webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Meliodas

"Merlin?" Asheel memanggilnya.

Merlin yang linglung langsung tersadar setelah mendengar suara itu.

"Ada apa? Apakah kamu terluka?" kata Asheel dengan khawatir. 'Apakah dia takut karena melihat makhluk besar itu meledak berkeping-keping?'

"T-Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." Merlin buru-buru menjawab, dia memaksa dirinya untuk tersenyum, tapi matanya tidak bisa membohonginya.

Sera melihat perubahan itu, dan dia tidak bisa menahan untuk berpikir jika pesona Asheel telah sampai pada gadis kecil itu.

Dia memutuskan untuk menggodanya, mulutnya memperlihatkan seringai nakal, "Apakah kamu ... cemburu denganku?"

"Ahh-! A-Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan..." Merlin berkata dengan panik.

Asheel menatap Sera dan bertanya-tanya apa yang direncanakannya. Sementara itu, Ophis masih melihat gadis kecil itu karena merasakan sesuatu yang familiar didalam dirinya.

Sera terkekeh, "Kamu terdengar dewasa pada usiamu, Merlin-chan."

"Ahh..." Merlin murung.

"Ngomong-omong, namaku Sera, pria itu Asheel, dan gadis ini Ophis." Sera memperkenalkan kelompoknya.

Merlin memandang Ophis dengan penasaran, dan dia sedikit mengangguk padanya.

"Apa yang kamu lakukan di hutan sendirian, Merlin-chan?" tanya Asheel.

"A-Aku..." Merlin sedikit bingung untuk menjawabnya, pada akhirnya dia berbohong: "Aku tersesat."

Biasanya dia tidak akan segugup ini saat berbohong, tapi pria didepannya adalah yang membuatnya gugup.

Asheel menatapnya sejenak dan tahu jika Merlin berbohong, tapi dia tidak menanyakannya lebih jauh.

"Kalau begitu, apakah kamu tahu dimana desa terdekat?"

Mata Merlin menjadi cerah saat merasa bahwa dirinya dibutuhkan, "Aku tahu!"

"Kalau begitu, ayo kita pergi bersama. Aku juga akan mengantarmu ke rumahmu setelah itu..." Asheel merasa jika Merlin sangat manis, jadi dia dengan sukarela akan membantunya.

Sera memutar matanya saat mendengarnya.

Merlin sangat bersemangat saat tahu jika dia akan bersamanya, tapi meredup di detik berikutnya setelah menyadari jika kebohongannya akan terungkap cepat atau lambat. Dia melarikan diri untuk mencari kasih sayang dan tujuan hidupnya, sekarang dia merasa jika pria didepannya adalah orang yang akan memberikan semua hal yang dibutuhkannya.

Mereka berjalan beberapa saat dan akhirnya keluar dari hutan. Setelah melangkah ke pohon terakhir dari hutan, yang menyambutnya adalah sebuah tebing dan jurang.

Mereka menatap kosong pada jurang beberapa saat, dan semua pasang mata langsung menatap Merlin.

"Itu..." Merlin menggaruk kepalanya dengan malu.

Dia sebelumnya percaya diri untuk memimpin jalan, tapi dia tidak menyangka akan berdiri di atas sebuah tebing curam.

Tiba-tiba, seseorang terbang ke arah mereka.

"Kalian semua, sangat berbahaya di tempat ini. Segera kembali ke rumah kalian!"

Orang itu segera berkata setelah mendarat di tepi tebing. Sayapnya yang hitam seperti kelelawar berwarna gelap itu menghilang tepat setelah orang itu menapakkan kakinya ke tanah.

'Iblis....' Merlin berpikir dalam benaknya.

"Seorang bocah?" Asheel merasa aneh karena dua orang pertama yang ditemuinya di dunia ini adalah anak kecil berturut-turut, tetapi masing-masing dari mereka terlihat lebih dewasa dari penampilannya.

Orang didepannya adalah bocah dengan rambut pirang tapi memiliki perawakan berotot yang bisa dilihat dari lengannya. Di punggungnya tergantung sebuah pedang besar.

"Hei, apakah kalian mendengarkanku ?!" kata bocah itu lagi saat mereka semua hanya menatapnya.

"Siapa kamu?" tanya Asheel.

"Aku Meliodas, anggota Stigma. Segeralah pergi dari sini karena tempat ini dipenuhi oleh Iblis yang memangsa manusia," desak bocah itu.

Merlin tiba-tiba melangkah maju, "Kamu mengatakannya seolah-olah kamu adalah manusia." Dia terlihat berani saat menyilangkan lengannya didepan dada dengan sosok mungilnya.

'Sangat imut...!' pikir Sera ketika melihatnya.

Meliodas yang mendengar perkataan Merlin mengerutkan kening, tapi ekspresinya berubah menjadi riang seketika. "Baiklah, baiklah, baiklah. Sepertinya ada anak nakal disini." Dia berkata sambil melambai-lambaikan tangannya dengan bercanda.

"Apa itu Stigma?" tanya Asheel penasaran dan mengabaikan lelucon bocah itu.

Merlin sedikit terkejut saat menyadari jika orang sekuat Asheel tidak tahu apa itu Stigma.

Merlin menjelaskan, "Stigma adalah aliansi yang dibuat antara Klan Dewi, Klan Raksasa dan Klan Peri, untuk melawan Klan Iblis dalam Perang Suci ini. Beberapa manusia juga bergabung ke dalamnya.

"Mereka dipimpin langsung oleh Ludociel, salah satu dari Empat Malaikat Agung."

"Dan kamu menyiratkan jika bocah ini bukan manusia," tanya Asheel lagi.

Pertanyaan itu wajar jika dia tidak tahu karena penampilan Meliodas seperti manusia, berbeda dengan kebanyakan Iblis lainnya.

Merlin lalu menunjuk Meliodas dengan ekspresi angkuh, "Orang ini adalah Iblis karena bisa menggunakan kekuatan kegelapan."

"Semacam pemberontak?" Asheel mengangkat alisnya. Meliodas adalah seorang Iblis tapi berafiliasi pada musuh Klan-nya.

"Aku bergabung dalam Stigma untuk menghentikan Perang Suci yang terus berlanjut selama ini," Meliodas terlihat tidak menyangkalnya.

"Perang Suci, ya? Menarik," Asheel tersenyum.

Meliodas sebenarnya sedikit terkejut dan heran setelah mendengar penjelasan Merlin. Dia tidak terlihat terganggu jika Merlin tahu bahwa dirinya adalah seorang Iblis, tapi tetap khawatir pada tanggapan orang-orang didepannya. Pandangannya lalu melihat Asheel, Sera, dan Ophis yang tidak merubah ekspresinya.

Dia tersenyum kecut dan mengalihkan pandangannya ke Merlin, "Kamu tahu banyak, gadis kecil."

Merlin mendengus dan berbalik, menatap Asheel dengan mata berharap.

Asheel yang familiar dengan ekspresi itu langsung mengusap kepalanya, membuat Merlin senang saat dia tersenyum.

'Inilah yang aku cari!' Merlin berseru dalam benaknya dan menikmati setiap detik pada kehangatan yang ada.

Sementara itu, Sera berpikir sendiri saat melihat interaksi Asheel dan Merlin, 'Jika ini terus berlanjut...' Pada akhirnya, dia hanya bisa mendesah tak berdaya.

Asheel tidak tahu apa yang ada dipikirannya saat dia menoleh ke Meliodas, "Apakah kamu tahu dimana desa terdekat?"

"Um, aku bisa mengantarnya jika kamu mau!" Meliodas ramah kepadanya.

"Kalau begitu tolong," Asheel mempersilahkannya. "Ngomong-omong, namaku Asheel Doom."

Bocah pirang itu tersenyum, "Meliodas."

Mereka melesat terbang dengan Meliodas memimpin mereka. Merlin dibawa terbang oleh Sera, dengan sisanya terbang menggunakan kemampuannya masing-masing.

Asheel tahu jika orang Meliodas ini tidaklah sederhana, usianya juga sangat berbeda dari penampilannya.

Meliodas tumbuh di medan perang dengan hati yang dingin. Sebagai mantan anggota Sepuluh Perintah, dia membantai ras lain di sepanjang hidupnya.

Asheel bisa melihat itu melalui dirinya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Toh, semua yang ada di dimensi ini berasal dari kekuatannya, dia bisa melihat apapun yang dia inginkan di dunia ini.

Baru saja, dia melihat melalui Meliodas dan mendapat beberapa informasi tentangnya. Di dimensi ini, dia adalah otoritas tertinggi, dia adalah prioritas.

Dia lalu menoleh ke Merlin dan menatapnya, dia melakukan hal yang sama dengan melihat menembus dirinya. Sedikit keterkejutan melintas di matanya saat mengetahui sihir unik Merlin.

Dia tersenyum dan berpikir, 'Infinity? Menarik, kekuatannya mirip dengan Ophis-chan.'

Merlin yang sadar jika Asheel sedang menatapnya menjadi sedikit malu dan dia memalingkan muka.

"Ada apa, Merlin-chan?" Sera yang membawanya di udara, tersenyum padanya.

"Tidak ada," Merlin buru-buru menggelengkan kepalanya.

Sera tersenyum dan menepuk kepalanya, yang membawa kehangatan di hati Merlin.

Setelah terbang beberapa saat kemudian, mereka sampai di suatu tempat. Mereka mendarat di sebuah dataran tinggi berupa bukit.

Karena mereka berada di tempat yang lebih tinggi, mereka dapat melihat sebuah desa dengan menatap ke bawah.

"Seharusnya ada sebuah desa di bawah tempat ini," kata Meliodas saat dia melangkah ke depan.

Tapi, dia melebarkan matanya saat melihat desa yang diharapkan. "Apa yang terjadi ?!"

"Ada apa, Meliodas?" Asheel juga melangkah ke depan.

Melihat pemandangan didepannya, Asheel, Sera, dan Ophis tetap tenang, tapi Meliodas dan Merlin menunjukkan emosi negatif mereka.

Meliodas terlihat marah saat dia mengepalkan tangannya, sementara Merlin sedikit gugup dan takut.

"Sepertinya sekutumu sendiri yang melakukannya. Betapa menyedihkan..." Asheel berkomentar sebelum menyeringai.

Di hadapan mereka adalah sebuah desa yang hancur dan terbakar!

Sebenarnya, saya baru tahu jika ilustrasi sampul buku ini adalah karakter dari Fate Series, yaitu Yan Qing, Shinjuku of Assassin. Terlebih lagi, penampilan MC, yaitu Asheel, didasarkan dari Yan Qing.

Thx

Nobbucreators' thoughts