webnovel

The Gods : Who Is Me? [Greek Gods]

Namanya Zefan Khan, mukanya pucat dan seputih susu. Pemuda ini bersekolah di Bangtan High School kelas 12-2. Teman baiknya bernama Luna Lim. Mereka selalu berdua walau keperibadian mereka jauh berbeda. Kenapa bisa? Mari kita lihat saja cerita kedepannya. 'Ku yakin ada sesuatu yg di sembunyikannya,, auranya sangat pekat,, aku menyukainya,, dan sangat ingin memilikinya,, sangat cocok untuk rekrut baru,,'  - "Apa kau yakin Jason?" Tanya Ray. "Ya,, aku yakin hyung,," jawab Jason. "Kuharap dia adalah orang yang tepat Jason, ramalan itu,, kita harus mengingatnya,," jelas Reizal sambil bersender di sofa rumah besarnya. "Ya,, ramalan itu,," lirih Ray. "Isshh,, ramalan itu membuatku kacau,," kesal Jason.

VKSyugarr · Others
Not enough ratings
7 Chs

Temanku Sekarat

"Luna!!!!!!!" Pekik Zefan saat ia berhasil membuka matanya dan ia melihat sahabatnya berada 5 meter di depan sang anjing neraka dengan ekspresi benar-benar ketakutan.

Zefan menengok ke arah Jason dan saudaranya yang lain yang lebih jauh darinya. Hanya dia harapan satu-satunya bagi Luna. Ia memberanikan diri untuk berdiri dan mencari cara untuk mengalihkan perhatian sang anjing.

"Hey!!!! Anjing bodoh!!! Di sini!!!!" Teriak Zefan dan akan ia pastikan setelahnya ia di cabik-cabik hingga habis oleh sang anjing.

Mendengar teriakan Zefan anjing itu mengalihkan perhatiannya dan menatap nyalang padanya. Anjing itu menggeram marah dan mendorong Luna dengan cakarnya yang Zefan yakin itu merobek kulitnya dengan sangat dalam karna ia melihat darah mengalir pada lukanya.

"Tidak," lirih Zefan. Ia terpaku pada luka Luna dan mulai menyalahkan diri sendiri. Ia seharusnya tidak bilang untuk menjaganya. Dan sekarang ia gagal menepati janjinya.

Sang anjing tengah mengancang-ancang untuk menerjang Zefan sedangkan Zefan mengepalkan tangannya ia tak rela melihat sahabatnya terluka oleh monster yang bahkan ia baru tau akan adanya monster.

Langit berubah warna menjadi gelap serta awan-awan hitam yang mengelilingi tempat Zefan berpinjak, tak lupa juga dengan petir-petir yang mengilap di balik awan-awan hitam itu.

"Zefan!!! Kau tanpa senjata!!!" Pekik Jason yg jauh di samping kanan Zefan.

"Astaga!! Bahkan ia tak bisa menguasai kekuatannya!!" Panik Jason dengan segera mengambil sebuah koin perak keemasan bergambar pedang lalu melemparnya dan koin itu berubah menjadi pedang yang sama persis seperti di gambarnya. Pedang berbilah ganda yang siap menerkam siapapun yang berani mengusiknya.

Jason berlari kearah Zefan begitu pula saudaranya yang lain tapi tidak dengan Ray yang lebih memilih ke arah Luna yang tengah sekarat.

Terlambat,

Anjing neraka itu berlari sangat kencang ke arah Zefan yang hanya diam tak bergeming dengan emosi menguak dalam dirinya.

Al dan Jason berusaha melemparkan senjata mereka tapi meleset karna anjing itu benar-benar cepat.

Tangan Zefan yang di lilit oleh percikan petir kini mulai memanjang membentuk silinder dengan ukuran sekitar satu meter dan setiap ujungnya meruncing mengandung sambaran petir yang benar-benar mematikan.

Entah kekuatan dari mana, saat anjing neraka berlari kencang ke arahnya, Zefan melempar silinder itu dengan sekuat tenaganya. Dan-

Bravo

Senjata itu tepat menusuk ke dada sang anjing dan membuatnya terjungkal beberapa meter dan hilang bagaikan abu.

Jika keadaanya berbeda, Zefan sudah pasti senang bisa mengalahkan monster itu dan yang pasti menyombongkan dirinya. Tapi suasananya berbeda sahabatnya kini tengah sekarat bahkan nyaris tak sadarkan diri.

"Kita harus membawanya ke rumah, secepatnya,," ucap Al yg di balas dengan anggukan semuanya.

"Luna," lirih Zefan sambil berlari mengikuti Luna, Ray, dan Al dari belakang.

Zefan merasa tangannya di genggam seseorang dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Jason.

"Tenanglah hyung, sebentar lagi sampai, kuharap Mama dapat menolongnya," ucap Jason menenangkan hati Zefan.

Zefan meremas tangan Jason merasa benar-benar khawatir.

Mereka sampai di puncak bukit itu dan nampak sebuah rumah yang terbuat dari kaca-kaca bening yang membuatnya benar-benar anggun dan megah. 

'Kenapa ada rumah seperti ini di puncak bukit ini?' Pikir Zefan dan sejujurnya masih banyak pertanyaan yang mendatangi kepala Zefan, tapi ia tau bukan saatnya untuk bertanya hal seperti ini sekarang.

"Tunggu," cegah Jason.

"Apa?" Heran Ray.

"Dia masih manusiakan? Dia tak bisa melewati pembatas." Ujar Jason.

Ray menghela nafas lalu berbicara lantang.

"AKU RAYMOND FAULT MENGIZINKAN MANUSIA FANA LUNA MEMASUKI PERBATASAN!!"

Lalu mereka bisa melewati perbatasan itu dengan aman.

"Ada ap-"

Seorang wanita cantik keluar dari rumah itu dengan wajah terkejutnya melihat Zefan dan tambah terkejut saat melihat Luna yang sekarat di pangguan Ray.

"Eomma!! Kita harus mengobatinya!" Ucap Ray yang dapat dilihat jelas wajah panik dan kekhawatiran nya.

"Bawa masuk dulu dan kita bicara sejenak," ucap wanita cantik itu.

Ray meletakkan Luna di sofa panjang ruang tamunya dengan darah yang masih mengalir.

"Dengar anak-anak, di sini obat penutup luka hanya ada ambrosia dan nektar dan itu tak bisa menyembuhkan manusia, yang ada manusia itu menjadi abu."

"Tidak!!" Jawab Zefan cepat.

Wanita itu menatap Zefan intens.

"Tolong selamatkan dia, kumohon, hikss, kumohon," mohon Zefan dengan air mata yang tak bisa ia bendung lagi.

"Kami tidak bisa membuatnya sembuh, sayang." ujar wanita itu. "Kami hanya punya P3K untuk pengobatan manusia. Aku bisa memerban lukanya dan dengan sedikit doa dari Dewa Apollo semoga saja dia mengabulkannya. Setelah itu, aku akan mengantar temanmu ke rumah sakit."

"Tapi bagaimana jika di luar sana masih ada hewan tadi?" tanya Zefan masih menangis. Memalukan memang menjadi seorang lelaki yang cengeng, tapi ia benar-benar sedih melihat temannya sekarat.

"Monster itu tak akan tertarik padaku, sayang. Aku hanya manusia biasa." jawabnya.

"Manusia biasa??"

Wanita itu tersenyum hangat. "Untuk hari ini, kalian bisa beristrahat dengan aman. Rumah ini di lindungi. Aku akan mengurus temanmu, sekarang tidurlah kau terlihat kelelahan."

Wanita itu melemparkan tatapan pada Jason menyuruhnya untuk mengantar Zefan tanpa mengeluarkan suara.

"Mari, kuantar. Setelah kau bangun, baru kita bicarakan yang terjadi hari ini." Ucap Jason.

Zefan melirik Luna sebelum pergi. Melihat wajah pucat yang tak sadarkan diri itu. 'semoga kau baik-baik saja.' batinnya.

"Jason, bagaimana dengan ayahku?" tanya Zefan.

"Tenang saja, kami akan mengurusnya. Tidurlah dulu. Kekuatan yang kau keluarkan tadi sangat menguras tenagamu." Jason paham kekhawatiran Zefan, pemuda itu takut kalau monster-monster mengincar ayahnya.

Zefan menatap tangannya. "Kau punya kekuatan seperti ini juga?"

"Petir? Tidak, bukan itu."

"Lalu apa kekuatanmu?"

"Kurasa itu bukan hal yang penting. Ini kamarmu."

Zefan menatap Jason sekilas. Tubuhnya memang terasa tidak berenergi. "Terimaksaih,"

"Tidurlah,"

TBC.

(Pergantian Nama Pemeran)

Catatan.

Ambrosia dan nektar adalah makanan dan minuman keseharian para dewa yg dapat menyembuhkan luka2 parah pada para demigod sedangkan jika di minum oleh manusia maka manusia itu akan mati menjadi terbakar. Ambrosia dan nektar ini hanya bisa di konsumsi demigod saat mereka terluka saja dan jangan pernah meminumnya saat sehat atau mereka akan kaku untuk beberapa taun kedepan.