webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Wake Up!

Gemuruh! Gemuruh!

Tanah melonjak dan berkumpul menjadi satu, membentuk raksasa yang terbuat dari alam sepenuhnya. Raja Iblis memasukkan semua bagian dirinya yang merupakan bola «Perintah» ke dalam kehidupan tumbuhan, hewan, dan lingkungan di sekitarnya termasuk pegunungan, mengambil bentuk sebagai monster raksasa yang mengerdilkan raksasa dan bahkan dapat dilihat dari kejauhan atau dari Liones sekalipun.

Bahkan Diane yang seorang raksasa seperti semut jika dibandingkan dengan ukuran Raja Iblis saat ini.

Di sisi lain, Raja Iblis sendiri setelah menyatu dengan planet ini, yaitu Britannia, mengambil bentuk yang aneh seperti gumpalan tanah yang menumpuk hingga tampak seperti gunung tertinggi di Britannia. Kepalanya membentuk sesuatu yang tampak seperti tentakel mengalir ke bawah, dengan di sepanjang lintasan tentakel itu terdapat mata, dan mulut Raja Iblis sendiri memiliki tiga rahang.

"Akulah sang ketakutan!

"Akulah sang kematian!

"Akulah DEWA!!!"

Raja Iblis menggeram setelah mengeluarkan suara aslinya, tapi ketika melihat ekspresi Tujuh Dosa Mematikan, dia tersentak dengan heran:

"Kenapa...!? Kenapa kalian begitu tenang dihadapanku, dan malah ... tertawa?!"

"Tentu saja, aku selalu menahan diri sebelumnya karena aku khawatir pada Zeldris. Tapi karena sekarang sudah tidak ada lagi yang menghambatku, aku boleh mengamuk sepuasnya, kan?" ucap Meliodas.

"Itu baru Danchou, Dragon's Sin, Meliodas!" Diane berseru sambil mengangkat tangannya. "Jika aku bersama teman-temanku, aku tidak takut pada apapun!"

Yang lain juga mengatakan kalimat kerennya masing-masing.

"Dan satu lagi hal penting," kata Escanor ikut-ikutan. "Melihat keadaanmu yang sekarang hanya membuatku terhina. Aku saat ini sangat marah, lho...!"

"Sebenarnya bukan itu yang paling penting." Merlin tiba-tiba berkata, yang agak mengejutkan. Semua orang menjadi menoleh ke arahnya, tapi mereka malah terkejut karena diperlihatkan ekspresi Merlin yang sangat bengkok saat ini:

"Beraninya seorang dungu sepertimu mengambil Britannia sebagai inangmu. Apa kau gila? Kau hanya mengundang kemarahan 'Dewa'!"

"Dewa?" Raja Iblis terdiam sejenak, sebelum berteriak dengan marah: "Akulah sang DEWA disini!"

Gemuruh! Gemuruh!

"Hah, apa itu?" King tiba-tiba bertanya ketika merasakan kekuatan lain mendekati tempat ini.

Itu terlihat sangat jelas ketika kilat kuning melesat di langit dengan kecepatan cukup cepat ke tempat ini. Setiap lintasan yang dilalui makhluk kuning itu membuat awan benar-benar tersucikan, mengembalikan kondisi langit menjadi murni seperti terlahir kembali.

Awalnya terlihat seperti kilat jika diilihat dari jarak pandang ini, tapi beberapa detik kemudian sosoknya menjadi jelas. Belut kuning? Ular kuning?

Itu Naga Emas!

ROOOOAAAARRRRR!!!

Naga Emas meraung, terbang meliuk-liuk di antara awan, mewarnai langit dengan warna emasnya. Auranya begitu mulia hingga setiap keberadan didunia ini harus menyembahnya.

"Apa yang sedang dilakukan Dewa Naga Emas disini?" Meliodas mengerutkan kening.

Belum sampai disitu, permukaan danau Calisbury tiba-tiba menampilkan bayangan sosok wanita. Siluet itu sangat besar hingga menutupi sebagian dari permukaan itu sendiri. Air danau tiba-tiba naik, melonjak ke langit pada sosok raksasa hingga menyamai ukuran Raja Iblis.

Lady of the Lake akhirnya bergerak karena dirinya sangat marah pada kelancangan Raja Iblis yang menggunakan Britannia sebagai wadahnya. Tapi yang membuatnya murka bukan hanya itu, ruang bawah tanah tempat peristirahatan Asheel dan Sera ikut tergiling bersamaan dengan pembentukan tubuh Raja Iblis!

Melihat Lady of the Lake yang mewujudkan sosoknya menggunakan tubuh yang sepenuhnya berasal dari air, Merlin memiliki ekspresi berharga diwajahnya. Dia bertanya-tanya apa yang membuat Lady of the Lake begitu marah?

Raja Iblis sudah memainkan perannya sejak awal, jadi jika Lady of the Lake memang tidak menyukainya, dia pasti sudah mencari masalah dengan Raja Iblis sejak dulu.

Lalu, karena Raja Iblis menggunakan Britannia sebagai inangnya? Merlin merasa bukan itu masalahnya. Bahkan jika Raja Iblis menyatu dengan langit dan bumi, Lady of the Lake tidak akan bergerak kecuali terhadap sesuatu yang berhubungan dengan Chaos. Itu meskipun Lady of the Lake masih menahan amarahnya dalam diam.

Hanya memikirkannya singkat Merlin sudah tahu apa yang terjadi. Dia mengamati setiap celah pada tubuh Raja Iblis yang seperti kotoran menggumpal itu seolah sedang mencari keberadaan seseorang, tapi dia tidak menemukannya dimanapun.

'Yah, kurasa keduanya sudah tergiling oleh tanah.' Merlin menunjukkan senyum langka diwajahnya.

Setelah mengembalikan ekspresinya, matanya seketika melihat titik hitam di langit. Dia memperkuat pandangannya dengan sihir, dan karena itu dia bisa melihat dengan jelas apa itu sebenarnya.

"Ophis-chan?" Merlin terkejut.

Ophis sebelumnya tidak bisa dihubungi seperti sedang tidak berada dalam jangkauan. Dia tidak tahu apa yang dilakukan Ophis, tapi sekarang gadis suram itu muncul di tempat ini.

Dengan kedatangan powerhouse berturut-turut, Merlin merasa kebangkitan Asheel sebentar lagi akan terjadi. Tapi dia masih tidak tahu pasti.

Tiga aura divine dipamerkan, sepenuhnya mengeluarkan kekuatan diluar akal sehat manusia. Tiga kekuatan itu bergabung dengan tujuan untuk menggertak makhluk yang lebih lemah dari mereka.

Raja Iblis langsung ciut ketika tiga pancaran kekuatan yang seolah-olah bisa menghancurkannya kapan saja diarahkan kepadanya secara bersamaan.

Tapi apa?! Dia adalah Raja Iblis, seorang Dewa. Jika ketiga makhluk transcendal itu menghancurkannya, Britannia juga akan hancur karena dia sudah mulai menyatu dengannya!

Bahkan Chaos...

"Apa Chaos?"

Suara seorang pria tiba-tiba terdengar ditelinganya.

Raja Iblis berkeringat, tidak menyadari ada seseorang yang menempel di kepalanya.

"Kau...!" Raja Iblis semakin ketakutan ketika visinya sepenuhnya melihat siapa orang itu.

"Ini seharusnya bukan waktuku untuk bangun, tapi ... kotoran besar ini sangat gaduh! Aku bahkan tertelan olehnya." Pria itu mengorek lubang telinganya menggunakan jari telunjuk, sebelum meniupnya.

"Hah..." Pria itu melompat dengan bosan. "Untuk tertindas oleh kotoran yang begitu besar, apakah ini yang dirasakan monyet itu ketika aku menindihnya dengan gunung lima elemen?"

Mendarat di platform yang diciptakan Diane, pria itu berjalan dengan kedua tangan di belakang punggungnya.

"Lenyaplah!" Pria itu membuka mulutnya tanpa menoleh ke belakang.

"A-Apa--!?" Raja Iblis tidak bisa bereaksi dengan benar ketika tubuhnya tiba-tiba terpelintir oleh distorsi ruang. Pemandangan pembiasan itu sepenuhnya ditampilkan ketika jiwa Raja Iblis secara perlahan disiksa oleh maut yang bermain-main dengan hidup dan matinya. "Hentikan!!!"

Poof!

Itu sudah lenyap.

"Ups, apakah aku mengacaukan alurnya?" Pria itu menutup mulutnya dengan telapak tangan, sambil matanya menyipit merendahkan.

Tujuh Dosa Mematikan menjadi tegang dengan setiap langkah yang pria itu ambil mendekati mereka.

Tapi seseorang muncul didepan, menghalangi pria itu untuk melangkah lebih jauh.

Itu adalah Ophis, tatapannya tampak bermusuhan ketika melihat pria didepannya.

Pria itu hanya meliriknya dengan geli, "Jadi, kau menghindariku sebelumnya hanya karena menginginkan ini?"

"Ayo bertarung, aku akan memukul wajahmu." Ophis berkata dengan suara yang dalam.

"Hm, sesuai keinginanmu." Pria itu ingin menepuk kepala Ophis, tapi yang terakhir dengan sigap langsung menampar tangannya.

Ophis merasa sakit di tangannya, rasanya seperti membenturkan botol kaca ke dinding. Menampar tangan pria itu sangat menyakitkan, dan seharusnya dia tidak memiliki konsep rasa sakit lagi. Tapi entah bagaimana dia indera manusia bekerja ketika melawan pria didepannya.

Ekspresi Ophis berubah menjadi serius, mempertimbangkan kemampuannya yang tidak diketahui dari pria didepannya, Ophis memutuskan untuk memukul wajahnya.

BAM!

Itu ditahan dengan dahi pria itu, tapi tangan Ophis langsung merah karena dia merasa seperti sedang memukul tongkat besi ke dinding baja. Tekanan baliknya sangat menggetarkan tulang-tulang mungilnya.

Tangan pria itu akan terulur lagi, tapi Ophis mengangkat tangannya: "Aku menyerah!"

"..."

"Begini lagi?" Pria itu, Asheel, merasa nostalgia dengan pertemuan pertama keduanya. "Yah, kurasa tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi. Soalnya kau sangat lemah."

"....."

Sebelumnya, aku membayangkan seberapa hebatnya kebangkitan MC kita, tapi awawaawawawaw

Nobbucreators' thoughts