webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Membuat Kedai Ramen?

Keesokan harinya.

Hari ini terlihat seperti hari biasa. Asheel masih melakukan aktivitasnya yang biasa, yaitu bermalas-malasan. Tidak juga, dia akan mengunjungi kafenya hari ini.

Begitulah, dia berangkat bersama Narberal di belakangnya. Pleiades lain sudah berangkat beberapa jam sebelumnya dan menyiapkan tempat itu. Jadi hanya menyisakan dia dan Narberal.

Yang lain melakukan aktivitasnya sendiri, seperti Albedo dan Yasaka yang sibuk dalam administratif, Aura harus mengurus monster peliharaannya, Demiurge sedang melakukan penelitian, serta Mare yang membaca buku sepanjang hari di kamarnya.

Jika kalian bertanya, bagaimana dengan Sera? Apa yang dilakukannya?

Jawabannya... tidak ada. Dia bahkan lebih malas dari Asheel dan bertindak seperti ratu di kediamannya, sering mengacaukan maid homonculusnya, dan hanya bergerak jika dia memiliki motivasi atau ketertarikan.

Walau begitu pesonanya tidak akan hilang begitu saja. Awalnya dia tidak seperti itu, hanya setelah merasakan kenikmatan dimanjakan oleh pacarnya sendiri, dia menjadi malas. Tidak, jauh lebih malas.

Asheel ingat ketika dia pertama kali resmi menjadi pasangan Sera. Wanita itu anggun dan anggun, bertindak seperti istri yang berbudi luhur, sempurna dalam pekerjaan rumahnya, serta bisa menjadi figur wanita yang baik di matanya. Dia tidak pernah bosan bersama dengannya.

Memikirkannya sekarang... dia menggelengkan kepalanya karena telah sampai di depan kafenya.

Mengamati kafenya sendiri, dia sedikit terkejut karena itu ramai. Ini baru pukul sepuluh, dan kafe baru buka satu jam yang lalu.

Nyatanya, kebanyakan pelanggannya adalah pria. Pelanggan wanita juga banyak saat mereka menikmati kue dan kopinya. Kafe ini hanya menjual kue dan minuman menggunakan resep dari Nazarick, yang ternyata sangat populer karena rasanya yang unik.

Asheel masuk bersama Narberal di belakangnya. Yah, mereka tidak banyak berbicara sebelumnya.

Segera, mereka disambut oleh Yuri Alpha yang datang ke arahnya.

"Asheel-sama!" Yuri menunduk sebagai sapaan. Dia lalu menoleh ke arah maid yang datang bersama Asheel dan mengangguk ke arahnya, yang dibalas oleh Narberal sendiri.

"Sepertinya kamu sibuk. Jangan bekerja terlalu keras, oke?" Asheel menepuk bahunya.

Yuri sedikit tersipu di wajahnya yang tabah karena bahunya ditepuk begitu saja, tapi dia tetap menjawabnya dengan sopan. "Jangan khawatir, Asheel-sama. Kita selalu menjaga kesehatan kita."

"Kalau begitu, aku akan menyapa yang lain. Aku tidak akan menganggumu." Asheel lalu pergi menyapa Pleiades satu persatu.

Dia masih tidak yakin apakah keputusan yang tepat untuk mempekerjakan Pleiades sebagai maid di kafenya, tapi ini sudah terlanjur dan akan canggung untuk merubahnya. Bukannya dia berubah pikiran, tapi saat melihat anak-anaknya menjadi tontonan pria yang memandangnya dengan ngiler itu, rasanya aneh, ataukah hatinya terasa sakit? Dia tidak tahu karena rasanya tidak bisa dijelaskan, dan dia sebagai Penguasa Kekacauan memiliki semua emosi di dalam dirinya, untuk saat ini. Dia tidak tahu yang mana itu.

Aneh, dia yang biasanya peka terhadap emosi orang lain tidak bisa mengenali perasaannya sendiri.

Dia segera sampai di kantornya dengan Narberal yang mengikutinya. Kemudian dia langsung duduk di kursinya.

"Seharusnya kafe ini sukses besar, kan?" Untuk memecah keheningan yang canggung ini, Asheel berbicara terlebih dahulu.

"Ya, seharusnya begitu. Tapi ini bukan apa-apa dibandingkan pencapaian Anda sendiri." Narberal menjawab dengan hormat.

"Seharusnya kamu lebih bangga pada dirimu sendiri, Narberal." Asheel menghela nafas saat dia membaca seluruh laporan.

"Saya sudah merasa sangat bangga bisa menjadi sekretaris Anda," jawab Narberal.

"Jika kamu mengatakannya..." Asheel mendesah pada Narberal. Matanya menelusuri kertas laporan di depannya sebelum berhenti. "Hmm? Kamu mempunyai rencana untuk memperluas kafe dengan menggabungkan bangunan sebelah?"

"Ya, Asheel-sama. Saya memang berencana melakukannya. Apakah ada yang salah dengan itu?" Kata Narberal gugup. Lagipula itu adalah keputusannya sendiri, dia tidak bisa begitu percaya diri seperti Demiurge dan Albedo. Selama ini, dia hanya mengikuti rencana mereka. Ini sebenarnya adalah terobosan kecil baginya untuk membuat keputusannya sendiri, yang mana ini adalah pertama kali baginya. Dia mengikuti perkataan Asheel untuk secara bebas mengembangkan usahanya, jadi seharusnya ini baik-baik saja kan?

Toh, dia juga ingin berguna untuknya.

"Tidak ada masalah, tapi..." Asheel merenung sejenak yang membuat Narberal lebih gugup. "Hmm, aku sudah memutuskan! Bangunan sebelah akan di buat untuk kedai ramen. Apakah baik-baik saja?"

"Baik?" Sementara itu, Narberal menjadi linglung sejenak. "Mohon maaf tapi... bisakah Anda mengulanginya lagi?"

"Aku berkata, mari buat kedai ramen di bangunan sebelah!"

"Saya mengerti jika itu keputusan Anda, tapi... kenapa ramen?" Narberal bertanya.

"Kenapa tidak? Aku menyukainya!" Asheel berseru.

"Baik..."

"Apakah ada masalah?" Asheel bertanya setelah memperhatikan wajah Narberal yang merosot.

Setelah ragu-ragu sejenak, Narberal mengatakannya. "Saya tidak terlalu mengerti tentang ramen."

"Jangan khawatir, kamu hanya perlu mengurus tempatnya dan aku akan memerintahkan beberapa orang di Nazarick untuk menyelesaikan sisanya."

Asheel menambahkan, "Dan juga, bagaimana jika kamu ikut denganku besok? Aku akan mengajakmu keliling makan ramen. Itu juga bisa dihitung sebagai sesi kencan kita."

Dia mengatakan kalimat terakhir dengan nada menggoda.

Narberal tersipu saat wajahnya memerah, dia buru-buru menjawab. "Bagaimana saya berani untuk berkencan dengan Anda. Itu tidaklah pantas untuk orang seperti Anda bersama dengan saya yang hanya seorang pelayan-"

"Kamu tidak mau?"

Sebelum Narberal bisa menyelesaikan kalimatnya, Asheel memotongnya sambil menatapnya dengan serius.

"B-baik..." Narberal menjawab dengan malu-malu. Dia sudah pasrah dengan keinginan Tuannya, dan dia juga menantikannya.

Beberapa menit berlalu saat Asheel terus menandatangani dokumen di depannya. Semua itu berasal dari Albedo yang dia sendiri tidak tahu apa yang dilakukannya. Setelah membacanya, dia mengerti bahwa Albedo membuat perusahaan barunya yang berupa industri elektronik dengan menjual barang-barang yang lebih canggih dari era saat ini. Rupanya Narberal melaporkan rencana usahanya yang belum bisa dia lakukan, jadi sekarang Albedo yang melakukannya.

Sebelumnya Albedo membuat perusahaan kecil yang menjual berbagai kosmetik dari Nazarick. Yah, dia yang mencari nafkah diantara mereka semua.

Seharusnya itu tidak terlalu penting karena mereka bisa menghipnotis beberapa orang kaya untuk memberi uangnya, bahkan kebutuhan sandang dan pangan mereka pun sudah tersedia dari dunia tempat asal mereka ataupun dari Nazarick itu sendiri. Hanya menstranfernya dari sana pun sudah cukup, tapi entah kenapa Albedo malah membuat usahanya sendiri.

Asheel tidak terlalu memikirkannya dan dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya. Ini adalah kunjungan ke kafenya setelah satu bulan tidak berkunjung, jadi pekerjaannya cukup banyak untuknya. Bisa dibilang, dia tidak melakukan apa-apa dalam satu bulan terakhir.

"Narberal, kemarilah!" Asheel duduk di sofa dan memberi isyarat untuk Narberal duduk di sebelahnya. Dia sudah menyelesaikan pekerjaannya untuk saat ini.

Narberal yang juga melakukan pekerjaannya menoleh ke arahnya sebelum menghampirinya. "Apakah ada sesuatu, Asheel-sama?"

Asheel menekan bahunya sebelum memaksanya untuk duduk di sebelahnya, yang membuat reaksi panik darinya. Dia menjentikkan jarinya sebelum sebuah meja muncul di depan Narberal, menggunakan sihirnya sekali lagi dia memindahkan pekerjaan Narberal di atas meja tersebut.

"Asheel-sama?" Narberal dibuat bingung olehnya.

"Duduk dengan tenang dan lanjutkan pekerjaanmu disini."

"Y-ya.." Narberal mencoba untuk fokus pada pekerjaannya sekali lagi, tapi tidak bisa karena jarak Asheel terlalu dekat dengannya.

"Ehn?" Dia tersentak di bagian pahanya sebelum melihat kepala Asheel berada di sana. Rupanya pahanya dijadikan bantal oleh Tuannya, yang membuatnya sangat bahagia pada perkembangan ini. Hal ini juga membuat fokus kerjanya berkurang dan entah bagaimana gugup.

Saat itulah gangguan datang.

"Permisi..."

Solution membuka pintu dan melihat Asheel sedang tiduran di pangkuan Narberal.

"N-narberal! Aku tidak menyangka bahwa kamu sudah mendahuluiku...!"

Bagian awal memang buruk

Thx

Nobbucreators' thoughts