webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Chandler & Cusack 2

"Ripple Apport!"

Segera setelah sihir dilepaskan, gelembung biru gelap mengembang dari tongkat sihir Chandler dan meluas hingga menutupi ratusan meter jauhnya dengan dia sebagai pusatnya.

Melihat penghalang yang baru saja diciptakan, Chandler mengangguk dan buru-buru berkata pada rekannya, "Kita harus pergi dari sini sebelum Dewa baru itu keluar ke permukaan. Jika tidak pergi sekarang, kita pasti akan mati!"

"Ya, persis dengan apa yang kau katakan." Cusack mengangguk dan melebarkan sayapnya.

Chandler juga berubah menjadi bentuk sejatinya. Dia tumbuh jauh lebih besar dalam perawakannya, bersama dengan tumbuh lebih banyak otot dengan garis-garis gelap di lengannya. Rambutnya menjadi lebih lebat dan warna matanya terbalik. Tanda iblisnya tumbuh begitu besar hingga menutupi hampir separuh wajahnya. Akhirnya, dia menumbuhkan sayap besar seperti naga dari bahunya.

Mengepakkan sayapnya, dia segera terbang bersama Cusack di sebelahnya.

Dengung!

Mereka merasakan energi terkompresi sekali lagi dari pusaran awan di langit yang membidik mereka.

"Sial, bahkan jika itu Dewa sekalipun, dari mana semua pasokan energi untuk melancarkan serangan skala itu terus menerus?!" keluh Cusack menunjukkan keheranannya.

"Mana aku tahu, aku tidak memperhatikan hal itu sebelumnya tapi..." Lalu dia melihat medan sekelilingnya yang tanahnya sudah menjadi banyak kawah besar maupun kecil yang terlihat sejauh mata memandang. Apalagi yang mencolok adalah lubang besar dan panjang yang sangat gelap didalamnya yang menunjukkan betapa dalam itu. "Tapi... Britannia sendiri yang memasok semua energi itu, atau mungkin kekuatan yang menciptakannya."

"Kekuatan yang menciptakannya?!" Cusack mengangkat alis.

"Chaos..!" jawab Chandler sambil menghela napas.

"Jadi itulah kenapa Raja Iblis begitu gelisah sebelumnya."

Mereka berdua terbang dengan rambut berkibar ke belakang dan sayap yang bermanuver dengan ahli.

"Apakah sihirmu benar-benar bisa menahan serangan itu?" Cusack meragukan rekannya.

"Tidak," jawab Chandler tanpa merubah emosinya yang membuat Cusack terkejut dan marah. "Tapi, penghalang yang kupasang hanya bisa memindahkan serangan ke tempat lain secara acak."

Cusack mengangguk dengan ekspresi serius sambil menatap langit dan merasakan energi di sana menjadi lebih kompleks dan ekstrim.

"Hei, hei, hei. Serangan kali ini butuh beberapa waktu untuk melepaskannya. Akan seberapa besar daya hancurnya jika dipindahkan ke pemukiman manusia?" Cusack mengeluarkan seringai mengerikan. "Harapan umat manusia dan ras lain, ternyata adalah kekuatan yang akan menghancurkan mereka. Haha, betapa menyenangkannya hiburan itu~!"

Saat pikirannya dipenuhi dengan kesenangan jahatnya, suara dirinya yang lain membuatnya sadar dari kenikmatan itu.

"Tunggu sebentar, serangan skala itu..." Chandler menatap langit dan menelan ludah. "Penghalang ini tidak mampu menahannya.."

"Apa?!" Cusack terkejut hingga intinya.

"LARI!"

Chandler langsung mendesaknya untuk lari dan dia memimpin dengan melesat terbang menuju arah lain. Cusack yang mengikutinya dengan kecepatan penuh dari belakang melihatnya jatuh menuju jurang.

Akhirnya dia mengikutinya dan juga melompat masuk, hingga bermanuver didalamnya dengan menghindari puing-puing yang jatuh dari atas. Penglihatannya semakin gelap semakin dia jatuh ke dalam, tapi untuk Iblis tingkat tinggi sepertinya hal itu bukanlah masalah untuk melihat dalam kegelapan.

Chandler yang memimpin ke depan berhenti terbang dan mendekati tembok jurang itu. Dia mengulurkan tangannya dan menyentuhnya menggunakan tepalak tangannya.

"Ground Gaia!"

Sebuah lorong tercipta secara ajaib dan membentuk gua. Tanah seolah-olah membuka dirinya sendiri hingga menciptakan celah untuk mereka berdua lewat.

Woosh! Woosh!

Mereka berdua segera melesat ke dalam lorong gua dan melewatinya. Chandler terus mengulurkan tangannya ke depan untuk membuka jalan untuk mereka melarikan diri.

"Apakah kita akan terus melarikan diri dari tanah seperti ini?" Cusack bertanya dengan keraguan yang menganggu benaknya.

"Tidak ada pilihan lain, ini adalah cara teraman." Chandler menjawab sebelum menghela napas. "Huhh, seharusnya kita tidak bermain-main dengan Dewa bahkan jika dia baru saja tercipta. Setelah mengusik sarangnya, inilah yang terjadi pada kita. Siapa yang menyarankan untuk menjatuhkan beberapa batu besar di atas sarangnya, ya?!"

Cusack yang mendengar nada menyindir dari dirinya yang lain hanya terkekeh, "Itu juga salahmu karena tidak bisa mengendalikan kesabaranmu."

"Yah, terserah, yang sudah terjadi ya terjadilah. Sekarang kita harus mengalihkan semua fokus kita pada melarikan diri!"

Setelah mengatakan itu, mereka berdua menambah kecepatannya setelah terbiasa melesat di jalan sempit ini.

Tapi tiba-tiba, tanah bergetar hebat seolah-olah akan runtuh. Banyak kerikil berjatuhan dan debu memasuki mata mereka, yang membuat mereka harus memperlambat kecepatan terbangnya.

Itu masih terus bergetar hingga tanah membentuk retakan seperti sarang laba-laba.

"Sial, energi yang terkompresi itu sangat keterlaluan, hingga tanah ini tidak bisa menahan keberadaannya!" Chandler menggertakkan giginya sambil memompa energi magisnya ke telapak tangannya untuk membuka jalan

"Cepat gali ke atas!" Cusack mendesak. Dia ragu-ragu apakah harus mencabut pedangnya untuk membelah tanah menjadi dua, tapi itu hanya akan mengekspos keberadaan mereka.

"Huh... tidak ada pilihan lain lagi."

Cusack memutuskan dan menghunus pedangnya.

Shing!

Dia berhenti di jalurnya dan menutup matanya sejenak, sebelum mengeluarkan napas keruh dan menenangkan dirinya.

"Minggir jika kau tidak ingin tertebas," dia berkata dengan acuh tak acuh pada Chandler.

Chandler buru-buru minggir dan juga berhenti menggali tanah. Dia menghela napas, "Huh, pilihan yang salah lagi. Kurasa seorang Dewa kebal terhadap strategi yang dangkal."

Keputusan untuk melarikan diri dari bawah tanah malah membuat malapetaka bagi mereka karena tanah akan runtuh dan mereka akan terkubur hidup-hidup.

Saat ini, mereka berada pada kedalaman 1000 m di bawah permukaan tanah, karena itu bahkan jika mereka semakin kuat setelah melepaskan bentuk aslinya, tertimbun tanah ribuan meter seperti itu bukanlah sebuah lelucon.

Shing!

Pikiran atas penyesalannya terganggu oleh niat pedang yang melonjak dari samping. Dia bisa merasakannya, niat pedang itu pasti akan memotongnya menjadi dua jika dia berdiri di depan, bahkan Raja Iblis akan terluka jika dirinya terkena langsung serangan ini.

Menghentakkan kakinya, dia buru-buru mundur ke belakang.

Slash!

Gerakan tangan itu sangat cepat hingga yang terlihat hanya gambaran yang kabur dan buram, dan di detik berikutnya pedang itu sudah berada dalam sarungnya.

Bergetar! Bergetar!

Sebuah celah cahaya muncul dalam kegelapan gua, dan itu semakin besar dan besar. Segera, pandangan mereka disambut oleh cahaya menyilaukan di langit. Bukan karena sinar matahari yang terlihat menyilaukan di mata mereka, tapi karena energi menakutkan yang terkandung di langit hingga membentuk cahaya petir itu.

BAM!

Tanah yang terpotong berubah menjadi tanah longsor raksasa saat seluruh daratan seolah-olah telah miring dan kehilangan pilar penopangnya. Itu hancur hingga menciptakan reruntuhan dari batu-batu besar di tanah.

Langit juga tidak jauh berbeda saat itu mengeluarkan gemuruh dan tidak lagi tenang setelah menemukan keberadaan mereka berdua.

Merasakan bulu kuduk di kulit mereka berteriak bahaya, mereka berdua segera mengambil keputusan lain.

"Kita sangat putus asa, mari gunakan kehidupan terakhir kita untuk bertahan!"

Chandler mengangguk sebelum bergumam dengan sedih, "Maafkan aku, Meliodas-sama karena tidak bisa menyelamatkanmu dari wanita jalang yang telah menculikmu. Aku harap kita bertemu lagi dan aku akan melayani di bawahmu pada saat itu."

Chandler juga mengucapkan kata-kata terakhir, "Zeldris-sama, maaf karena telah meninggalkanmu terlebih dahulu sebelum aku bisa melihat sosokmu yang duduk di atas tahta. Semua yang telah kuajarkan, semoga Anda tidak melupakannya."

Setelah memantapkan tekad, mereka berdua segera diselimuti oleh cahaya yang sangat terang sebelum sebuah sosok besar muncul di baliknya.

Sosok tubuh yang seperti centaur, tetapi dengan tubuh bagian bawah kucing putih, bukan kuda, dengan dua pelengkap aneh untuk ekor dan empat lengan. Sosok itu memakai baju besi kemerahan hanya di bagian atas tubuhnya.

Penampilan wajahnya sebagian besar tidak diketahui karena helmnya, yang menyerupai sayap kupu-kupu, menutupi kedua matanya, meninggalkan rambut biru, hidung dan mulutnya yang terlihat seperti api. Dia memiliki janggut putih panjang dan gigi tajam.

Sosok itu adalah Origin Demon.

Chandler dan Cusack pernah menjadi satu entitas, yaitu Origin Demon, seorang Iblis kuno yang diciptakan oleh Raja Iblis untuk menaklukan dunia bawah atau neraka.

Karena kebanggaan atas kekuatan yang dimiliki, Origin Demon memberontak melawan Raja Iblis dan berniat mengambil alih tahta untuk dirinya sendiri. Setelah upaya itu gagal, Origin Demon dihukum oleh Raja Iblis dengan membagi tubuh dan jiwanya menjadi dua makhluk yang berbeda, yaitu Chandler dan Cusack.

Jika mereka berdua mencoba untuk bersatu kembali, kematian mereka sudah pasti ditetapkan karena salah satu hukuman yang diberikan Raja Iblis adalah kematian setelah mencoba menggunakan sosoknya sebagai Origin Demon.

Mereka berdua benar-benar putus asa sampai membuat harapan dengan kondisinya yang telah ditetapkan sebagai orang mati. Kematian seperti ini bukanlah yang mereka inginkan, mereka ingin mati dengan terhormat seperti melakukan pengorbanan untuk murid mereka berdua masing-masing.

Ini adalah langkah terakhir untuk bertahan hidup setelah menantang Dewa lain.

Seolah merasakan keberadaan paling jahat di dunia telah muncul, entitas di langit segera bersiap-siap untuk menumpahkan semua energinya ke makhluk itu.

BAM!

Setelah mempesiapkan serangan cukup lama, penyimpanan energi di langit sangat meluap yang bahkan bisa mempengaruhi kondisi dan fenomena di Britannia. Energi yang tersimpan itu dikeluarkan semuanya hingga kosong, dengan tubuh Naga Emas sendiri sebagai wadahnya untuk melancarkan serangan terkuat kali ini.

Pilar cahaya jatuh seperti air terjun yang menumpahkan semua energi penghancur di dalamnya. Kilat kuning dan sosok Naga Emas juga merambat dalam serangan, hingga aura Naga yang mendominasi turun ke bumi.

Pilar cahaya akhirnya jatuh ke Britannia.

BOOOOOOOOOOOM!

Cahaya yang menyilaukan.

Hanya itu yang bisa dilihat oleh seluruh penduduk Britannia. Seluruh dunia dikejutkan oleh flash cahaya yang tiba-tiba, yang membuat keseluruhan makhkuk hidup di Britannia menoleh ke arah tertentu.

Seolah kehancuran sebelumnya belum cukup, itu meledak lagi. Pilar cahaya kekuningan yang memanifestasikan serangannya dalam bentuk Naga yang menembus segalanya dan akhirnya bertabrakan dengan kedua target itu.

BOOOOM!

Origin Demon langsung terkena dampaknya karena dirinyalah yang menjadi target serangan ini. Dalam hitungan mikrodetik, tubuh mereka terkelupas, terkikis, dan menguap hingga menjadi sel yang tidak bisa dikenali.

Itu hanya dalam sekejap mata, tapi Origin Demon telah lenyap dari serangan itu bersama dengan wilayah sekitarnya.