webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Puncak Kekacauan 1

Saat Asheel berkeliling Britannia, dia dan kelompoknya secara tidak sengaja melintasi hutan yang menjadi medan perang antara Klan Iblis dan Stigma.

Saat mereka baru saja sampai dan menonton pertempuran sepihak lewat layar proyeksi yang terbuat dari sihir buatan Sera, mereka melihat dari kejauhan saat Ark raksasa menjebak ribuan anggota Klan Iblis dan memusnahkannya seketika.

Tidak lama setelah itu, dua Malaikat Agung datang dan membantai sisa dari pasukan Klan Iblis dengan sihir unik Klan Dewi, Ark.

Tapi yang satu ini adalah versi lebih kuat dari Ark biasa, yaitu Omega Ark. Akibatnya, hanya tersisa 5 orang Klan Iblis yang selamat, dengan 4 di antara mereka adalah anggota Sepuluh Perintah Tuhan.

Saat Merlin melihat sihir pamungkas itu, matanya berbinar dengan takjub dan terdapat keinginan yang luar biasa untuk mempelajarinya.

Tapi ... dia melihat ada hal yang aneh saat melihat reaksi Sera yang kurang bagus. Sera saat itu sedang menatap Asheel dengan khawatir, jadi dia juga mengalihkan pandangannya ke arah yang sama.

Dan dia melihat hal yang cukup menakutkan sekaligus mengejutkan.

Aura tirani yang keluar dan meluap dari tubuh Asheel, dengan mata yang menyipit merendahkan, dan tawa gila yang sesekali keluar dari seringai di mulutnya yang sama sekali tidak bisa dia sembunyikan.

"A-Ada apa?"

Merlin buru-buru menoleh ke Sera dan meminta penjelasan, tapi Sera hanya menggelengkan kepalanya untuk membuat isyarat agar dia diam.

Setelah menekan keterkejutannya, dia melihat hal aneh lagi pada Asheel.

Tubuh Asheel sangat aneh saat ini. Seperti layar yang error, sosoknya berkedip-kedip dari Asheel kecil dan Asheel dewasa berulang kali.

Itu seperti dunia visual yang dibangun dalam nilai numerik, sosok Asheel terlihat seperti komputer yang rusak. Warnanya memudar dan membentuk pelangi, kenyataan atau ilusi tercampur dalam satu realitas.

"Hie he he he ...."

Sosok Asheel terus berkedip sementara dia terus tertawa dengan suaranya yang tidak karuan, tapi dengan volume rendah sehingga terlihat seperti sedang menahan diri agar dia tidak kehilangan kewarasannya dan menjadi gila.

Bz! Bz!

Setelah berkedip beberapa saat, anomali itu terhenti. Tapi Asheel sudah tidak lagi menggunakan sosok anak kecilnya, melainkan kembali ke sosok dewasanya.

Melihat perubahan Asheel yang sangat mengejutkan, Sera segera menyeret Ophis dan Merlin mundur beberapa meter ke belakang, sementara dia berdiri di depan dua bocah itu dengan sikap waspada.

"Tetap diam di belakang, Asheel saat ini sudah terpengaruh oleh kekacauan-nya. Dia bukan lagi Asheel yang kau kenal!"

"Eh, apa-?!"

Merlin tidak bisa menyelesaikan perkataannya karena dia melihat Asheel sedang melirik mereka dengan tatapan yang sangat berbeda.

Itu adalah tatapan Penguasa yang memandang rendah para bawahannya!

"Kau sangat jahat menuduhku seperti itu, Sera." Asheel menyeringai saat wajahnya berubah menjadi lebih dingin. "Yah, tidak masalah. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi!"

Tanpa menunggu lebih jauh, Asheel melambaikan tangannya dan celah ruang angkasa terbentuk di depannya. Setelah itu, dia memasukinya dan sosoknya menghilang.

"Hahhh...." Sera menghela napas setelah melihat Asheel telah pergi. Jika dia tidak ikut dalam petualangan ini, dia takut jika jiwa Merlin dan Ophis akan rusak hanya dengan tatapan maut Asheel.

Untung saja dia disini dan mampu melindungi mereka berdua. Karena sudah lama tidak melakukan pertarungan yang menegangkan, dia sama sekali tidak siap jika saja dia dan Asheel bentrok.

Tapi itu hampir tidak mungkin terjadi karena dia tahu Asheel tidak akan menyerangnya bahkan jika dia menjadi binatang buas tanpa akal yang hanya akan mengacaukan dunia dan sekitarnya.

Dia menghela napas lega sekali lagi sebelum berdoa keselamatan pada dunia ini.

"Rencananya telah rusak, dunia ini tidak akan selamat dari kegilaannya. Semoga saja begitu, nah mari kita menontonnya."

"Apakah itu baik-baik saja, Sera-nee?" Merlin dengan khawatir bertanya.

"Aku tidak tahu pasti, aku juga tidak tahu bagaimana Asheel akan melakukannya, tapi yang pasti ...

"Dunia ini akan berubah menjadi kekacauan!"

...

"Fuhahahahahahaa! Jadi ini adalah dunia yang tercipta dari kotoranku! Luar biasa! Sangat menakjubkan saat melihat ciptaanku yang saling berperang satu sama lain!"

Dengan suara tawanya yang menggelegar dan dapat di dengar oleh semua makhluk di Britannia, Asheel menunjukkan ekspresi gila di wajahnya.

Wujudnya saat ini adalah kejahatan murni, sosok asli Penguasa Kekacauan.

Setelah semua orang terdiam oleh aura dan tawa yang menakutkan dari sosok Penguasa Kekacauan, mereka segera sadar kembali.

"A-Apa yang dia katakan?"

"Apakah orang itu memiliki penyakit delusi atau semacamnya?"

"Dunia yang tercipta dari kotorannya? Omong kosong apa!"

"Tapi auranya sangat nyata, orang itu sangat berbahaya!"

"Orang kuat telah muncul, aku ingin tahu bagaimana rasanya jika jiwanya aku makan," Melascula menjilati bibirnya.

"Hei, jangan gegabah! Orang ini membuatku bergidik, aku belum pernah melihat orang seperti dia dalam hidupku selama ini!" Galand segera memperingatkannya.

"Heh, tidak masalah mau seberapa kuat orang ini. Dia tidak akan bisa selamat dari teknikku!"

Melascula segera melesat dengan eskpresi sadis di wajahnya. Kepercayaan dirinya sangat menganggu Galand, tapi yang terakhir tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya membiarkannya berjalan menuju pintu kematian.

"Anta no Mayu!"

Sebuah bola kegelapan menyelimuti Asheel seperti kepompong, dengan celah ruang di dalamnya yang membuat Asheel masih dapat bergerak.

Setelah Melascula melakukan tekniknya, dia tertawa melengking.

"Ini adalah sihir yang bahkan mampu menjebak Sepuluh Perintah Tuhan, kau tidak akan bisa keluar darinya, pria tampan!"

Asheel masih memiliki ekspresi datar di wajahnya saat kesadarannya mengabaikan segala hal seolah-olah sedang memandang rendah mereka, tidak, dia bahkan tidak memandang keberadaannya. Pandangan dari penglihatan yang bisa dia lihat saat ini adalah kegelapan, indranya hanyalah gelap dan tidak bisa melihat apa-apa.

Tapi jika diperhatikan lebih lanjut, kegelapan itu perlahan-lahan retak hanya karena aura yang dipancarkan oleh Asheel.

Dia sedikit menarik napas dan langsung menghembuskannya.

Whoosh!

Hanya dari tiupan napas sederhana, dunia kegelapan yang diciptakan Melascula hancur tak tersisa.

"Gahh!" Melascula terkena dampaknya dan memuntahkan darah. "Bagaimana ini bisa terjadi?"

Tapi sebelum dia bisa mengatakan lebih jauh, tubuhnya merasakan tarikan yang sangat kuat yang mengarah ke Asheel.

Baru saja, Asheel hanya menarik jari telunjuknya ke belakang untuk menyeret Melascula ke arahnya.

"Kau brengsek-!"

Melascula sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Setelah jaraknya hanya dua meter dari Asheel, lehernya dicekik dengan genggaman telapak tangan Asheel yang besar.

"Seorang gadis?" Nadanya monoton saat Asheel memastikan. Matanya masih dingin saat menatap langsung ke mata Melascula, membuat yang terakhir sangat takut pada lubang kejahatan yang tampak mengintimidasi di matanya. "Tidak, ini seekor ular."

Dengan otoritasnya, Asheel menciptakan kalung anjing dan memasangkannya ke leher Melascula.

"Apa yang kau lakukan padaku?!"

Melascula meronta saat merasakan sesuatu telah menempel di lehernya. Dia membuka mulutnya lebar-lebar hingga rahangnya membelah sangat lebar ke bawah seperti ular. Dari dalam mulutnya, dia mengeluarkan cairan korosif dan menembakannya tepat di wajah Asheel.

Swoosh!

Asheel masih memiliki ekspresi dingin di wajahnya saat dia bahkan tidak repot-repot untuk menghindar.

Melascula mengira bahwa cairan itu telah melelehkan wajahnya, tapi ajaibnya asam korosif yang dia tembakkan mengubah arahnya sehingga meleset sangat nyaris di sebelah pipinya.

"Itu tidak masuk akal!"

Melascula mengeluh saat lehernya masih dicengkram oleh Asheel. Saat dia akan berubah menjadi bentuk aslinya, tiba-tiba kalungnya bersinar dan menghentikan pengaktifannya.

"Apa ini? Apa yang telah kau pasang padaku?!"

Melascula melototi Asheel sambil menunjukkan taringnya yang tajam.

"Beraninya kau berteriak di depan Yang Mulia ini..."

BAM!

Asheel langsung menampar wajahnya, hingga seluruh tubuhnya terbang ke arah tertentu, dan membentur gedung Stigma yang menjadi markas mereka di hutan.

"Gahh!" Melascula memuntahkan darah sekali lagi sebelum dia mulai bangkit dengan susah payah. Dia terluka parah di sekujur tubuhnya tapi penyembuhan alaminya membuat pemulihannya menjadi lebih cepat.

Yang membentur tubuhnya merupakan gedung Stigma yang sangat kokoh, disebut Light of Grace. Penampilannya merupakan kastil besar berdinding putih setinggi 7.900 kaki dan tanpa jendela, sehingga bentuknya tampak seperti pilar cahaya yang menjulang tinggi ke langit.

Tubuh Melascula terkubur di reruntuhan gedung yang sebelumnya dijaga oleh para raksasa, peri, dan manusia.

Prajurit Stigma yang menjaga bangunan itu menjadi waspada pada meteorit humanoid yang jatuh di wilayah mereka.

Saat Melascula akan menyerang para prajurit Stigma, kalung yang berada di lehernya bersinar dan dia tiba-tiba mendengar sebuah suara di benaknya.

'Lakukan tugasmu sesuai naskah.'

Itu adalah suara yang akrab, suara dari pria yang baru saja menamparnya! Dia menggertakkan gigi saat dia terus mendengarkan, walaupun dia tidak tahu apa artinya.

'Dan juga, kalung itu adalah kalung budak yang di desain menyerupai kalung anjing. Sederhananya, kau tidak bisa menolak perintahku selama kalung itu masih menempel di lehermu. Sekian.'

"Sekian pantatmu!"

Melascula mengamuk dan mulai melakukan pembantaian di sana, sebelum menuju gedung Stigma yang kosong dan menjalankan rencana aslinya, yaitu...

Meretas gerbang yang menghubungkan Alam Surgawi dan mengubahnya menjadi terhubung ke Alam Iblis!

...

Beberapa mil jauhnya dari medan pertempuran, di ruang terpisah.

Sera, Merlin, dan Ophis menonton aksi Asheel dengan takjub.

"Sikap main-mainnya menghilang, dia menjadi seperti pria berdarah dingin!" Merlin berseru dengan terkejut.

"Sebenarnya bukan itu yang mengejutkan. Asheel, pria itu ... masih mempertahankan kewarasannya!"

Sera sebenarnya tidak terlalu terkejut, karena dia telah mengamati perkembangan Asheel sendiri selama ini. Setiap Asheel mengalami Chaos Distraction, setelah selesai menstabilkan Inti Kekacauan-nya, dia menjadi lebih kuat dan kendali energinya juga menjadi lebih lancar.

Dia menyadari hal itu, tapi masih mengejutkan saat Asheel masih bisa bertarung dengan jejak rasional yang tersisa.

"Ini masih belum selesai, dia belum menimbulkan kekacauan di seluruh dunia. Dia tidak akan berhenti sebelum Britannia benar-benar kacau!"