webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Catasthrophe

"«Xeranthemum»:"

Flora tampak menggumamkan sesuatu dari bahasa yang disebut bahasa bunga, yang artinya adalah: keceriaan di bawah kesengsaraan. Benar-benar sifat yang diwariskan dari Tuannya.

Tujuh Dosa Mematikan, Malaikat Agung, Elizabeth, dan Hawk berhasil dikejutkan dengan getaran tiba-tiba yang berasal dari dalam tanah.

Suar dan akan pohon mulai muncul dari tanah, melonjak ke atas dengan pertumbuhannya yang sangat menakutkan. Suar pohon itu semakin membesar seolah disuntikkan oleh kekuatan kehidupan secara cuma-cuma.

Suar tidak muncul tanpa alasan, itu mulai menjebak Indura yang menukik keras sambil menjaga keseimbangan karena tanah yang goyang akibat kemunculan pohon raksasa itu.

Indura itu bukan entitas yang sama dengan yang baru saja memuntahkan Spora, melainkan Indura satunya. Suar mulai melilitnya, tapi selalu hancur dalam perjuangan Indura, tapi dibandingkan dengan anggota tubuh yang dimiliki Indura, suar tumbuh lebih cepat hingga melampaui semua bagian tubuh Indura dan pada akhirnya berhasil menjepitnya.

Mengetahui bahwa dirinya bahkan tidak diberi kesempatan untuk meronta, naluri Indura mengatakan hal lain. Kekuatan kegelapan mulai mengembun dan termanifestasi dalam permukaan kulitnya, hingga terkonsetrasi dan ditembakkan secara penuh.

Serangan itu berhasil menghancurkan batang pohon raksasa hingga menghancurkannya, tapi yang terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat mencengangkan. Setelah batang hancur, pohon itu langsung pulih dalam sekejap dan seketika melilit tubuh raksasa Indura, memakunya di tanah.

ROAAARRR!!!

Indura yang sudah tidak bisa bergerak hanya bisa meraung, berniat untuk membelah tubuhnya sendiri agar bisa melarikan diri, tapi akar-akar runcing dari pohon sudah memaku semua bagian tubuh penting Indura yang bisa digunakan untuk melakukannya.

Sekarang, Indura seperti sapi yang siap untuk disembelih!

"Benar-benar karya seni. Andaikan Lord mampu melihat ini, akan kutunjukkan kepadanya bahwa hamba rendahan ini juga mampu menyenangkannya!" Flora muncul dari awan debu dan langsung menyabetkan tongkatnya.

Seolah mengikuti melodi dari gerak tongkat, batang pohon dan sulur tumbuh lebih cepat hingga benar-benar membentuk sebatang pohon raksasa! Seperti kelapa, tubuh Indura dipaku oleh akar-akarnya dan dipaksa menjadi tumpuan berdiri tegaknya pohon raksasa itu.

Sulur sepertinya belum puas dan terus menyedot kekuatan sihir Flora, dengan yang terakhir tidak keberatan dan hanya membiarkannya. Dalam waktu singkat, sulur terus tumbuh sampai ke puncak, disusul oleh sulur-sulur lain yang menjadikannya tampak seperti tentakel.

Tapi bayangan tentakel itu langsung hancur saat ujung sulur mulai menumbuhkan bunganya, membentuk mahkota, dan dalam sekejap mekar di bawah langit gelap.

Energi sihir berkumpul pada bunga yang berada di ujung sulur, yang mana juga berada di struktur paling tinggi bagian pohon. Itu terus terkumpul lewat jaringan pengangkut tumbuhan, sebut saja Xylem dan Floem, hanya saja yang ini mengangkut mana.

Bercanda.

Energi sihir yang dipasok dari Flora disaring dalam pohon raksasa. Bukan menyebarkannya ke seluruh tubuh, namun aliran mana yang telah diproses dipusatkan ke bunga yang mekar.

Akhirnya tampak konsentrasi energi dari kumpulan mana yang terintegrasi dalam bunga itu. Makhota bunga semakin melengkung saat ditengah-tengahnya muncul energi berbahaya yang siap diluncurkan.

Flora melambaikan tongkatnya sekali lagi, namun kali ini menuju ke bawah.

Pergerakan sulur yang menopang bunga menuruti perintah Flora, hingga sulur itu juga membalikkan arahnya ke bawah, arah yang sama pada akar pohon raksasa itu sendiri.

King yang sudah akrab dengan eksekusi gerakan itu merasakan firasat yang tidak mengenakkan. "Jangan bilang...!"

Dia tidak bisa menyelesaikan perkataannya karena...

BOOOOOOM!!!

Energi terkonsentrasi yang dikumpulkan tepat di atas mahkota bunga akhirnya dilepaskan, menghasilkan gesekan panas pada udara, dan membuat suara mendesis seolah-olah angin telah digesek hingga terbakar.

Energi menakutkan itu dilepaskan ke arah tubuh pohon raksasa itu sendiri, lebih tepatnya ke bagian dimana Indura sedang ditahan disana. Indura terus meronta dan tidak bisa melarikan diri saat kulitnya berdenyut karena naluri bertahan hidupnya memperingati bahaya.

Kepala ungu Indura tampak putus asa saat mendongak menatap pada energi yang sedang dilepaskan ke arahnya. Matanya berair saat mulutnya hanya bisa terbuka, sebelum tubuhnya tiba-tiba mengkerut dan menjadi lemas, seolah-olah perilaku itu menandakan jika dia telah menerima nasib yang akan menimpanya.

Setelah ledakan dari pelepasan sebelumnya, terjadi ledakan sekali lagi akibat beam besar yang akhirnya menghantam tanah di mana Indura berada.

Indura meringis saat tubuhnya terurai oleh cahaya panas, dan beberapa detik kemudian, chimera itu lenyap bersamaan dengan bagian bawah pohon raksasa yang juga ikut terbakar.

Bsssssssss!

Suara desisan terdengar saat apa yang seharusnya menjadi tempat akar pohon raksasa menopamg tubuhnya, telah berubah menjadi kawah lava.

Awan dan langit gelap yang seharusnya ada karena keberadaan Raja Iblis disini juga ikut lenyap. Racun mematikan yang terbawa oleh badai sebelumnya juga musnah akibat hempasan ekstrim dari ledakan itu.

"Mirip seperti «Sunflower» milikku, tapi skala ini lebih gila!" King berseru setelah dia dan semua orang disekitarnya berhasil bertahan dari hempasan serangan itu.

King membandingkan serangan Flora tersebut dengan Harta Suci miliknya, tepatnya pada bentuk ke-4 Tombak Roh Sejati Chastiefol, yaitu «Sunflower».

"Ini adalah kekuatan sejati seorang Druid." Merlin mengungkapkan.

"Druid? Seperti Jenna dan Zaneri?" King bertanya setelah menenangkan diri.

"Flora dan Zora adalah orang yang mendirikan tempat suci para Druid." Merlin memberitahu, yang padahal pendiri asli Altar Druid adalah Zaneri dan Jenna itu sendiri. Kedua saudari Celestial itu hanyalah sponsornya.

"Druid juga memiliki kemampuan seperti «Disaster», ya?" King bertanya lagi.

Merlin berpikir sejenak sebelum menjawab, "Tidak, Druid menguasai bagaimana menggunakan energi kehidupan dari lingkungan sebagai media sihir mereka, tapi yang diajarkan pada para murid mereka adalah bagaimana cara menggunakan kekuatan suci, karena itulah seseorang seperti Hendrickson yang dapat menggunakan sihir suci tidak bisa menyebut diri mereka seorang Druid. Di sisi lain, apa yang bisa dilakukan Flora melalui pemanfaatan energi kehidupan adalah memanipulasi tumbuhan itu sendiri. Tidak ada Druid lain yang bisa melakukannya seahli Flora karena dia memiliki berkah tertentu."

Merlin membicarakan berkah yang diterima Flora saat perpisahannya dengan Asheel. Berkah Flora adalah «Catasthrophe». Artinya mirip «Disaster» milik King, yaitu malapetaka atau bencana, tapi kemampuan mereka berbeda.

«Catasthrophe» lebih seperti memanipulasi alam itu sendiri, sedangkan «Disaster» adalah pengendalian unsur alam, dan efeknya lebih hebat lagi jika pengguna berada di Hutan Raja Peri, karena dengan berada di sana, sang Raja Peri bisa mengendalikan hidup dan mati.

King akan bertanya lagi, tapi dia mendengar langkah kaki menuju arah mereka, jadi dua mengurungkan niatnya.

Flora berjalan menuju Merlin sambil membawa tongkatnya dengan anggun.

"Merlin-chan," dia memanggil.

Merlin memiliki firasat buruk saat Flora memanggilnya. Saat menengok ke arahnya, ia melihat senyum Flora seolah mengatakan sesuatu.

"Kerja bagus, Flora." Merlin mengangguk puas. Gerakannya tampak alami, padahal dia terpaksa melakukannya.

"Mm~!" Flora tersenyum manis setelah mendengar Merlin memujinya.

Merlin ingin segera kabur saat ini, tapi itu tidak mungkin dengan segudang masalah yang ada didepannya. Dia hanya bisa menghela napas, menyaksikan orang aneh Flora yang begitu senang saat dipuji.

Harus diakui, Flora adalah orang paling aneh yang pernah dia temui. Flora mengharapkan pujiannya setelah dia melakukan sesuatu yang pantas diakui, dengan Flora sendiri mengatakan untuk menggantikan peran Asheel saat memang harus memujinya. Entah bagaimana, Flora menganggap keberadaan Merlin lebih tinggi dari keberadaannya sendiri, yang berarti Flora bahkan akan mengorbankan nyawanya jika itu untuk Merlin.

Padahal adik perempuannya, Zora, tidak seekstrem itu. Tapi, yah. Pada akhirnya Merlin semakin terbiasa untuk memakluminya.

"Flora, bisakah kau melakulan sesuatu untuknya juga?" Merlin meminta Flora sambil menunjuk ke arah Indura yang tersisa.

"Oke!" Flora sangat senang saat Merlin mengajukan permintaan untuknya, sebelum memfokuskan dirinya saat melihat Indura itu. "Kalau tidak salah, benda itulah yang telah memuntahkan banyak Spora itu, kan?"

"Ya," jawab Merlin.

"Kieeekkk!" Indura yang baru saja melahirkan banyak bayi itu menukik keras ke langit.

BAM!

Kakinya menghantam tanah saat mulutnya terbuka lebar, memfokuskan Energi Iblis dan menembakannya ke arah Merlin dan yang lain.

BOOM!

Energi terkonsentrasi ditembakkan, tapi tiba-tiba bunga raksasa muncul dan langsung mekar dalam jangkauan arahnya, menghalangi tembakan itu dan malah mengenai bunga. Saat bunga raksasa diharapkan hancur oleh serangan itu, apa yang tidak diduga adalah ketika mahkota bunga tiba-tiba berputar dengan kecepatan tinggi dan menyerap semua Energi Iblis yang terkandung dalam serangan itu.

Akibatnya, sulur yang terhubung dengan bunga raksasa itu melembung karena berusaha mendorong beban ke tubuh utama, yaitu Flora sendiri.

"Energi yang sangat menjijikkan!" Flora hampir meludah, tapi menelannya kembali sambil mengingat untuk menjaga martabat di depan orang lain.

Sebagai tubuh utama, dia lah yang pada akhirnya menerima Energi Iblis itu. Rasanya sangat menjijikkan karena yang dia terima sudah tidak murni lagi karena telah digunakan.

Sambil menahan rasa pahit di mulutnya, Flora mengangkat tangannya dan mengetuk udara beberapa kali dengan tongkatnya.

Tok! Tok!

BOOOOOM!

Udara yang diketuk olehnya tiba-tiba menumpahkan guncangan energi, dengan semua energi yang seperti tsunami itu ditargetkan pada Indura.

Ruang yang dilaluinya bergetar hebat, udara hampir mendidih, dan jejak panjang bisa dilihat dari arah di mana serangan itu diluncurkan.

"Teknik yang mirip dengan milik Danchou!" King berseru, hampir mengira itu adalah «Full Counter».

Indura yang dilanda oleh serangan itu mengalami kerusakan yang sangat parah. Dia hampir saja tenggelam oleh banjir berupa energi itu.

Kulit dan dagingnya berlubang, sebagian besar tubuhnya sudah lenyap, meski begitu Indura masih beregenerasi dengan kecepatan yang sangat menakutkan.

Tidak membiarkan kesempatan itu berlalu, Flora melambaikan tongkatnya sekali lagi ke arah Indura. Apa yang keluar kali ini adalah serbuk-serbuk kecil yang menyerbu luka Indura.

Mengharapkan efek lain, tapi ternyata itu tidak menimbukan kerusakan apapun untuk Indura.

"Kau kira hanya kau yang bisa mengeluarkan Spora? Rasakan ini!" Flora melambaikan tongkatnya ke bawah.

Serbuk yang menempel ke luka Indura menempel semakin dalam, dan karena Indura sedang dalam kondisi regenerasi, serbuk Spora itu juga ikut tergiling ke dalam dagingnya, hingga benar-benar menjadi satu dengannya.

"«White Lily»," Flora menggumamkan sebuah bunga, dan tepat setelah kata itu jatuh, Spora yang terdapat pada tubuh Indura tiba-tiba tumbuh dengan kecepatan yang mencengangkan, bahkan regenerasi super Indura kalah melawan pertumbuhan bunga yang mengakar di tubuhnya itu.