webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Indura

Sebuah monster besar, dengan enam kaki, tiga pasang mata, dan bercak ungu dikulitnya. Dia meraung sekuat tenaga, membuat seluruh hutan bergetar, yang bahkan memengaruhi sisi hutan lainnya.

Monster itu dikenal sebagai "binatang legendaris", Indura, binatang yang bahkan ditakuti di Dunia Iblis sendiri.

Indura adalah sifat sejati Iblis yang memiliki tujuh hati, dan seorang monster yang hanya menginginkan kehancuran.

Indura yang satu ini dikenal sebagai Indura Retribusi, dengan nama asli Baruja, anggota Klan Iblis yang pada perang sebelumnya telah mengorbankan enam dari tujuh jantungnya untuk membuat perjanjian dengan kegelapan dalam dirinya.

Untuk menjadi seorang Indura sendiri, dia harus sangat kuat saat masih memiliki kewarasan dalam dirinya, tapi setelah mengorbankan kemampuannya untuk berpikir secara rasional, kekuatannya melonjak hingga batasnya dan kekuatannya bahkan mampu menyaingi salah satu dari Empat Malaikat Agung.

Bellion berhasil mengamankan Indura ini dan menyimpannya, dia akan melepasnya di Kuil Langit untuk menghancurkan tempat tinggal kaum Celestial, tapi tidak menyangka dia dan pasukannya akan masuk ke sebuah jebakan tak terduga.

Dengan Indura, kepercayaan dirinya meningkat pesat dan dia memandang rendah Byakko karena sosoknya yang kecil. Sepertinya egonya kembali dan benar-benar telah melupakan penghinaan yang telah dilakukan si kecil padanya.

"Hahaha! Bahkan auranya mampu memengaruhiku sejauh ini!" Dia mengangkat tangannya menunjukkan lengan kanannya yang tertutup keropos gelap. Tanda Iblis juga menjalar di wajahnya saat dia tertawa mengejek, "Kali ini, aku akan memastikan tubuhmu benar-benar hancur di bawah kakiku!"

Dia tidak merasa aneh untuk berbicara dengan seekor hewan, karena dalam pikirannya, membunuh Byakko si makhluk lucu itu adalah tujuan pertamanya setelah melepaskan Indura.

"Indura, hancurkan dia!"

Bellion dengan senyum lebar dan mata merendahkan menunjuk Byakko yang berdiri di dahan pohon.

Engah! Engah!

Reaksi yang diharapkan dari Baruja tidak terjadi, monster itu malah bernapas di belakang tubuhnya dan mengeluarkan getaran berbahaya.

Bellion merasa dirinya dinaungi kegelapan, dan itu adalah bayangan besar dari monster di belakangnya.

Saat mendongak ke atas, yang menyambutnya adalah sebuah kaki besar seperti gajah.

"Kenapa-"

Itu adalah kata-kata terakhirnya karena..

BAM!

Kaki raksasa itu menghancurkannya sampai mati dalam satu hentakan. Tubuhnya hancur lebur dan banyak mengeluarkan darah, dengan sebuah kawah kecil tercipta dari dampaknya.

Byakko mengejek saat dengan puas melihat ekspresi ketakutan dan keengganan di wajah Bellion sebelum dia mati, itu adalah kesenangannya karena Iblis itu sebelumnya telah merendahkan dirinya.

Saat dia melompat karena kesenangan, dia sadar jika monster di depannya lebih merepotkan dari semua musuh yang dia lawan sebelumnya.

Jika menggunakan tubuh aslinya, yaitu saat mode dewasanya, mungkin dia bisa dengan mudah membunuhnya karena Indura ini cukup lemah. Tapi dia harus kembali ke bentuk kecilnya dan memulai semuanya dari awal demi mencapai bentuk sempurna dari dirinya dan rekan-rekan binatangnya.

Dia bisa saja merilis bentuk dewasanya, tapi kekuatan yang telah dikumpulkannya berhari-hari akan lenyap. Itu bukan pilihannya saat ini karena dalam pertempuran sebelumnya, dia bahkan belum menggunakan kekuatan elementalnya.

Tapi dia tahu jika hanya dirinya sendiri yang melawan Indura, dia pasti akan kesulitan tanpa berubah ke bentuk dewasanya. Karena itu, dia akan memanggil rekan binatangnya walaupun itu akan melanggar batas wilayah yang harus mereka lindungi.

RAAAAAAAWWWR!

Byakko meraung dengan suara keras dan agung, membuat semua hewan yang mengungsi tunduk padanya. Suaranya terdengar di seluruh hutan dan pegunungan.

Segera, Suzaku dengan apinya yang berkibar, Genbu yang terlilit ular, dan Seiryuu yang terbang seperti bendera.

Mereka bertiga datang ke hutan bagian timur setelah mendegar sinyal itu dan akan bekerja sama untuk menghadapi Indura.

Indura yang memperhatikan kedatangan mereka bertiga membuka mulutnya.

Dengung!

Energi Iblis terkompresi keluar dari mulutnya. Itu sangat intens dan membuat tanah di sekelilingnya retak.

BAM!

Raungan Indura dilepaskan dan menghancurkan apapun yang dilewatinya. Seperti laser besar yang memusnahkan segalanya, itu melewati hutan dan membuat tanah dan pohon menjadi lava.

Tujuannya adalah Empat Binatang Ilahi!

Pekik!

Suzaku mengibaskan sayapnya dan lautan api muncul di belakangnya. Itu seperti lava dan bentrok dengan serangan Indura.

Saat itu, hutan bergetar hebat saat banyak retakan muncul di tanah. Pohon kering dan tidak ada kehidupan lagi di wilayah ini kecuali mereka berlima.

Byakko juga membuka mulutnya dan mengeluarkan raungannya sendiri, yang berisi angin dan logam yang disatukan. Demikian juga Seiryuu saat dia juga mengeluarkan Dragon Roar.

Genbu pun juga sama, dia menggunakan elemen kekuasaannya yaitu air dan tanah sehingga dia bisa mengeluarkan beam dari mulutnya.

Tembakan dari keempat makhluk kecil itu disatukan dan membentuk serangan yang lebih besar. Itu akhirnya bentrok dengan serangan Indura dan saling mendorong satu sama lain.

Desing!

Kedua serangan bentrok selama beberapa saat dan masing-masing berusaha menonjolkan dominasinya.

BAM!

Pada akhirnya, serangan Empat Binatang Ilahi berhasil mendorongnya dan menghancurkan serangan Indura. Raungan gabungan itu masih terus berlanjut dan mengenai Indura.

BOOM!

Hutan bergetar sekali lagi saat serangan itu jatuh, dan kali ini membuat kawah besar yang dalam. Tanah dan debu naik membuat pandangan sekitarnya kabur.

Byakko hanya mengangkat kakinya, dan segera angin kencang menyapu wilayah ini, menerbangkan awan debu yang menghalangi pandangan mereka.

Kabut juga musnah dalam proses ledakan sebelumnya, membuat semua pandangan menjadi sejelas hari dengan angin yang dipanggil Byakko kali ini.

Setelah semuanya terlihat jelas, mereka bisa melihat bahwa Indura Retribusi, Baruja baik-baik saja dan hanya sedikit hangus. Baruja sebenarnya terluka parah tapi regeneratifnya yang gila memungkinkannya menutupi luka luar di kulitnya.

Setelah menegakkan enam kakinya dan menopang tubuhnya, dia meraung marah sekali lagi.

Indura adalah makhluk liar tanpa akal, jadi monster itu bahkan bisa mengabaikan rasa sakit dan kerusakan yang diterima dan hanya fokus untuk membawa kehancuran di sekitarnya.

Setelah raungan itu, Baruja memperhatikan Empat Binatang Ilahi sekali lagi dan langsung lari ke arah mereka. Jika dilihat dari atas, gerakannya saat lari seperti kadal yang merangkak, tapi Baruja memiliki enam kaki yang menjadikannya lebih cepat.

Buk! Buk! Buk!

Langkahnya seperti banteng dan menerobos semua tanah dan bebatuan yang hancur. Itu sampai dengan cepat ke arah mereka bereempat.

Tapi Empat Binatang Ilahi mampu terbang tanpa sayap, jadi mereka bisa menghindarinya dengan mudah.

Melayang di udara, keempatnya mengeluarkan serangannya masing-masing dan menembakinya dari atas.

Baruja di bombardir banyak serangan dan itu semakin menumpuk hingga menembus kulitnya. Banyak serangan meletup yang membuatnya marah.

Baruja membuka mulutnya sekali lagi dan mengeluarkan tembakan energi ungu beberapa kali ke atas. Tujuannya tentu saja Empat Binatang Ilahi, tapi mereka mampu menghindarinya dengan mudah.

Baruja yang terus diserang membentak dengan marah dan menghentakkan kakinya dalam kemurkaan. Dia mengeluarkan serangan raungan lagi beberapa kali.

BAM! BAM! BAM!

Tapi hasilnya seperti sebelumnya, serangan itu meleset sementara dia terus di bombardir dari segala arah. Malahan serangan yang dikeluarkannya seperti pilar kembang api yang menyapu seluruh awan di langit.

Mereka bertempur dalam beberapa saat sebelum Baruja menunjukkan tanda-tanda melemah. Merasa bahwa mereka harus segera menyelesaikan pertempuran yang merusak alam ini, Empat Binatang Ilahi segera mengeluarkan serangan terkuat mereka masing-masing.

Suzaku mengompres panas api dan membuat tiruan matahari saat siluetnya seperti phoenix sejati, dengan seluruh tubuhnya berubah menjadi api. Suhu panas dapat dirasakan dari wilayah ini yang membuat tanah tambah mengering dan retak.

Byakko mengumpulkan badai dalam jumlah besar serta menaburkan debu logam hingga membentuk tornado raksasa. Disekitarnya, angin kencang dapat dirasakan yang membuat kelilipan mata.

Genbu membentuk bola air raksasa yang mampu membanjiri seluruh pegunungan, membuatnya tenggelam, tapi dia mengompresnya menjadi serangan penghancur dengan sangat teliti.

Sementara Seiryuu mengumpulkan aura naga saat matanya memerah. Elemennya adalah angin, kayu, dan kilat, membuatnya dapat memanipulasi cuaca. Jadi dengan kemampuannya, dia menumbuhkan pohon raksasa yang mengikat tubuh besar Baruja hingga menahan pergerakannya untuk sesaat. Dia lalu meraung ke langit dan memanggil halilintar saat awan gelap muncul dari ketiadaan dan membentuk pusaran.

Sejak mereka bereempat adalah satu makhluk, yaitu manifetasi Naga Emas, keempatnya dapat bersinkronasi satu sama lain dan benar-benar menggabungkan serangan mereka dengan utuh dan sempurna.

Jadi keempat fenomena yang mampu menghancurkan sebagian Britannia itu digabungkan menjadi satu dan menjadi kekuatan baru, dengan masing-masing kekuatan tidak menumpuk satu sama lain.

Bergetar! Bergetar!

Britannia bahkan tidak mampu menangani keberadaan serangan skala besar yang mampu menghancurkannya, dan karena itu menjadi gelisah. Tapi atas kehendak Pencipta-nya, membuatnya mampu menahan sejenak keberadaan serangan itu.

Tapi masih ada dampaknya karena seluruh dunia memiliki suasana yang redup saat dunia sendiri gelisah.

Dengung!

Setelah serangan elemental Empat Binatang Ilahi digabungkan, itu melonjak ke langit dan menembus pusat pusaran di awan.

Dunia dalam keheningan sejenak saat itu, bahkan saat wilayah disekitarnya terjadi badai, itu masih dalam ketenangannya sendiri.

BAM!

Sebuah pilar besar meletus dari langit dan jatuh tepat di atas Indura yang menggeliat, mencoba terlepas dari kekangan dan melarikan diri. Tapi dia terlambat karena pilar cahaya yang terlihat seperti penghakiman Tuhan itu jatuh di tubuhnya.

Clap!

Seluruh dunia diwarnai dengan warna putih saat pilar cahaya jatuh ke tanah Britannia.

BOOOOOOM!

Suara menggelegar akibat ledakan dahsyat mampu menghancurkan seluruh hutan dan pegunungan. Seluruh pegunungan hancur dan rata menjadi tanah, sehingga membentuk kawah raksasa.

Cekungannya bisa dilihat bahkan saat awan debu sekali lagi naik, yang bahkan skala ini melebihi kabut ajaib sebelumnya.

Keheningan.

Saat awan debu perlahan pudar, sudah tidak ada apa-apa lagi di cekungan kawah yang sangat dalam itu. Tidak, itu membentuk sebuah lubang tanpa dasar.

Tubuh Indura tidak bisa ditemukan lagi karena itu menguap menjadi atom dan tersebar oleh angin.

Akhir pertarungan pun menjadi klimaks yang sangat mainstream.