webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

7DS

Sesaat setelah tato babi berwarna merah itu bersinar, seluruh tubuh Merlin diselimuti oleh cahaya ungu berkelip-kelip seperti bintang.

Meliodas merasakan bahaya dan ancaman saat cahaya ungu bintang itu masuk ke dalam jangkauan matanya. Ketujuh jantungnya yang baru setelah mengalami kelahiran kembali dipicu begitu hebat, dengan kekuatan Aura Kekacauan yang mengalir ke nadi darahnya bergerak lebih cepat dari biasanya.

Ototnya nampak membengkak dan berwarna ungu, dengan kekuatan yang sangat kuat meluap darinya.

Tapi itu aneh karena....

Kekuatan yang meluap itu seperti ingin melarikan diri dari cahaya ungu bintang yang menyinari Merlin.

"A-Apa yang terjadi padamu, Meliodas?" Zeldris terlihat sangat gugup saat ini melihat kondisi Meliodas yang membuatnya merinding. Meski belum pernah bertemu secara langsung dengan Asheel, dia merasakan aura yang sangat akrab.

Meliodas tidak menjawab saat tubuhnya jatuh hingga menyentuh tanah, ekspresinya seperti sedang menahan sesuatu. Dia menggigit bibirnya begitu keras hingga berdarah. Kemungkinan menahan rasa sakit yang dialaminya saat ini.

"Meliodas!"

Elizabeth melupakan pengawasannya pada Chandler dan langsung terbang menuju Meliodas, tapi...

"«Perfect Cube»."

Sebuah kubus transparan menjebak Elizabeh didalamnya, membuatnya tidak bisa keluar.

"Merlin, apa yang kau lakukan?! Lepaskan! Aku harus berada di sisi Meliodas saat ini juga!" Elizabeth memukul-mukul dinding «Perfect Cube», tapi itu hanya memantulkan pukulannya.

Chandler, King, Diane, dan Gowther menghentikan pertarungan mereka ketika mendengar jeritan putus asa Elizabeth.

"Bocchan...!" Chandler membelakakan matanya ketika melihat kondisi Meliodas, semua bulu yang menempel di kulitnya berdiri ketakutan. Dia terdiam seketika saat mulutnya berusaha mengumpulkan kata-kata.

"Danchou...!"

Dosa yang bekerja sama melawan Chandler juga terlihat khawatir saat melihat apa yang terjadi pada Meliodas. Bahkan Escanor dan Cusack menghentikan adu senjata mereka.

"Kondisi itu sama persis ketika Meliodas pertama kali terkontaminasi." Ludociel mengerutkan keningnya lebih jauh.

"Kau wanita sialan! Apa yang telah kau lakukan pada Bocchan!?" Chandler berteriak dengan seluruh udara dari paru-parunya, mengeluarkan semuanya hingga dia terengah-engah.

Pada detik berikutnya, dia langsung melesat ke arah Meliodas, tapi King dan Diane dengan cepat bereaksi, langsung menghentikan pergerakannya.

Merlin mengabaikan semuanya ketika matanya menatap Meliodas dengan tatapan menganalisis. 'Sudah kuduga, runeball Tujuh Dosa Mematikan mengandung kekuatan yang mampu memadamkan kekuatan Chaos. Sejak aku mencuri kekuatan Meliodas sepuluh tahun yang lalu, aku bereksperimen dengan kekuatannya dan mencoba melihat reaksi yang terjadi jika aku mengaktifkan kekuatan «Dosa». Saat itu «Clairvoyance»-ku merasakan bahaya yang mampu mengancam nyawa, jadi aku tidak melanjutkan eksperimen itu lebih lanjut. Karena kejadian itu, aku mengemas seluruh kekuatan Meliodas ke dalam Permata Dewi dengan bantuan Ophis, dan menitipkannya di Altar Druid. Ini adalah kesempatanku untuk menguji reaksi itu lagi, tapi siapa yang menyangka hasilnya begitu menakjubkan. Sungguh menarik.'

Saat Merlin pertama kali mencoba meneliti mengenai reaksi antara secuil Aura Kekacauan yang dimiliki Meliodas dengan runeball Tujuh Dosa Mematikan miliknya, yaitu Dosa Keserakahan, «Clairvoyance» merangsang alarm bahaya bawah sadarnya untuk segera menghentikan uji coba itu, atau kalau tidak kekuatan Meliodas yang berisi Aura Kekacauan akan membludak dan tak terkendali, dan Merlin harus repot untuk menaruh semua kekuatan yang tumpah itu ke dalam wadahnya lagi.

Saat ini, kekuatan itu sudah kembali pada Meliodas, dan sejujurnya Merlin sudah memendam perasaan ini sejak lama, perasaan untuk segera bereksperimen dengan Aura Kekacauan dan melihat reaksinya jika dikontakkan langsung dengan runeball Tujuh Dosa Mematikan.

Tapi tidak disangka suatu materi misterius yang terkandung dalam runeball Tujuh Dosa Mematikan sangat kuat, bahkan mampu mengusir Aura Kekacauan yang menempel erat pada Meliodas tanpa kontak langsung dengannya.

Merlin bahkan berspekulasi, jika Arthur telah bangkit menjadi Raja Kekacauan, dan setelah itu dia melakukan kontak dengan runeball Tujuh Dosa Mematikan yang digabungkan bersama-sama, bisa dipastikan Arthur akan melemah hingga menjadi seperti manusia biasa.

Sungguh kekuatan yang menakutkan.

'Apakah itu kelemahan Asheel?' Dalam sekejap, Merlin memiliki pemikiran yang ekstrem di benaknya, tapi di detik berikutnya dia langsung menggelengkan kepalanya dan membuang semua pemikiran itu jauh-jauh. 'Yang menciptakan langsung runeball Tujuh Dosa Mematikan adalah Asheel sendiri. Jadi tidak masuk akal jika Asheel akan terpengaruh oleh materi itu.'

"Merlin! Hentikan, sudah!"

Merlin terbangung dari perenungannya saat mendengar teriakan Elizabeth yang sangat mengguncang pikirannya. Saat dia menengok, pemandangan Elizabeth yang wajahnya sudah basah oleh air mata membuatnya tertegun.

Dengan suara seraknya, Elizabeth berkata dengan nadanya yang terdengar seperti sedang memohon: "Tolong, Merlin. Hentikan semua ini..! Meliodas ... dia terlihat sangat menderita saat ini....!"

Seketika, tubuh Merlin tidak bisa bergerak karena terdiam oleh semua kejadian yang baru saja dia lihat.

"Nee-nee....!?"

"Kumohon, Merlin...!"

"...." Merlin dengan gugup mengalihkan pandangannya ke Meliodas sekali lagi, dan saat itu jelas kondisi Meliodas seperti ikan yang terdampar di daratan. Jika dibiarkan lebih lama, dia akan mati.

Tapi....

Merlin tahu Meliodas bukan ikan biasa. Dia tahu jika dia sekarang menonaktifkan pancaran runeball Tujuh Dosa Mematikan miliknya, Meliodas juga akan mati.

Seperti sebuah mesin yang macet.

Proses kesakitan yang Meliodas alami saat ini bisa diibaratkan sebagai mesin kehidupannya, dan jika Merlin menghentikan runeball Tujuh Dosa Mematikan dari mengeluarkan cahayanya, kabelnya akan terputus.

Karena itu, Merlin sangat bimbang.

Dia tidak tahan melihat ekspresi kesedihan di wajah cantik Elizabeth, tapi dia juga tidak tahan melihat kondisi Meliodas saat ini.

Dia hanya bisa menggigit bibirnya dengan ekspresi menyakitkan, "Maaf, Nee-nee. Aku tidak bisa menghentikannya."

Elizabeth sudah jatuh ke tanah dan tak bisa mendengarnya lagi. Dunianya seolah-olah akan runtuh. Bayangan seorang pria yang menyeringai melihat kondisi menyakitkan Meliodas sambil memandang rendahnya memenuhi pikirannya hingga dia muak dan ingin muntah.

"Tapi jika kau percaya padaku, Nee-nee. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Proses ini sangat penting bagi Meliodas."

Jika Meliodas bisa terbebas dari penderitaan dan mau menerima kekuatan Aura Kekacauan dalam dirinya, dia bisa menyatu dengannya dan menjadi lebih kuat. Tapi Meliodas adalah jenis orang yang akan mengorbankan kekuatannya untuk kepentingan bersama yang lebih besar.

Sementara Merlin sebagai Dosa Keserakahan juga menginginkan kekuatan, tapi dia lebih tertarik pada mendalami sihir itu sendiri.

Setelah menghela napas, Merlin kemudian menoleh ke Dosa Nafsu. "Gowther, ada hal aku yang ingin kau lakukan."

Gowther yang mendengarnya lalu menghampirinya, "Ada apa, Merlin?"

Saat Gowther sudah sampai ke jangkauan tangannya, lalu Merlin hanya menepuk bahunya. "Jangan salahkan aku, tapi sudah saatnya kau menebus kesalahan yang harus kau tanggung dari pemilikmu."

"A-Apa--!?" Gowther tidak bisa menyelesaikan kata-katanya karena dia sudah menghilang entah kemana setelah disentuh oleh Merlin.

"Apa yang kau lakukan pada Gowther, Merlin?!" King yang melihatnya langsung berteriak dan meminta penjelasan. Dia tahu jika Merlin telah memindahkannya ke suatu tempat.

Merlin hanya mengabaikannya dan menoleh ke Ludociel yang sudah compang-camping, padahal pakaian itu merupakan milik Margarett, jadi beberapa bagian tubuhnya terbuka, menunjukkan kulit putih mutiara.

"Hei, apakah kamu bisa mengingat Mael?" tanya Merlin.

Ludociel mengerutkan kening, sebelum menanggapi perkataannya: "Huh, apa yang kau maksudkan--!? Urgh!!!" Dia tiba-tiba memegangi kepalanya kesakitan. "Kenapa aku tidak bisa mengingat wajah Mael. Kenapa yang kuingat malah bajingan Estarossa itu!?"

Merlin tidak terkejut dengan reaksinya, itulah efek samping atau dampak dari sihir yang digunakan Demon Gowther untuk merubah situasi dunia.

Orang terdekat dari objek itulah yang paling sengsara.

Saat yang lain bingung dengan teriakan sakit kepala Ludociel, Merlin menyipitkan matanya saat merasakan kekuatan sihir Meliodas yang semakin melonjak.

Boom!

Sihir yang terkandung dalam tubuh Meliodas memanifestasikan bentuknya seperti pilar yang mampu menembus langit. Sekali lagi, medan yang seharusnya adalah gurun tertutupi oleh awan hitam.

Escanor terpaksa harus melemah dan semakin tak berdaya dengan hilangnya cahaya matahari dari langit. Tubuhnya mengurus dari waktu ke waktu. Padahal, dia sedang berhadapan dengan Cusack. Pada titik ini, Cusack sudah merilis bentuk keduanya, tapi karena teriakan penderitaan Meliodas, pertarungan mereka terhenti.

"Ini dia ... bagian dari kekuatan Chaos!" Merlin tersenyum gembira ketika menyaksikan kekuatan Meliodas yang meluap didepannya.

Tapi sebelum dia bisa mengekspresikan kebahagiaannya lebih jauh, dua buah cahaya mengkilap terlihat di langit hitam. Awalnya nampak seukuran kunang-kunang, tapi perlahan semakin membesar dan bersinar terang. Seperti meteor jatuh, hanya dengan tekanan yang dibawa dua cahaya itu mampu meniup semua awan hitam yang baru saja tercipta di langit.

Dari balik lubang cahaya yang terdapat di langit gelap itu, dua sosok bersayap turun.

Melihat keduanya, Merlin tidak terkejut dan malah menunjukkan senyum menyambut. "Akhirnya mereka datang, ya."