, tentu saja aku tidak bisa apa-apa. Kami melanjutkan perjalanan.

"Saaf ayo singgah ke cafe"

Entah mengapa aku langsung mengiyakannya. aku juga heran. karena biasanya aku langsung kerumah.

"Saaf kamu suka sama Ratu jutek ya?"

"ga lah, kok bisa nanya gitu"

"Lah kamu kan selalu liatin dia dan saat aku ceritain kamu kayak kelihatan bersemanngat"

Aku juga heran dengan pertanyaan dan jawab itu. tentu saja aku tidak memiliki perasaan terhadap ratu jutek itu. mungkin saja hanya sekedar rasa penasaran. ya rasa penasaran.

Sepulang dari cafe aku jadi kepikiran. Kok bisa aku penasaran dengan ratu jutek. ah sudahlah sepertinya tidak begitu penting. selain itu setelah dari aku kepikiran untuk kerja paruh waktu lagi di cafe. Mungkin kerja disitu rasanya asik juga.

Keesokan hari dijam istirahat.

"Saaf taruhan ayo!!"

"Siapa takut ayoooo"