webnovel

The Last King of Calradia

Berkisah seorang pemuda bernama Airel yang merupakan keturunan dari raja Calradia namun sekarang Calradia terpecah menjadi beberapa kerajaan, dan mulailah era perang antar kerajaan tersebut. Perang tanpa henti yang mengorbankan banyak jiwa dari prajurit masing-masing kerajaan dan warga sipil. Dengan kekacauan itu Airel bertekad menyatukan lagi kerajaan yang terpecah menjadi 1 kerajaan lagi yaitu Calradia. Di tengah tekadnya untuk menyatukan Carladia, Airel bertemu dan jatuh cinta kepada seorang ksatria wanita. Kisah cinta merekapun terjalin tetapi takdir berkata lain, ketulusan cinta Airel di balas penghianatan hanya demi tahta. Hidup Airel semakin hancur saat orang-orang terdekatnya gugur satu persatu hingga membuatnya menjadi ksatria yang penuh dendam. Terus ikuti perjalanan Airel untuk mengambil tahta dan menyatukan kerajaanya lagi dengan lika-liku kisah cintanya apakah akan berakhir bahagia atau menyedihkan. Ikuti terus perjalanan Airel.

Aditya_11 · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

#2# PERTEMUAN LORD SULTANATE

Setelah hancurnya kerajaan Calradia 13 tahun yang lalu, aku sekarang tinggal di kota Shariz dan di rawat oleh mantan pelayan kerajaan dan juga orang terdekat ayahku yaitu bibi Klethi dan paman Nizar yang memiliki julukan ksatria pasangan mawar hitam karena selain sebagai pelayan paman dan bibi juga merupakan ksatria yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dan juga pernah menjadi pahlawan perang karena mereka berdua bisa membunuh 1000 pasukan musuh dan menyelamatkan puluhan ribu penduduk di perbatasan.

Pagi ini sangat cerah sekali, berbeda dari hari-hari kemarin yang selalu ada badai pasir hingga membuat kota Shariz seperti kota mati karena penduduknya tidak ada yang keluar rumah. Aku bisa dengan jelas melihat langit yang cerah serta kicauan burung dan para penduduk yang mulai melakukan kegiatan.

Saat aku sedang asik-asik duduk di depan kedai bibi ku, tiba-tiba bibi memanggilku.

" Airel? Kau disitu? "

" Iya bibi Klethi, aku disini! Ada apa? "

" Bisakah kamu membawakan bekal ini ke pamanmu? Dia sedang menjaga menara timur! "

" Menara timur? Maaf bibi aku tidak tau dimana menara timur hehehe. "

" Hhhhhh dasar kamu ini, kamu lihat menara besar di depan mu? Di samping kanan gerbang utama kota itu! "

" Iya bi. "

" Itulah benteng timur, pamanmu ada di ata benteng jadi bawakan bekal ini karena dia pasti sudah kelaparan. "

" Baik bi aku akan kesana, sekalian aku ingin melihat pemandangan dari atas sana. "

Bibi Klethi langsung memberikan bekal itu kepadaku dan aku langsung pergi ke benteng timur.

Sesampainya di menara aku melihat paman Nizar suaminya bibi Klethi sedang tidur seakan-akan tidak memiliki tugas, hhhhh dasar paman Nizar.

" Hmmmm saat dia bertugas  tapi dia tidur, mungkin aku harus mengerjainya sedikit hehe. "

Kebetulan di samping paman ada wadah berisi air dan saat aku sentuh airnya dingin sekali, dengan cepat akupun langsung mengambil wadah itu dan menyiramkanya ke wajah paman hehe

Bwyaaaar...!!

" Pamaaan! "

Paman yang kaget langsung teriak dan secara cepat mengarahkan pedangnya kearahku.

" Musuuuuuuuuuuuh....! Menyerahlah atau hidup...! Eh atau mati....! "

" Sabar pamaan!..... Ini aku Airel, Airelllll  tolong sarungkan kembali pedangmuu. "

" Hhhh tuan Airel, kau membuatku kaget dan sifat usilmu masih belum hilang rupanya. "

" Hehehehe ya maaf paman, sifat bawaan dari ayah hehe! Ngomong-ngomong paman sekarang jangan memanggilku tuan lagi karena aku bukan siapa siapa lagi, aku hanyalah anak paman dan bibi sekarang. "

" Hmmmh..... baiklah tapi mau bagaimanapun kamu tetap pangeran Calradia. "

" Oh iya apa yang membuatmu datang kesini? "

" Oh ini paman aku membawakan bekal makanan bibi untuk paman "

" Akhirrrnyaaaa....... aku dari tadi menunggu ini sampai ketiduran!?! Aku fikir Klethi sudah tidak peduli kepadaku. "

" Paman ada ada aja, mana mungkin bibi berani melakukan hal seperti itu ke paman!, yaudah paman makan dulu saja. "

" Iya... tapi kamu mau kemana? "

" Aku mau keliling benteng sekalian.. melihat-lihat pemandangan. "

" Hhmmm.....baiklah, tapi kemarilah dulu kita makan sama-sama. "

" Aku makan nanti aja paman di kedainya bibi, belum lapar soalnya. "

" Yaudah deh..heheheee aku makan dulu kalau begituu. "

" Iya paman silahkan menikmati hahaha...aku pergi dulu. "

" Hatiiiii hatiiiiii.....! Jangan sampai kamu memainkan panah yang ada di setiap benteeng...! "

" BAIK PAMAAAN....! Kalau tidak lupaaaa..! "

Itulah paman Nizar. Orang yang sangat konyol sekali tetapi dia adalah prajurit yang sangat tangguh oh iya dan satu hal lagi walaupun dia orang yang kurang meyakinkan tetapi dia sebenarnya adalah komandan pasukan 3 Cavalry mamluke, salah satu pasukan elite kerajaan Sarranid Sultanate.

Benteng ini sangat tinggi sekali dan kokoh, menurutku lebih kokoh dari Suno yang kulihat dulu dan juga pemandangan luar benteng yang sangat indah sekali ada beberapa rumah penduduk dan banyak sekali kebun kurma selain itu yang aku lihat hanyakah padang pasir dan nampak juga dari kejauhan ada desa. Lagi asik-asiknya melihat-lihat pemandangan tiba-tiba ada seseorang yang menghampiriku dan melemparkan sesuatu kearahku.

" Tangkap....! "

Suara teriakan itu terdengar dan aku langsung menangkap sesuatu yang dia lemparkan, ternyata yang kutangkap adalah potongan paha ayam panggang.

" Paha ayam? Siapa yang melamparnya? "

Aku langsung menengok kiri dan kanan, tidak lama kemudian muncullah dari tangga benteng seorang pemuda seumuranku dengan pakaian yang dilapisi emas. Ya dialah anak Sultan hakim yang merupakan pangeran Sarranid Sultanate, namanya Artuk . Dan dia adalah sahabatku, dia yang selalu datang dan menemaniku saat aku beru pindah ke Shariz dan hampir setiap hari kami bertalit pedang bersama.

" Hhhhhh kau rupanya...! Tapi kenapa kamu melempariku dengan ayam ini? "

" Aku tau kau belum makan jadi kulemparkan ayam itu hehe. "

" Hhhhh setidaknya berikanlah jangan di lempar..!!! aku bukan binatang peliharaan Artuk. "

" Ayolaaah kita sudah bersahabat lama, bercanda berlebihan tidak apa-apa kan hehe. "

" Yah gapapa tapi semoga aja saat berperang kau tidak mendorongku kearah musuh dan mengatakan kalau itu bercanda. "

" Hahahahahaha.....semoga aja...! "

" Hhh aku tidak yakin sepertinya..! oh iya apa tujuanmu kesini? "

" Aku hanya mau memberikan ayam itu dan mau memberikan informasi penting. "

" Penting..? apa itu? tidak biasanya kau memberikan informasi yang penting kepadaku, biasanya informasi-informasi gak berguna. "

" Hhhh ayolaah kawaan...walaupun aku memang seperti itu tapi kali ini percayalah. "

" Baiklaah...informasi apa...? "

" Besok ada perjamuan di istana, perjamuan itu di hadiri oleh semua lord Sarranid Sultanate dan aku di tugaskan ayahku untuk memberitaumu bahwa kau juga diundang kesana..! Oh iya dan juga besok tournamen ksatria di mulai di kota ini. "

" Hmmmhh...begitukah..! Tetapi ada hal apa sampai-sampai ayahmu mengundangku? "

" Aku sendiri juga tidak tahu tetapi kamu di wajibkan untuk datang..! Ini perintah ayahku dan aku calon Sultan hehe. "

" Hhhh baiklaaaah....! Soal tournamen ksatria, sudah kupastikan aku akan ikut dan kau juga harus ikut..! Perintah dari sahabatmu..! "

" Siap! aku pasti ikut kawan, sebelum itu makanlah dulu ayamnya selagi masih hangat! "

" Hahaha...iya juga. "

Aku pun langsung mencuil potongan ayam tadi dan membagikanya ke Artuk.

" Makanlah..! "

" Untukku? "

" Ya..! Sahabat harus berbagi apapun yang dia punya..! "

" Haha..kau benar..baiklah kuambil! Semoga persahabatan ini akan terus berjalan selama-lamanya. "

" Aku juga berharap begitu kawan! "

" Sebentar sebentar! Tadi kamu bilang sahabat harus berbagi apapun yang dia punya kan? "

" Iya..memangnya kenapa..? "

" Berarti saat kau menikah nanti, kau bisa berbagi istrimu kepadaku hehe. "

" Artuk kau mau kupukul..? Sifat bodohmu masih belum hilang rupanya. "

" Hahahahaha bercanda kawan....aku pergi dulu sepertinya para lord sebentar lagi datang. "

" Baiklah. "

" Jangan lupa nanti kau juga harus kesana. "

" Iya aku pasti kesana nanti. "

Setelah bincang bincang tadi, artuk langsung kembali ke istana dan aku masih melihat pemandangan dari atas benteng, tidak selang begitu lama aku melihat dari luar benteng ada rombongan pasukan yang menuju kearah Shariz dan aku bisa simpulkan bahwa itu adalah para lord, bukan cuma 1 rombongan pasukan tetapi juga masih banyak rombongan pasukan yang memasuki kota Shariz secara bertahap sampai tengah hari.

Setelah aku lihat-lihat tidak ada lagi rombongan yang datang, aku yakin bahwa semua lord Sultanate sudah berkumpul di istana, akupun langsung mandi dan berganti baju yang rapi walaupun aku tidak punya baju yang mewah seperti para lord dan para bangsawan, akupun langsung bergegas ke istana. Sesampainya diistana aku langsung di suruh masuk kedalam ruang utama dimana para lord dan sultan Hakim berkumpul.

Sampai disana aku melihat sangat ramai, lord dan para permaisurinya berkumpul dan makan bersama dan saat aku sedang melihat-lihat, sultan Hakim langsung memanggilku.

" Airel..? "

" Saya disini Yang Mulia Sultan..! "

Sambil berlutut dan menundukan pandanganku kearah Sultan.

" Bangunlah nak! Kau tidak pantas berlutut kearahku..! "

Mendengar kata-kata Sultan Hakim akupun sontak kaget dan bertanya-tanya apa yang membuatku tidak pantas berlutut?

Akupun langsung berdiri kembali dan Sultan Hakim langsung memulai pertrmuanya. Kujelaskan secara singkat saja bahwa pertemuanya sangat membosankan hanya sebuah pertemuan yang membahas tentang perekonomian dan perkembangan kerajaan, tetapi saat di akhir-akhir pertemuan Sultan membahas tentang persiapan perang terhadap Kerajaan Rodoks dan Khanate, hal ini membuatku kaget karena Sultan berani menantang 2 kerajaan sekaligus.

Dan akhirnya dimulailah pembentukan pasukan yang di kepalai oleh Emir Talisman Lord dari Durquba dan membawa kurang lebih 150.000 pasukan beserta lord-lord dari sarranid sultanate.

Setelah pertemuan selesai akupun beranjak keluar dari istana tetapi Sultan Hakim memanggilku untuk kembali ke istana lagi, kali ini berbeda karena hanya ada Sultan Hakim sendiri diistana.

" Mohon maaf yang mulia..apakah ada yang ingin anda bicarakan kepada saya..? "

" Ya..kemarilah! mungkin ini sudah waktunya untukmu mengetahui semua..! "

" Maksud yang mulia...? "

" Kemarilah! Kau akan tau sendiri, dan berhentilah memanggilku yang mulia saat anda bertemu dengan saya langsung tuan Airel! "

" Hhhh baiklah paman..mungkin apa yang paman katakan ini menjawab pertanyaanku yang bertanya-tanya mengapa aku tidak boleh berlutut..hehe. "

" Hahaha kau masih seperti dulu ternyata tuan. "

" Hehe tapi paman juga jangan memanggilku tuan karena aku bukan siapa-siapa lagi disini dan aku juga menganggap paman sebagai ayahku sendiri. "

Setelah mendengar kata-kata itu Sultan Hakim langsung mengambil 2 buah surat di mejanya, satu surat sudah terbuka dan satunya masih belum di buka sama sekali dan yang belum dibuka itu di berikan kepadaku.

" Surat apa ini paman..? "

" Hmmh....sebelum Calradia terkepung, ayahmu mengirim dua surat ini kepadaku. "

" Maaf paman aku menyela, tetapi ada satu hal yang ingin aku tanyakan kepada paman! "

" Iya silahkan.. "

" Saat pengepungan Calradia umurku masih kecil, tapi aku tau Shariz memiliki 200.000 pasukan tapi kenapa paman tidak mengirim pasukan ke Calradia! Padahal menurutku waktu itu jika paman mengirim pasukan pasti ayah tidak akan meninggal dan Calradia akan masih ada..kenapa paman tidak melakukanya..? "

" Aku sudah tau kamu akan menanyakan hal itu..sebenarnya saat itu aku sudah menyiapkan 130.000 pasukan untuk kuberangkatkan kesana, tetapi sebelum aku memerintahkan..! pasukanku berangkat surat dari ayahmu datang duluan kepadaku..di surat pertama ayahmu memerintahkanku untuk tidak ikut campur di Suno dan memerintahkanku untuk menjaga Shariz sebagai jaga-jaga jika Shariz ikut di serang, selain itu beliau juga mengatakan jika Calradia runtuh aku harus mendirikan Kerajaan sendiri dan aku harus melindungimu sebagai keturunan Calradia terakhir dan saat kau sudah cukup umur beliau memerintahkanku untuk memberikan surat kedua itu kepadamu.. "

" Cihhhh..! "

Aku menundukan kepalaku dan memejamkan mata sambil meneteskan air mata mengingat-ingat kembali bagaimana tumbangnya ayahku melawan ribuan musuh.

" Hentikan tangisanmu itu Airel..! dan bacalah surat itu, itu pesan terakhir dari ayahmu. "

Akupun langsung membaca isi surat itu.

" Untuk putraku Airel..! Mungkin dengan kau membaca surat ini, aku sudah tidak ada lagi dan Calradia juga sudah tidak ada lagi. Airel aku yakin kau akan menjadi seorang ksatria yang hebat! janganlah jadi laki-laki cengeng,pengecut, takut, dan menyerah. Itu bukanlah cara seorang ksatria..! Jadilah berani, cintai rasa sakit sesakit apapun karena itu akan menjadi sahabat sejatimu, lawanlah yang menghadangmu, janganlah menyerah walaupun kau menghadapi ratusan bahkan ribuan musuh Dan bangkitlah sebagai Raja Calradia terakhir! Bangkitkan Calradia! Satukanlah kerajaan yang sudah terpecah belah..! Aku yakin Hakim akan memberikan secara langsung kerajaanya kepadamu tetapi untuk yang lainya mungkin kau akan menghadapi peperangan..! Tetapi ingatlah! Kau berhak melakukan itu karena kau adalah Raja sesungguhnya! Bangkitlah Raja Calradia! Lindungilah rakyat yang kecil! Sayangilah rakyat! Jika kau berada dalam peperangan, janganlah menyerang orang-orang yang tidak bersenjata! Mungkin segini saja yang ingin aku sampaikan!

Selamat tinggal Airel Raja terakhir Calradia. "

" Jelek sekali surat ayah..! Aku hampir tidak memahami isi suratmu tetapi aku tau kau menyuruhku untuk membangkitkan kembali Calradia! Maka aku akan membangkitkan Calradia baru yang tidak bisa tertandingi oleh  kerajaan di benua manapun! Aku berjanji! "

Aku menangis kembali membaca surat dari ayah walaupun ayah tidak pandai membuat kata-kata di surat itu tetapi aku tau apa yang dia inginkan. Aku menggenggam erat surat itu sambil menundukan kepalaku, tiba-tiba Sultan Hakim menepuk pundakku.

" Hentikanlah tangisanmu itu karena ayahmu tidak mengajari seperti itu, bangkitlah! Bangkitlah Raja Airel! Calradia menunggumu! dan aku siap menyerahkan kerajaanmu ini kepadamu sekarang! "

" Tidak paman...tetap pegang kerajaanmu jika aku berhasil menaklukan semua kerajaan lain di Calradia ini, baru setelah itu aku akan mengambil kerajaan ini. "

" Baiklah..tapi akan kubantu kau menyerang kerajaan-kerajaan lain. "

" Tidak paman, biarkan aku berusaha sendiri untuk membangun pasukan..jika kau memusuhi semua kerajaan maka rakyat-rakyatmu akan sengsara. "

" Sesuai keinginanmu..tetapi jika perlu bantuan, aku siap mengirim pasukanku! Sekarang mulailah berfikir untuk memulai dari mana kau membangun kerajaanmu. "

" Ya aku sudah tau darimana aku harus memulai...tetapi paman ada satu hal yang mengganjal di hatiku! "

" Apa yang membuatmu mengganjal..? "

" Jika aku mengambil kerajaan ini, bagaimana dengan Artuk..?? "

" Dia pasti akan mengerti..! Tenang saja Airel. "

" Tapi dia selalu bercerita kepadaku, jika dia jadi raja maka dia ingin membuat kerajaan ini menjadi besar dan menguasai kerajaan-kerajaan di benua tetangga dan itu bukan lelucon belaka, dia sangat serius dengan ucapanya! Aku takut saat kerajaan ini kuambil maka dia akan memusuhi dan memerangiku..! Aku tidak ingin itu terjadi paman! "

" Tenang saja Airel..biarkan itu menjadi bagianku untuk menyelesaikanya dan kau fokuslah terhadap perintah ayahmu..! "

" Baik paman..kalau begitu aku pergi dulu. "

" Sebelum kau menyusun dengan matang, jangan lupa besok turnamen dan kau wajib ikut! "

" Iya paman aku pasti ikut "

Setelah perbincangan panjang dengan Sultan, akupun langsung bergegas menuju kedai bibi.

TO BE CONTINUE....