webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Administrator D!

"Jalang, aku akan mengambil semua yang seharusnya menjadi millikku."

"..." Sera terdiam sejenak, alisnya berkerut tidak senang. Tapi kemudian dia tersenyum dengan sentuhan sombong dalam ekspresinya, "Teruslah bermimpi, aku tidak akan meminjamkan Asheel padamu."

Tepat setelah mengatakan itu, Sera menatap ke depan, melihat Administrator D yang mengabaikannya dan malah menonton pemandangan pada layar monitor. Tapi walau dipunggungi, dia merasa jika D sedang memasang seringai lebar di wajahnya.

Sera merasakan firasat buruk berdasarkan ekspresinya. Tapi D tidak menjelaskan apa-apa dan hanya menonton dalam keheningan.

Pertarungan Asheel dengan Zerdite sudah selesai, dan Asheel mengambil Inti kekacauan kembali kepemilikannya. Kemudian, dia menghadap pada para Iblis yang sebenarnya telah mengembangkan kesetiaan darah padanya.

"Apa kau tahu kenapa aku memancing Asheel ke Doomland?"

Saat itu, D tiba-tiba membuka mulutnya, berbicara pada Sera tanpa menatap lawan bicaranya.

Sera mengerutkan kening, tidak tahu apa yang dimaksudkannya. Membuat Asheel bernostalgia?

Seharusnya tidak seperti itu, pasti berhubungan dengan orang didepannya!

"Agar aku bisa membuat anak dengannya."

!!!

Sera sangat terkejut, berdiri dari kasurnya secara tiba-tiba, matanya bergetar dan nampak tak percaya. Dia akhirnya mengerti, karena pada saat selanjutnya, itu adalah adegan saat Asheel terpaksa menjanjikan keturunannya pada Doomland.

Untuk Doomland, jika Asheel adalah rajanya, maka Daevon akan menjadi ratunya. Doomland menginginkan penguasa baru untuk memimpin mereka menuju kemuliaan.

Secara alami, itu harus menjadi keturunan Penguasa Kekacauan dengan Daevon. Terlebih lagi, Asheel sudah menjajikan hal itu padanya.

D pasti akan menggunakan masalah itu untuk menyeret Asheel dalam masalahnya.

Sera menggertakkan gigi saat memahami hal itu. Jika keduanya bertarung, dia yakin dirinya lah yang akan kalah. Bagaimanapun, dia dalam kondisi melemah karena perutnya yang mengembang dan terdapat bayi dalam kandungannya.

Meskipun begitu, dia sangat yakin jika D tidak akan secara tiba-tiba menyerangnya dengan tidak masuk akal.

Glek!

D beranjak dari kursinya, dan posisi yang selama ini terus membelakangi Sera, akhirnya berpaling dan menunjukkan wajah peri tertinggi dan tanpa cacat. Kecantikan yang dia tampilkan memang tiada tara, seolah-olah wajah itu adalah yang paling mulia di seluruh dunia.

Kecantikan itu membawa aura yang tak terjangkau, nampak seperti tidak ada makhluk satu pun yang berdiri di atasnya dalam hal keindahan.

Keberadaannya sendiri adalah keindahan sejati.

Matanya yang sangat acuh dengan pandangannya terhadap segala sesuatu tampak membosankan, ekspresinya sangat dingin, matanya yang berkilau gelap, dengan tatapan menyendiri.

Keindahannya tidak bisa dijelaskan dalam sebuah kalimat, dan semua deskripsi akan memberikan hiperbola. Tidak, menjelaskan keindahannya melalui kata-kata adalah penghinaan untuk kecantikan tertinggi seperti dirinya.

Sera tampak tidak terpengaruh oleh pesonanya karena pesona miliknya sendiri mampu mengimbanginya. Seolah dua matahari sedang saling membandingkan.

Tapi meski percaya diri, dia tidak akan pernah tahu apa yang ada di pikiran D, dan siapapun yang mencoba membaca pikirannya tepat di depannya hanya meminta kematian. Wanita itu seperti jurang tanpa dasar, seolah kegelapan akan menatapmu kembali jika kau melihatnya terlalu lama.

Sejak awal keberadaannya merupakan sebuah anomali. Siapapun tidak akan sepercaya diri Sera saat berhadapan dengannya.

Bahkan saat ini pun, Sera tidak tahu niat D yang mencoba mendekatinya.

D melangkah dan berhenti tepat di depan Sera, lalu menatap langsung ke matanya dengan pupil gelapnya. Itu hanya sejenak, sebelum D tiba-tiba mengambil gerakan.

Tangannya bergerak, terulur menuju perut Sera. Itu sangat cepat, dan Sera dalam kondisi ini tidak mampu memblokirnya.

Saat ini, dia sangat panik, karena gerakan D menargetkan perutnya. Apakah dia akan mencelakainya secara paksa?

Tapi tidak seperti yang diharapkan, tangan yang ramping seperti giok itu hanya mengelusnya, membuat Sera menarik napas dingin.

Sera tidak akan selamat jika D berniat menggugurkannya secara paksa menggunakan kekerasan, dan akibat dari itu, D tidak akan disukai oleh Asheel lagi, dan kemungkinan besar akan dibencinya.

Suatu kondisi yang mencelakai Sera hanya mengundang amarah Penguasa Kekacauan.

Itulah yang membuat Sera percaya diri selama ini dalam menghadapi seorang saingan seperti D.

Kemudian, D mengambil gerakan tak terduga sekali lagi. Dia menempelkan telinganya ke perut Sera.

"Anak Asheel adalah anakku juga, apa kau rela menyerahkan anakmu kepadaku setelah lahir? Aku berjanji akan merawatnya sepenuh hati." D membuka membuka mulutnya, memberikan penawaran kepada Sera.

"Aku menolak! Tidak akan kubiarkan putriku dekat-dekat dengan orang suram sepertimu!" Sera tanpa ragu langsung menolaknya.

Seperti biasa, D hanya mengabaikannya saat dia terus menggesek pipinya ke perut Sera, sementara yang terakhir merasa sangat tidak nyaman dengan perlakuannya.

"Senang melihat kalian berdua begitu akrab."

Tiba-tiba, suara seorang pria terdengar, membuat kedua kecantikan itu menoleh ke arahnya.

"Suami!"

Wanita berambut gelap itu langsung melompat dengan gerakan akan memeluknya, tapi Asheel berhasil menghindarinya dengan menggerakkan tubuhnya ke samping.

D tidak jatuh, tapi menopang dirinya dengan anggun seolah-olah itu alami.

Asheel hanya meliriknya sekilas, sebelum melangkah melewatinya, dan dengan sikap seperti mengabaikannya itu, dia berjalan menuju Sera dan langsung memeluknya.

D menunjukkan ekspresi sedih untuk sesaat, sebelum kembali memasang wajah menyendiri yang tidak mudah di dekati. Dia dipaksa untuk melihat pemandangan naksirnya yang sedang bermesraan dengan saingannya tepat di depannya.

Saat itu, pasangan itu juga dalam suasana keheningan. Sera tidak berani mengatakan apa-apa dan hanya membiarkan Asheel melakukan apa yang dia mau.

Meski keduanya telah bersama sejak zaman purba sekalipun, tetap saja tingkah laku yang ditunjukkan selalu bergejolak, seperti mereka menghabiskan semua waktunya untuk berpacaran.

Kemesraan yang mereka tunjukkan memang seperti romansa orang remaja, tidak salah lagi. Jika diminta alasannya, maka penyebabnya akan menjadi Asheel sendiri.

Asheel selalu menjadi orang yang berubah-ubah, seperti saat ini, dia sebagian besar menunjukkan ketidakpedulian terhadap orang lain. Jika kemanusiannya tertimbun pada dirinya terlalu banyak, dia akan bersikap naif dan kadang-kadang terlalu berlebihan, sok bersikap dewasa.

Periode itu terjadi biasanya ketika Asheel akam mengalami Chaos Distraction, dan dengan keberadaannya yang seorang Chaos, kecenderungan kemanusiaan yang dia bangun tidak akan mengarah ke hal baik. Dia akan terpengaruh oleh kejahatan umat manusia.

Pada saat itu, Asheel akan menjadi manusia yang tidak masuk akal. Sikapnya akan menjadi naif dan kehilangan semua kebijaksanaannya, seolah-olah semua hal di dunia harus berjalan sesuai rencananya.

Tapi menurut Sera sendiri, Asheel yang naif juga tidak banyak berpengaruh pada kehidupan mereka, dan malah memberi hal-hal menarik yang terkadang menghiburnya.

Bagaimanapun, kekuatan Asheel sangat kuat. Sudah tidak banyak lagi yang bisa menarik minatnya, dan dengan sikapnya itu, maka terserah dia akan memutuskan dunia akan berjalan ke arah mana.

Intinya, Asheel adalah seseorang yang selalu berubah. Dia bisa saja menjadi cengeng, pemarah, suram, dan lain sebagainya. Sera penasaran apakah Asheel bisa mengendalikan emosi-emosi itu setelah terdapat Big Tree di dalam dirinya.

Jujur saja, Sera tidak terlalu peduli dengan itu selama Asheel terus berada di sisinya.

Dan saat ini, Sera berada dalam kebahagiaan tertinggi. Bermesraan dengan Asheel tepat di depan D adalah gerakan pamungkas yang telah dia pendam dalam dirinya, dan dia sangat ingin melakukannya sejak lama.

Pada saat ini, keinginan itu akhirnya terwujud! Secara alami dia sangat senang karenanya.

Kemudian, Sera mengintip ekspresi D yang tetap tenang, tidak menunjukkan perubahan sedikitpun. Meski Sera kecewa, dia masih sangat puas.

"Kuharap kau siap dengan hukuman yang menunggumu."

Suara Asheel yang berbisik di telinganya membuat tubuh Sera menegang.