webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Tepes

"Apakah Fraksi Carmilla bekerja sama dengan Iblis untuk menyerang kita?"

Kecurigaan yang berani muncul dipikirannya. Jika benar, keseimbangan antara bangsa vampir akan hancur, dan itu juga akan menodai reputasi vampir yang bangga karena bangsanya sendiri bekerja sama dengan Iblis.

"Beraninya mereka ?!" Marius marah saat mendengar dugaan itu.

"Cukup, mari temui tamu kita terlebih dahulu."

Lord Tepes melambaikan tangannya untuk menenangkan Marius dan berencana untuk bertindak sekarang.

"Lord, itu terlalu berbahaya, mereka sangat kuat!" Orang itu berusaha membujuk Lord Tepes. "Tolong tetaplah disini!"

"Jadi, kamu ingin mengatakan bahwa aku harus bersembunyi ?! Dimana lagi aku harus bersembunyi selain di kastilku ?!" Lord Tepes langsung membentaknya.

Orang itu hanya menundukkan kepalanya dan tidak berani menjawab.

Setelah itu, Lord Tepes dan anaknya, Marius Tepes pergi untuk menyambut tamunya.

...

Di koridor kastil.

Shalltear berjalan dengan perlahan diikuti oleh satu-satunya Vampire Bridge yang tersisa. Untuk Vampire Bridge lainnya, dia sudah memerintahkannya untuk memburu orang-orang penting yang lain.

Melihat sekeliling tempat ini, dia tersenyum kecil. Keadaan tempat ini sangat mengerikan karena lorong sudah dicat dengan darah merah. Lukisan-lukisan yang tergantung di dinding ternodai dengan darah, membuatnya tidak berharga lagi.

Shalltear terus berjalan dengan anggun, masih mengenakan gaun gothic merahnya dengan ikat kepala.

Karena Vampire Bridge yang bersamanya hanya tersisa satu, Shalltear memutuskan untuk turun tangan sedikit.

Blood Pool yang berada di atas kepalanya secara otomatis menembaki vampir yang masih hidup disekitarnya dan langsung menyerap darah mereka.

"Darah vampir didunia ini sangat menjijikkan!" Shalltear secara langsung menghina mereka.

Setelah itu, dia berhenti sejenak karena merasakan dua sosok mendekatinya dari arah yang berlawanan. Setelah menunggu beberapa saat, dia akhirnya mendengar suara:

"Saya ingin tahu urusan apa seorang vampir perempuan berada di kastilku?"

Shalltear berhenti setelah mendengar suara itu, dan setelah dua sosok itu sepenuhnya terungkap, dia bisa melihat dua orang pria dengan wajah seperti boneka yang berbicara dengannya.

"Ini membosankan."

Melihat dua orang itu, dia menjadi bosan. Tapi dia tahu bahwa salah satu orang didepannya adalah tujuannya.

"Kamu boleh memanggil lebih banyak orang, lho. Soalnya kalian semua akan mati disini."

"Kamu!"

Marius sangat marah setelah mendengar provokasi Shalltear. Bagaimanapun dia adalah vampir berdarah murni dan harga dirinya sangat tinggi, untuk dihina langsung didepan wajahnya, tentu saja dia sangat marah.

"Tenanglah," Lord Tepes hanya bisa menenangkan anaknya dengan menepuk bahunya. Sekarang dia tahu bahwa Shalltear cenderung meremehkan orang lain dengan mudah.

"Aku mempunyai beberapa pertanyaan," dia bertanya secara langsung dan mengabaikan saran sarkastik Shalltear.

"Kenapa vampir sepertimu bekerja sama dengan Iblis?"

Shalltear menguap karena mengantuk dan dia sudah bosan dengan pertanyaan yang sama ditanyakan dalam satu hari, membuatnya mendapat jawaban yang sama darinya.

"Jangan salah paham, kami hanya melayani Tuan yang sama."

Tapi jawaban itu membuat kedua orang itu terguncang.

"Apa ?! Seorang vampir sepertimu melayani orang lain ?! Dasar pengkhianat bangsa vampir ?!"

Marius langsung berteriak dengan marah padanya, sementara Lord Tepes hanya menggelengkan kepalanya. Mereka berdua menjadi tenang, tetapi lawan bicaranya tidak menjadi tenang setelah kesetiaannya dihina secara langsung.

Sementara itu, tubuh Shalltear bergetar hebat karena marah. Dari tubuhnya keluar aura menakutkan bahkan aura itu terwujud menjadi monster mengerikan berwarna merah darah yang muncul dibelakangnya.

Dia melototinya dengan matanya yang berubah menjadi buas dan giginya meruncing. Nadanya menjadi sangat berat saat dia berkata:

"Apa katamu ?! Katakan sekali lagi !!! Aku diciptakan oleh Makhluk yang bahkan melampaui Tuhan. Pengkhianat katamu ?! Jangan samakan diriku denganmu dasar makhluk kotor !!!"

BOOM!

Seluruh kastil bergetar hebat, semua furnitur yang terpasang diberbagai dinding kastil jatuh, dan bahkan langit-langit runtuh.

Lord Tepes dan Marius sangat ketakutan saat merasakan penindasan garis keturunan yang ditujukan kepadanya. Mereka hanya memikirkan satu hal:

'Vampir Sejati!'

Garis keturunan vampir mereka berdua benar-benar ditekan oleh aura Vampir Sejati Shalltear, dan itu benar-benar menakutkan saat memikirkan bahwa mereka adalah vampir berdarah murni, dan selama ini mereka bangga akan hal itu.

Saat itulah mereka tahu untuk menghilangkan kelemahan seorang vampir adalah melampaui batasan ras mereka, seperti yang ditunjukkan oleh vampir didepan mereka.

Terlebih lagi, mereka lebih ketakutan saat mendengar teriakan marahnya.

'Diciptakan oleh makhluk yang melampaui Tuhan? Bukankah itu hanya penipuan ?!'

Mereka hanya menduga bahwa suatu saat Shalltear kehilangan ingatannya dan seseorang mengatakan bahwa; aku menciptakanmu untuk melayaniku, jadi patuhi aku!

Seperti itu.

Yah, pemikiran itu hanya muncul dibenak mereka.

Setelah aura Shalltear mereda, barulah mereka berdua bisa bernafas dengan lega.

Penindasan garis keturunan benar-benar menakutkan saat seluruh darah dalam tubuh mereka mengalir dengan cepat dan terus mendesak untuk berlutut dihadapannya. Untunglah itu hanya terjadi dalam waktu singkat.

Setelah menenangkan dirinya sendiri, Lord Tepes melanjutkan pertanyaannya dengan nada yang lebih sopan.

"Apakah Anda berhubungan dengan Fraksi Carmilla?"

Itulah yang selama ini ingin dia tanyakan, dan dia harus bingung dengan apa yang akan dilakukan berdasarkan jawabannya.

Shalltear yang sudah kembali normal melanjutkan sikap anggunnya. Tapi dia mengangkat alisnya setelah mendengar hal itu, dan mencoba mengingat dari mana dia pernah mendengar tentang itu.

Setelah beberapa saat mengingat, dia menjawab, "Fraksi Carmilla? Oh, kelompok vampir di sisi lain. Setelah kalian, kami juga akan menghancurkan mereka. Jika saja kalian para vampir bersatu, aku dapat menyingkat waktu penaklukan ini..."

Saat mengeluhkan kalimat terakhir, wajahnya menunjukkan ekspresi lelah seolah-olah dia berkata bahwa itu merepotkan.

Reaksinya berbeda dengan Lord Tepes dan Marius, hanya dengan jawaban itu saja membuat mereka terguncang.

"Bahkan setelah membantai sebagian vampir dari fraksi kami, kalian masih belum puas?" Marius mempertanyakan tindakannya dengan marah.

Bahkan jika Fraksi Tepes musnah, masih ada Fraksi Carmilla untuk terus melanjutkan kelangsungan hidup vampir agar bangsa vampir bisa terus ada didunia ini. Dan musuh ingin menghancurkan harapan terakhir, itu keterlaluan.

"Jangan salah paham, kami akan menyisakan 60% populasi vampir didunia ini. Tapi, sebagai gantinya adalah kesetiaan kalian." Setelah mengatakan itu, ekspresi Shalltear menjadi serius.

Lord Tepes dan Marius walaupun sangat marah karena musuh memperlakukan bangsa vampir seperti mainan yang bisa mereka kendalikan, mereka masih bisa bersyukur karena bangsa vampir masih bisa terus ada. Terlebih lagi, ada harapan untuk mereka berdua terus hidup.

Mereka sangat putus asa karena di Kota Vampir, berbagai jenis Iblis yang berbeda menyerang seluruh kota dan jumlah mereka sangat banyak, selain itu setiap beberapa waktu banyak Iblis terus muncul entah dari mana menjadikannya tak terbatas.

Walaupun Iblis itu berbeda dengan apa yang mereka tahu karena masing-masing dari penampilan mereka sudah seperti penghuni neraka.

Mereka sangat yakin jika Fraksi Carmilla juga diserang oleh kelompok yang sama yang menyerangnya, hasilnya juga akan sama dengan miliknya.

"Tapi, kalian berdua harus mati disini."

Kata-kata Shalltear membuat harapan mereka langsung padam.

Dengan itu, Marius langsung mengumpat dengan marah. "Bahkan jika kamu vampir sejati, aku akan membunuhmu!"

Dia langsung melompat menyerang Shalltear dengan mengendalikan kekuatan kegelapan yang khas milik ras vampir.

"Tunggu, Marius!"

Lors Tepes akan menghentikan Marius tapi sudah terlambat.

Kepala Marius sudah terpisah dari tubuhnya dan itu menggelinding di lantai. Sebelum mati, ekspresinya menunjukkan ketakutan, keputusasaan, dan keterkejutan.

Darahnya juga mengalir ke atas sebelum menyatu dengan Blood Pool dan berputar dengannya.

"Hmm, darah ini ... aku baru ingat bahwa wajahnya mirip dengan gadis kecil itu." Shalltear menyadari bahwa wajah Marius mirip dengan Valerie yang baru saja dia tangkap belum lama ini.

"Itulah kenapa aku merasakan bahwa rasa darahnya memiliki beberapa kesamaan." Shalltear berbicara pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba tiga Vampir Bridge datang membawa beberapa kepala dimasing-masing tangan mereka.

"Itu adalah?"

"Shalltear-sama, kepala ini milik pangeran dalam kerajaan ini."

"Hmm, begitu..."

Shalltear mengabaikannya dan malah menatap Lord Tepes yang marah.

"Keparat! Beraninya kamu membunuh semua anak-anakku!"

Lord Tepes juga menerjangnya saat melihat kepala anaknya sendiri didepannya.

Beberapa saat kemudian, kepala lain terputus dan kastil ini menjadi bukti musnahnya Keluarga Kerajaan Tepes.

"Hahh, ini membosankan... Dan juga, aku masih harus melakukan hal yang sama pada bangsa vampir di sisi lain."

Shalltear tidak tahu harus kepada siapa dia mengeluh. Tapi dia harus melakukannya karena dia akan mempersembahkan bangsa vampir untuk Tuannya tercinta.

Dia berjalan bersama Vampire Bridge disisinya dan keluar kastil, meninggalkan jejak berdarah yang dia lakukan.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, Marius Tepes masihlah patuh terhadap ayahnya dan masih menjunjung tinggi martabat bangsa vampir.

Dia belum berkhianat saat melakukan kerja sama dengan Rizevim, jadi pikirannya belum bengkok.

Thx

Nobbucreators' thoughts