webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Judgement vs Demon King 1

Pemandangan yang sangat aneh terjadi saat ini, dimana Indura yang ukurannya sangat kolosal beberapa saat yang lalu, telah mengering hingga menyusut ke ukuran raksasa pada umumnya.

Yang paling aneh bukan tentang ukurannya, melainkan apa yang terjadi padanya. Dengan batang, ranting, dan sulur yang tumbuh di segala tempat pada bagian tubuh Indura, efek sihir Flora terus tumbuh hingga Indura menumbuhkan pohon dari tubuhnya.

Karena pohon memakan nutrisi dari kekuatan Indura itu sendiri, membuat chimera itu benar-benar jatuh dalam keadaan kekeringan.

Pemandangan itu sangat mengejutkan semua orang yang menyaksikan.

"Wanita itu ... mengalahkan dua Indura seorang diri...!?" Mael berkata dengan suara bergetar. Nadanya dipenuhi ketidakpercayaan.

"Benar-benar tidak bisa dipercaya. Apa dengan ini, aku sudah bisa tenang menghadapi kematian yang sesungguhnya?" Ludociel berkata dengan suara yang dalam.

"Nii-san!" Mael memandangnya dengan tidak percaya.

Ludociel mengabaikan kekhawatirannya saat pandangannya menatap langit. "Meski Indura sudah dikalahkan, masih ada Raja Iblis yang lebih kuat dari mereka."

"Jangan khawatir tentang itu, Zora bisa mengatasinya." Merlin berkata dengan suara yakin.

"Benarkah?" Ludociel meragukannya.

"Omong-omong, aku tidak bisa membiarkanmu menghilang. Kau masih berguna untuk acara yang akan datang."

Saat suara Flora terdengar, dia tiba-tiba sudah berada di dekat Ludociel, berhasil mengejutkannya.

Setelah menenangkan dirinya, Ludociel mengerutkan kening setelah mencerna perkataan Flora di otaknya. "Apa maksudnya itu?"

"Hm, entahlah~" Flora hanya memberikannya senyuman.

...

"Untuk berpikir dua Indura yang aku ciptakan dengan susah payah berhasil disingkirkan semudah itu. Aku benar-benar tidak menyangkanya!" Raja Iblis berkata dengan suara yang berat, terkandung kemarahan dalam kata-katanya.

"Itulah kenapa kau menyedihkan." Zora mengejeknya, dengan senyuman miring yang tampak merendahkan, dia melanjutkan: "Sejak awal kau tercipta, kau sudah ditakdirkan untuk gagal."

"Kau terlalu banyak bicara, wanita." Raja Iblis menatapnya muram.

Zora mengabaikan intimidasinya saat dia menambahkan, "Bukankah kau seharusnya sudah mengetahuinya sendiri? 3000 tahun yang lalu, saat penyerbuan Outsider, kau bahkan tidak mampu mengalahkan dua musuh terakhir. Pada akhirnya, yang mengalahkannya adalah Ashborn-san, kan?"

"Diamlah!"

"Yang lebih memalukan lagi, kau ketakutan pada saat-saat terakhir."

"TUTUP MULUTMU!"

Raja Iblis melakukan gerakan meraih, dan saat tangannya terulur ke depan, dia menembakkan proyektil energi dari telapak tangannya.

BOOM!

Lintasan serangan itu membakar udara, hingga menerbangkan semua unsur dan partikel di sekitarnya.

Zora hanya mengangkat perisainya saat senjata pelindung itu bercahaya emas. Perisai menjadi sangat terang saat ukurannya membesar.

BAM!

Proyektil energi dan perisai bertabrakan, dengan perisai berhasil melenyapkan serangan itu.

Tapi inilah yang diincar oleh Raja Iblis. Dia tiba-tiba muncul disamping Flora sambil mengayunkan tendangannya.

Flora dengan mudah menghindarinya, tapi kemudian Raja Iblis menebas ke bawah dengan tangannya sendiri.

Saat Zora menahan serangan itu dengan pedangnya, tapi langsung mundur di detik berikutnya karena cakar logam di pundak Raja Iblis menyerbu padanya.

"Hebat juga kau, wanita. Mampu menandingi fisik seorang Dewa." Raja Iblis menunjukkan senyum bengkok setelah menyelesaikan perkataannya. Terlihat jelas jika dia kesal karena tidak mampu mengalahkan Zora dengan mudah.

"Yah, aku bahkan agak terkejut dengan kemampuanku sendiri. Seorang Raja Iblis ternyata cukup lemah." Zora mengeluarkan seringai sambil menyipitkan matanya.

Mata Raja Iblis melotot, urat nadi hampir meledak dari kepalanya. Dia sangat marah saat ini. Tapi akhirnya dia bisa menenangkan diri setelah menghela napas beberapa kali.

"«Gokumon-tou»." Mulutnya bergumam, sebelum pedang kegelapan yang membara terwujud dari tangannya.

"«Dark Army»," Raja Iblis berlari di udara menuju Zora dengan pedang kegelapan di tangannya. Dari bawah kakinya, banyak makhluk bersenjata muncul dan menyerbu ke arah Zora.

Raja Iblis berniat menjadikan makhluk panggilannya sebagai umpan meriam untuk menyulitkan Zora, sekaligus memberi celah padanya. Karena itu, makhluk gelap itu melesat ke Zora lebih cepat.

Pedang Zora bercahaya ketika dia mengibaskannya ke samping, mengubah semua makhluk gelap yang menyerbu ke arahnya menjadi kabut hitam sebelum menghilang seketika.

"Hmph!" Dia mendengus, sebelum mengangkat perisainya untuk memblokir pedang kegelapan dari Raja Iblis.

"Zeldris, ini kesempatanmu!" Raja Iblis berteriak tanpa menoleh ke anaknya tersebut. Semua fokusnya berada pada melawan Zora, tapi kemudian perisai Zora tiba-tiba mengeluarkan shockwave yang mampu menerbangkannya. Akibatnya, dia mundur selangkah.

Zeldris yang sudah berniat kabur secara diam-diam sejak keduanya mulai bentrok, langsung berhenti seketika saat tubuhnya menegang setelah mendengar perkataan ayahnya.

Setelah menutup mata dan merenung yang dia lakukan dalam sekejap, dia lalu mendongak dan membuka matanya. Cahaya dalam matanya menunjukkan hal lain, itu adalah tatapan seseorang telah menetapkan keputusan yang sulit.

Tanpa ragu-ragu lagi, Zeldris melesat menuju Zora, lebih tepatnya lagi pada ayahnya sendiri sambil mengambil posisi akan menikam dengan pedangnya.

Raja Iblis tersentak saat dia memanifestasikan satu pedang lagi di tangan kirinya untuk menangkis serangan kejutan itu. Bahkan tanpa ada ragu dalam setiap gerakannya, dia langsung menebas Zeldris hingga tumbang dan jatuh ke tanah.

Blak!

Tubuh Zeldris tergeletak tanpa tenaga setelah menciptakan awan debu akibat benturan saat jatuh sebelumnya.

Zora menatap Raja Iblis dengan muram setelah mendesah lelah. "Apa kau masih menyebut dirimu sebagai seorang ayah lagi?"

"Hmph!" Raja Iblis mendengus, lalu menyeringai seolah apa yang baru saja dia lakukan adalah keputusan paling benar. "Hal tak berguna sepertinya tidak bisa disebut anakku lagi. Pada akhirnya, akulah yang akan memutuskan hidup dan matinya."

Zora memasang wajah datar, karena mengetahui jika Zeldris masih hidup. Tapi ekspresinya menjadi serius setelah dia juga sudah memutuskan di hatinya.

"«Judgement», atas izin Pencipta yang maha kuasa, berikanlah hukuman pada orang bodoh ini dengan palu peradaban!" Zora mengaktifkan berkahnya, «Judgement». Berkah itu bekerja sederhana, yaitu hanya memperkuat kekuatannya berkali-kali lipat dengan dipasok oleh energi langit dan bumi itu sendiri.

Elemennya adalah cahaya murni, cahaya yang sama yang digunakan oleh Chaos untuk menciptakan Dewa Tertinggi.

Dalam bentuk terkuatnya, Zora bisa mengakses kekuatan itu walau terbatas.

Setelah mengaktifkan berkat, terbentuk halo cahaya di kepalanya dan enam pasang sayap di punggungnya berubah menjadi partikel emas yang membentuk sayap runcing.

Dalam wujud ini, dia tidak perlu menggerakkan sayapnya hanya untuk terbang atau melayang. Manuver udaranya juga meningkat, apalagi kecepatannya.

Rambutnya berkibar saat sosoknya tampak seperti malaikat perang. Matanya memandang Raja Iblis dengan tatapan menyedihkan.

Faktanya, Zora saat ini sedang mengasihani nasib Raja Iblis dalam hati.

Raja Iblis, eksistensi yang diciptakan oleh Pencipta seperti progam yang sudah diatur. Keberadaannya hanyalah untuk memberi ketakutan dan kesengsaraan pada orang-orang. Meski menjadi yang terkuat, dia tidak pernah bebas dari tugasnya. Dari lahir sampai mati, dia tetap harus melakukan hal yang sama.

Tidak pernah merasakan takut.

Tidak pernah merasakan sakit.

Bualan itu sangat berlebihan, dan meski Raja Iblis masihlah sebuah progam, dia tetaplah sebuah eksistensi yang benar-benar hidup.

"Yah, aku akan mengakhiri kebodohan ini dengan mengirimmu ke alam baka!"

Cahaya pedang di tangan Zora semakin bersinar. Bukan emas, melainkan putih, warna yang mampu membiaskan semua warna lainnya, hingga realita tampak seperti kanvas yang belum diberi warna.

"«Shining Yeol»."

Tepat setelah kata itu jatuh, cahaya pedang meledak lebih besar, hingga skala itu mampu menerangi sebagian besar bagian dunia. Cahaya membludak seperti tsunami yang tumpah ke langit, mengakibatkan perubahan kondisi rotasi bumi.

Apa yang seharusnya menjadi siang, warnanya melebur ke dalam keadaan putih terang. Seolah-olah mereka telah hidup dalam dunia putih, garis, dan bayangan, hingga nampak seperti komik.

"JANGAN MEREMEHKANKU!!!"

Naluri Raja Iblis berteriak saat dia mulai memompa seluruh kekuatannya untuk menggerakkan Aura Kekacauan yang mendiami tubuh Meliodas. Hanya untuk menggerakkan energi itu saja dia mempertaruhkan semua kekuatannya yang berada dalam diri Meliodas untuk memaksanya keluar.

Urat nadi tumbuh di semua tempat di tubuhnya. Ototnya membengkak dan berubah menjadi ungu. Cakar logam yang menempel di pundaknya mulai melilit tubuhnya, hingga membentuk baju besi emas gelap.

Warna putih yang menjadi tempatnya berasa terdistorsi oleh aura ungu yang meluap dari tubuhnya.

"Hahaha, inilah kekuatan yang kucari! Akhirnya berada di tanganku, saksikanlah kekuatan maha dahsyat ini!"