webnovel

The Crazy Twins

Menceritakan tentang kehidupan sekolah sepasang anak kembar yang memiliki tingkah absurd dan konyol yang luar biasa namun memiliki kepintaran diatas rata-rata. Azka dan Azkia Sandjaya merupakan anak kembar dari keluarga Sandjaya. Crazy twins, itulah julukan mereka kemanapun mereka melangkah. Walaupun keduanya memiliki tingkah yang konyol, tapi Azka tidak terlalu suka berbaur dengan kaum hawa. Baginya wanita dalam hidupnya hanya Bunda dan Azkia saja. Ia berteman dengan wanita, itu pun hanya sewajarnya. Ia akan langsung bersikap dingin jika mereka memiliki maksud lain berteman dengannya. Berbeda dengan Azkia yang humble dengan siapa saja. Tidak perduli pria atau wanita, ia akan berteman dengan semuanya, selama mereka tidak melewati batas pertemanan. Meskipun begitu, Azkia bukan tipe gadis yang baperan. Menangis karna seorang pria ataupun patah hati karna seseorang, tidak ada dalam kamusnya. Kehidupan baru mereka dimulai, saat sekolah kedatangan murid pertukaran pelajar. Kedatangan mereka benar-benar mengacaukan hari-hari si kembar. Dan tanpa sadar Azka dan Azkia sudah masuk terlalu dalam kepermasalahan si murid baru. “Bagiku Azkia adalah duniaku. Aku tidak tertarik dengan apa pun yang terjadi diluar sana!” ~Azka “Kami dilahirkan untuk saling melindungi. Tidak perduli sekuat apa kau mencoba, kau tidak akan bisa memutus tali yang sudah terjalin dari kandungan.” ~Azkia

zaharafth_ · Urban
Not enough ratings
3 Chs

Jam kosong (Jamkos)

Ternyata bukan hanya kelas Azka yang tidak ada guru. Melihat betapa ramainya kantin saat ini. Mereka kira kantin bakal sunyi kayak kuburan, ternyata kagak. Gagal sudah keinginan Azka cs untuk nyantai dikantin, kantin seramai ini yang ada sumpek bukan malah nyantai.

Sebenarnya di CIS memiliki dua kantin. Satu kafetaria yang ada dilantai dua, lantai yang sama dengan kelas mereka, satu lagi kantin biasa yang ada kayak disekolah pada umumnya berada dilantai satu. Yang ada jual bakso, batagor, mie ayam dan lainnya. Azka cs jarang ke kafetaria kalau menunya gak sesuai selera mereka.

Karna menu dikafetaria, sudah ditentukan oleh sekolah. Parahnya gak bisa nambah lagi, itu yang buat Azkia makin malas kesana. Udah porsinya dikit, gak boleh nambah lagi. Mana cukup asupan buat keluarga cacing yang ada dalam perutnya.

Walaupun mereka bersekolah disekolah elite, tapi tetap aja kalok jamkos ya larinya kekantin, karna kafetaria gak akan memberikan siswa\siswi makanan sebelum jam istirahat. Hanya ada beberapa kelas yang akan mengikuti aturan sekolah dengan taat. Seharusnya Azka dan teman-temannya masuk kekelas itu. Kelas khusu siswa/siswi yang berprestasi.

Tapi seminggu berada dikelas khusus Azka cs memutuskan untuk pindah kelas, terlalu monoton dan membosankan bagi mereka. Sebenarnya hanya Azka dan Azkia yang mau pindah, tapi yang lain pada ngintil kayak anak ayam. Bagi Azkia yang aktifnya gak ketulungan, kelas itu bagai nereka untuknya. Mana betah dia sekelas sama anak-anak yang caper ke guru, gila bisa. Mungkin Abizard akan cocok disana, tapi siapa sangka dia pun mengikuti jejak kelima temannya.

Walaupun begitu, para guru tetap mencari dan memilih mereka untuk mengikuti lomba yang menyangkut nama sekolah. Mau tingkat Nasional, ataupun Internasional.

Tanpa sepengetahuan temannya, Azka sudah mendapatkan undangan untuk masuk Columbia Univercity. Cuman dia belum memutuskan akan mengambilnya atau tidak, ia akan pergi ke kampus yang sama dengan Azkia. Meskipun artinya dia akan kehilangan kesempatan emas yang ada didepan mata.

Yang Azka dengar, limit undangannya sampai sepuluh besar. Jadi, besar kemungkinan Azkia bakal dapat undangan juga, mungkin temannya yang lain juga mengingat prestasi yang sudah mereka torehkan untuk sekolah. Jadi Azka memilih untuk tidak terlalu memikirkannya, toh dia bakal kuliah ditempat yang sama dengan Azkia.

"Gak bisa nih kayak gini, beli aja alat perang, kita ke markas aja deh." ucap Vanessa frustasi, melihat kantin yang semakin ramai kayak jam istirahat.

"Tapi Azkia udah tidur, kan gak mungkin kita tinggal. Bisa jadi banteng betina dia pas bangun nanti." timpal Farhan, bukan hanya karna nilai solidaritas yang tinggi, tapi ia juga takut Azkia mengamuk dan dia bisa jadi sasaran empuk Azkia. Memikirkannya aja udah buat Farhan merinding.

"Udah beli aja dulu apa yang mau dibeli, ntar kita putusin dikelas. Soal Azkia, kalok dia gak mau bangun ikut kita, seret aja." ucap Azka, yah walaupun dia gak bakal ngelakuinnya juga. Dari pada dengar Vanessa sama Farhan debat gak jelas, yang ada makin lama mereka dikantin.

Farhan dan Vanessa tertawa mendengar perkataan Azka, "Emang bisa?" ejek Vanessa

"Ya kagak." jawab Azka cepat, lalu berjalan untuk membeli makanan untuknya, Azkia, dan titipan Abizard. Dia harus minta ganti nih, enak banget tu anak tidur dapet makanan uang jajan selamat entar, pikir Azka.

*****

Setelah selesai, mereka berjalan kembali ke kelas. Masing-masing dari mereka menenteng dua plastik kresek ukuran sedang. Entah apa aja yang mereka beli, kayak iya yang mau pigi perang, bekalnya segerobak tolak. Eh, tapi ini masih sikit sih. Kalok Azkia ikut, pasti mereka bakal nenteng plastik lebih banyak dari ini.

Abizard yang masih betah memandangi wajah Azkia yang sedang terlelap langsung membalikkan badannya dan kembali membuka buku saat mendengar cekikikan Vanessa yang semakin dekat dengan kelas mereka.

'Cepet banget.' batin Abizard, ia pikir mereka bakal lama karna nongkrong dulu dikantin. Tapi ini belum 20 menit mereka pergi udah balik.

Abizard melirik temannya, menaikkan sebelah alisnya.

"Kantin rame beut cuy, kayak lagi pembagian sembako." celetuk Farhan yang paham maksud tatapan Abizard. Ya, kalok sama Abizard mereka harus lebih ekstra memahaminya, karna ni bocah jarang banget buka suara.

Abizard mengangguk pelan. Kini ia tahu kenapa mereka cepat balik kekelas. Mereka emang gak suka lama-lama dikantin kalok kantin terlalu ramai.

"Iya. Untung kita masih kebagian sembakonya." timpal Vanessa sambil mengangkat kedua tangannya.

"Ni anak gak ada gerak dari tadi, Bi?" tanya Azka saat melihat posisi Azkia masih sama kayak waktu dia pergi tadi.

Abizard menggeleng.

"Cek napasnya Ka, masih ada apa kagak. Jangan-jangan udah koit lagi." celetuk Farhan, yang langsung mendapati tatapan tajam dari Azka, cubitan dari Vanessa,

"Jangan bicara kayak gitu." tegur Abizard dengan nada dingin,

"Hehehe, sorry sorry." jawab Farhan kikuk, mereka tahu Farhan cuman bercanda. Cuman kadang omongannya gak pernah disaring dulu, sama kayak Azkia. Asal ceplos.

Azka mencoba untuk membangunkan Azkia, tapi Azkia kebo. Kalok udah tidur susah banget dibangunin.

"Kia, bangun. Anak-anak ngajak ke markas nih." Azka mengoyang-goyangkan tubuh Azkia pelan.

Azkia mengulet, "Heuum... lima menit lagi Ka." setelah itu dia kembali tidur.

Azka menarik napas pelan, "Emang kebo." gumam Azka

"Udah disini aja." ucap Abizard, dia merasa sayang sama Azkia. Gadis itu terlihat sangat lelah.

"Masalahnya kita jam ketiga juga kosong. Mr.Adams tadi bilang kita bebas mau ngapain aja selama gak mengganggu kelas lain, dia udah izin sama kepsek." mereka tadi memang berpapasan dengan guru bahasa inggris mereka itu saat mau balik kekelas, itu sebabnya Vanessa cekikan karna senang.

"Emang beliau kemana?" tanya Abizard,

"Perlu gue tanya nih?" dengus Vanessa kesal dengan pertanyaan Abizard, yah mana dia tahu lah tu guru kemana. Emang dia istrinya apa.

"Oh, kalok lo mau silahkan." ucap Abizard tanpa beban dan dosa, membuat Vanessa jadi gemas sendiri.

"Ck! Bosen banget dikelas, gak bisa ngapa-ngapain. Mending gue nangkep ubur-ubur sama Spongebob." Vanessa menghempaskan bokongnya dikursi, di markas mereka banyak permainan yang bisa dimainkan. Gak bakal mati kesuntukan kayak gini,

Farhan terbahak, "Gak bakal mau Spongebob nangkep ubur-ubur bareng lo, dia udah ada Patrick." ucap Farhan disela tawanya.

Azka melihat tingkah temannya tertawa kecil, kalok dibiarkan lebih lama lagi mereka bakal bener-bener gila.

"Yaudah, kalian bertiga naik luan sana. Bawa ni." Azka menyerahkan dua plastik kresek.

"Terus lo sama Azkia?" tanya Vanessa,

"Gue bakal gendong ni beban." ucap Azka santai,

"Oh gue kira mau lo seret." goda Farhan, Abizard menatap bingung.

"Tadi Azka bilang, kalok Azkia gak mau bangun bakal diseretnya." kini Abizard memberikan tatapan tajamnya ke Azka,

"Belum gue seret udah mampus gue. Udah sana naik, gue nyusul 10 menit lagi." Azka mengambil sweeternya yang ia letakkan di punggung Azkia tadi. Lalu mengikatnya di pinggang Azkia.

"Okey! Yuk Bi." ajak Vanessa yang melihat Abizard tidak bergerak dari tempatnya.

"Gue bareng Azka." ucapnya sambil melepas jaket yang ia pakai.

"Okedeh. Cepetan ya." Farhan dan Vanessa pergi terlebih dahulu menuju markas mereka.

"Pakai ini aja." Abizard menyodorkan jaketnya kearah Azka,

"Oke! Thanks." Azkia mengambil jaket Abizard lalu mengikat jaket itu ke pinggang Azkia. Sweeternya tadi tidak bisa menutupi paha Azkia saat dia menggendong kembarannya itu nanti.

Beruntung Abizard orang yang peka, walaupun dingin dan gak banyak omong. Dia memberikan jaketnya tanpa perlu diminta. Padahal tadi Azka memang sudah berniat meminjam jaket Abizard.

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

zaharafth_creators' thoughts