webnovel

Part 12

     "Eonni! Aku taruh dimana setelan jas yang baru saja kau buat?" Tegur Hyeri dari balik jendela yang menghubungkannya ke ruang kerja Yoona.

     "Setrika dulu.." Sahut Yoona yang tengah fokus dengan mesih jahitnya.

     "Nuna! Kain pesanan kita sudah sampai. Mau taruh dimana?" Kali ini Baekhyun yang menyelipkan kepalanya ke sela jendela.

     "Susun saja di gudang." Tanpa melepaskan pandangannya dari mesin yang terus bekerja.

     "Bos! Haruskah kami pajang Winter Coats terbaru kita. Musim dingin sudah tiba dan.."

     "Ya silahkan.." Sela Yoona tak ingin mendengar suara karyawannya lebih lama.

     "Eonni.."

     "Aish! Banyak tanya ya!" Mesin jahit mendadak di matikan olehnya. "Ada apa sih?" Menoleh ke arah jendela yang menghubungkannya ke butiknya. Terlihatlah olehnya Hyeri, Baekhyun dan beberapa karyawannya disana. Berdiri di luar jendela mengamatinya dalam diam. "Mwoya, Wae?" Tentu aneh melihat tingkah mereka. "Aa wae?!!"

     "Nuna.. Kau sama sekali tidak merindukan kami?" Celutuk Baekhyun sendu.

     "Ini hari kesepuluh Eonni kembali bekerja setelah beberapa hari pergi dengannya. Tapi Eonni sama sekali tidak menegur kami." Sambung Hyeri memasang wajah sedih. Para karyawan juga ikut menatapnya lesu.

     "Aku sedang mengejar pesanan. Kalian kan tahu kalau pesanan kita sudah sangat menumpuk.." Jelasnya masih merasa aneh melihat sikap mereka. Tapi mereka semua masih saja menatapnya sendu. "Aish jinja. Mau kalian apa sih?!" Bentaknya lagi. Dilihatnya mereka yang saling menyikut seakan takut untuk mengatakannya. Yoona mengamati sejenak tingkah mengjengkelkan mereka. Sesaat ia mengerti itu. "Arraso." Putus Yoona menghentikan aksi aneh mereka. "Sore ini kita makan diluar." Mereka semua terperanjat menatapnya. "Dan enyahlah kalian dari sana. Wajah kalian membuatku tak konsentrasi." Walau terdengar kasar, Tapi malah membuat mereka tersenyum lebar. Dengan penuh kebahagiaan mereka berhamburan kembali ke pekerjaan masing-masing. Karyawan lainnya yang mendengar kabar baik itu langsung berteriak senang. "Yak! Jangan ribut!" Bentak Yoona untuk yang kesekian kalinya.

--

     Hyeri tengah merapikan ruang kerja Yoona dari kain-kain perca. Sedangkan sang kakak tengah berselonjor malas di sofa ruangan itu. Sejenak Yoona terlihat kelelahan. Bagaimana tidak, Ia terus menjahit dari pagi hingga petang. Mata sayunya yang menatap langit kamarnya beralih ke dinding kaca ruangan itu. Dilihatnya pejalan kaki yang melintasi butiknya. Baru ia ingat itu, Janjinya dengan karyawannya. Oh tidak! Ada salju! Salju pertama pada tahun itu akhirnya turun juga.

     "Wuah.. Salju!" Seru Hyeri yang sudah menempel pada dinding kaca ruangan itu. Entah mengapa, Rasa lelah yang tadinya menghipitnya kini menghilang begitu saja. Yoona bangkit dari sofa dan melangkah menghampiri Hyeri disana. Berdiri disamping Hyeri, Mengamati sajlu yang tengah menari di udara mengikuti arah angin.

     Ya, Sejak kepulangannya dari rumah orangtua Sehun. Hingga 10 hari setelah itu Yoona tak juga berhenti bekerja. Bahkan ia hanya tidur selama 4 jam dalam seharinya. Selama 10 hari itu ia terus mengerjakan pesanan yang benar-benar melebihi batas. Belum lagi pakaian yang harus ia buat merupakan pesanan dari para artis yang pastinya harus berkualitas. Satu pakaian saja bisa menghabiskan 2 sampai 3 hari, Belum lagi yang memiliki tingkat kerumitan pada disainnya. Sisa pesanan lainnya, Yang tak terlalu sulit tentunya, Karyawannyalah yang akan membantu menyelesaikannya.

     Selama 10 hari itu juga ia tidak ada waktu untuk bertemu dengan Sehun. Selain sama-sama sibuk, Bisa dikatakan juga nyaris lupa satu sama lain akibat kesibukan yang mereka terima ketika menginjakkan kaki di Seoul. Sesekali Sehun ada menghubunginya dan hanya bisa mengobrol sebentar. Hanya sekedar menanyakan kabar yang tak lebih dari 1 menit. Tak ia pungkiri, Ia merindukan pria itu.

     "Apa semuanya sudah beres?" Tanya Yoona membuat Hyeri menoleh padanya.

     "Ee?" Sesungguhnya adiknya itu berniat melupakan janji sang kak, Hanya merasa tak tega melihat kakaknya yang terlihat kelelahan.

     "Jika sudah beres, Cepat tutup butiknya. Jadi kita bisa segera pergi." Mata Hyeri berbinar cerah melihat Yoona yang sudah melangkah menuju kamar tidurnya yang menyatu dengan ruang kerjanya itu. "Aa, Jangan jauh-jauh. Disekitar sini saja." Timpalnya sebelum menghilang dari balik pintu kamarnya. Hyeri langsung menyelesaikan bersih-bersih itu dan segera berlari keluar dari sana. Memberi tahu yang lain untuk segera bergegas.

     Sudah lama tak melihat Yoona tampil cantik. Mungkin akhir-akhir ini ia selalu terlihat usang akibat kelelahan mengurus butik barunya. Ia berdiri lama dihadapan lemari pakaian yang ada dikamarnya. Beberapa pakaian tergantung pada hanger, Dan sisanya terlipat asal di rak. Tidak terlalu banyak pakaiannya disana, Sisanya masih terlipat baik di rumah orangtuanya. Ia mengamati sejenak pakaiannya yang tidak bisa dikatakan terlipat karena benar-benar berantakkan. Tidak ada sedikitpun ketertarikan untuk menggunakan pakaian di rak berantakkan itu. Matanya beralih ke puluhan pakaian yang berada di gantungan.

     Entah mengapa ketika melihat sebuah gaun berwarna cream polos membuatnya teringat pada pria itu. Oh Sehun. Ia tahu itu, Sehun suka melihatnya tampil anggun. Dan sangat membenci pakaian seksinya yang sangat kurang bahan. Mungkin pria itu lebih memilih ia menggunakan pakaian usang dari pada koleksi pakaian seksinya. Malas berpikir lama, Ia langsung meraih asal pakaian yang berada di gantungan. Tak sadar tangannya meraih gaun cream yang tadinya ia amati lama. Karena gaun itu bertangan puntung, Yoona pun menutupinya dengan Coat berwarna kuning lembut yang panjangnya hingga selutut. Gaun panjang itu memperlihatkan boatnya yang berwarna cream, Tanpa heels. Hanya satu yang kurang, Yoona enggan memakai makeup. Ia terlalu malas melakukannya.

     Mereka melangkah bersama menuju restauran yang letaknya tidak jauh dari butik. Sesuai permintaan Yoona yang memang tengah tidak mood kemana-mana. Walau udara sangat dingin, Tapi mereka tidak terlalu terburu-buru guna menikmati keindahan salju yang seakan tengah memperlihatkan atraksi mengagumkan itu.

     Setiba mereka disana para pelayan langsung menyambut mereka dan menuntun mereka menuju meja yang sudah Baekhyun pesan tadinya. Yoona mengerutkan kening ketika sang pelayan menuntun mereka hingga memasuki ruangan VVIP yang tertutup. Ia langsung melirik Baekhyun penuh tanya. Tapi adiknya itu hanya menyengir padanya. Huh, Yasudahlah. Sekali-sekali menghamburkan uang. Pikirnya dan mencoba bersantai.

     Beberapa hidangan mahal mulai terhidang di meja yang panjang itu. Sepuluh orang karyawannya termasuk kedua adiknya sudah melahap santapan itu dengan rakus. Melihat mereka yang mengunyah dengan bringas membuatnya sedih. Apa selama ini aku terlalu keras kepada mereka? Pikirnya. Ia mengiris steaknya dengan malas. Mengigit dagingnya tak berselera. Sekedar mengisi perut agar tidak sakit. Diliriknya segelas wine yang ada disampingnya. Hanya miliknya yang belum tersentuh. Ia ingat itu, Ia terlalu kacau jika mabuk. Dan ia sangat lemah dengan minuman. Mengamati wine itu lama membuat mulutnya berair, Ia benar-benar ingin menyesap minuman mahal itu. Dengan santai tangannya meraih minuman itu.

Brukk!

     Pintu ruang VVIP tempat dimana mereka berada terbuka lalu tertutup dengan bantingan pelan. Belum sempat Yoona menoleh seorang pria sudah duduk disampingnya yang memang sedari tadi kosong tanpa sebab. Pria itu terlihat tampan dengan setelan jas dan celana berwarna creamnya, Warna yang sama seperti gaun yang Yoona kenakan. Tanpa takut pria itu meraih wine dari tangannya lalu menyeruput habis hingga tak tersisa. Membuat Yoona hanya bisa terdiam melihat aksinya itu. Tentu kesal dan ingin sekali membentak dengan amarahnya yang memang selalu membara. Tapi melihat wajah itu, Wajah yang sesungguhnya tengah ia rindukan. Amarah didalam dirinya padam begitu saja.

     "Jangan menyusahkan mereka." Kata pria itu menatapnya hangat penuh kerinduan. Yoona membalas tatapan itu malu-malu. Dapat Yoona lihat sweater turtle neck pria itu yang menyelip dari sela jas. Yoona mendelik heran, Sweater itu berwarna kuning lembut. Warnanya sama seperti coat yang tengah ia kenakan.

     "Setidaknya ijinkan aku mencicipinya." Sungutnya manyun. Mencoba tidak memikirkan mengenai kesamaan warna pakaian mereka pada saat itu.

     "Kau bisa mencicipinya nanti." Balas pria itu memperlihatkan seringai nakalnya yang tak biasa.      "Aa, Hyeri-a. Gowamo.." Ujar pria itu ke adiknya yang berada di seberang mereka. Hyeri tersenyum manis kepada pria itu yang dibalas senyuman tak kalah manis dari wajah tampannya. Ada perasaan kesal dan suka ketika melihat senyuman di wajah pria itu.

     "Mwoya.. Berterimakasih untuk apa? Memangnya apa yang dia lakukan untukmu?" Tanya Yoona seraya memotong steaknya tak berselera.

     "Sesuatu yang sangat membantu." Jawab Sehun—Alias pria itu—yang sudah mengambil alih steak miliknya. Dengan santai mengiris seluruh steak miliknya dan meletakkan kembali ke hadapan Yoona. Ada apa dengannya? Kenapa dia bersikap manis seperti ini? Pikir Yoona melirik Sehun menyelidik.     "Wae? Mau aku suapin?" Tegur Sehun yang memang terus menatapnya.

     "Cih. Benar kau Oh Sehun?" Sehun tersenyum mendengar pertanyaannya. Ya, Sehun sendiri juga merasa aneh dengan dirinya. Kenapa dia bisa bersikap seperti itu, Jelas sekali bahwa selama ini ia selalu ketus dengan gadis itu.

     "Cepat habiskan. Setelah itu ikut aku." Kata Sehun dengan suara pelan. Tidak menghiraukan lirikan dari yang lain.

     "Mau kemana?" Tanya Yoona dengan mulutnya yang tengah mengunyah malas.

     "Rahasia." Gadis itu langsung menatap Sehun dengan mulutnya yang sudah berhenti mengunyah.

     "Lalu dimana Sora?" Baru sadar bahwa Sora tak ikut bersama pria itu.

     "Dengan Shindong hyung." Sahut pria itu cepat tanpa melepas tatapannya.

     "Kenapa tidak kau bawa?" Masih saling menatap.

     "Aku hanya ingin berduaan denganmu." Jawab Sehun tanpa mengecilkan volume suaranya.

Uhuk!

Uhuk!

Uhuk!

     Semua yang ada disana mendadak terbatuk mendengar jawaban Sehun. Bahkan Yoona nyaris menyemburkan daging didalam mulutnya. Sedangkan Sehun hanya menatap mereka bergantian tanpa ekspresi. Ada apa dengannya?!! Erang Yoona dalam hati. Membalas tatapan Sehun dengan alisnya yang menyatu. Sehun menatapnya membisu. Tepatnya tengah mengamati wajah Yoona yang tanpa polesan makeup. Membuat Yoona malu karena tatapan itu.

     "Kau memang lebih cantik seperti ini. Tanpa makeup." Imbuh Sehun. Bulu kuduk Yoona seketika meremang. Tidak hanya Yoona, Tapi semua yang ada disana. Yoona membalas tatapan Sehun dengan sorot mata keheranan.

     "Apa kepalamu terbentur sesuatu?" Bisik Yoona masih tak percaya bahwa yang tengah menatapnya itu adalah Oh Sehun.

Sembari tersenyum Sehun menjawab tenang. "Aniyo." Yoona berdehem geram nyaris mengerang geli. Membuat sehun terkekeh lucu. "Palli, Habiskan makananmu." Dan mulai fokus dengan ponselnya. Sesekali menyesap wine milik Yoona yang sudah dituang kembali kedalam gelas itu. "Jangan menatapku terus.." Ucapnya tanpa menoleh.    "Cepat makan.." Seakan bisa mengetahui mata Yoona yang masih menatapnya. Menahan keheranan itu dalam-dalam. Yoona lanjut menyantap makanannya dengan sesekali melirik pria itu yang terlihat asik membaca sesuatu di ponselnya dengan mulutnya yang tak henti menyesap minuman anggur itu.

--

     Sehun menyetir dengan matanya yang sesekali melirik Yoona. Yoona sadari itu. Tapi ia mencoba tetap tenang walau sikap Sehun kini benar-benar telah membuat jantungnya berdebar kacau. 20 menit sudah berlalu tapi Sehun masih merahasiakan kemana ia akan membawa gadis itu. Dalam diam Yoona mencoba bersabar. Hanya menikmati pemandangan dari luar kaca mobil. Salju masih setia menghiasi langit dengan butiran indahnya.

     Mobil memasuki halaman sebuah hotel bintang lima yang luar biasa mewah. Dengan kilat Yoona langsung melayangkan tatapan horornya pada Sehun. Berlaku santai, Sehun terus menggerakkan stir menelusuri halaman hotel tersebut. Kenapa dia membawaku ke hotel?!! Yoona mendadak was-was sedangkan Sehun masih saja terlihat tenang.

     Sehun tidak memarkirkan mobilnya di basement melainkan di parkiran yang ada di halaman hotel mewah itu. Ia sudah keluar dari mobil namun tidak dengan Yoona. Sungguh, Yoona gugup bukan main. Ia genggam seatbelt yang masih menempel pada tubuhnya. Pintu mobil disebelahnya terbuka. Sehun menunduk guna melihatnya yang masih setia di kursi depan.

     "Tidak keluar?" Tanya Sehun pelan. Yoona berdehem pelan dan mulai membuka seatbeltnya. Segala gerakan yang ia lakukan terlihat ragu. Bahkan takut untuk menatap Sehun yang jelas sekali tengah mengamati wajahnya. "Waeyo? Kau merasa dingin?" Tegur Sehun entah berpura tidak tahu atau memang tidak menyadari raut gugup diwajahnya.

     "Aniyo. Gwenchana." Sahut Yoona berusaha terlihat tenang. Tapi tetap tak membalas tatapan Sehun.

     "Kajja." Sehun menggenggam tangannya terlebih dahulu, Barulah pria itu menuntunnya melangkah. Ee? Mereka tidak melangkah masuk ke dalam hotel melainkan ke halaman samping hotel. Kegugupan dalam dirinya menghilang bergantian dengan kebigungannya. Kemana sebenarnya dia akan membawaku? Penuh tanya ia melirik Sehun. Dilihatnya Sehun yang masih tampak seperti sebelumnya. Sangat santai dan luar biasa tenang. Memang kepribadian pria itu yang selalu begitu. Perlahan langkah Sehun melambat dan Yoona ikut menyamakan langkah itu. Hingga akhirnya langkah mereka terhenti sejenak membuat Yoona mengalihkan pandangannya dari wajah tampan itu. OH.. MY.. GOD!

     Sebuah kolam renang yang berubah menjadi arena Ice Skating dengan luas 910 meter persegi. Terdapat lihgting dan sound yang membuat tempat itu tampak romantis. Disana sepi, hanya ada beberapa pasangan yang tengah bermain di dalam arena. Benar-benar menyajikan suasana musim dingin layaknya Wonderland. Sangat romantis. Sehun mempererat genggaman tangannya dan kembali menuntun langkah mereka menuju arena itu.

     Yoona sudah selesai menggunakan sepatu skatenya dan bersemangat untuk segera memasuki arena. Namun Sehun menyuruhnya untuk kembali duduk. Sehun langsung berjongkok dihadapan Yoona yang kembali duduk. Tangannya memeriksa tali sepatu gadis itu guna memastikan apakah Yoona telah mengikatnya dengan baik.

     "Waeyo..? Aku sudah tidak sabar untuk masuk.." Kata Yoona menatapnya heran. Sehun mendongakkan sedikit wajahnya untuk membalas tatapan itu.

     "Kau bisa bermain skate?" Tanya Sehun. Yoona menggeleng pelan. "Hah. Segitu semangatnya kau hanya untuk jatuh disana?" Yoona mengerucutnya mulutnya tak suka dengan perkataan itu.

     "Lalu kenapa kau membawaku kesini?!" Geramnya.

     "Agar kau terus berada disampingku." Jawabnya seraya bangkit lalu duduk di samping Yoona. Mengencangkan tali sepatu miliknya. Tak menyadari Yoona yang sudah tersipu malu disampingnya. "Sekarang berdirilah." Kata Sehun yang sudah berdiri dihadapan Yoona. Gadis itu berdiri dengan mudah. Namun ketika hendak melangkah, Ia langsung kehilangan keseimbangan. "Hah, Kau mau jatuh disini? Kau bahkan belum masuk kesana." Sikap juteknya mendadak keluar.  "Coba berjalan disini. Kau harus belajar menjaga keseimbangan tubuhmu dulu." Menuntun Yoona untuk berdiri di sebuah matras karet. Saking fokusnya Yoona sampai lupa berkata. Mulutnya mengatup rapat dengan matanya yang melebar menatap matras.

     "Kurasa aku sudah bisa masuk kesana." Ujarnya diikuti deru nafas lelahnya. Sehun tersenyum simpul. Digenggamnya tangan Yoona, Bersama melangkah memasuki arena.

     Nyatanya Yoona sama sekali tak bisa melepaskan genggaman tangan itu. Ia terlalu takut dan sepatu itu terus-terusan membuatnya meluncur asal. Beberapa kali Sehun berusaha menakutinya dengan melepas genggaman tangannya. Yoona langsung merengek bak bayi yang hendak ditinggal ibunya. Sebelum gadis itu terjatuh Sehun kembali menggenggam tangannya.

     Salju memperindah tempat itu. Walau udara menjadi dingin berkatnya, Tapi suhu yang tak bersahabat itu ditepis oleh keindahan disana. Sehun meluncur pelan dengan tangannya yang tetap setiap menarik Yoona. Ketika itu tawa Yoona terdengar membuat Sehun mendadak menarik Yoona ke tepi lalu menghentikan gerakkannya. Yoona menatap Sehun bingung yang sudah berdiri menghadapnya.

     "Waeyo?" Tanya Yoona. Sesaat angin dengan lembut menerpa wajah mereka. Sehun masih mengamati sisa senyuman di wajah Yoona berkat tertawa tadinya.

     "Kau tertawa." Bisik pria itu dengan tatapan takjubnya.

     "Lalu kenapa? Aku tidak boleh tertawa?"

     "Ani, Kupikir ini pertama kalinya aku melihat kau tertawa." Entah benar atau lupa, Setidaknya Sehun merasa seperti itu. Efek sering dibentak Yoona selama ini. Baginya tawa gadis itu tadinya terlihat sangat natural. Memperlihatkan kebahagiaan yang tengah ia rasakan.

     "Apa aku tidak pernah tertawa dihadapanmu?" Yoona langsung berpikir keras untuk mengingat itu. Ia sendiri juga lupa. Sehun tersenyum melihat raut wajahnya yang tengah berpikir. Terlihat imut.

     "Dweso.. Anggap saja ini pertama kalinya aku melihatmu tertawa." Gadis itu kembali tertawa mendengar perkataan Sehun. Dan membuat Sehun kembali terdiam berkat tawanya.

     "Hari ini kau benar-benar aneh. Tak biasanya.." Tangan Sehun menyentuh pipi Yoona. Membuat Yoona Reflek berhenti berkata.

     "Bogoshipo.." Bisik Sehun. Ya, Sehari saja sudah sangat menyiksa, Apalagi 10 hari. Dapat Yoona lihat mata Sehun yang memerah. Segala emosi dan perasaan bercampur dalam sorot mata itu. Merasakan hal yang sama, Yoona memilih memeluk Sehun.

     "Nado.." Sahut Yoona dalam pelukkan itu. Mereka terhanyut pada pelukan penuh kerinduan itu. Sehun membalas pelukan itu bahkan memeluknya lebih erat. Syukur tidak banyak orang disana. Dan yang lebih disyukuri. Tidak ada fans pria itu disana. Ya, Semoga saja begitu.

--

     Mereka dalam perjalan pulang menuju butik Yoona. Tidak. Sehun memutar stir menuju jalur lain. Sedetik dari itu Yoona menyadari sesuatu. Jalur yang Sehun ambil merupakan jalur menuju apartemen pria itu. Ia langsung melirik Sehun. Seolma, Tidak mungkin kan? Dilihatnya seringai devil di wajah tampan bak pangeran itu. Mendadak debaran jantungnya memburu. Membuatnya gugup bukan main.

     "Ini bukan jalan menuju butikku.." Gumam Yoona berharap Sehun mendengarnya. Sehun tersenyum simpul membuat Yoona semakin risau.   "Yak.. Bukankah kau mau mengantarku pulang?" Sehun mengangguk tanpa menoleh.    "Lalu kenapa kau memilih jalur ini?!" Marah sekaligus takut.

     "Ini Jalur terdekat.." Ujar Sehun pelan. Melirik Yoona sejenak. "Menuju apartemenku." Dugg! Dan kembali fokus ke jalan.

     "Kau kan mau mengantarku pulang.." Yoona semakin risau.

     "Ya, Pulang ke apartemenku."

-

-

-

-

-

Continued..

-

-

-

-

-

(Cek cerita baruku ya. Judulnya Snowflakes dan The Blue Moon atau searching aja Hyull. Bakal keluar semua ceritaku.)

-

-

-

-

-

Hi kakak-kakak..

Saya baru saja terbitkan novel.

Judulnya White Romance

Jika ingin tahu, bisa cek di instagram saya @hyull

Murah kok. Rp 78.000

Dan White Romance novel terbaik yang pernah saya buat.

Siapa tahu tertarik, bisa langsung diorder.

Maaci..