webnovel

8. Namanya Onaza

Apel pagi dibubarkan. Para anak laki-laki banyak yang lari berhamburan meminjam topi untuk menutupi bekas potongan rambut, dari guru-guru mereka yang baru saja memangkasnya. Laki-laki yang kena razia rambut menundukan kepalanya seperti seorang gadis yang baru saja bertemu dengan seseorang. Intinya mereka malu karena penampilan mereka yang memalukan. Anak laki-laki meminjam topi sekolah kepada anak perempuan.

Ada yang dapat topi itu ada yang tidak. Kalau mereka tidak dapat, terpaksa mereka menggunakan apa yang dipakai untuk menutupi hasil pangkasan itu. Sebab dibotakin guru itu adalah suatu aib yang tidak boleh diperlihatkan oleh anak perempuan.

Alif dan kawan-kawannya menatap Monra dengan kasihan. Ia berharap Monra dapat membantunya dalam menyelesaikan masalahnya.

"Mon"

Tapi Monra acuh saja. Sebab si Alif tadi meledeknya karena dia menyangka bahwa dia sama K-popers lain, yang dimana para Kpopers itu sering berhalusinasi bahwa semua aktor tampan di Korea adalah suaminya. Alif telah menelan air ludahnya sendiri. Seharusnya dia tidak mencari gara-gara dengan Monra. Ya sudahlah dia tutup saja kepala botaknya itu dengan kedua tangannya.

Monra menoleh kepadanya lalu mengeluarkan topi sekolah dan melekatkannya di kepala Alif. Melihat tingkat Monra, Alif terpana. Ia fikir gadis itu akan balas dendam kepadanya. Apalagi cara gadis itu melekatkan topinya kekepala Alif sangat romantis. Yah, seperti yang terjadi didalam film. Mulailah si Alif salah tingkah. Sementara Monra menganggap bahwa dia menolong Alif, karena dia kasihan. Jadi dia pinjamkan saja topi yang ia bawa dari rumah.

Melihat kelakuan Monra yang so sweet sekali, Nisa dan Risu tercengang. Mereka tau Monra dan Alif sering berantem dan haram kata damai terucap dari mulut mereka. Bukan hanya mereka saja, tapi teman-teman dari ganknya Alif juga merasakan hal yang sama. Apa yang terjadi? Kenapa jadinya seperti ini?

"hmm, apakah didalam hati kalian mulai ada benih-benih cinta?" Tanya Risu menggoda mereka.

"Hahahaha, Jangan terlalu benci Mon." Kata Nisa. Mereka berdua mulai menertawakan tingkah Monra. Gadis merasa sedikit kesal. Dia membantu Alif lantaran dia kasihan, tidak ada perasaan macam-macam.

Setelah itu, mereka duduk dibangku masing-masing. Hampir semua perempuan dikelas kecuali mereka berdua memperhatikan Risu. Sementara Yanda memandang gadis itu sekilas, setelah itu dia tidur dimeja. Melihat kelakuan para anak perempuan selain teman akrabnya, dia sudah menduga pasti mereka cemburu karena omongan kak Linda. Ini semua karena kelakuan Yanda.

Dia menatap Yanda dengan wajah yang amat kesal. Bagaimana tidak? Pagi-pagi dia sudah berani meminta yang aneh-aneh. Sekarang inilah akibatnya, hampir semua perempuan ingin memakannya lantaran Yanda hanya berani menggoda gadis sepertinya.

"Udah Ris. Biarin aja. Toh mereka juga bakal diam sendiri"

"Ini semua karena ulek lado. " Ujar Risu mengejek Yanda cowok ulek lado atau ulat cabe dimana, kiasan diberikan kepada orang yang gatal. Hingga beberapa saat kemudian, datanglah guru matapelajaran hari ini. Ibu Wiwi yang tiba-tiba membawa seorang remaja laki-laki dihadapan mereka. Kulitnya pucat dan bibirnya saja yang merah. Risu tercengang melihat cowok itu yang hadir dihadapannya.

" Assalamuakum dan Selamat pagi anak-anak"

"Walaikumsalam selamat pagi juga bu."

"Hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan diri kamu"

Semua cewek memandang cowok itu dengan tampang memuja. Wajah yang goodlooking, dan mirip vampire idaman sejuta wanita tak lain Edward Cullen, ada dihadapan mereka. Semua wanita memandangnya dengan tampang memuja.

"Ganteng ya"

"Ia cakep banget"

Bu Wiwi kemudian berusaha menenangkan mereka agar tidak ribut. Di SMK biasanya jarang terjadi perpindahan murid baru. Kalau mau pindah ke SMK, mereka harus ulang dari awal. Sementara Risu memandangnya dengan tampang yang aneh. Karena dia merasa tatapan cowok itu kosong seperti tidak memikirkan apa-apa. Hawanya aneh dan malah terkesan sangat mistis.

"Perkenalkan nama saya Onaza Az-Ziqra. Panggil saja saya Iqra atau Onaza. Saya pindahan dari Dharmasraya" Kata cowok itu yang sudah diketahui namanya. Onaza.

"Oke udah ada bangku kosong, sekarang kamu satu bangku dengan Arisuka Yolanda"

Tambah paniklah Risu. Banyak orang bilang ini adalah anugrah buat Risu. Tapi ini adalah musibah bagi Risu. Mendengar itu Yanda cemburu. Malah dia menatap lama pria itu ketika Onaza menuju bangkunya.

"Musibah"