webnovel

7. Razia Rambut

Awalnya cuman berdua. Namun, lama-lama orang semakin banyak. Risu masih dikantin kak Linda dengan menikmati segelas susu putih. Ketika dia menikmatinya Nisa dan Monra datang. Mereka menyapa Risu dengan senyuman tapi memukul meja. Tampaknya mereka sangat senang pada hari ini.

"Ris ternyata kita semua terpilih menjadi polisi penjaga di event Triatlon."

"Semua?" Tanya Risu dengan lesu.

"Ia kita terpilih. Hah, aku bersyukur banget akhirnya impian ku terwujud bersama kalian berdua"

Risu seharusnya senang pada hari ini. Tapi dia sangat bete lantaran dia sudah perulah sama kelakuan Yanda, macam cowok flamboyan.

"Kok gak semangat gitu? Seharusnya kamu senang dong" ujar Nisa.

"Aku senang Ris, Mon. Tapi aku bete banget"

"Kenapa kamu bisa bete?"

"Mon, kamu tau gak sih? Aku itu digodain sama cowok yang notabenenya idola kalian"

Kata Risu perasaan marah yang menggebu-gebu. Idola mereka? Dia berfikir. Idola Monra itu Kim Beom, sementara Nisa bucin Lee Dong Wook.

"Lee Dong Wook?" tanya Nisa. Kenapa dia malah berfikir kalau dia bad mood gara-gara Lee Dong Wook? yang ada dia malah senang digangguin sama Lee Dong Wook. Masalahnya Lee Dong Wook itu gak di Indonesia. Dan dia juga udah om-om. Masa dia digangguin om-om di SMK? Khayalan mereka terlalu kejauhan.

"Yeah harapan kalian kejauhan banget"

"Kim Beom?"

Malah tambah kacau. Alhamdulillah kalau mengira yang mengganggu dia adalah abang-abang Korea. Ini masalahnya bukan keduanya. Idola satu sekolahan.

"Yanda"

Mereka terkejut. Yanda mengganggu seorang gadis seperti Risu? Mereka semuanya tertawa. Risu itu alergi didekati cowok tampan.

"Yanda??"

"Ho'oh. Cepat kalian embat tu cowok buat jadi cowok kalian. Gak tentram aku jadinya"

"Woi, seharusnya kamu senang dong digangguin sama cogan."

"Aku berharap banget didekatin sama Yanda"

"Ia dia cogan, tapi otaknya full bayangan asusila"

Mendengar itu temannya langsung menahan emosi. Kenapa cowok setampan itu dibilang otaknya full asusila?

"emangnya kenapa sih? kok sampai ngamuk-ngamuk kaya begini"

Risu bingung mau menjelaskannya darimana. Sementara perempuan penggemar dari Yanda menatap masam dirinya. Karena mereka semua tidak pernah dirayu oleh cowok idamam mereka. Kecuali Monra dan Nisa. Karena dia masih bucin sama oppa-oppa Korea. Makanya dia tidak terlalu berharap pacaran dengan Yanda.

"Tadi si Yanda ka maajak si Risu ciuman (Tadi si Yanda mau ngajak si Risu ciuman)" Mereka berdua kaget. Tamatlah sudah riwayat rahasia dibocorkan oleh Kak Linda. Membuat para perempuan kecuali sahabatnya iri mendengarnya. Bahkan ada yang tersedak saat mereka menyantap nasi goreng.

"Kak Linda!!!" kata Risu mengeram.

"Io bana Ris? wow. (Yang benar ris)?" kata Nisa tersenyum.

"Tadi si Yanda ka disuok an si Risu tadi. Tapi inyo pindah ka meja lain. (Mau suapin Risu. Tapi dia malah pindah ke meja lain)" kata Kak Linda yang menjadi saksi sebelum mereka datang. Monra menjitak kepala Risu.

"Kok aku dijitak sih?"

"Awak tu ele. Itu rajaki dari Allah tu mah. Saindah tu anak urang, batulak juo (kamu tu bodoh. Itu mah rejeki dari Allah. Seindah itu anak orang, ditolak" Kata Monra heboh.

"Ia.. kalau aku terima aja gitu"

"Hey teman-teman yang boleh mencium saya adalah suami saya. Jadi bibir ini milik suami saya"

Karena mereka terlalu heboh, akhirnya tanpa sadar jam masuk sudah datang. Mereka segera berlari untuk apel pagi. Mereka bertiga lari tergesa-gesa. Kalau terlambat baris bakal dimasukan ke grup barisan terlambat. Risu membayar uang makanya kemudian dia lari. Dan setelah itu masuk ke dalam barisan.

"Woi barisan mu salah woi!" Suara yang tak asing masuk kedalam kupingnya. Ia menoleh kebelakang. Seorang remaja laki-laki bertubuh jangkung, tegak pinggang dengan senyum mesum. Waduh pagi-pagi kena musibah. Yanda telah membuat semuanya yang terjadi seolah-olah adalah karma.

"Ini barisan cowok"

Akhirnya Risu pindah. Aduh bagaimana kalau pas istirahat dia akan dihadang oleh fansnya Yanda? Kenapa orang ini mulai merusak ketenangannya. Dia tidak suka dengan ini. Ini sangat menyebalkan.

Apel pagi dimulai. Dia melihat anak perempuan dari lokal sebelah mulai bisik-bisik sambil menatapnya. Mereka melihat penampilan Risu dari atas sampai bawah. Sudah ia duga pasti orang akan bergosip tentangnya. Beginilah rasanya jadi cewek yang tidak menonjol dari segi penampilan, apa-apa pasti akan dikira tidak pantas.

"Udah jangan dengarin mereka. Mereka itu mau jadi kamu itu." kata Nisa juga kesal dengan sifat sirik mereka. Dia menatap Yanda seakan ingin memukulnya. Tapi karena badannya kecil, jadi itu rasanya tidak mungkin. Malah jadi kerupuk jangek. Sadar diri sajalah. Nanti, kalau ada yang memanggil dia anggap saja itu adalah angin lalu. Atau ayam lewat.

"Hari ini kita semua akan razia rambut. Siapa rambutnya panjang saya potong!!"

"Ondeh mak, aden ndak nio kapalo den botak do (Alamak, aku gak mau kepalaku botak)" Ujar salah satu teman Yanda, Alif.

"Ang kalau botak ganteng Lif. Bantuak Saitama (Kamu kalau botak ganteng lif. Kaya Saitama)" Ujar kawan sekelasnya Yudi.

"Diamlah Yud. Berisik!" Kata Alif.

Guru-guru mulai datang dengan gunting yang mereka pegang. Mereka mengumpulkan rambut yang ada dikepala seperti mencengkram. Kemudian rambut mereka digunting hingga ada yang sampai baculak ( ada yang sedikit dibotakan). Semuanya dicukur, kecuali pria idaman wanita dengan name tag Apriliyanda Elija Mikazuki Fatturahman. Nama yang panjang, sepanjang jalan kenangan kita selalu bergandeng tangan. Tapi melihat dia dengan gaya yang sok cool membuat Risu jijik.

"Ndeh, ndak jadi den pai jo cewek den ko.Maa amuah cewek den mancaliak den baculak mode ko ( Aduh, nggak jadi aku pergi sama cewek ku. Mana mau cewekku melihat aku colakan kaya gini)?" Ujar Rifki dengan tampanh mengiba. Karena dia sudah bersusah payah memanjangkan rambut macam karakter anime sejuta umat, Levi Ackermen.

"Justru ayang beb kamu tambah cinta sama kamu" Kata Pak Rahmat selaku guru olahraga.

"Mana mau pacar saya dengan gaya rambut saya yang begini?"

"Mau dia itu. Cewek paling suka sama cowok bersih. Kan kamu wahh... ganteng banget sekarang"

Sebenarnya para cewek tertawa melihat kelakuan mereka. Mereka berbela sungkawa atas terpangkas rambut mereka.

"Ada juga yang mau sama kalian?" Tanya Monra iseng.

"Ada dong. Emang kaya kamu, jomblo yang mengharapkan yang tak pasti. " Ujar Alif.

"Maksudmu apaan lif?"

"Maksud aku, aku udah dapat yang pasti. Gak kaya kamu, Kim Beom everywhere. Entah mau Kim Beom itu sama kau ntah nggak"

Mendengar itu Monra mulai tegak pinggang. Perkelahian yang sering terjadi kalau razia rambut. Antara Monra dan Alif macam suami istri.

"Aku penggemarnya dalam lintas sadar diri. Aku tau juga kali Kim Beom gak akan mau sama aku. Heh, emang kayak kau penyembah Hinata karakter 2D. Kalau ada Naruto didunia nyatanya udah di rasengan kau sama dia"

Alif memang penggemar berat Naruto terutama karakter Hinata. Didalam kamar penuh dengan poster Hinata Hyuga. Bahkan stiker motornyapun juga.

"Sadar woi... udah gak nyata! Punya orang lagi!" Ujar Monra menekan. Alif diam seribu bahasa sampai ditertawakan oleh teman-temannya. Pagi ini si Alif seperti kalah mutlak.