webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Piknik di bawah Big Tree 2

Inti Dimensi adalah keberadaan yang mampu mempertahankan sebuah dimensi. Jika inti tersebut hancur, dimensi akan runtuh.

Tidak seperti sub-dimensi yang tidak membutuhkan inti, dimensi utama sangat membutuhkannya sebagai sistem yang mengatur keberadaannya.

Oleh karena itu, Sera sangat terkejut saat Asheel memperlakukan Inti Dimensi sebagai pakan kelinci.

"Benda itu sangat mahal, bahkan ayah sangat pelit ketika aku memintanya. Kenapa kau memilikinya begitu banyak? Apa kau mencurinya dari perbendaharaan ayah lagi?" Sera bertanya dengan curiga.

Asheel bertanya-tanya apakah kesan dirinya di masa lalu seburuk itu, hingga harus mencuri barang milik orang lain. Tapi dia tidak mempermasalahkannya karena orang yang mengatakannya adalah pacar pertamanya.

"Mungkin sulit dipercaya, tapi aku menciptakannya."

Sera terdiam sejenak mendengar jawabannya, lalu mengangguk. "Inti Dimensi hanya bisa diciptakan melalui Origin Primordial. Jadi kau menemukan cara lain untuk menciptakan Inti Dimensi selain menggunakan cara itu, ya."

"Kau salah, aku tidak menemukan cara apapun." Asheel menyangkalnya.

"Hah? Apa aku salah?" Sera memiringkan kepalanya dengan bingung.

Asheel tidak segera menjawabnya melainkan mengangkat botol wine yang baru saja mereka minum. Asheel berdiri sambil mengangkat botol itu, sebelum menuangkan semua cairan wine dalam botol ke tanah.

Sera tetap diam dan tidak mengerti apa yang Asheel lakukan, tapi tiba-tiba dia berdiri dengan terkejut.

Tanah yang terkena cairan wine tiba-tiba menumbuhkan pohon kecil, dan dalam waktu singkat pohon itu tumbuh lebih besar hingga berkembang pada ukuran rata-rata. Rumput dan bunga juga tumbuh dengan liar disekitarnya.

"Jangan bilang itu ...!?"

"Wine yang kita minum sejak awal adalah Origin Primordial yang kamu sebutkan." Asheel menyelesaikan perkataannya.

"Apa kau gila?! Apa kau ingin meracuniku?!" Sera berteriak tiba-tiba.

Asheel memandangnya aneh, "Sejak kapan Origin Primordial dapat meracuni seseorang? Yang aku tahu orang akan overdosis dan mati meledak jika mengonsumsi Origin Primordial secara langsung."

".... Itu yang kumaksud." Sera tidak berdaya lagi dan duduk kembali. "Kuharap aku tidak mengalami penyimpangan energi dan mati meledak."

"Ada efek seperti itu?" tanya Asheel dengan bingung.

"....." Sera terdiam secara langsung, dan sekali lagi dia menatap Asheel dengan bodoh. "Kau tidak mengetahuinya?"

"Aku tahu, tapi kupikir itu tidak akan bekerja padamu. Jika kelebihan energi, kau bisa langsung melenyapkannya menggunakan «Void», kan?"

"Jadi kau mengujiku?" Sera menyipitkan matanya, tapi dia hanya bisa melihat eskpresi Asheel yang polos, membuatnya menghela napas tak berdaya:

"Itu memang benar, tapi bukankah wine yang masuk ke tubuhku menjadi sia-sia?" Sera berkata sambil memindai tubuhnya sendiri. "Lihat, energi asalku sedang bergejolak saat ini. Kau harus tanggung jawab jika terjadi apa-apa padaku, ya."

"Merepotkan sekali...." Asheel menurunkan ekspresinya saat dia melambaikan tangannya. Sulur Big Tree tiba-tiba bergerak menuruti keinginannya. Itu terulur ke Sera dan langsung menembus dadanya.

Sera membiarkannya saat sulur menusuk tubuhnya, dia kemudian menatap Asheel dengan tatapan bertanya-tanya. Tanpa Asheel menjawab pun dia tahu apa yang mampu dilakukan sulur itu.

"Energi-ku langsung menjadi tenang, apakah ini kemampuan barumu?" tanya Sera dengan penasaran.

"Ya, kemampuan ini berasal dari Big Tree." Asheel mengangguk sambil membelai batang pohon raksasa di sebelahnya. Dia kemudian menggerakkan Big Tree untuk menyerap pohon baru yang tumbuh dari nutrisi wine sebelumnya.

"Mengesankan, ya. Apa nama kemampuan itu?" tanya Sera.

"Bukan lagi disebut kemampuan. Big Tree sudah berevolusi menjadi Origin." Asheel menjawab sambil terus mengelus batang kasar Big Tree.

"Artinya, kau mempunyai dua Origin?" Sera menyipitkan matanya saat menanyakan itu.

Asheel mengangguk pada pertanyaannya. "Ya, aku menyebut Origin baru ini «Absolute Ruler». Karena aku menciptakan Big Tree untuk mengendalikan kekuatanku yang kacau, tidak salah jika kemampuan Origin ini adalah manipulasi."

"Begitu, Origin-mu «Chaos» dan Origin baru itu mempunyai kaitan erat yang menopang kekuatanmu, jadi kedua kekuatan itu tidak akan tumpang tindih, melainkan saling melengkapi satu sama lain. Kekuatanmu sangat meningkat pesat, ya." Sera menjelaskan dengan nada menganalisis.

"Bisa dibilang begitu," Asheel mengangguk karena itu memang benar. Kekuatannya sangat meningkat pesat sejak keberadaan Big Tree tumbuh dalam dirinya. Tapi dia harus mengakui jika tanpa Origin Primordial yang dia ambil dari perbendaharaan Supreme One, keberadaan Big Tree tidak akan pernah ada.

Sekarang Big Tree sudah mampu mengembunkan Origin Primordial dari nektar bunganya. Wine itu juga Asheel mengambilnya dari sana, dan butuh waktu lama untuk Big Tree meneteskan Origin Primordial.

Setelah terkumpul banyak, Asheel meraciknya menjadi wine, dan inilah saatnya untuk dia dan Sera menikmatinya. Tiba-tiba hatinya berdarah saat menyadari jika dia baru saja membuang wine ke tanah.

'Lupakan, aku bisa mempercepat pembuatan Origin Primordial jika itu diperlukan. Big Tree masih tumbuh, jadi fungsinya masih bisa dikembangkan. Produksinya juga menjadi lebih cepat mengikuti perkembangannya. Menyianyiakannya sedikit kurasa tidak apa-apa?'

Bahkan untuk Asheel, wine yang dia minum membuat tenggorokannya sangat panas. Sebab itulah Asheel hanya menyesapnya sedikit demi sedikit karena kalau tidak, dia akan mabuk dan kekacauan apa yang akan timbul jika tidak ada yang menghentikannya.

Mungkin saja dia akan terbangun dan bersenang-senang menghancurkan Britannia, lalu tidak sengaja membunuh Merlin dan yang lainnya.

Tapi itu tidak mungkin terjadi karena ada Sera di sisinya. Sera bisa langsung menyembuhkannya menggunakan «Void», jadi itu sebenarnya masih baik-baik saja.

"Omong-omong, aku menemukan Chaos Beast di dimensi kita berada saat ini." Asheel tiba-tiba memberitahu.

"Benarkah? Itu mengejutkan."

Ekspresi Sera berlawanan dengan yang dia katakan karena wajahnya saat ini sangat datar. Tangannya terus menggoyang-goyangkan cairan bening wine di cawan.

"Aku sudah lupa apakah pernah memberi tahumu atau tidak, tapi Chaos Beast itu adalah Cath Palug."

Sera mengangkat alisnya dengan sedikit tertarik. "Makhluk dari referensi Bumi Utama lagi?"

"Ya, tapi Chaos Beast itu tidak lengkap, hanya mengandung jejak kehancuran dalam dirinya."

Sera menyesap wine lagi sebelum ekspresinya menjadi serius saat menatap Asheel. "Karena kau membicarakan itu, aku menduga kau sudah mempunyai rencana untuk makhluk itu."

Asheel mengangguk lagi, mengonfirmasi perkataannya: "Ya, aku berencana menggunakannya untuk mengatasi orang-orang yang akan kemari."

Sera terdiam lagi, tapi dengan cepat membuka mulutnya dengan heran: "Mengenai orang-orang yang akan mendatangimu, aku kagum dengan sosok yang mampu membodohi seluruh Abyss jika kau akan sangat melemah setelah menyelesaikan Chaos Distraction. Karena pembodohan itulah kau akan selalu diserang setiap kali kebangkitanmu terjadi."

"Kau tidak tahu? Orang yang mengatur itu memanfaatkanku untuk membersihkan populasi Outer God yang terus menganggu Abyss. Oyaji juga ada dibalik semua itu."

"Ayah sepertinya sangat senang ya jika itu untuk merugikanmu." Sera tertawa kecil.

"Aku akan memukul wajahnya setelah aku bangun kali ini." Asheel mendengus dengan cemberut.

"Kurasa tidak mungkin, maid petarung akan selalu bersamanya setiap kali ayah meninggalkan domainnya."

"Meido, ya? Aku ingin memutilasi wanita itu." Asheel mengatakannya dengan haus darah.

"Kurasa kau sangat ramah pada gadis cantik, apakah maid itu pengecualian?"

"Jika aku sangat tergila-gila pada wanita, tidak mungkin aku tega menghancurkan dimensi yang berisi wanita-wanita cantik." Asheel menyangkalnya. "Toh, aku tidak ingin menambah haremku lagi."

"Apa kau pikir aku akan mempercayai omong kosong itu?" Sera menatapnya datar.

Asheel mengabaikannya dan beralih ke topik sebelumnya: "Pokoknya, jangan membicarakan Meido lagi, aku sudah muak."

"Benar juga, kau dan maid itu tidak pernah akur. Tapi bukankah yang membawa maid itu pada ayah adalah gundikmu?" Sera bertanya dengan wajah gelap.

"...." Asheel tidak bisa berkata-kata sejenak. "Sejak kapan aku mempunyai gundik?"