webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Fix, saya menyalin!

Sebuah pemandangan aneh terjadi di salah satu hutan Britannia. Seorang gadis yang tampak seperti malaikat, dengan dua pasang sayap, sepasang sayap di atas lebih besar daripada yang di bawah. Gadis itu berdiri dengan gagah berani menghadap ke pasukan Klan Iblis yang jumlahnya saja bisa dihitung dengan 4 digit.

"Kau siapa?" Seorang wanita eksibisionis berambut pirang pendek acak-acakan berkata dengan waspada. Dia adalah anggota dari Klan Iblis, salah satu dari Sepuluh Perintah Tuhan, pemegang perintah Kemurnian.

Wanita itu tampak berotot yang dapat dilihat dari lengan dan kakinya yang keras, serta otot perut yang robek. Dia tidak mengenakan pakaian apapun, hanya menutupi bagian penting tubuhnya dengan zat hitam yang khas dari anggota Klan Iblis.

"Aku adalah anggota Klan Dewi, Elizabeth." Gadis pemberani yang berdiri seorang diri tepat di depan gerombolan pasukan Klan Iblis itu memperkenalkan diri. "Tolong jangan melanjutkan lebih dari ini!"

"Mungkin dia kesini untuk cari mati." Salah satu anggota Klan Iblis yang memiliki penampilan gadis berponi dan berambut merah muda pucat panjang itu mencemooh. Dia adalah Melascula, salah satu anggota Sepuluh Perintah Tuhan, dan pemegang perintah Iman.

"Bolehkah aku memakan jiwanya?" Galand, yang juga anggota Selupuh Perintah Tuhan tertawa. Dia berpenampilan seperti kakek tua dengan sosok tinggi yang mengenakan armor merah kurus dari ujung kepala sampai ujung kaki. Perintahnya adalah Kebenaran.

"Hmm, belakangan ini ... banyak orang-orang dari klan kami menghilang. Lalu secara samar-samar, kami merasakan energi yang hanya dimiliki klan kami dan energi itu terpancar dari hutan ini. Itu agak mencurigakan. Nona, bisakah kamu jelaskan pada kami?" Monspeet, pria yang berdiri di sisi Derieri itu bertanya. Dia memiliki penampilan seperti pria berotot, sepasang kumis yang menempel di atas mulutnya dengan bangga, dan wajah lelah. Dia juga anggota Sepuluh Perintah Tuhan, yang memegang Perintah Sunyi.

"Kembalikan mereka," kata Derieri dengan nada menuntut sambil menyilangkan lengannya.

"Apa kamu ingin bilang bahwa kami menahan teman-temanmu?" kata Elizabeth dengan wajah bingung. "Ini sama sekali tidak bisa dipercaya!"

"Aku tidak peduli kau mau percaya atau tidak! Aku hanya ingin teman-temanku kembali!" Derieri bersikeras. "Itu saja."

"Tapi ... sebaiknya kalian segera pergi dari sini. Ludociel merencanakan sesuatu pada kalian." Elizabeth memperingatkan musuhnya, yang merupakan hal tidak masuk akal dalam perang.

"Kau pikir aku akan percaya?" Derieri menyentak. "Apa kau mempunyai bukti jika perkataanmu bukan kebohongan?"

"Tidak ada!" Elizabeth masih berkata dengan yakin. "Tapi percayalah padaku! Aku sendiri pun ingin mengakhiri perang ini!"

Melihat keyakinan di matanya, Derieri dan Klan Iblis lainnya menjadi sedikit ragu.

"Ada apa?! Sepertinya yang memulangkan pasukan kita kemarin adalah gadis itu." Perkataan Galand merujuk pada Elizabeth. "Tatapan kedua matanya itu membuat kami enggan untuk bertarung."

"Kalau kau ingin kami mempercayaimu, maka lepaskan anggota Klan kami!" Derieri menuntut tepat di depan wajah Elizabeth.

"Kalau yang kamu katakan itu memang benar, sekarang juga aku akan berbicara kepada mereka." Elizabeth berkata dengan sabar dan mencoba menenangkan mereka.

"Kalau malaikat bedebah itu menolak, apa yang akan kau lakukan?" Derieri mempertanyakan kepercayaannya.

"Meskipun dia menolak, aku akan tetap melakukan sesuatu!" Perkataan Elizabeth terdengar sangat meyakinkan.

"Baiklah," Derieri akhirnya tersenyum, dan melanjutkan: "Aku mempunyai satu permintaan lagi."

"Apa?"

"Si pengkhianat itu ... Serahkan Meliodas padaku."

"Aku menolak," Elizabeth berkata tanpa ragu. "Dia segalanya bagiku! Kalau kalian berencana untuk membunuhnya, saat ini juga aku akan bertarung dengan kalian!"

"Aku mengerti. Kalau begitu negoisasi kita selesai."

"Benar." Elizabeth mengangguk dengan perasaan lega, merasa apa yang dia inginkan akan tercapai. Tapi...

"Hu hu hu hu....!"

Tiba-tiba, terdengar suara tawa licik yang menggelegar di langit. Elizabeth menoleh ke belakang, diikuti dengan anggota Klan Iblis yang menoleh ke arah suara itu juga.

"Elizabeth-sama memang hebat, kuucapkan terima kasih karena telah menahan mereka. Persiapan kami pun akhirnya selesai."

Elizabeth tertegun, jelas mengenali suara pria itu. 'Ludociel, apa yang kau rencanakan?'

Anggota Klan Iblis, yang merasa dikhianati oleh pertunjukan itu menjadi sangat marah.

"Kurang ajar, kau mempermainkan kami, ya?!" Derieri berteriak dengan marah.

"Kau salah paham, aku tidak tahu apapun...!" Elizabeth buru-buru berkata.

Kemudian, suara ledakan terdengar dari hutan dan burung-burung berkicau dengan panik.

"Apa itu?"

Tanah di hutan berkabut itu runtuh, dan sesuatu di dalamnya melonjak keluar. Sebuah bola bening bercahaya muncul dari tanah yang runtuh itu dan naik ke langit.

"Itu adalah Ark raksasa!" Monspeet yang mengenali benda itu segera berkata.

Yang mengejutkan, didalam Ark raksasa itu terdapat ribuan anggota dari Klan Iblis yang terjebak dan tidak bisa bergerak.

"Energi sihir mereka diperas sampai habis di dalam Ark itu, mereka dikurung di sana dalam kondisi tidak dibiarkan hidup dan juga tidak dibunuh." Monspeet menjelaskan setelah dia selesai menganalisis.

"Aneki!" Derieri berteriak dengan panik saat mata tajamnya mengenali satu-satunya anggota keluarga di dalam Ark raksasa itu.

"Sebagai hadiah karena sudah memenuhi peran yang kuinginkan, akan kulepaskan kalian dari penderitaan ini."

Tepat setelah perkataan Ludociel terdengar sekali lagi, Ark raksasa itu tiba-tiba bersinar terang sampai membuat langit yang mendung menjadi bercahaya.

Anggota Klan Iblis yang terjebak dalam Ark terbakar menjadi abu oleh cahaya. Ribuan dari mereka musnah seketika.

Derieri memiliki ekspresi tidak percaya saat dia melihat dengan mata kepalanya sendiri sosok Aneki-nya mengulurkan tangan dan memohon bantuan kepadanya, sementara dia hanya bisa menonton dengan tidak berdaya.

Ark raksasa juga ikut lenyap, dan langit kembali menjadi mendung.

Semua orang masih terdiam dengan kejadian mengejutkan itu, aura kebencian merembes keluar dari masing-masing Iblis yang menyaksikan.

"Dia membunuh mereka semua!" Galand berkata dengan terkejut dan menyesal.

"Kalian benar-benar membuat kami murka!" Melascula berkata dengan marah.

Derieri mengepalkan tinjunya saat wajahnya berubah ngeri. "Jadi ini cara busuk kalian?!"

Elizabeth yang menunjukkan matanya yang berkaca-kaca dan putus asa, buru-buru berkata: "Dengarkan penjelasanku dulu-"

BAM!

Perkataannya terhenti di tengah kalimat karena Derieri sudah memukul wajahnya.

Derieri tidak puas hanya dengan memukul wajahnya, tapi dia berusaha tenang. Tubuhnya terengah-engah karena menahan amarah.

"Jangan marah-marah begitu, karena sebentar lagi kalian juga akan menyusul mereka."

Suara anak kecil terdengar dari celah awan yang tiba-tiba mengeluarkan cahaya.

"Itu...?!"

Anak kecil itu tertawa yang suaranya bisa terdengar oleh mereka semua, diikuti dengan suara tawa lain dari seorang pria.

"Ada dua Malaikat Agung, ya?" Monspeet mendongak ke langit dengan wajah datarnya yang biasa. "Sepertinya mereka ingin melawan kita sekaligus."

Suara dengungan terdengar sebelum dua sosok masuk ke medan pertempuran.

Merasakan dua sosok kuat yang akan datang, Derieri menyeringai: "Sangat menarik!"

"Kalian ini ... beraninya kalian bersikap tak sopan kepada Elizabeth-sama."

Dengungan cahaya meluap ke tanah hingga menyelimuti tubuh Elizabeth yang terkapar dan menyembuhkannya. Cahaya itu juga merupakan pelindung yang bahkan mampu melukai Sepuluh Perintah Tuhan sekalipun jika mereka menyentuhnya.

"Kamilah yang akan disalahkan, lho." Malaikat Agung dengan sosok anak kecil itu mengeluh.

"Dengan ini kalian akan dieksekusi, bukan, setelah ini seluruh Klan Iblis akan dieksekusi." Malaikat Agung lainnya mencemooh.

Mendengar nada meremehkan dari dua Malaikat Agung, para anggota Klan Iblis menggeram dengan haus darah.

"Sepertinya kita bisa sedikit bersenang-senang, oi!" Galand mengangkat senjatanya dengan semangat pertempuran.

Malaikat Agung dengan tiga kepala, Tarmiel, menatap mereka sejenak sebelum berkata: "Ngomong-omong, aku menang taruhan terjebaknya Sepuluh Perintah Tuhan atau tidak, kan?"

"Cih, cih." Malaikat Agung dengan penampilan anak kecil, Sariel, bersikap main-main. "Itu tidak berlaku. Aku bertaruh untuk munculnya Sepuluh Perintah Tuhan atau tidak."

"Ahh, selera humor Klan Dewi memang tak lucu sampai membuatku tertawa." Melascula mengejek setelah mendengar lelucon dari dua Malaikat Agung.

Malaikat Agung mengabaikannya dan masih menatap mereka dengan merendahkan.

"Nah, Sariel. Bagaimana kalau kita bertaruh tentang berapa lama untuk membunuh mereka?"

"Benar juga, aku bertaruh lima menit. Tarmiel, kalau kamu?"

"Kalau aku sepuluh detik."

Sariel dan Tarmiel mengulurkan tangannya ke depan, sambil mengeluarkan energi suci ke telapak tangannya dan berniat membuat serangan.

"Semuanya, lari!"

Galand, yang sudah berpengalaman dan tahu apa yang akan dilakukan dua Malaikat Agung itu langsung memperingatkan rekannya. Dia segera membawa Melascula mundur.

"Omega Ark!"

Bola bercahaya raksasa yang skalanya mampu menyaingi Ark raksasa sebelumnya muncul. Tidak hanya satu, tapi banyak dari mereka bermunculan dan langsung menjebak banyak anggota Klan Iblis yang tidak siap.

"G-Gawat!"

"Maaf, kami akan membalas dendam kalian." Monspeet yang tidak berdaya hanya bisa mengatakan itu.

Pasukan Klan Iblis yang terjebak dalam Omega Ark perlahan-lahan berubah menjadi abu dan tersucikan. Kali ini, lebih banyak pasukan telah lenyap.

Tarmiel mengangguk dengan puas setelah melihat serangan itu, tapi Sariel memiliki jejak kesedihan di matanya. Itu adalah belas kasihan dan simpati pada mereka yang telah tersucikan.

"Jiwa yang kotor, hancurlah karena cahaya penghakiman!" Mereka berdua berkata dengan bersamaan.

"Lihat, lima detik. Aku menang!" Tarmiel dengan bannga menunjukkan, tapi Sariel menyangkalnya:

"Sayang sekali, tapi masih tersisa dua."

Perkataannya merujuk pada Galand dan Melascula yang selamat.

"Tidak, ini lima." Monspeet tiba-tiba muncul tanpa luka diikuti oleh Derieri dan Fraudrin.

Saat Melascula mengeluh atas tindakan Galand yang tiba-tiba, mereka semua dengan cepat mendongak karena merasakan aura yang sangat menakutkan dari langit.

Crack!

Suara robekan terdengar saat ruang di sekitarnya bergetar. Sebuah celah muncul dari kehampaan dan memisah dengan mulus.

"Apa itu?!"

Sariel dan Tarmiel mendongak dengan tidak terduga, sama sekali tidak menyangka terdapat variebel lain yang akan muncul dalam perang.

Meliodas, beserta Raja Peri dan Raja Raksasa merawat Elizabeth yang terluka, dengan Meliodas yang memiliki luka bakar di tangannya karena berusaha menembus penghalang Klan Dewi yang sangat mematikan bagi Iblis. Mereka bertiga juga merasakan arus kekuatan yang menakutkan, dan mendongak ke langit secara bersamaan.

Setelah itu, seorang sosok muncul dari robekan ruang. Itu adalah seorang pria dengan rambut hitam panjang, memiliki mata berwarna hijau giok, dan mengenakan pakaian timur hitam.

"Aku hanya menonton sebelumnya, tapi..."

Saat pria yang keluar dari celah ruang itu menampilkan seluruh sosoknya ke dunia, dia tertawa terbahak-bahak:

"Fuhahahahahahaa! Jadi ini adalah dunia yang tercipta dari kotoranku! Luar biasa! Sangat menakjubkan saat melihat ciptaanku yang saling berperang satu sama lain!"

Hmm, seperti bukan tulisanku.

Thx

Nobbucreators' thoughts