webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Issei dan Irina

"Haish.. aku memang ingin bersantai dengan membuka usaha kecil. Tapi, kenapa malah menjadi seperti ini?!" Asheel tidak tahu harus kepada siapa dia mengeluh. Di depannya adalah tumpukan dokumen yang menumpuk. 'Mungkin karena aku berbuat terlalu banyak?'

Dia sedang berada di kafenya, tepatnya di ruang pribadi kantornya. Asheel berada di dunia ini hanya bersama Sera, beberapa eksekutif Nazarick, para maid homonculus untuk mengurus rumahnya, serta Diablo yang sering berpindah dimensi.

Karena dia ingin membuat beberapa usaha baru, dia menjadi sangat sibuk. 'Mungkin aku harus menyerahkannya pada Albedo?'

Dia menggelengkan kepalanya saat pikiran itu terlintas di benaknya. Albedo sudah mengurus banyak hal seperti management rutin Nazarick, juga tugasnya sebagai perdana menteri Sorcecer Kingdom. Sementara itu, Asheel yang hanya melakukan pekerjaan kecil dibandingkan dengannya, sudah mengeluh.

Saat itulah pintu terbuka.

"Asheel-sama, dua anak kecil itu berkunjung untuk bertemu denganmu." Kata Narberal yang baru saja masuk.

'Oh, dua anak yang menarik itu?' Asheel melihat kesempatan untuk kabur dari tugas-tugasnya. Dia melirik Narberal dan mendapat ide di benaknya.

Mata Asheel berbinar saat dia memikirkan hal itu setelah mendengar Narberal. Dia berkata dengan suara yang dalam, "Narberal, mulai sekarang kamu akan menjadi sekretarisku!"

Asheel buru-buru keluar setelah meninggalkan Narberal yang terpana.

"Baik?"

...

Keluar dengan cepat, Asheel melihat dua anak kecil berumur lima tahun. Yang pertama adalah anak laki-laki dengan rambut coklat runcing pendek dan mata coklat muda. Dan anak lainnya adalah seorang anak laki-laki juga ... atau perempuan? Dia mempunyai mata ungu, berambut kastanye pendek, dan mengenakan kaos tanpa lengan.

"Oh Issei, Irina! Kamu datang di waktu yang tepat, apakah kamu baru saja mengunjungi gereja lagi?" Sejak Asheel ingin meninggalkan tugas merepotkan itu, dia harus pergi dengan alasan.

"Ya, Paman!"

Issei dan Irina sedang minum jus yang disediakan oleh para pelayan, ketika Asheel datang, mereka segera menghampirinya.

Bibir Asheel berkedut saat mendengar panggilan mereka berdua padanya. 'Bukankah aku tampan dan berpenampilan muda, kenapa mereka memanggilku paman?!'

Asheel mengenal mereka berdua sejak mereka sering berkunjung ke kafenya beberapa hari terakhir, karena kafenya hanya baru buka beberapa hari yang lalu. Dan bukan hanya itu, Asheel juga merasa aneh saat melihat Issei, rasanya dia memiliki getaran yang sama dengan beberapa orang yang ditemui Asheel di masa lalu. Dia juga merasa sebuah jiwa ditanam di dalam tangan kirinya.

Asheel merasa tertarik dengan itu, karenanya dia mulai berinteraksi dengannya.

"Apa kamu sudah meminta izin ke orang tuamu bahwa kamu akan mengunjungiku?" Asheel bertanya kepada mereka, dia tidak ingin disalahpahami karena menipu dua anak kecil. Jika hal itu terjadi, kesannya akan menjadi paman jahat yang mencoba menipu seorang anak dengan permen.

"Tentu saja! Ayah dan Ibu sudah tahu sejak Paman pergi ke gereja saat itu!"

Asheel ingat pernah melihat pria pendeta itu. 'Jadi dia ayah Irina, dia pasti seorang pengusir setan atau sejenisnya sejak dia memiliki kekuatan suci di tubuhnya.'

Saat itu, Asheel penasaran dengan Tuhan di dunia ini, maka dari itu, dia pergi ke gereja. Tapi mengecewakan bahwa rahmat Tuhan di dunia ini tidak bertindak semulus itu, rasanya sebuah sistem yang mengendalikan dibaliknya.

Setelah itu, sebuah pikiran terlintas di benaknya. 'Apakah Tuhan sudah mati?'

Asheel berhenti memikirkannya karena dia merasa bahwa kebenarannya akan terungkap suatu hari nanti.

Yang Asheel tidak tahu adalah bahwa dia sudah dicap sebagai orang yang tobat oleh Ayah Irina sejak seluruh tubuhnya dipenuhi tatto dan yang terakhir mengira bahwa Asheel adalah mantan anggota yakuza.

Asheel mengangguk dan menoleh ke Issei. "Bagaimana denganmu Issei?"

"Aku juga sudah!"

"Baik!"

"Hari ini, kita akan menuju ke suatu tempat, aku menemukan sebuah tempat untuk kita bermain!" Kata Irina saat dia bertingkah tomboi.

"Ehh! Kita kesini bukan untuk itu, Irina!" Issei disampingnya mengeluh, dia mengajak Irina kesini karena ingin melihat seorang wanita dengan pakaian maid. Matanya segera menelusuri ke segala tempat.

Solution yang merasa dia sedang ditatap segera merasa jijik saat dia memandang Issei. Dia melihat Asheel ada disamping bocah itu dan hanya merasa kecewa karena dia tidak bisa berbuat apa-apa jika Tuannya sendiri berinteraksi dengan bocah itu. Dia menjilat bibirnya, 'Aku penasaran apakah Asheel-sama akan memberikan bocah itu kepadaku untuk aku mainkan?'

Yuri hanya mendorong kacamatanya dan tersenyum sejak dia tidak memiliki banyak kebencian terhadap manusia.

Sementara itu Lupusregina, "Wahh, Asheel-sama! Dimana Anda menemukan anak kecil lucu ini?"

Dia segera bermain dengan pipi Irina karena dia tahu bahwa Irina adalah seorang gadis. Lupusregina adalah seorang yang kejam dan senang bermain-main dengan mangsanya. Tapi dia akan memperlakukan mereka dengan baik jika orang itu memiliki suatu hubungan dengan Tuannya.

Asheel mengabaikan Lupusregina dan melihat setiap reaksi anggota Pleiades, dia hanya bisa mendesah. Dia membuat para Pleiades bekerja di kafenya melayani para pelanggan dengan tujuan mengubah kesan mereka untuk makhluk di luar Nazarick. Dengan lebih banyak berinteraksi dengan manusia, Asheel berharap bisa menurunkan ketegangan ini, tapi ternyata lebih sulit dari yang dia harapkan.

Untuk para Guardian Floor, mereka masih mendingan. Asheel sudah membiasakan mereka untuk berinteraksi dengan manusia. Tapi untuk Pleiades, Asheel masih belum melakukan apa-apa untuknya.

"Issei-kun, kamu sedang mencari apa?" Irina bingung karena tatapan Issei terus berganti.

"Hehe, Irina, kamu tidak akan tahu itu. Aku sedang melihat keindahan sejati!" Issei mengeluarkan air liur saat melihat kecantikan para Pleiades.

Asheel mengernyitkan alisnya, 'Kenapa dia menjadi sesat seperti ini? Untuk menjadi sesat di usia muda *mendesah*...'

Asheel sebenarnya tidak terlalu menyukai saat orang-orangnya ditatap seperti itu. Dia tidak terlalu memikirkannya sebelumnya, tapi sebenarnya itu menjadi masalah.

Asheel memukul kepala Issei dengan ringan. "Hentikan, Issei! Kamu membuat mereka tidak nyaman."

Issei kesakitan dan memegangi kepalanya. "Sakit! Kenapa kamu memukulku?"

Asheel terdiam beberapa saat sebelum memiringkan kepalanya, "Karena aku ingin?"

"Alasan macam apa itu?!" Issei mengeluh.

...

Sementara itu di lantai atas, Narberal masih terpana dengan perkataan Asheel sebelumnya.

"Aku.. bekerja.. sebagai sekretaris Asheel-sama?" Dia bergumam tidak tahu harus bagaimana. Keraguan muncul di dalam dirinya. "Tetapi, bukankah itu posisi Albedo-sama?"

"Lalu, apa yang harus dilakukan sekretaris?" Dia lalu melihat tumpukan dokumen di meja. "Haruskah aku mengerjakannya?"

Dia melangkah ke kursi dan duduk diatasnya. Mengambil salah satu dokumen, dia membacanya. "Tidak sesulit itu.. saat aku membantu Albedo-sama di pekerjaannya, yang terakhir lebih sulit."

Narberal benar-benar membandingkan pekerjaan mengurus negara dengan mengurus kafe kecil ini.

"Baik! Karena Asheel-sama mempercayakanku pekerjaan ini, aku akan mengerjakannya dengan sepenuh hati!" Dia menepuk pipinya sendiri dan mulai bekerja.

Setelah itu, pekerjaan Asheel di kafe dikerjakan oleh Narberal, dan dia resmi bekerja sebagai sekretaris berseragam maid!

Sekaligus orang yang mengurus kafe ini.

Rasanya, aku terlalu memaksakan Asheel untuk mengenal Issei. Bukankah aneh bagi pria berumur dua puluhan untuk bermain dengan anak-anak berumur 5 tahun?

Selanjutnya, interaksi Asheel dengan Issei seperti mereka akrab seumuran?!

Nobbucreators' thoughts