webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Penciptaan Tubuh

"Kali ini, aku ingin menggunakan permintaanku!"

Asheel berhenti di langkahnya, lalu dia menoleh ke belakang. "Apa itu?"

Sejak dia menjanjikan sesuatu pada Merlin, dia akan menepatinya. Tapi ini sepertinya terlalu cepat.

Merlin tidak mengatakan apa-apa saat dia mengendalikan tangannya dan menggunakan Levitasi untuk menggerakkan suatu objek. Dari dalam Boar Hat, Escanor yang kurus tiba-tiba muncul dengan seluruh tubuhnya dililiti perban.

Dia melayang beberapa saat dan mendarat didepan Merlin.

"Rekonstruksi tubuhnya!" Merlin menunjuk Escanor sambil menatap Asheel dengan sedikit menaikkan dagunya.

Alis Asheel berkedut, "Kau meminta permintaan atau memberiku perintah?"

Merlin mendengus ringan, "Lupakan detail kecil itu, lakukan apa yang baru saja kuminta."

Asheel melirik Escanor yang tubuhnya sudah rusak parah itu. "Jika aku menginjaknya sedikit, dia pasti sudah mati."

"Jangan menginjaknya!"

"Baiklah," Asheel berjalan mendekat menuju Escanor.

Posisi tubuh Escanor tiba-tiba bergerak menjadi vertikal, dan Asheel meletakkan tangannya di punggung pria itu.

BAM!

Tiba-tiba tubuh Escanor meledak menjadi kabut darah saat setiap tetes esensi kehidupannya melayang di udara.

"Apa yang kau lakukan?!" Meliodas berteriak ngeri. Teman-temannya juga membutuhkan waktu untuk sadar dari keterpanaan yang terlihat dari wajah mereka.

Mereka semua memiliki ekspresi tidak percaya di wajahnya. Bagaimanapun, Escanor meledak menjadi kabut darah tepat didepan mata mereka. Mereka menyaksikannya secara langsung!

Sekarang, mereka menyesal telah mempercayai orang yang seharusnya menjadi musuh mereka. Banjir kecemasan melanda hati mereka.

"Tenanglah!"

Suara Merlin tiba-tiba terdengar, membuat mereka semua berbalik menatapnya.

"Mungkin sulit, tapi percaya saja pada pria brengsek itu."

Wajah Arthur semakin merosot. Baru saja, dia marah dengan apa yang dilakukan Asheel pada Escanor, tapi setelah melihat Merlin yang terang-terangan sangat mempercayai Asheel, dia menjadi patah hati.

Tujuh Dosa Mematikan dan teman-temannya tertegun. Dengan apa yang baru saja Asheel lakukan, sekarang sulit untuk memberikan kepercayaan setiap orang padanya.

Tapi melihat kepercayaan diri di mata Merlin, mereka memutuskan untuk menunggu sebentar.

Setiap tetes darah Escanor tidak jatuh ke tanah, semua cairan merah itu masih melayang di udara dan membentuk kabut.

Dari telapak tangan Asheel, sebuah bola orange kekuningan muncul. Bola itu seukuran bola pingpong, dan perputarannya sangat menakutkan saat gesekannya sendiri mampu memanaskan udara.

Partikel-partikel cahaya tercipta dari proses rotasi yang dilakukan bola itu, dan titik-titik cahaya bertebaran hingga tampak seperti koloni kunang-kunang yang terlihat sangat indah.

"Itu adalah....!"

"Tidak salah lagi, itu cahaya «Sunshine»!" Meliodas berkata dengan yakin.

"Cantik banget, apakah Escanor baik-baik saja?" Diane berseru.

Titik cahaya semakin banyak saat seluruh area itu terlihat sangat terang. Fenomena itu tampak seolah keberadaan matahari yang selalu menyinari dunia sedang pilih kasih dan hanya menyinari satu titik di malam hari.

Seiring berjalannya waktu, titik-titik cahaya semakin bertambah hingga mampu menyinari sebagian sisi malam planet ini.

Tangan kanan Asheel yang baru saja digunakan untuk meledakkan Escanor masih terulur, dan dia melambaikan tangan kirinya.

Titik-titik cahaya di udara tiba-tiba bergerak ke satu tempat, dan pergerakan mereka seperti tsunami yang tersedot dalam satu lubang. Titik-titik cahaya semakin berkurang saat mereka semua terkompresi menjadi cahaya yang lebih terang dan lebih indah.

Setelah itu, benang-benang kuning terang bermunculan dan membentuk apa yang tampak seperti tubuh manusia. Wujud humanoid yang tidak sempurna itu ditenun oleh cahaya kuning matahari, dan beberapa saat kemudian, siluet Escanor terlihat.

Tidak lama, cahaya kuning benar-benar mewujudkan Escanor yang saat ini masih bercahaya merah.

Merlin tertegun ketika melihatnya, "Itu bukan tubuh fisik, tapi tubuh spiritual!?"

Tapi dia menjadi lebih tertegun saat melihat pergerakan Asheel yang berhenti. Asheel tampak mogok saat dia hanya menatap Escanor sambil memikirkan sesuatu.

"Ada apa, Asheel?" tanya Merlin.

"Aku kekurangan bahan."

"Hah?!" Merlin dan semua orang terkejut.

"Daging atau apapun yang berasal dari seorang manusia." Pandangan Asheel kemudian menyapu mereka semua. "Kebanyakan dari kalian bukan manusia, tapi bahkan jika terdapat manusia pun, itu adalah hibrida."

Apa yang dimaksud dengan perkataannya adalah Elizabeth, Ban, Arthur dan Merlin.

Elizabeth sudah menjadi setengah Dewi, tubuh Ban sudah tercemar oleh racun Purgatory, menggunakan gennya sebagai wadah tidak efektif untuk menampung kekuatan matahari. Lalu Arthur, dia sudah menjadi Raja Kekacauan dan setiap sel tubuhnya sangat berbahaya bagi semua bentuk kehidupan.

Yang tersisa adalah Merlin, tapi Asheel tidak akan pernah menggunakan bagian tubuh Merlin sebagai bahannya. Meski bisa sembuh sekalipun, itu masih memengaruhi potensi masa depannya dan bisa menciptakan efek buruk pada proses pendewaannya di masa depan.

Merlin sendiri tahu, Escanor adalah pria penuh kebanggaan yang lahir sebagai manusia. Dia ragu apakah Escanor mau menerima dirinya yang bukan seorang manusia jika Asheel menggunakan bahan lain yang bukan manusia. Tapi dia tidak bisa tidak bertanya tanya kenapa Asheel harus meledakkan tubuh Escanor jika dia masih membutuhkan daging manusia. Apakah gen Escanor menjadi terlalu lemah setelah menahan tekanan «Sunshine» selama beberapa dekade?

Tidak punya pilihan lagi, Asheel lalu menyuruh Merlin. "Tangkap beberapa manusia sebagai gantinya."

"!!!"

Perintah itu mengejutkan semua orang.

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu!"

Meliodas dan yang lainnya langsung menghadang Merlin.

"Lalu pilihlah, beberapa manusia yang tidak penting bagi kalian atau lebih penting lagi menyelamatkan pria ini?" Asheel memberi mereka pilihan.

Tapi sebelum mereka bisa menelan ludah dam berpikir lebih lanjut, suara Merlin memberi mereka solusi:

"Tidak perlu terlalu pusing memikirkannya, aku punya beberapa bahan spesimen manusia di penyimpananku."

Merlin melambaikan tangannya dan seonggok daging jatuh dari celah ruang penyimpanannya. Dia kemudian menyerahkannya ke Asheel.

Teman-temannya dikejutkan dengan berbagai pertanyaan, seperti: Kenapa Merlin memiliki benda seperti itu? ... dan berlanjut: Apakah Merlin pernah menangkap beberapa manusia untuk dijadikan sebagai spesimen penelitian?

"Jangan berprasangka buruk padaku, aku hanya menggunakan beberapa manusia pendosa sebagai bahan penelitianku." Merlin memberitahu seperti sudah mengetahui isi pikiran mereka.

"...Tapi itu masih pembunuhan..."

"Tenang saja, aku tidak terlalu sering melakukannya." Merlin mencoba menenangkan mereka, tapi itu hanya membuat teman-temannya memandang Merlin dengan cahaya baru, hanya saja. cahaya ini lebih gelap.

Yah, mungkin terdengar tidak manusiawi saat menggunakan tubuh manusia sebagai bahan eksperimen, tapi itu masih lebih baik jika dibandingkan dengan Happy Farm yang dilakukan Demiurge.

Sebagai peneliti, Demiurge ratusan kali lebih kejam dari pada Merlin.

Terlebih lagi, Merlin melakukan tindakan tidak manusiawi itu masih dalam tujuan yang jelas, yaitu mempelajari anatomi tubuh manusia. Tidak seperti Demiurge yang melakukannya untuk tujuan yang agak kabur, seperti meningkatkan kekuatannya atau malah mencari potenai rahasia yang dimiliki manusia.

Manusia modern bisa berkembang dalam bidang biologi seperti sekarang karena para pakar terdahulu pernah mengotak-atik tubuh manusia, mau itu hidup atau sudah mati.

Jadi, mengesampingkan kemanusiaan juga merupakan sebuah cara agar manusia bisa berkembang.

Selain itu, Merlin melakukan eksperimen dengan tubuh manusia awalnya karena Asheel sendiri yang melimpahkan tanggung jawab tubuh fananya ke dirinya.

Dia tidak bisa memulai proyek itu tanpa landasan pengalaman dan pengetahuan, karena itulah semua ini terjadi...

Asheel saat ini melirik ke seonggok daging yang dijatuhkan Merlin. Dia bisa saja menciptakan manusia dari tanah, tapi itu akan terlalu spesial jadi dia tidak melakukannya.

Kemudian, dia melambaikan salah satu tangannya untuk mengendalikan tanah dan mengubur daging itu. Setelah daging tidak terlihat lagi karena tertutup tanah, sebuah detakan tiba-tiba terdengar dari tanah yang baru saja dia timbun.

Tanah itu melonjak, hingga mewujudkan dirinya sendiri dalam bentuk humanoid seperti golem. Tidak ada mata, mulut, hidung, dan lainnya. Yang terlihat hanya penampilan kasarnya.

Asheel melambaikan tangannya sekali lagi dan mengeluarkan sebuah orb seukuran bola pingpong. Itu mirip dengan bola yang bersinar sebelumnya, hanya saja yang ini berwarna biru langit.

Dia kemudian menanamkan orb itu ke dada tubuh yang baru saja dia buat, dan tubuh itu menelannya dengan sukarela...

Setelah membaca ulang ch ini, sepertinya akhirannya terlalu tanggung...

Nobbucreators' thoughts