webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

3000 Tahun Kemudian

Kembali ke tanah Britannia, 3000 tahun telah berlalu.

Dalam waktu puluhan milenial itu, kemajuan peradaban Britannia bisa dibilang...

Sangat lambat.

Bahkan setelah ribuan tahun, apa yang mampu manusia ciptakan dalam waktu selama itu hanyalah bola lampu dan listrik, dan itupun diciptakan sesuai dengan energi sihir dunia ini. Kebanyakan manusia hanya fokus untuk menghidupi diri mereka sendiri dengan meningkatkan kekuatan mereka, sehingga mengabaikan kemajuan teknologi dunia sama sekali.

Dunia juga telah melupakan malapetaka yang pernah terjadi di masa lalu, yang mana malapetakan itu hampir menghancurkan dunia ini, dan peristiwa itu semakin tertelan oleh waktu.

Perang besar yang terjadi di masa lalu sudah dilupakan, dan sejarah hanya mencatatnya dalam buku teks.

Walaupun beberapa orang masih tidak bisa melupakannya, tapi mereka juga sangat tidak berdaya pada saat itu.

Contohnya Meliodas, dia berkelana ke seluruh tanah Britannia hanya untuk mencari kekasihnya, Elizabeth, yang selama ini terus bereinkarnasi.

Pada klimaks Perang Suci, sepasang kekasih itu dikutuk oleh orang yang seharusnya menjadi mertua mereka. Sementara Elizabeth dikutuk berupa reinkarnasi berulang-ulang sebagai manusia, Meliodas dikutuk berupa kehidupan abadi dan tidak menua, tentu saja ada konsekuensinya jika Meliodas mati karena dia akan hidup kembali sebagai ganti emosinya sendiri.

Artinya, setiap Meliodas terbunuh, emosinya akan terbuang ke Purgatory yang dijaga oleh Raja Iblis secara pribadi, karena Raja Iblis memang disegel disana.

Kekasihnya, Elizabeth, selalu terbunuh di depan matanya tepat 3 hari kemudian setelah Elizabeth membuka ingatannya tentang kehidupan masa lalunya saat dirinya masih menjadi seorang anggota dari Klan Dewi, tentu saja dengan semua ingatan kehidupan berulang-ulang yang dia jalani. Meliodas harus mengalami perasaan putus asa yang luar biasa itu dalam kehidupannya selama 3000 tahun terakhir.

Yah, itu cukup untuk kisah mereka berdua.

Sementara itu, pada pegununungan di sekitar Gunung Konton, terdapat sebuah tanah suci berupa gunung itu sendiri bersama dengan sebuah kuil yang dibangun di atasnya, Kuil Kekacauan, yang pernah menjadi tempat tinggal Penguasa Kekacauan.

Puluhan atau ratusan mil jauhnya dari Gunung Konton juga terdapat banyak kerajaan yang menjadi pemukiman terbesar umat manusia. Selama 3000 tahun terakhir, banyak kerajaan yang lahir dan mati.

Dan sekarang, terdapat beberapa kerajaan besar seperti Liones, Camelot, Edinburgh, Danafor, dan lainnya.

Merlin yang tetap menjadi wanita dewasa selama 3000 tahun terakhir, memusatkan perhatiannya pada Kerajaan Camelot dengan penuh minat.

Instingnya mengatakan jika tumbal untuk membangkitkan kekuatan Chaos akan lahir di kerajaan itu. Tidak sulit untuk menebaknya karena Asheel selalu mengatakan jika Raja Kekacauan masa depan memiliki nama Arthur Pendragon, dan keluarga kerajaan Camelot mempunyai nama belakang Pendragon, seperti halnya raja yang memerintah Camelot saat ini, Uther Pendragon.

"Bocah Arthur yang selalu disebutkan Asheel itu, kurasa keduanya terhubung." Merlin bersenandung riang saat mengamati alat-alat sihir serbaguna yang telah dia kembangkan selama tahun-tahun penelitiannya.

"Merlin, Merlin! Apakah kau telah menemukan artefak yang memungkinkanku kembali ke wujud humanoid-ku?" Makhluk bola berbulu besar itu terbang ke sana kemari dan mengganggu Merlin.

"Hei, kau hanya harus tanya pada Ophis yang mengutukmu."

"Uhh.." Galla menjadi murung saat Merlin menyebutkan Ophis. "Gadis itu menakutkan, aku tidak ingin berurusan dengannya--Ahhh!"

Sebelum Galla bisa menyelesaikan keluhannya, dia tiba-tiba sudah melihat Ophis yang berdiri di pojok ruangan selama ini.

"Itulah yang aku maksud menakutkan! Dia selalu muncul entah dari mana--Owww!"

Tubuhnya tiba-tiba tersengat listrik yang membuat kulitnya hangus dan terbakar.

"Hei, walaupun penampilanku seperti ini, tapi aku tetaplah seorang wanita! Aku masih memperhatikan penampilanku--!"

"Diamlah, apa aku harus menyetrummu lagi untuk membuatmu diam?" Merlin berkata dengan nada mengancam.

"Tidak perlu, tidak perlu!" Galla membungkuk berulang kali. Setelah itu, dia buru-buru pergi melalui jendela.

"Huh, majikan jahat padaku lagi..!"

Merlin mendengar gumaman Galla saat yang terakhir melewatinya, yang dia abaikan begitu saja karena sudah terbiasa.

"Nah, sekarang. Aku rasa tamu kita telah tiba." Merlin bangkit dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangannya.

Sementara Ophis yang ditinggal sendiri lalu menghilang dari tempatnya dan pergi entah ke bagian dunia mana yang akan dikunjunginya.

...

Merlin, setelah mendengar permintaan yang diajukan oleh tamunya, lalu menghela napas. "Jika kau ingin melepas kutukan Elizabeth, kau harus tahu jika butuh kekuatan yang sebanding dengan Raja Iblis untuk melakukannya. Aku menyarankan untuk membebaskan Sepuluh Perintah Tuhan dari segelnya dan menggunakan kekuatan Raja Iblis yang berada dalam diri Zeldris untuk melakukannya."

Meliodas yang mendengar itu, lalu mendesah tak berdaya. "Kurasa Zeldris tidak akan membantuku. Lagipula, aku sudah menjadi sosok kakak yang gagal untuk adikku sendiri."

"Kalau begitu, kau hanya bisa menggunakan cara lain." Merlin menatapnya dengan tenang sambil menyesap tehnya, sebelum melanjutkan: "Kudengar raja Kerajaan Liones saat ini, Raja Baltra, mempunyai kemampuan unik yang mampu melihat cuplikan masa depan sekilas melalui mimpinya. Dengan kemampuannya, mungkin itulah yang kau cari."

"Tapi..."

"Aku tahu kau adalah ksatria Danafor, kalau begitu aku harus menunggumu setelah kau bergabung sebagai Ksatria Suci Liones, mengerti?"

"Hanya itu caranya, ya..?" Meliodas mengangguk dengan harapan di matanya. "Yah, aku akan mengaturnya saat waktunya tiba."

Saat Meliodas sudah berdiri dan akan pergi, Merlin tiba-tiba menghentikannya:

"Tunggu, aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu."

Meliodas hanya memiringkan kepalanya dengan bingung.

...

"Tapi, aku tidak menyangka, ya? Jika yang seharusnya menjadi tempat suci malah digunakan oleh Penyihir tua sepertimu~" Meliodas berkata dengan riang saat dia menekuk kedua lengannya dan menaruhnya di belakang kepalanya.

Tapi dia mulai merasa kedinginan oleh sosok wanita didepannya.

Merlin menatapnya dengan dingin lalu berkata dengan nada sadis, "Aku akan membunuhmu jika kau menyebutku tua lagi!"

Meliodas hanya menatapnya dengan canggung, "Ah, maaf."

Merlin mendengus dan terus memimpin jalan untuknya. Setelah berinteraksi beberapa kali dengan Meliodas, dia sebenarnya sedikit terkejut jika bocah itu benar-benar tidak tahu jika mereka pernah bertemu sebelumnya, tepatnya saat hari pertamanya bertemu Asheel.

'Yah, kurasa sihir Gowther berhasil.'

Merlin tidak tahu apakah naskahnya telah menyesuaikannya atau tidak, tapi latar belakang mereka seharusnya sudah berbeda sejak awal. Terlebih lagi, sudah ada 'Dewa' selain Raja Iblis dan Dewa Tertinggi yang disembah oleh umat manusia selama ribuan tahun terakhir.

Seperti Naga Emas, Lady of the Lake yang sering berperan atas nama Gaia, dan tiga tokoh penting bagi Merlin sendiri.

'Kurasa, semuanya tidak harus berjalan sesuai naskah.' Merlin tersenyum kecil saat memikirkan rencananya.

"Kau mau membawaku ke mana?" Meliodas bertanya saat dia melihat sekeliling, menyadari jika mereka akan masuk ke ruang bawah tanah.

"Jantung kuil ini, kau akan melihat kenalanmu." Merlin menjawab dan tidak menjelaskannya lebih lanjut, yang membuat Meliodas bingung.

Tidak seperti saat Merlin berkunjung ke altar pertama kali, gua ini telah direnovasi oleh penyembah manusia selama beberapa kali, tentu saja atas izin 'Naga Emas', Dewa yang melindungi umat manusia dan sosok yang dianut oleh para Ksatria Suci saat ini.

Bahkan Empat Binatang Ilahi; Seiryuu, Byakko, Suzaku, dan Genbu, mereka berempat dianggap sebagai binatang suci yang manusia menyebutnya Saint Beast.

Mereka berdua terus berjalan diantara lorong bawah tanah yang dindingnya dihiasi oleh permata warna-warni, dengan masing-masing mengkilap dengan warnanya sendiri.

Meliodas hanya bersiul setelah menyaksikannya sendiri, tempat yang dia sendiri mengira harus menjauh karena rasnya yang seorang Iblis. Saat orang lain menyebutnya Tempat Suci, dia mengira jika tempat ini telah diberkati oleh Klan Dewi atau semacamnya. Sungguh mengejutkan saat tidak terjadi apa-apa padanya setelah dia menginjakkan kakinya di tempat ini.

"Sebenarnya, tempat ini merupakan peninggalan seorang entitas kuno yang pernah mendiami kuil ini, tidak, lebih tepatnya yang menciptakan kuil ini." Merlin mulai menjelaskan, tapi berhenti saat sebuah tirai yang menjadi batas ruangan berada tepat di depan mereka. "Aku rasa kau harus melihatnya sendiri."

Setelah membuka tirai itu, betapa terkejutnya Meliodas setelah melihat sosok patung yang berdiri gagah dengan kemuliaan pada wujudnya. Hanya melihatnya saja sudah membuat tubuhnya bergetar hebat, dan dia membelakakan matanya berulang kali hanya untuk memastikan jika patung pria yang berada tepat di depannya adalah nyata.

"T-Tidak mungkin.... itu adalah... Asheel!"

Mulai dari sini akan mengikuti canon, yah, saya akan mempersingkatnya dalam beberapa chapter. Terlebih, saya terlalu malas menonton ulang Nanatsu no Taizai S1&2, jadi saya hanya akan mengingatnya di wiki.

Gampangnya: lewati aja.

Thx

Nobbucreators' thoughts