webnovel

Part 14

(Rajin-rajinlah berkomentar jika ingin saya sering update ya kakak kakak. Jika komentar di chapter ini tidak lebih 20, saya tidak akan update ya kakak kakak. Mengapa? Karena menulis tidak semudah itu. Hehehe..)

-

-

-

-

-

Yoona sedikit tersentak ketika Sehun menggendongnya tanpa sekalipun melepasakan ciuman itu. Dalam gendongan itu Sehun mulai melangkahkan kakinya menuju kamar. Ya, Kamar. Rasa gugup mendesak Yoona untuk menghentikan ciuman itu. Dengan terpaksa kedua tangannya mendekap wajah Sehun, Sedikit memaksa Sehun untuk menghentikan aksinya itu.

"Wae?" Tanya Sehun disela deru nafasnya. Tapi tetap saja melangkah santai menuju kamar. Yoona mengamati wajah Sehun sejenak. Ia tidak menemukan hal aneh pada raut wajah pria itu.

"Bukankah kau harus istirahat untuk kerja besok?" Tanya Yoona luar biasa malu. Blush! Sehun tersenyum tak terbaca dan kini sudah melangkah masuk kedalam kamar.

"Besok aku libur." Dugg! Dudugg! Dudududugg! Ia terlalu takut untuk itu. Yoona segera memikirkan cara untuk menyelamatkan dirinya. Sehun terus melangkah dan langkah kakinya semakin memburu Yoona. Cepat pikir! Cepat pikir!Erangnya frustasi. Langkah Sehun mendadak berhenti. Dan disitulah Yoona baru menyadari bahwa mereka sudah berdiri di samping tempat tidur. Mendadak jantungnya melemas. Masih dalam gendongan Yoona menatap wajah Sehun yang ternyata juga tengah menatapnya dengan pandangan tak terbaca.  Kenapa dia menatapku seperti ini? Apa yang sebenarnya tengah ia pikirkan?!!  Lama kelamaan raut wajah Sehun memperlihatkan maksud menunggu. Tepatnya menunggu Yoona berkata. Yoona berdehem pelan menepis kegugupannya.

"Mwo?" Tanyanya seperti bisikan.

"Kau.. Terlihat gugup." Bisik Sehun menggoda. Ya tentu saja!Erang Yoona dalam hati.

"A-ani." Sungutnya dan setelah itu menyesali jawabannya. Sehun kembali menatapnya datar tapi lebih membaca jalan pikirannya. Membuat Yoona kembali merasa was-was. Entah apa yang ada didalam pikiran pria itu, Begitu misterius dan tak pernah ketebak. Sehun bergerak! Ya, Ia menaikkan sebelah kakinya ke atas kasur. Kontras jantung Yoona semakin memburu. Pikirannya langsung bekerja ekstra dalam memikirkan cara. Kini kedua lutut Sehun menekuk dikasur empuk miliknya. Yoona sampai menahan nafas dengan pergerakkannya. Sehun hendak membaringkan tubuh Yoona di kasur, Tapi lucunya Yoona mengaitkan kedua kakinya di pinggang Sehun dengan kedua tangannya yang melingkar kencang di leher pria itu. Membuat Sehun kembali berlutut tegak.

"Mwoya?" Yoona langsung pura-pura bodoh dan berusaha tidak menatap pria itu. Sehun kembali bergerak hendak membaringkan tubuh Yoona, Tapi Yoona masih saja bergelantungan ditubuhnya. " Yak.. " Dan Yoona masih berlaku bodoh. Akhirnya Sehun sadari itu, Maksud dari tingkah aneh Yoona  kini. "Aku lelah menggendongmu. Turunlah." Ucap Sehun lembut. Tentu Yoona masih meragu. "Cepat turun.. Kau berat." Dan mulai terdengar ketus. Yoona melotot kearahnya. Ia sedikit tidak suka dikatakan berat. "Tidak dengar? Kau berat dan aku sudah sangat kelelahan. Jadi tolong segera turun karena.." Seperti kilat Yoona sedikit melompat dari tubuh itu hingga terduduk di atas kasut.

"Aku tidak berat!" Bentaknya.

"Hah, Bahkan aku yang seorang atlit saja sudah sangat kelelahan menggendongmu. Jika bukan berat apalagi?" Kata Sehun sembari mengepak-ngepakkan sweaternya karena merasa panas.

"Kau kan bukan atlit lagi. Jadi kurasa kau memang sudah tidak kuat." Grutu Yoona pelan tapi masih dapat didengar Sehun.

"M-mwo?" Sangat terpukul mendengar itu. Harga dirinya sebagai lelaki seakan anjlok begitu saja. Tidak bisa menerima itu, Mulailah muncul seringai devil di wajah tampan itu. Membuat Yoona bergidik ngeri melihat prubahan Sehun. "Sepertinya aku harus menunjukkan kepadamu seberapa kuat aku." Kata Sehun sambil memberikan senyum nakalnya yang menggoda. Membuat Yoona menelan ludah dengan susah payah. Apa aku salah ngomong? Pikir Yoona.

Sehun bergerak pelan mendekatinya, Seperti merangkak hendak mengurung Yoona yang berada di hadapannya. Yoona yang terlalu gugup tak menyadari bahwa kini Sehun sudah berada di atasnya. Sehun kembali bergerak mendekatinya, Lebih menghimpit tubuhnya guna mengikis jarak mereka. Semakin menghimpit hingga ujung hidung saling bersentuhan. Melihat Yoona diam mematung membuat Sehun tertawa pelan. Di elusnya ujung hidung Yoona dengan ujung hidungnya.

"Aku tidak akan menyentuhmu sebelum kau menjadi milikku sepenuhnya." Bisik Sehun dengan tatapan devilnya yang melembut seperti sutra. Yoona menatap Sehun tak percaya. Pikiran kotornya yang sedari tadi mengganggunya kini menghilang tak berbekas. "Tidurlah, Kau pasti kelelahan. Kau tidak mandi?" Yoona menggeleng cepat. "Baiklah, Aku mau mandi dulu." Meninggalkan Yoona begitu disaja. Langkah santainya membawanya ke lemari pakaiannya terlebih dahulu."Gantilah pakaianmu dengan ini." Melempar setelan piyama ke kasur barulah menghilang masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamarnya.

Jika melihat gelagat pria itu, Sehun tampak tenang. Namun nyatanya, Sesungguhnya tadinya Sehun telah kehilangan kontrol. Jika Yoona tak menahannya, Mungkin Sehun akan melakukan apa yang Yoona takutkan. Dibawah hantaman air dingin, Sehun mencoba membuang jauh-jauh hasrat yang masih tertinggal. Ia berdiri pasrah dibawah shower yang terus menghantarkan air terdinginnya. Badan sixpacknya terlihat seksi dalam balutan air yang menghujaninya dengan deras. Bibirnya masih merona merah sisa dari aksi lumatan Yoona.

Ia sudah mengenakan kaos polos berwarna putih dengan celana tidur panjang garis-garis. Mengeringkan rambutnya dengan handuk, Masih berada dikamar mandi dan masih ragu untuk melangkah keluar. Mengamati pantulan wajahnya di cermin yang ada di hadapannya. Menyisir poninya kebelakang menggunakan jemarinya, Memperlihatkan garis wajahnya yang tegas dan luar biasa tampan. Dalam sunyi ia mendengar suara yang berbisik dari luar kamar mandi. Penasaran, Ia langsung melangkah cepat keluar dari sana.

Dilihatnya Yoona yang tengah bersandar pada sandaran tempat tidur. Yoona sudah mengganti pakaiannya dengan piyama milik Sehun yang kebesaran. Gadis itu sedang menonton sesuatu dari ponselnya. Ia terlihat serius dan sesekali tersenyum terpana. Sehun menaikkan sebelah alisnya. Siapa yang telah membuatnya tersenyum seperti itu? Buru-buru ia menghampiri Yoona. Sedikit melompat keatas kasur lalu merapat menuju Yoona. Tentu Yoona kaget bukan main.

"Omo!" Melotot shock. "Yak! Mengagetkan saja."

"Apa yang kau tonton? Kenapa senyum-senyum seperti itu?" Tanya Sehun yang sudah mengambil alih ponsel Yoona. "Siapa dia?!!" Bentak Sehun setelah melihat pria yang ada didalam video yang tengah terputar.

"Nam Joo Hyuk!" Tepatnya melihat drama terbaru Nam Joo Hyuk yang tengah Yoona tonton.

"Kutanya siapa dia!" Heol.. Masa sih Sehun tidak tahu?

"Artis loh! Artis!" Balas Yoona yang mengambil kembali ponselnya.

"Kau suka ya dengannya?" Yoona menatap Sehun tak percaya.

"Tentu saja suka!" Tandas Yoona setengah geli setengah kesal. Dilihatnya mata Sehun yang menatapnya tajam penuh kemarahan. Seperti kilat Sehun berbaring disampingnya. Menghentak kesal kakinya di kasur lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. "Kenapa kau tidur disini?" Sambar Yoona yang merasa tidak siap tidur berdampingan dengannya. Yoona masih belum bisa melupakan ciuman itu.

"Memangnya kenapa?" Kata Sehun yang kembali duduk menghadapnya. "Yak, Ini kasurku. Lagi pula aku tidak tidur di pangkuanmu." Dan kembali berbaring didalam balutan selimut. Yoona memaki tak bersuara. Sehun dapat berubah kapan saja. Dan itu mengesalkan. Ia ikutan berbaring dengan hentakkan yang tak kalah kuat, Membuat kasur terguncang pelan akibat ulahnya. Ingin menggoda Sehun lagi, Ia keraskan volume video yang tengah ia tonton. "Cepat tidur. Jangan sampai aku berubah pikiran mengenai perkataanku tadinya. Kau mengertikan?" Dugg! Bulu kuduk Yoona meremang mendengar perkataan Sehun. Tentu ia mengerti maksud pria itu. Dengan gugup ia mematikan ponselnya dan segera memaksa diri untuk tidur. Dibalik selimut Sehun tersenyum puas karena telah berhasil mengerjai Yoona untuk yang kesekian kalinya.

Kelopak matanya perlahan terbuka. Melihat apa yang tertangkap mata membuatnya mengerjap kaget. Tapi sedetik kemudian ia sadari itu. Ia berada di apartemen Sehun. Jika dipikir-pikir, Ini adalah kedua kalinya ia tidur di apartemen itu. Tunggu! Kenapa tubuhnya terasa berat. Ia mencoba menggeliat sebagaimana kegiatan orang ketika bangun tidur. Tidak bisa, Itu karena Sehun memeluknya dari belakang. Pantas ia merasa berat di bagian perutnya.

Yoona mencoba memindahkan tangan gagah Sehun yang memeluk perutnya. Egghh..Erang Sehun ketika tidurnya terganggu dengan gerakkan Yoona. Yoona memutar bola matanya tak habis pikir. Sehun berubah aneh lagi. Ia paksa tubuhnya untuk memutar arah tubuhnya hingga berhasil mengahadap Sehun. Masih dalam pelukan pria itu, Yang kini tidak hanya tangan Sehun yang melingkar di perutnya melainkan kaki pria itu juga membekap kakinya. Menjadikannya guling bermerek Im.

Tidak ada yang Yoona lakukan pada saat itu. Hanya memandangi wajah Sehun secara intens. Dilihatnya alis tebal milik Sehun, Bulu mata lentiknya, Hidung mancungnya, Bibir seksinya dan rahangnya yang tergaris tegas. Membuatnya jatuh hati untuk yang kesekian kalinya. Ia akui itu, Sehun memang sangat tampan. Pantas saja jika ia membanting stir menjadi seorang model. Photographer juga akan betah mengambil gambarnya sekalipun Sehun tak berekspresi.

"Sudah puas mengagumi wajahku?" Yoona terlonjak kaget ketika suara serak khas orang bangun tidur milik Sehun terdengar. Tapi tetap tak bisa bergerak karena Sehun masih mendekap tubuhnya. Sejenak Yoona sedikit merona. Suara Sehun di pagi hari lumayan.. Sexy.

"Lepaskan aku.." Ujar Yoona menelan baik-baik rasa malu. Ketika itu manik hitamnya bertemu dengan manik caramel milik Sehun. Yoona merasa tersesat. Tersesat di kedalaman manik caramel yang tengah menatapnya hangat.

"Tidurmu nyenyak?" Suara Sehun kembali membuat Yoona merona. Aku sangat suka suaranya di pagi hari! Suka suka!!! Lalu mengangguk sok imut. Tapi memang imut sih. Sehun tersenyum simpul. Cup. Yoona menegang tepatnya kaget. Sehun mengecup bibirnya singkat. "Morning kiss." Imbuh pria itu yang menyadari rona merah di pipi gadis itu. Yoona reflek tersenyum setelah susah payah menahannya.

"Lepaskan aku. Aku harus membuat sarapan." Ujar Yoona pelan.

"Aa.. Majja. Aku juga sangat lapar." Yoona pun terbebas dari penjara itu. Bersama mereka bangkit dari tempat tidur. Sama-sama melangkah menuju kamar mandi yang ada dikamar itu, Lalu bertubruk di pintu masuk. "Kau mau masuk bersamaku?" Tentu Yoona langsung mundur selangkah. Sehun kembali tersenyum geli.

"Aku ke kamar mandi yang diluar saja." Cepat-cepat melangkah keluar kamar.

"Kau bisa gunakan sikat gigi dan handuk baru di dalam lemari di kamar mandi." Teriak Sehun agar Yoona bisa mendengar perkataannya.

"Ne.." Sahut Yoona.

-

-

-

-

-

Continued..

-

-

-

-

-

(Cek cerita baruku ya. Judulnya Snowflakes dan The Blue Moon atau searching aja Hyull. Bakal keluar semua ceritaku.)

-

-

-

-

-

Hi kakak-kakak..

Saya baru saja terbitkan novel.

Judulnya White Romance

Jika ingin tahu, bisa cek di instagram saya @hyull

Murah kok. Rp 78.000

Dan White Romance novel terbaik yang pernah saya buat.

Siapa tahu tertarik, bisa langsung diorder.

Maaci..