webnovel

The Journey Of Life: Lost Memories

Ini adalah cerita tentang karakter utama dari cerita ini, Fura. Seorang laki-laki berumur 18 tahun yang hidup ketidakjelasan di dunia yang berada di tahun 1401. Zaman kerajaan yang penuh dengan penyihir dan juga orang-orang jahat yang ingin berusaha mendapatkan kekuatan luar biasa dari batu kristal yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Ini adalah pilihan yang sangat sulit baginya, menjadi orang baik di dunia ini atau menjadi orang jahat.

ruelNoYume · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

Awal dari Segalanya

Malam yang sangat suram dan dingin, awan-awan mendung dengan gemuruh suara petir. Hampir seluruh kota terinfeksi menjadi Zombie. Tiba-tiba angin berhembus kencang. Awan hitam pekat berkumpul dan berputar disatu titik, terpaan angin semakin kuat berserta kilatan petir yang menyambar-nyambar.

"Awan apa itu....!?" kejut Leo bertanya-tanya sesambil menutupi pandangannya dari debu-debu yang melayang.

Saking kuatnya, angin menghancurkan bangunan-bangunan yang dilewatinya. Debu-debu berterbangan membuyarkan pandangan.

Sorot melesat menuju sebuah bukit tertinggi dikota tersebut. Terlihat seorang berjubah hitam bercorak merah sedang berdiri dipuncaknya dengan mata ungu menyala, mengepal erat tangannya. Dia adalah Fura. Pandangan dibawah sangat kacau, serangan angin menghancurkan setengah kota.

"Sudah saatnya..."  lirihnya sambil menangkap benih bunga yang bertebaran dihadapannya lalu membuangnya.

"Tuan... Apakah rencananya akan segera dimulai?" tanya seseorang yang menghampirinya, dia adalah Alto.

"Kau duluan saja"  jawabnya.

"Baiklah! Ini yang kusuka!" ucap Alto lalu melompat dari atas bukit menuju ke kota.

Keadaan sangat tidak terkendali, kota kini dalam bahaya besar. Penduduknya ketakutan dengan keadaan, tangis dan kepasrahan menimpa mereka. Mereka disuruh memilih mati diterjang angin dahsyat atau menjadi Mayat Hidup. Bukankah itu pertanyaan yang sulit?

Awan gelap semakin membuat kecurigaan menjadi semakin kuat. Begitupun Abelia, ia sedang berada dirumah Faza melihat keadaan luar jendela, melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Awan itu..."

Tiba-tiba dia dikejutkan dengan cahaya dari tubuh Faza lalu tak lama kemudian menghilang.

"Apa yang...."

...

"Hahahaha...!"

Alto memijak permukaan tanah setelah main terbang-terbangan.

"Huh..."

Alto pun melirik kearah Leo dan Ryl. Ryl pun membalikan pandangannya ke arah Alto.

"Tidak kusangka malah bertemu dengan orang itu lagi..."  lirih Ryl sambil menodongkan pedang kearah Alto.

Angin kencang nan tajam menuju ke arah Ryl. Ia pun mengarahkan pedangnya ke arah depan lalu terdengar suara dengingan nyaring dari pedang tersebut menghempas balik angin tersebut.

"Sialan... Akh telingaku!" pekik Alto sambil menutupi pendengarannya. "....Ternyata kau ahli juga dalam menggunakan pedang ya.... Ergh, hampir saja itu membunuhku!"

Alto pun berlari ke arah Ryl sambil mengerahkan pedang miliknya. Ryl pun mengarahkan pedangnya ke arah Alto. Sentakan angin menghempas, Ryl terpental lalu menabrak permukaan tanah dengan keras.

"Ugh.... uhuk" ia pun memuntahkan darah dari mulutnya.

"Hahaha... Kau lengah!"  ucap Alto yang lalu membuat hembusan angin tajam menuju Ryl

Ryl pun tidak tinggal diam, dia pun berdiri lalu menghadang serangan Alto menggunakan Pedang miliknya. Pedang miliknya pun hancur berkeping-keping akibat menahan serangan dari Alto.

Pinggang kiri Ryl robek, darah bercipratan kemana-mana.

"Ugh...." rintih Ryl

"Bagaimana rasanya? Hah....? Hahahaha" ejek Alto tertawa terbahak-bahak.

Ryl yang tiba-tiba berada di belakang Alto.

"Ergh sialan...." kejut Alto yang tiba-tiba terkejut melihat Ryl yang tiba-tiba ada dibelakangnya.

"Buagh" Alto pun di pukul oleh Ryl lalu tersungkur ke tanah. Tiba-tiba suara dengingan kembali terdengar di dalam pikiran Alto.

"Apa yang terjadi?" ucap Alto bertanya-tanya sambil memegangi telinganya. "Oh sial..."

Angin tajam kembali melesat menuju Ryl. Ryl pun melompat menghindari serangan Alto. Ryl pun mengerahkan pedangnya ke atas kepala Alto.

Alto tidak tinggal diam, ia lalu menangkis serangan Ryl dengan menggunakan Pedang miliknya. "...kali ini tidak lagi!".

Hembusan angin dengan kuat menghempas Ryl hingga membuatnya terpental lalu menghantam sebuah rumah hingga roboh.

Alto melesat, ia mengumpulkan kekuatan angin di telapak tangannya. Lalu ia menghempaskannya ke arah Ryl. Ledakan dahsyat terjadi, debu-debu berterbangan kesana-kemari. Ryl pun melesat keluar dari debu-debu yang menyamarkan pandangan lalu melesatkan tendangan ke arah Alto. Alto pun terpental ke belakang hingga menghantam permukaan tanah dengan lumayan keras.

"Ergh sialan!"

Alto pun mulai berdiri, angin kembali berhembus kencang mengelilingi Alto. Tiba-tiba muncullah sebuah puting beliung yang Alto sebagai pusatnya.

"Dia mengendalikan angin ini?" selidik Ryl.

Partikel yang berterbangan menggores pipinya. Ryl mengerahkan pedang miliknya bersiap untuk menyerang Alto yang dalam keadaan diselimuti angin.

Ryl terpental hingga menghantam permukaan tanah dengan keras. Debu-debu berhamburan, Ryl kewalahan menghadapi Alto yang sangat kuat.

"Hahahaha! Kau tidak akan bisa mengalahkanku!" ejek Alto sambil tertawa terbahak-bahak.

"Ergh..."

Ryl pun mulai berdiri dengan menompang dirinya dengan pedang yang ia sengaja tancapkan.

Terlihat Fura sedang duduk menompang dagu melihat kelakuan Alto. "....apa yang dia lakukan, aku menyuruhnya untuk membuat kekacauan... Sepertinya dia memang tidak bisa diandalkan... Hah..." dengusnya lalu melompat dari bukit menuju Kota.

Tiba-tiba beberapa bom jatuh tepat ke arah pusat angin. Ledakan pun terjadi, membuat Alto terpelanting lalu menghantam tanah dengan keras.

"Leo?"

"Iyap, aku tidak akan bisa membiarkanmu melawannya sendirian" sahut Leo yang menghampiri Ryl.

"Ugh, uhuk..."

Alto pun mulai berdiri sempoyongan. Angin-angin kembali berhembus dengan kencang.

Leo dan Ryl mengambil kuda-kuda bersiap melawan. Tak jauh dari atas mereka terlihat Fura yang sedang melesat menuju mereka bertiga.

"Huh..."

Eyenous miliknya aktif lalu bersinar terang. Ia pun mengarahkan telapak tangan kanannya kebawah. Cuaca jadi sangat gelap, awan-awan kembali mengepul dan memunculkan petir yang menyambar-nyambar.

Dari telapak tangannya sebuah corak abstrak muncul lalu merayap keseluruh tubuhnya dan berakhir di mata kirinya.

"Hah? Apa yang terjadi!?" kejut Leo.

"Kekuatan Enderarl ternyata bisa diandalkan...."

Petir pun menyambar kota dengan sangat kuat, menghancurkan yang di hantamnya.

"Hahaha, tuanku akhirnya datang untuk mengakuti kalian! Hahaha!"

Alto tertawa terbahak-bahak seakan seperti orang gila.

"Ergh..."

Gerutu Ryl sambil mengepalkan telapak tangannya.

"Takutlah kalian dengan-"

Darah bercipratan kemana-mana. Ryl dan Leo terkejut melihat pemandangan itu. Alto tewas dalam keadaan kepalanya terpenggal.

"Apa yang terjadi? Dia tewas seketika?"

Fura pun turun kebawah menghadapi Leo dan Faryl dalam keadaan wajahnya tertutup Jubah. Ia lalu memungut kepala Alto yang mata terbelalak seakan sebenarnya Alto terkejut atas kematiannya.

"Siapa kau?!" tanya Ryl dengan ekspresi serius terpampang diwajahnya.

Keadaan pun semakin dingin, aura aneh muncul. Fura pun melempar kepala Alto ke atas udara lalu ia hancurkan dengan petir dengan tegangan tinggi sehingga membuat kepala Alto hancur berkeping-keping diudara.

Leo dan Ryl menjauhi serpihan-serpihan dari tengkorak dan otak dari kepala Alto.

"Apakah...."

Ryl tidak melanjutkan kata-katanya ia tiba-tiba tersendat.

"Kau.... Fura...."

ucap Leo.

"Huh, mudah ditebak ya...." jawab Fura sambil melihat telapak tangannya.

Angin berhembus dadakan, Fura berpindah tempat ke belakang Leo lalu melesatkan pukulan ke wajah Leo. Leo pun terpental ratusan meter menghantam permukaan tanah dengan sangat keras.

"Cih kau!" teriak Ryl yang melesatkan pedang miliknya ke arah Fura.

Pedang itu menembus tubuh Fura alias tidak menyentuh tubuhnya sama sekali.

"Akhh...."

Fura memegangi tangan Ryl lalu memutarkannya sembilan puluh derajat ke arah kanan membuat pergelangan tangan Ryl patah.

Fura lalu memegangi rambut Ryl lalu menghantamkan kepalanya ke permukaan tanah dengan keras. Membuat retakan-retakan kecil disekitar.

"Ugh... uhuk..."

Ryl memuntahkan banyak darah dari mulutnya.

"Oh ya, kurasa melawan kalian hanya buang-buang waktu.... Hahaha! Bahkan kalian tidak mampu melawanku" sombong Fura melesat melayang di atas kota. "....Sebenarnya, aku juga tidak punya tujuan lagi setelah ini.... Jadi berikan apapun yang bisa membuatku senang!"

Fura mengumpulkan energi listrik di telapak tangannya. Berniat untuk menghancurkan segalanya.

"Huh.... Ada kata terakhir untuk kalian? Tidak ada? Baiklah, selama tinggal!"

"Sialan.... Ergh" gerutu Leo.

"Apa itu...." lirih Fura sambil melirik cahaya yang melesat ke arahnya. Cahaya itu seakan seperti komet yang melaju dengan kecepatan cahaya menghantam tubuh Fura dengan kuat membuatnya terpental menghantam tanah dengan keras.

Cahaya itu pun tiba-tiba langsung berada dihadapan Fura.

Fura pun terhempas jatuh hingga bertubi-tubi menghantam permukaan tanah. Fura pun memuntahkan banyak darah dari mulutnya.

"Itu tadi sakit bodoh! Jadi kau ingin bertarung denganku? Menarik!" ucap Fura lalu mulai berdiri.

Cahaya Emas itu memudar memunculkan seseorang, ia adalah Faza. Penampilannya kini berubah, matanya berwarna emas menyala.

Fura pun berteleportasi dengan cepat kehadapan Faza. Corak abstrak ditangan kirinya bersinar lalu batangan besi-besi hitam melesat menuju tubuh Faza.

Faza mengepalkan telapak tangannya lalu mengarahkannya ke arah Fura. Cahaya emas terang keluar dari kepalan tangannya.

Pukulan Faza mengenai wajah Fura hingga membuat Fura terpental kearah langit.

Cahaya emas menyelimuti tubuh Faza. Seakan seperti kumpulan Glitch, Faza berteleportasi kehadapan Fura yang daritadi terpental akibat pukulannya.

Faza pun kembali melesatkan pukulannya kearah Fura.

Eyenous pun bersinar terang, Faza dan Fura berpindah tempat satu sama lain, membuat Faza yang malah terkena pukulan dari Fura.

Faza pun memegangi tangan Fura lalu memutar-mutarkan tubuh Fura.

Ia pun melempar Fura dengan kecepatan sekali kedip. Membuat Fura menghantam bukit Tertinggi di kota itu hingga retak. Angin pun menghempas ke segala arah melayangkan debu-debu.

"Cepat sekali...." ucap Ryl.

Tak lama kemudian, suar berwarna hitam keunguan melesat ke atas langit. Angin-angin berhembus kencang.

"Groahhhh!"

Geraman monster terdengar ke segala arah. Membuat keadaan semakin tegang. Aura hitam keunguan muncul berkumpul di satu titik. Enderarl pun keluar dari tubuh Fura. Bola berwarna ungu melesat menuju Faza.

Faza mengerahkan tangannya, Bola itu lenyap menjadi butiran cahaya.

Enderarl pun terbang keatas langit. Terlihat Fura berada diatas kepala Enderarl sambil memegangi mata kirinya yang berdarah.

"Hah.... Hah... Hah.... Cih sialan, aku belum terbiasa menggunakan kekuatan ini"

Serangan Enderarl melesat secara bertubi-tubi menuju arah Faza. Faza hanya mengubah serangan Enderarl menjadi partikel-partikel kecil yang bertebaran.

Petir-petir melesat menuju Faza, Faza menghindarinya. Serangan petir menghancurkan segalanya. Kepulan asap bertebaran dimana-mana.

Faza melesat menuju Fura dengan cepat. Fura lalu menyelimuti tubuh Enderarl dengan petir yang berperanan seperti armor.

Fura lalu melesat menuju Faza. Mereka berdua bertemu dan saling menangkis pukulan. Fura menendang Faza hingga membuatnya menghantam permukaan tanah dengan keras.

Faza lalu berteleportasi kehadapan Fura.

"Kena kau!" ucap Fura sambil tersenyum.

Faza mengepalkan tangannya lalu memukul Fura. Pukulannya berhasil Fura tangkap, mata Eyenous miliknya bersinar terang. Kekuatan milik Faza tersedot kedalam tubuh Fura.

"Arghhhh.....!!!!" teriak Faza menahan gejolak rasa sakit.

Fura lalu melempar Faza ke bawah. Ribuan Petir melesat lalu menghantam tubuh Faza dengan cepat. Fura akhirnya memijak tanah. Mata kirinya bercahaya emas, hasil dari kekuatan Faza yang ia curi.

"Kekuatan cahaya ya.... ini menarik" ucap Fura sambil memegangi mata kanannya.

Fura lalu mengerahkan tangannya kearah Faza yang tergeletak. "Sepertinya ini adalah kematian keduamu.... Haha!"

Sebuah bom melesat ke arah Fura lalu meledak. Fura berhasil menghindarinya. "Cih sialan...."

Leo dan Ryl muncul dihadapan Fura.

"Jika kau ingin menyakiti dia, lawan dulu kami!" ucap Leo.

"Huh.... Pengorbanan kah?" lirih Fura.

Faza mulai sadar dari pingsan sesaat. Penglihatan matanya perlahan membaik.

"Leo.... Ryl..." lirihnya.

Fura mengarahkan telapak tangannya ke arah Ryl. Seakaan seperti magnet tubuh Ryl tertarik lalu Fura memegangi kerah baju Ryl.

Fura lalu melemparkan tubuh Ryl. Ryl lalu menghantam tanah dengan keras.

"Tidak...." lirih Faza.

"Kau!" geram Leo lalu melesatkan pukulan ke arah Fura. Fura dengan tenang menahan pukulan Leo. Leo lalu terhempas hingga membuatnya terpental ratusan meter menghantam permukaan tanah dengan keras.

"Mudah sekali...."

"Kau!" geram Faza mengepalkan tangannya.

"Kau sudah sadar ya?"

"Kau tidak akan ku maafkan!"

Faza pun melesat ke arah Fura lalu melesatkan pukulannya di wajah Fura. Fura pun terpental dengan wajahnya beregenerasi menutupi luka dari pukulan Faza.

"Membosankan!"

Fura mengarahkan telapak tangannya ke langit, awan-awan memutar di satu titik, petir-petir berubah menjadi petir hitam lalu melesat ke arah Faza.

Tubuh Faza bersinar terang berwarna kuning keemasan. Faza mengarahkan telapak tangannya ke arah serangan Fura lalu menghisapnya

Faza melesat menuju Fura hingga membuat Fura terpental ke arah langit. Faza lalu mengeluarkan kekuatannya membuat seluruh kekuatan Fura terhisap kedalam tubuhnya.

"Argghhhh...."

Enderarl kembali ketubuh Faza.

"Kekuatan ini, ergh.... kauuuu!!!!! Aaahhh" teriak Fura menahan rasa sakit.

Fura jatuh menghantam tanah dengan keras. Sebagian rambutnya memutih. Cahaya matahari mulai muncul menyinari.

"Aku.... kalah....kah...."

...

Beberapa bulan kemudian....

Terlihat Leo dan Faza berjalan santai mengelilingi kota. "Semenjak serangan itu. Kota kita hancur. Kita terpaksa tinggal di ibu kota ini! Ah sialan...." ucap Faza.

"Huh.... ngomong-ngomong apa yang terjadi pada Fura sekarang?" tanya Leo.

"Entahlah, aku tidak mau mengungkit hal itu. Dia sekarang mungkin dihukum atas perbuatannya itu"

"Hm.... Oh ya, tidak kusangka kau bisa mengubah kekuatan gelap menjadi kekuatan cahaya, bagaimana bisa?"

"Itu ya, aku juga tidak tau. Semenjak aku bangun dari pingsan, tubuhku terasa lebih ringan, dan juga seseorang yang menjagaku itu memberikan ku sebuah penangkal aura magisku agar tidak meleber kemana-mana"

"Oh Abelia...."

"Huh? Namanya Abelia ya.... Kukira aku bangun di surga dengan mengharem disana" ucap Faza dengan senyum mesum.

"Hadehh kau ini.... Ngomong-ngomong, kau mendapatkan kembali Enderarl dan sebagian besar kekuatan yang dimiliki Fura"

"Ah! Aku tidak sengaja mengisap seluruh kekuatan Fura kedalam diriku! Mungkin aku bisa lebih kuat darimu, Ha Ha Ha Ha!" ucap Faza dengan tawa yang dipaksa.

"-Semenjak aku menghisap seluruh kekuatannya, sepertinya dimensi alam bawah sadarku terhubung dengannya, aku melihat masa lalu aneh yang samar-samar di pikiranku"

"Hmm.... Jadi ka-"

"Sebelum aku tersadar dari pingsanku, aku merasakan ada aura Kekuatan Roh aneh yang menemuiku. Mereka ternyata adalah Ibu dan Ayahku, aku bersyukur bisa menemui mereka, walaupun di alam bawah sadarku" ungkap Faza memotong perkataan Leo.

"Begitu ya, semenjak kejadian itu.... Karena Fura masih teman kita, kita harus menutupi identitasnya sebagai Aufura Ralph yang menghancurkan segalanya!" ucap Leo.

"Benar juga, tapi aku masih tidak ingin memaafkannya!" sahut Faza memasang ekspresi kesal.

...

Sebuah tempat terpencil terdapat sebuah bangunan raksasa yang merupakan tempat para tahanan ditahan dan diasingkan untuk waktu yang lama.

Seseorang mendekat, dia membuka sel tahanan Fura.

"Kau bebas...." ucapnya.

"Huh....?"

Fura dilepas masa tahanannya yang seharusnya 15 tahun penjara. Seorang penjaga membawanya keluar dari Rutan itu.

"Teman-temanmu membayar hal yang besar untuk membebaskanmu, jadi.... kau jangan mengulang kesalahanmu!" tegas penjaga itu.

"Baiklah.... Aku akan menebus semua dosa-dosaku...." ucap Fura lalu pergi meninggalkan tempat itu seorang diri.

...

Orang-orang tertuju kepada seorang gadis bertopeng yang baru datang kekota, mereka kebingungan dengan gadis itu karena ya mereka.... Aku tidak tau sih (Author Baka! ///>//-) Iya iya....

"Huh? siapa dia?"

"Kau kira aku tau!"

"Oh tunggu bukankah dia dari Yamaerasia?!"

"Aku baru ingat, negara yang merupakan budak dari Asterasia!"

"Aku tidak menyangka dia blasteran dari kedua negara itu! Bukankah itu aib bagi keluarganya?"

"Iyap, negara itu saling bermusuhan, tapi Asterasia menang dan memperbudak mereka"

ucap beberapa orang yang membicarakan kedatangannya di kota ini.

Gadis bertopeng itu tidak sengaja bertemu dengan Faza dan Leo.

"Ehh.... Mirai?" kejut Leo.

"Nyahalo, Hihihi" sapa Mirai dengan tawa cekikikan.

"Mirai? Auranya dingin.... Es...."

"Aku adalah Mirai! Aku datang ke kota ini untuk menaklukkan Kakak dan juga orang bodoh disamping mu ini! Ha Ha Ha Ha!"

"Huh... Ini buruk...." batin Leo lemas.

=====[Credit Scene]=====

Sore hari....

"Kita kusangka kau malah tiba-tiba datang ke kota ini...." ucap Leo.

"Hehehe!" sahut Mirai sambil membelakangkan tangannya.

"Lagian siapa gadis yang kurasa agak bego ini?" bisik Faza ke Leo.

"Sebaiknya kau harus tau situasi dulu sebelum bertanya" jawab Leo dengan keringat dingin bercucuran deras.

"Lah kau ini kenapa?" tanya Faza.

Situasi tiba-tiba jadi dingin, bunga es melesat di pandangan Faza.

"Ini kenapa ada e....e...es" kejut Faza melihat Mirai berkobar-kobar es dari tubuhnya.

Krek! Mirai merenggangkan telapak tangannya dengan ekspresi bak seorang iblis.

"Gadis Bego ya...." ucap Mirai dengan senyum menyeringai sambil mengepalkan telapak tangannya

"Oh tuhan...." lirih Faza dengan keadaan tegang.

"DUAAAARRR!"

Ledakan dahsyat pun terjadi menghancurkan dan membekukan seluruh yang dilewati.

Apapun itu, jangan mengatakan merendahkan dia....

=====[Prologue Season 2]=====

[Tahun 4017]

Keadaan sangat kacau, bangunan-bangunan pun mulai runtuh. Teknologi musnah, tidak ada lagi yang bisa diharapkan di dunia ini. Keadaan yang gelap gulita, awan menutupi langit dengan hujan yang terus-menerus mengguyur kota. Tidak ada lagi yang namanya matahari. Dunia seakan sudah kiamat.

Terlihat dua orang berjubah berjalan menuju sebuah monumen asing dihadapan mereka. Monumen itu menyimpan sebuah kristal terang berwarna putih yang berotasi di tengahnya.

"Ini dia.... kristal ini sangat berbahaya, kita harus menyembunyikannya dari orang-orang yang akan menyalah-gunakannya!"

"Hmm...."

Orang yang berada di dekatnya menusuknya dengan pedang saber. Ia memuntahkan banyak darah.

"Ergh.... Ke-kenapa?!" ucapnya lalu tersungkur ditanah dan tewas ditempat.

"Terimakasih telah membawaku kesini" lirih orang itu sambil tersenyum menyeringai.

Kacamata cyber miliknya memindai kristal itu. Dan ternyata kristal itu benar-benar memang asli.

"Kristal Waktu.... aku mendapatkanmu!"

Ia mencoba untuk menyentuh kristal itu. Cahaya terang menyilaukan, lalu bertebaran ke seluruh penjuru dunia. Waktu terhenti, sejarah berhenti terbentuk. Angin dahsyat berhembus kencang secara mundur. Bangunan-bangunan yang semula runtuh kembali memperbaiki diri mereka sendiri. Air hujan yang menetes kembali menuju kelangit. Awan gelap pergi, debu-debu kembali ketanah, fosil-fosil tumbuhan melesat bertebaran menyatukan diri mereka sendiri ke tanah.

[Reverse]

"Selamat tinggal"

"Jangan tinggalkan aku!"

"Ergh.... Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi"

"Tidak!"

"Tidak apa-apa, ini semua demi dunia ini!"

"Kau jangan memaksakan dirimu sendiri!"

...

"Wah ini indah indah!"

"Lihatlah bunga-bunga itu, bukankah itu indah?"

"Woahhh!"

"Ikut saja, aku selalu kesini"

"Kau mau mengajakku kemana?"

"Ikut aku, aku akan memperlihatkan sesuatu"

...

[Reverse Stop]

"Akan ku kembalikan semuanya, menjadi seperti semula!"

...

Hah.... Bukunya tertutup sendiri? Ah, aku lupa. Aku berada di halaman berapa. Ini sungguh hal yang menyebalkan, baiklah. Aku akan membacanya dari awal lagi!

==========[Layar Menjadi Gelap]==========

Nantikan Season 2-nya dengan judul baru "An Eternal Endless World" dan kisah baru! Dan pada akhirnya, Prologue cerita ini tamat dan author bisa berisitirahat dengan.... kepalang