webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Arthur Pendragon

Setelah beberapa saat, Merlin menyuruh Arthur untuk berbaikan dengan Meliodas, dan mereka berteman lagi, tapi tetap saja Meliodas tidak puas dengan apa yang dilakukan Merlin.

"Apa yang sebenarnya kamu lakukan pada Arthur? Kembalikan dia seperti semula!" Dia menuntut.

Merlin hanya tersenyum, "Aku tidak bisa. Chaos sudah menerimanya."

Meliodas akan mengatakan sesuatu lagi, tapi Arthur menghentikannya:

"Tidak apa-apa, Meliodas-dono. Aku yakin Merlin memiliki alasan untuk melakukan ini." Arthur menenangkan Meliodas, mengisyaratkan bahwa dia tidak apa-apa dengan keadaannya saat ini. Dia lalu menoleh ke Merlin dengan tatapan heran, benar-benar ingin memecah rasa penasarannya yang sudah dia pendam sejak awal. "Merlin, kenapa kau ... berpakaian seperti itu?"

"Hiraukan saja, jangan terlalu memikirkannya!" Merlin melipat lengannya sambil mendengus. Dia masih memakai pakaian Bunny Girl sejak dia menerima syarat Asheel sebelumnya.

Untuk mengubah topik, dia masuk ke topik sebelumnya. "Ya, sejujurnya ini satu-satunya cara agar Arthur bisa diselamatkan. Jika aku tidak membangkitkannya, jiwanya akan terserap oleh Pedang Suci Excalibur, membuat keadaannya menjadi lebih berbahaya."

Meliodas memiliki ekspresi serius saat mengatakan, "Tapi tetap saja, Merlin. Kau harus bertanggung jawab!"

Merlin menatap aneh kaptennya, "Kenapa semuanya menjadi aku yang disalahkan. Salahkan pria brengsek disana!"

'Siapa yang berani menyalahkannya?'

Hanya membuat suasana hati Asheel memburuk saja sudah termasuk ancaman level dunia. Keberadaan Asheel seperti bom atom berjalan, bisa menentukan kelangsungan hidup dunia itu sendiri.

Asheel yang ditunjuk oleh Merlin, hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Sudahlah, Merlin. Ini memang menjadi takdirmu."

'Lagi-lagi tentang takdir?' Merlin menjadi lebih yakin jika Asheel tidak berbohong saat mengatakannya. Meski dia tidak bertemu Asheel pun, dia tetap akan membangkitkan Arthur sebagai Raja Kekacauan hanya karena keingintahuannya.

Kerakusannya akan ilmu pengetahuan Alam Semesta tidak mengenal batas.

Saat itulah dia akan menganggap Arthur sebagai Tuannya, dan akan rela mati demi dirinya.

"Dan bahkan jika aku tidak menetapkan takdir seorang Arthur Pendragon, dia tetap akan dipilih oleh Putri Kuil Kekacauan."

Atas bukti perkataannya, Lady of the Lake menampakkan dirinya sebagai bayangan di permukaan Danau Calisbury. "Benar sekali apa yang dikatakan Master. Arthur Pendragon sudah dirancang menjadi Raja Britannia."

"Itu...!"

Tujuh Dosa Mematikan dan yang lainnya membutuhkan waktu untuk memahaminya.

Apa maksudnya dirancang? Apakah keberadaan Arthur Pendragon sudah ditetapkan sejak awal?

"Jika tidak ingin menerimanya, salahkan keberuntunganmu karena terlahir dengan nama Arthur Pendragon." Asheel menambahkan.

"Arthur... Pen..dragon...?" Arthur menggumamkan namanya sendiri dengan heran.

Merlin juga memikirkannya, 'Apakah nama Arthur Pendragon memiliki keistimewaan khusus?' Dia menatap Asheel dengan pandangan bertanya-tanya.

Asheel menghela napas, "Dalam cerita lain, Arthur Pendragon adalah nama seorang Raja dari sebuah kerajaan bernama Camelot. Pada masa kecilnya, meski memiliki darah bangsawan Pendragon, dia tidak pernah mengalami perlakuan istimewa sebagai keluarga kerajaan. Itu dilakukan karena semacam skema dibelakang layar yang terjadi di Camelot, dan keberadaan Arthur harus disembunyikan sampai dia dewasa. Dia membuktikan kelayakannya sebagai Raja dengan menarik Pedang Suci Excalibur dari batu, dan memulai jalannya mengembalikan Camelot di bawah kekuasaannya."

(Maaf, ini hanya omong kosong. Saya tidak tahu apa-apa tentang Legenda Arthurian:v)

Semua orang terutama Arthur menemukan beberapa kesamaan tentang Arthur Pendragon dari cerita itu dan dirinya.

Asheel menceritakan ringkasan kisahnya, tapi tidak memberitahu akhir tragis dari seorang Arthur Pendragon. Itu tidak perlu, dan sejak awal dunia ini hanya mengambil referensi dari Legenda Arthurian, dan akhir Arthur Pendragon tidak mesti sama dengan aslinya.

Bagaimanapun, banyak faktor lain yang mempengaruhi bagaimana dunia ini berjalan, seperti keberadaan Iblis dan Dewi, lalu Raksasa juga.

Bahkan Merlin sendiri, keberadaannya sangat penting dan menjadi faktor utama dalam Legenda Arthurian, tetapi nasibnya didunia ini berbeda sejak awal, dan karena itu dunia ini tidak mesti sama dengan yang ada dalam cerita aslinya.

Sejak awal, dunia ini hanya mengambil referensi, yang berarti ini bukan kisah tentang Legenda Raja Arthur atau Legenda Pedang di Batu.

"Merlin, aku ingin kamu lebih mengembangkan Arthur menjadi Raja yang pantas untuk Britannia. Ingat, dia bukan hanya Raja Camelot, dia adalah Raja Britannia! Akan sangat repot saat aku membuka perbatasan, dan Britannia tidak menyatu. Jika itu terjadi, Britannia hanya akan dijajah oleh bangsa lain."

Meski Merlin kesal, tapi dia tetap mengangguk dengan patuh.

Sementara itu, Arthur masih meragukan dirinya. "Apakah aku bisa melakukannya? Itu skala yang sangat besar..."

"Kamu harus bisa, Arthur. Ini menyangkut masa depan Britannia." Merlin menatap tegas pada Arthur.

Sebenarnya ada masalah lain tentang perpindahan Britannia ke dimensi milik Asheel, yaitu perkembangan teknologi dunia ini. Semua artefak atau teknologi canggih yang memilikinya di dunia ini hanya Merlin, dan bahkan Liones atau Camelot hanyalah sebuah kerajaan kecil jika dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan di luar dunia ini.

"Yah, pokoknya, banyak tanggung jawab ada pada Merlin. Aku tidak peduli bagaimana caramu mempersatukan Britannia di bawah kekuasaanmu. Apakah itu menaklukan kerajaan lain dengan kekuatan, atau membangun aliansi dengan mereka. Sebagai Raja Kekacauan, jika tidak bisa melakukan hal ini saja, maka dia tidak pantas menduduki tahta Britannia, meski itu Arthur Pendragon sekalipun!"

"Uwaah, kau melemparkanku begitu saja. Apakah aku bisa menggunakan permintaanku untuk menghindar dari tanggung jawab ini?" Merlin mencoba menawar.

Asheel merenung sejenak, sebelum mengangguk. "Kau bisa, tapi kau harus mengenakan pakaian Gadis Penyihir selama pertarungan besok."

"Aku menolak," kata Merlin tanpa ragu. "Ada syarat lain?"

"Kau harus melayaniku malam ini."

"....." Merlin menatap Asheel dengan merendahkan. "Kamu belum membuatku jatuh cinta lagi padamu."

"Bisakah aku memaksamu?"

"Itu namanya pemerkosaan!" Merlin meludah. "Lagian ini tengah malam, apa kau puas hanya dengan sedikit waktu itu?"

"Aku bisa menghentikan waktu." Asheel mengeluarkan senyum kemenangan. "Jika kamu sampai bicara begitu, berarti kamu tidak keberatan tidur denganku?"

"I-Itu...!" Merlin tersentak saat wajahnya menjadi merah. Kemudian, dia menjadi marah tapi kemerahan di wajahnya masih tidak bisa disembunyikan: "Dasar bajingan, kau menjebakku!"

Sejak kapan Merlin bisa kehilangan ketenangannya? Jika itu bukan Asheel, dia yakin tidak akan menjadi seperti ini.

Semua orang terpana, terutama Arthur. Dia berbisik ke Meliodas, "Omong-omong, siapa pria ini?"

Meliodas merasa sulit untuk menjelaskan, "Dia adalah Dewa, tapi aku tidak tahu pasti. Merlin memiliki hubungan masa kecil dengannya."

"Hebat sekali, dia bisa mempermainkan Merlin yang selalu tabah itu!"

Tiba-tiba, dia memikirkan kedekatannya dirinya sendiri dengan Merlin. Ekspresi Arthur merosot dan suasana hatinya menjadi tidak baik. Dia merasakan ketidaknyamanan di hatinya setelah menyaksikan keakraban Merlin dengan pria asing itu.

Hatinya tergores tanpa dia sadari.

Tiba-tiba, duri besar tumbuh secara beruntun dari tanah dan mencuat ke atas. Medan disekitar area ini menjadi becek, yang rupanya tempat ini berubah menjadi rawa berlumpur akibat suasana hati Arthur yang sedang tidak baik.

"Ini lagi?"

Semua orang harus menyesuaikan diri lagi untuk bisa bertahan di tempat ini.

Pada saat itu, urat nadi di dahi Asheel sudah menonjol keluar. Dia begitu kesal ketika melihat orang yang bukan siapa-siapa seenaknya menggunakan kekuatan Chaos tepat didepannya.

"Kurasa aku berubah pikiran, aku akan menghancurkan dunia ini!"

Dia akan meremas tangannya dengan kekuatan tak terlihat, tapi suara Merlin tiba-tiba menghentikannya:

"Jangan bodoh, brengsek! Apa kau juga ingin membunuhku!?"

Kepala Asheel menoleh ke arahnya, "Beraninya seorang manusia...." Kalimatnya tidak dilanjutkan ketika melihat Merlin yang masih menggunakan pakaian Bunny Girl.

"Hm, kurasa Bunny Girl telah menyelamatkan dunia ini." Asheel menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

Dia melanjutkan meremas tangannya, dan tiba-tiba dunia mengalami kerusakan sekali lagi. Ruang itu pecah, retakan jaring laba-laba menjalar ke segala arah, dan gempa ruang terjadi.

Retakannya berlanjut sampai realita pecah berkeping-keping, dan setelah itu dunia kembali seperti semula.

"Aku lelah dengan kebodohan ini." Asheel cemberut saat dia berjalan menjauh, berniat pulang ke Kuil Kekacauan. Rencana awalnya untuk tinggal bersama Merlin lebih lama tidak terjadi, dia sudah tidak mood lagi.

"Tunggu!"

Suara Merlin sekali lagi menghentikannya.

"Kali ini, aku ingin menggunakan permintaanku!"