webnovel

The Left Behind

Menceritakan tentang kisah perjalanan Kim Taehyung yang mencari keberadaan sang eomma hingga mengantarkannya ke ibukota Seoul dimana ia harus bertahan hidup sendirian tanpa ada seorangpun yang ia kenal. Akankah Taehyung berhasil menemukan sang eomma? Sanggup pulakah ia untuk bertahan?

Nocita_Maria · Celebrities
Not enough ratings
31 Chs

Ch.26: Don't Give Up, Jimin!

Aloha chingudeul. 👋👋

Gomawo buat 12k views dan votesnya.

Enjoyed, but don't forget to vote and share, okay? 😊

.

.

.

"Hoseok Hyung ... kenapa--kenapa Taehyung tak ada di sana!" terbata Jimin pada Hoseok yang melihatnya dengan iba.

"Tak apa Jiminnie, jangan menyerah. Kita masih punya banyak waktu," hibur Hoseok, sembari menarik sang Adik agar masuk ke dalam pelukannya.

"Hiks Hoseok Hyung, aku tau itu. Ta-Tapi, tapi aku mau bertemu dengan Taehyungie secepatnya, Hyung. Aku merindukan sahabatku," lirih Jimin dengan punggungnya yang diusap-usap penuh kasih oleh sang Kakak.

"Uljima Saengie, Hyung mengerti. Cha, ayo kita ke tempat berikutnya?" ajak Hoseok dan menjauhkan sebentar sang Adik dari pelukannya guna menyeka air mata yang mengalir di kedua pipi Jimin yang tembem.

"Hiks ... iya Hyung. Ayo kita pergi!" sahut Jimin setuju, lalu menurut saja ketika Hoseok mulai menarik tangannya menjauhi halte bersamaan dengan mobil berwarna silver yang melintas di dekat keduanya.

Flexing nan eopsji

piryoga eopsji

Who's the king who't the boss

da aljanha naeireum

ipman san saekkideul

dangjang nomui mogeul chyeo

"Astaga, apa itu soundspeaker dari mobil tersebut!!" kaget Hoseok.

"Eumm Hyung?" heran Jimin yang mendengar sang kakak mengomel dan melihat mobil silver dimaksud yang mulai menjauh.

"Kenapa hoseok Hyung?" tanya Jimin setelahnya. Tadi karena asyik melamun sendiri, iyapun tak terlalu mendengarkan keadaan sekitarnya.

"Tak ada Jiminnie. Hanya mobil tadi saja yang menyetel lagu terlalu kencang," jelas Hoseok.

"Ya ampun, apa orang di dalamnya tidak tuli ya?" lanjut Hoseok, bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Ah sudahlah. Kajja Jiminnie, kita bergegas!" ujar Hoseok, sembari menarik lengan sang adik agar tak tertinggal olehnya.

-

-

-

-

-

Beberapa menit kemudian di depan gerbang sekolah SOVET tempat di mana Taehyung menimba ilmu, mobil yang disupiri oleh Markpun telah berhenti tepat di depannya.

Dimulai dengan Joshua yang segera turun, Taehyung dan disusul 3 lainnya. Ke-5 anak itupun segera berbaris bagai anak itik menghadap Mark dikursi kemudi dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Jika Joshua dan Taehyung tampak biasa saja, lain hal dengan 3 lainnya yang justru tengah bersungut-sungut.

"Mark Hyung, gomawo ne sudah mengantarkan kami. Maaf kami merepotkan," suara Joshua memulai percakapan.

"Hyung, terimakasih banyak" ikut Taehyung yang berdiri di samping Joshua.

"Eumm, sama-sama. Kalian berdua belajar yang rajin, okay?" tanggap Mark, dan langsung diangguki oleh keduanya.

"Dan kalian bertiga!!" lirik Mark setelahnya pada Daniel, Young Jae dan Bam Bam yang masing-masing tengah mengusap telinga mereka yang memerah bagai kepiting rebus.

"Hyung tidak asik. Sakit tau!! Masa kami sudah besar masih juga dijewer," protes Young Jae yang tadi mendapat jeweran maut dari Mark untuknya.

"Iya nih. Mana Hyung pakai tenaga dalam segala. Jika telinga kami copot, kan bisa gawat Hyung!" keluh Daniel pula yang tak ketinggalan.

"Ssh ... telinga Bammie terus saja berdengung Hyung. Mark Hyung benar-benar kejam," rutuk Bam Bam melengkapi dan hanya ditatap malas oleh Mark yang mendengar.

"Rasakan. Itu adalah hukuman karena kalian tidak mau mendengarkan Hyung," balas Mark dengan sinis sembari menatap ke-3 nya dengan galak.

Pftt!

Suara Joshua yang berusaha menahan tawa dan mendapat death glare dari trio yang dihukum.

"Lain kali...." suara Mark lagi dan mengalihkan perhatian ketiganya dengan cepat pada sang Hyung tertua.

"Lain kali apa Hyung?" tanya Young Jae sewot.

"Lain kali jika kalian bersikap seperti itu lagi dan tidak mau mendengar perkataan Hyung, jatah uang jajan kalian bertiga akan Hyung potong selama sebulan," ancam Mark.

"Bahkan, Hyung juga nanti akan meminta Bang Pdnim untuk menahan gaji kalian selama 3 bulan jika kalian mengulanginya lagi. Sanggup?" lanjut Mark, membuat ketiga trio tersebut seketika menelan air ludah.

"Andwae ... jangan Hyungnim!!" seru ketiganya dengan kompak.

Sementara Joshua kembali harus menahan tawa dibuatnya begitu pula dengan Taehyung kali ini.

"Bagus. Jadi lain kali menurut okay jika Hyung perintah?" ujar Mark.

"Dan kalau kalian sampai membantah...." kata Mark memberi jeda.

"Algesseumnida, kami mengerti yang mulia!" sambar ketiganya dengan cepat sembari mengatupkan kedua telapak tangan mereka di depan dada masing-masing.

"Bagus," ujar Mark dengan puas.

"Cha, sekarang sudah waktunya Hyung berangkat kerja. Kalian berlima, pergilah masuk ke kelas kalian sekarang. Belajar yang rajin, dan jangan buat masalah. Mengerti?" mandat Mark pada ke-5nya.

"Nde, kami mengerti Hyungnim," jawab ke-5nya dengan kompak sembari memberi hormat.

"Kekeke, bagus bagus. Kalau begitu, sampai nanti!" lambai Mark setelahnya, lalu mulai menarik tuas mobilnya untuk beranjak dari sana.

"Hiiihhhh, Mark hyung jika sudah marah memang benar-benar menakutkan!" bisik Young Jae setelah kepergian Mark.

"Benar. Lain kali aku tak mau memancingnya seperti itu lagi. Bisa mati kelaparan aku nanti," ujar Daniel yang setuju.

"Itu adalah pertama kalinya aku seperti melihat ada tanduk merah di kepala Mark hyung. Orang yang pendiam, jika sekali marah benar-benar menakutkan ya!" tambah Bam Bam pula, dan di angguki oleh kedua hyungnya yang bermasalah.

"Hei kalian bertiga, ayo cepat beranjak dari sana. Sampai kapan kalian mau berdiri seperti orang bodoh begitu hah?" panggil Joshua yang menyadarkan ketiganya, sementara ia telah memasuki gerbang sekolah mereka dengan Taehyung yang mengikut di sebelahnya.

"Yaa, siapa yang kau bilang bodoh huh?" sungut Young Jae tak terima, namun tetap beranjak dari tempatnya mendekati Joshua.

"Memangnya siapa lagi? Tentu saja dirimu Young Jae pabbo," tanggap Joshua, membuat Young Jae kali ini tampak bersiap-siap ingin menerkam Joshua yang sudah di dekatnya.

"Yaa yaa, mau apa kau?" panik Joshua.

"Awas saja jika kau sampai tertangkap Joshua-ya. Akan kubuat perhitungan denganmu. Kemari kau!" kejar Young Jae pada Joshua yang tentu saja refleks berlari menjauhi siempunya.

"Hahaha ... tangkap saja aku jika kau bisa Young Jae pabbo!" ejek Joshua, sembari semakin mempercepat larinya.

"Yaa ... awas kau ya!" teriak Joshua bersemangat.

Tinggalkan kedua orang tersebut, Daniel dan Bam Bam yang ditinggalkan perlahan pun mulai mendekati Taehyung yang masih setia menunggu di tempatnya.

"Kajja Niel, Bammie, ayo kita susul mereka!" ajak Taehyung, yang diangguki oleh ke-duanya.

Tak lama setelah kepergian ke-3nya, sebuah mobil sedan hitam yang tempo lalu sempat dilihat oleh Taehyung terlihat berhenti tepat di depan gerbang mereka berada sebelumnya.

Tak lama berselang, sesosok pria bertubuh tinggi dengan dimple di kedua pipinya, Jeon Namjoon ikut pula turun menapakkan kakinya di pelataran gerbang dengan tas tenteng yang setia menemani.

Merapikan pakaiannya sejenak, Namjoonpun kembali berbalik menghadap pada sang Adik yang menatapnya dari kaca jendela yang terbuka dengan binar kagum.

"Wahhh ... Namjoon Hyungie terlihat sangat keren," puji sang adik, terpesona.

"Hehehe, tentu saja. Hyung siapa dulu?" goda Namjoon.

"Hyungnya Jungkookie dong," sahut Jung Kook bangga, membuat sang Ibu yang duduk di kursi kemudi terkekeh mendengarnya.

"Aigoo, Jungkookie Adiknya Namjonnie Hyung kenapa imut sekali sih?" gemas Namjoon dan mencubit pelan pipi sang adik yang tertawa lucu.

"Ne Hyungie, nanti cepat pulang ya? Ingat kan, kalo Hyung sudah janji akan temani Kookie bermain game setelah pulang sekolah?" tagih Jung Kook pada sang Kakak.

"Oh yang kemarin!" ingat Namjoon, segera diangguki dengan sangat antusias oleh sang Adik.

"Tentu Kookie. Apapun untuk adik Hyung yang imut," ujar Nam Joon setelahnya, membuat Jung Kook tersenyum puas.

"Eomma?" panggil Namjoon yang beranjak pada sang ibu tiri di depan.

"Ne Namjoon?" tanggap sang ibu, So Hee pada anaknya.

"Gomawo ne Eomma sudah mengantarkan aku hari ini. Mian, aku terus merepotkan Eomma," ujar Namjoon tak enak.

"Aigoo ... Eomma tidak merasa direpotkan sama sekali Namjoonie," tolak So Hee.

"Lagipula mobilmu kan masih rusak!" ujarnya dan membuat Namjoon tersenyum lega.

"Cha, masuklah!" kata Sohee setelahnya.

"Oh iya aku hampir lupa!" kata Namjoon, yang kembali berbalik.

"Eomma?" panggil Namjoon.

"Ye....?" heran Sohee.

"Eomma, Eomma nanti tak perlu menjemputku, okay? Mobilku sudah selesai hari ini. Jadi rencananya sepulang sekolah aku akan ke bengkel sebentar untuk menjemputnya sebelum pulang kerumah. Jadi Eomma tidak usah menjemputku ya?

ujar Namjoon.

"Aa ... arraso. Okay, akan Eomma ingat," sahut So Hee.

"Masuklah, sebentar lagi gerbang akan ditutup!" info Sohee memberitahu anaknya.

"Okay. Sampai nanti Eomma, sampai nanti Jungkookiee!" lambai Namjoon setelahnya, lalu berlari-lari menuju gerbang yang setelah ia lewat benar saja langsung ditutup lantaran sudah waktunya.

"Astaga anak itu," kekeh Sohee yang melihat tingkah anak pertamanya.

"Eomma, ayo kita berangkat! Kookie sebentar lagi juga akan masuk, lho?" peringat Jung Kook pada sang Eomma.

"Matta. Okay sayang. Kajja!" ajak Sohee penuh semangat.

TBC

ayo ayo jangan lupa tinggalkan jejak kalian chingudeul.

Wait for the next chapter after 13k views. 😙