webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Keripik Kentang

"Yang Mulia....!"

"Selamat datang kembali di tanah kekuasaan Anda, Yang Mulia!"

"Yang Mulia!"

"Tolong pimpin kami menuju kejayaan sekali lagi!"

Asheel menyilangkan lengannya dengan acuh tak acuh, ekspresinya tenang, pandangannya menyapu ke orang-orang yang berlutut dihadapannya.

Populasi Iblis dari seluruh dunia berjumlah jutaan, hampir mendekati delapan digit. Jumlah itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan penduduk kota dari Dunia Abadi, yang rata-rata jumlahnya sudah mencapai miliaran.

Semua Iblis berlutut dengan kompak di depan sosok Tuhan mereka. Bahkan tidak ada perlawanan, hanya kerinduan. Entah itu leluhur mereka yang masih hidup sejak Penguasa Kekacauan masih memerintah, generasi selanjutnya, maupun anak-anak masa kini.

Kesetiaan Abyssal Demon sudah mendarah daging hingga generasi yang tak terhitung jumlahnya. Mereka hanya rela tunduk di bawah satu orang, yaitu Penguasa Kekacauan.

Sementara itu, Asheel yang merasa ingin segera meloncat ke tempat Sera berada, memikirkan apa yang akan dia lakukan pada orang-orang didepannya.

Kemudian, dia berkata dengan tenang: "Masa kekuasaanku sudah berakhir, sudah saatnya orang setelahku yang memimpin kalian semua."

Perkataan itu hanya alasan, tapi di telinga para Iblis, mereka sedih. Semua kepala jutaan orang itu menunduk, tampak sangat tidak mau.

Sebenarnya, Asheel sedikit bingung. Pada masa lalu, dia memerintah Doomland dengan tangan besi, mengutamakan kekuatan adalah segalanya.

Seluruh dunia memiliki budaya biadab, mengkategorikan dunia ini sebagai tempat tercela. Dia hanya memiliki sedikit kasih sayang pada rakyatnya, sisanya terserah Daevon.

Jika ada yang menentangnya, dia akan memusnahkan semua sampai akarnya. Jika ada yang diduga merencanakan sesuatu untuk merugikannya, dia langsung beranjak dari tahtanya dan mulai membantai orang.

Pokoknya pada saat itu, dia pernah menjadi Raja Iblis sejati.

'Ngomong-omong tentang Raja Iblis, aku pernah memanggil satu dengan kartu hadiah dari D.' Asheel memikirkan seorang gadis remaja berambut hitam legam yang memiliki sifat kejam dengan mengenakan seragam militer, yang mana gadis itu sangat bangga dengan namanya dan sebutannya sebagai Raja Iblis. 'Aku sudah melupakannya, dia masih ada di alam fana yang mana aku bertindak sebagai Pangu saat itu.'

Setelah selesai mengingat seseorang, dia kemudian mengalihkan seluruh fokusnya pada orang-orang didepannya. Sejujurnya, dia akan malu jika kembali ke tahta dan memerintah orang-orang ini. Lagipula, dia pernah meninggalkan rakyatnya.

Bahkan untuk orang seperti Asheel, dia tidak memiliki muka untuk naik ke panggung kekuasaan Doomland. Terlebih lagi, dia memiliki kehidupannya sendiri di Alam Fana.

Tiba-tiba, dia mengingat jika satu keturunannya akan bertambah setelah peristiwa ini. Dia membuka dan menutup mulutnya, berulang-ulang:

"...Penerus.."

"...." Para Iblis tidak mendengarnya dengan jelas, menjadi kebingungan. Tidak, mereka bahkan tidak mendengar suara apapun karena Asheel hanya menggerakan bibirnya ke atas dan ke bawah.

Setelah menarik napas dalam-dalam, Asheel mengatakannya dengan jelas: "Aku akan meninggalkan seorang penerus untuk kalian, tapi tidak untuk saat ini."

Segera, para Iblis bersorak setelah mendengar pernyataannya. Mereka akhirnya memiliki tujuan hidup!

Melayani generasi Yang Tertinggi selanjutnya, keturunan Penguasa Kekacauan, secara alami mereka meledak dalam kegembiraan.

Sementara itu, Asheel menyesali apa yang telah dia katakan. Bagaimana dia akan memberi mereka keturunannya?

Dia berpikir apakah harus membuat anak lagi...?

Saat itu, seorang Iblis tua dengan tanduk patah dan kulit bersisik mendekati Asheel dengan wajah penuh kegembiraan. "Yang Mulia, saya sangat senang! Saya berjanji akan melayani keturunan Yang Mulia dan Ratu dengan mempertaruhkan nyawa saya!"

"...." Asheel tertegun, tidak bisa berkata-kata.

"Dasar kadal bertanduk patah, beraninya kau mendahuluiku. Aku lah yang akan menjadi tangan kanan Pangeran!"

Segera, orang-orang berebut menawarkan kesetiaan mereka pada sang penerus yang belum ada.

Melihat situasi menjadi kacau, Asheel diam-diam menghilang saat dia membuka ruang portal secara paksa, keluar dari teritori Abyssal dalam sekejap.

Sekarang, dia terpaksa harus memikirkan masalah yang dia buat sendiri. Lakukan hal yang menurunkan moral, apakah dia akan melanggar janjinya?

Asheel diam-diam mempertimbangkan.

Anaknya yang kedua bahkan belum lahir, dan dia sudah memikirkan anak selanjutnya. Apalagi, itu bersama D...

Pada akhirnya, Asheel menyerah untuk memikirkannya. Saat dia merenung, bayangan Sera selalu menyangkal pikirannya, membuatnya sangat ragu-ragu.

"Lupakan saja, toh setelah ini, aku akan menemui mereka."

Kemudian, Asheel menghilang dalam kehampaan dan sampai di suatu tempat yang juga merupakan sebuah kekosongan.

Ini adalah Celah Omniverse.

"Aku merasakan jejaknya disini, tidak akan jauh lagi..."

...

Sementara itu, disebuah ruangan.

Ini adalah kejadian beberapa saat yang lalu.

"Tidak habis pikir kau bersembunyi di Celah Omniverse."

Tik! Tik! Tik!

Ketika Sera membuka mulutnya, dia disambut oleh suara ketikan keyboard. Orang yang dia ajak hanya mengabaikannya.

Sera tidak marah, dia merasa santai. Dengan tidak sopan, dia bersandar di kasur belakangnya, yang mana menjadi tempat duduknya.

Di sisi lain, wanita yang sedang mengetik itu akhirnya menekan tombol enter, dan pemandangan pada monitor komputer besar di depannya berubah.

Itu menunjukkan suatu tempat yang dipenuhi daratan merah. Kemudian, sosok Iblis dengan retakan ungu di sekujur tubuhnya terlihat.

"Asheel..." Sera mau tidak mau harus mengintip untuk melihatnya.

Wanita yang duduk didepan komputer kemudian mengambil cola dan keripik kentang dari meja sebelahnya, membukanya, lalu memakannya.

Sera sedikit mengernyitkan dahinya melihat ini, seolah-olah wanita itu hanya melihat Asheel sebagui hiburan.

"Tapi keanggunannya ... menyamai milikku!"

Sera merasa tertantang saat ini. Keseharian yang ditunjukkan oleh wanita didepannya hampir sama dengan miliknya. Pada hari biasanya, dia juga akan berdiam diri di depan gadgetnya.

Keanggunan paling mulia saat ini, bahkan saat tindakan yang dilakukan hanya makan keripik, itu masih tak tertandingi. Seolah-olah yang dilihatnya merupakan peri sejati.

Wanita itu selalu membelakanginya, tapi dengan melihat sosoknya dari belakang, siapapun akan tahu jika ada keindahan tertinggi yang disembunyikan.

Dari cara dia membawa tangannya, menggerakkan jari-jarinya, mengambil keripik dari bungusnya, nampak jika semua tindakan itu mengandung makna yang dalam dan tak terduga.

Siapapun yang melihat wanita itu dengan mata telanjang akan melihat misteri secara langsung. Dia memberi perasaan dingin yang tidak bisa dijelaskan.

Dia adalah seorang makhluk tertinggi!

Crunch! Crunch!

Hanya dari mendengar suaranya yang menghancurkan keripik kentang dengan gigi putihnya, taburan bubuk yang jatuh di bibir cerinya, tapi tidak ada satu deburan pun yang mendarat di pakaiannya, itu sudah menunjukkan jika keindahan sejati memang ada.

Bahkan Sera agak kagum dengan bagaimana wanita itu membawa dirinya dalam keanggunan. Meski dia percaya diri dengan keanggunannya, tapi dia masih mengagumi cara orang lain menunjukkan sikapnya yang tak tertandingi.

Kemudian, adegan dengan cepat bergerak saat Asheel bertarung melawan Zerdite, hingga yang pertama meremas tangannya, dan dengan berani merusak penghalang ruang dari teritori milik orang lain.

Saat itu, wanita yang duduk di depan komputer menunjukkan sedikit reaksi, tapi hanya itu saja, tidak ada yang berlebihan.

Tapi Sera di belakangnya tahu jika reaksi yang sedikit itu mengandung berbagai emosi. Hanya saja, sampai kapan wanita sombong ini terus acuh tak acuh kepadanyan

Sera sedikit tidak senang saat memikirkan ini. Dalam kepercayaan dirinya, dia berpikir kecantikan dan keanggunannya melampaui wanita di depannya, walaupun dia harus mengakui jika wanita itu mengambil wujud kecantikan tertinggi, tapi keduanya masih bisa disejajarkan.

Hanya saja, orang ini sangat sombong, bahkan belum menunjukkan wajahnya sejak dia menyeretnya ke sini. Secara alami Sera kesal karena orang ini tidak memberinya wajah sama sekali.

Tapi dia punya senjata terhebat, mengelus perutnya sendiri, dia berkata: "Apakah aku harus membuat putriku memimpin wilayah yang kau perintah."

Saat itu, seolah menunjukkan reaksi, wanita itu berbalik dan menatap langsung ke matanya. Sera merasa seolah sedang ditatap oleh kegelapan tanpa dasar, membuatnya sedikit waspada.

Mata itu sangat indah, bergoyang seperti rubi, dan menunjukkan permata alam semesta. Saat tatapannya mendarat, seolah itu akan menyedot semua yang ada disekitarnya, menghipnotis semua makhluk untuk tidur dalam kegelapan abadi.

Saat itu, dia membuka mulutnya:

"Jalang, aku akan mengambil semua yang seharusnya menjadi millikku."

Clue 1: gadis Raja Iblis yang disebutkan Asheel berasal dari Nasuverse.

Clue 2: Tenka Fubu

Tau lah ya...

Nobbucreators' thoughts