webnovel

The Crazy Twins

Menceritakan tentang kehidupan sekolah sepasang anak kembar yang memiliki tingkah absurd dan konyol yang luar biasa namun memiliki kepintaran diatas rata-rata. Azka dan Azkia Sandjaya merupakan anak kembar dari keluarga Sandjaya. Crazy twins, itulah julukan mereka kemanapun mereka melangkah. Walaupun keduanya memiliki tingkah yang konyol, tapi Azka tidak terlalu suka berbaur dengan kaum hawa. Baginya wanita dalam hidupnya hanya Bunda dan Azkia saja. Ia berteman dengan wanita, itu pun hanya sewajarnya. Ia akan langsung bersikap dingin jika mereka memiliki maksud lain berteman dengannya. Berbeda dengan Azkia yang humble dengan siapa saja. Tidak perduli pria atau wanita, ia akan berteman dengan semuanya, selama mereka tidak melewati batas pertemanan. Meskipun begitu, Azkia bukan tipe gadis yang baperan. Menangis karna seorang pria ataupun patah hati karna seseorang, tidak ada dalam kamusnya. Kehidupan baru mereka dimulai, saat sekolah kedatangan murid pertukaran pelajar. Kedatangan mereka benar-benar mengacaukan hari-hari si kembar. Dan tanpa sadar Azka dan Azkia sudah masuk terlalu dalam kepermasalahan si murid baru. “Bagiku Azkia adalah duniaku. Aku tidak tertarik dengan apa pun yang terjadi diluar sana!” ~Azka “Kami dilahirkan untuk saling melindungi. Tidak perduli sekuat apa kau mencoba, kau tidak akan bisa memutus tali yang sudah terjalin dari kandungan.” ~Azkia

zaharafth_ · Urban
Not enough ratings
3 Chs

Hari Pertama

"Woy anak dugong! Cepetan bangun, ntar kita telat nih." Ucap seorang pemuda, ia sedikit berteriak sambil menggedor pintu kamar.

Tidak lama keluarlah seorang gadis cantik, dengan rambut panjang hitamnya yang ia biarkan terurai.

"Lo gedor pintu kayak rentenir nagih hutang Ka." Gerutu gadis itu,

"Lah salah lo sendiri lama. Gue gak mau ya kita dihukum dihari pertama sekolah, ogah banget." Ujar pemuda itu kesal.

Dia adalah Azka Putra Sandjaya, putra sulung dari keluarga Sandjaya. Parasnya yang tampan, dengan rahang tegas dan alis tebalnya membuat Azka menjadi incaran adik ataupun kakak kelasnya. Ditambah lagi dengan kepintaran yang dimilikinya membuat kaum adam iri dengannya.

"Lo sih, bangunin gue lama. kan gue jadi kesiangan." Ujar gadis dihadapannya tak kalah kesal.

Azkia Putri Sandjaya, merupakan putri bungsu dari keluarga Sandjaya. Azka dan Azkia terlahir kembar, Azka lahir lima menit lebih cepat dari Azkia yang membuatnya menjadi kakak dan putra sulung. Paras Azkia tidak jauh berbeda dengan Azka. Azkia memiliki rambut hitam yang panjang, alis yang tebal, hidung yang mancung serta netra hitam kecoklatan. Yang membedakan mereka hanyalah gender, panjang rambut dan tinggi badan saja, yang lainnya sama kayak catatan yang dipotokopi.

Azka dan Azkia sama-sama memiliki warna kulit putih bersih, yang membuat mereka sedikit berbeda dari kebanyakan orang Indonesia yang biasanya memiliki warna kulit sawo matang. Tidak heran, Azka dan Azkia berdarah campuran Indonesia-Arab. Ayah dari Indonesia dan ibu mereka dari Arab.

"Kok jadi gue yang salah? Masih sukur gue bangunin ya. Eh, tapi entar, mata lo kenapa Az? Dikencingi coro?" tanya Azka sedikit khawatir saat menyadari mata Azkia sedikit bengkak.

Azkia menghempaskan tangan Azka yang ada diwajahnya dan menatap Azka kesal, "Enak aja dikencingi coro, lo kira gue perempuan jorok apa? Coro gak mau betamu kekamar gue saking bersihnya." ketus Azkia

"Jadi mata lo kenapa bengkak Maemunah? Oh gue tau, pasti lo habis dicium sama taon kan? Hahahahhaha, mangkanya pacaran jangan sama pangeran ta- aw..aw..aw sakit Kia, lo apaan sih." Azka mengusap-usap perutnya yang baru saja dicubit Azkia,

'Pasti memar nih.' Batin Azka kesal

"Lo sih, ngomong gak ngotak." Sungut Azkia

"Salah mulu dah gue."

"Apa gue gak usah sekolah aja ya hari ni? Ka lo izinin gue sama Bunda ya?" ucap Azkia mulai lembut,

Azka menatap kembarannya khawatir, "Lo kenapa? Demam? Perlu gue temenin ke dokter gak?" tanya Azka seraya memegangi dahi Azkia untuk mengecek suhu tubuh Azkia.

"Gak usah mulai ya Ka, masih pagi juga. Gue cuma males, malu gue mata gua bengkak gini."

"Itu yang gue tanya dari tadi Azkiaaaa, kenapa bisa bengkak?" tanya Azka gemas,

"Gue habis marathon k-drama semalam, dan endingnya malah sedih. Kesel banget gue dibuat gagal move on kayak gini, nyesek banget sumpah." Ujar Azkia, matanya mulai berkaca-kaca siap untuk menangis.

Azka cengok mendengar penuturan kembarannya ini, ia mencoba untuk mencernanya.

"YA ALLAH YA RABBI! Jadi lo kayak gini gegara drakor?" tanya Azka tidak habis pikir saat kesadarannya kembali.

Azkia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan mengangguk pelan.

Azka menarik napas dalam dan kasar, mencoba untuk mengatur emosinya. Kekhawatirannya tadi jadi gak berguna.

"Sebelum gue tendang lo dari sini, lebih baik lo ambil tas lo CEPETTTT." Ucap Azka frustasi. Ia masih mencoba mengatur kekesalannya, ingin rasanya ditelannya Azkia hidup-hidup sekarang juga.

***

"PAK TUNGGU PAK, JANGAN DITUTUP DULU PAGARNYA!!" teriak sepasang siswa-siswi bersamaan.

"Hah....hah...hah... Kita belum telat-telat amat kan Pak?" tanya Azkia ngos-ngosan

"Belum Neng, limabelas menit lagi bel. Tumben Neng telat?" tanya Pak satpam

Azka dan Azkia bersekolah di Columbia Internasional School (CIS), sekolah international dengan segudang murid berprestasi dan juga elite pastinya. CIS merangkup dari SD hingga SMA, lulusan terbaik CIS akan diterima di Columbia Univercity dengan jalur undangan. Itu sebabnya peraturan di CIS sangat ketat, pagar sekolah akan ditutup 20 menit sebelum bel pelajaran pertama berlangsung.

"Iya Pak, ada anak dugong buat drama tadi pagi." Kali ini bukan Azkia yang menjawab, melainkan Azka.

Azkia menatap Azka kesal, "Eh, anak dugong?" tanya Pak satpam bingung,

"Gak usah dengerin si Azka Pak, lagi ngelindur dia. Yaudah kami masuk dulu ya Pak." Azka menatap Azkia jengkel, sementara Pak satpam hanya menggelengkan kepalanya. Ia sudah hapal betul dengan tingkah sikembar.

"Apa? Lo luan nyari gara-gara." Ucap Azkia santai,

"Orang gue emang bener kok." Jawab Azka membela diri.

Azkia tidak menghiraukan perkataan Azka dan malah memegangi perutnya.

"Kenapa lo?" tanya Azka yang melihat Azkia memegangi perutnya,

"Lapar." Jawab Azkia dengan cengir kudanya.

"Lo gak makan sandwich yang gue buat?" tanya Azka bingung, karna ia yakin sudah membuatkan Azkia sandwich juga saat ia membuat untuk dirinya sendiri tadi pagi.

"Emang sempat?" Azkia kembali bertanya,

"Emang kenapa gak sempat?" Azka balik bertanya,

Azkia memutar bola matanya malas, "Gimana mau sempat kalau lo udah kayak satpol PP ngerazia pedagang, nyuruh gua cepet-cepet. Kan gue lupa jadinya." Sungut Azkia kesal

Azka mendesah pelan, "Kayaknya mulai nanti malam hp, laptop, sama remot tv kamar lo bakal gue sita deh."

"Lah apa hak lo? Lagian apa hubungannya tu semua sama perut gue yang lapar minta diisi?" protes Azkia

"Tentu aja gue ada hak. Secara gue Ka.Ka.K lo." ucap Azka dengan menekankan kata kakak.

"Heleh, cuman beda lima menit juga." Gerutu Azkia tak terima, lima menit loh bukan lima tahun, gitu aja udah heboh

Azka mengedikkan bahu tidak perduli, toh gak mengubah fakta bahwa dia lahir lebih dulu dari Azkia. Yah, walaupun cuman beda lima menit.

"Dan kebiasaan lo begadang nonton drakor or movie lainnya waktu libur, jadi petaka sekarang." Seru Azka kesal,

"Ya maaf."

"Kalok lo ulangin lagi, gue laporin ke Bunda." Ancam Azka,

"Tck! Dasar tukang ngadu." Sungut Azkia

"Bodo. Dari pada gue sial kayak hari ni." Balas Azka acuh,

"Yaudah, jadi masalah perut gue kayak mana ni? Mana jam pertama Buk Maya lagi, gak bisa bolos kekantin kan gue." Seru Azkia frustasi karna cacing diperutnya sudah tidak bisa diajak berkompromi lagi.

Azka sadar akan sesuatu, "Wait, lo gak perlu bolos kekantin." Ujar Azka penuh arti.

"Wat wet wat wet, mata lo picek. Gua gak bisa nunggu sampai jam istira-" Azkia tidak melanjutkan omelannya, karna ada adik kelas yang tiba-tiba menghalangi jalan mereka.

"Hi kak Azka, ini aku masak buat bekal kebanyakan tadi pagi. Jadi, aku siapin untuk kakak." Ucap gadis itu malu-malu sambil menyodorkan kotak bekal kearah Azka.

"Oke, thanks ya." Ucap Azka sambil menerima kotak bekal itu.

"OMG, demi apa kak Azka nerima bekal dari Clara." Seru salah satu murid yang ada di lorong sekolah,

"Wah, fix sih kak Azka suka sama Clara." Seru yang lainnya,

Gadis bernama Clara itu tersenyum senang saat melihat Azka menerima kotak bekalnya. Karna selama ini Azka selalu menolak, pemberian dari semua siswi disekolah mereka.

Tapi kesenangan Clara tidak berlangsung lama, karna Azka langsung memberikan kotak bekal itu ke Azkia.

"Nih, buat lo aja, gue udah kenyang." Ucap Azka

"Wuih, baunya enak nih. Thanks ya, Clara. Pasti gue habisin kok." Ucap Azkia senang tanpa beban.

"Eh, i-iya kak. T-tapi itu buat kak Azka." Ucap Clara gugup,

"Buat gue kan? Jadi gak masalah dong mau gue kasih ke Azkia, kan udah jadi milik gue." ketus Azka

"I-iya kak." cicit Clara, kalok dia ngelarang Azka bakal ngecap dia sebagai adik kelas yang pelit, pikirnya.

"Gak apa-apa kan kalok gue yang makan? Toh, mau gue atau Azka yang makan sama aja. Kita kan kembar." Seru Azkia,

"Iya kak, makan aja." Jawab Clara,

"Oke! Ntar jam istirahat gua balikin kotak bekalnya." Ucap Azkia sambil berjalan menyusul Azka yang sudah jalan lebih dulu meninggalkan Clara yang menahan kekesalannya.

"Dapet teori darimana lo, kalok lo atau gue yang makan sama aja hanya karna kita kembar?" tanya Azka saat Azkia sudah berjalan disampingnya,

"Entah, yang penting perut gue selamat pagi ni." Jawab Azkia acuh,

"Konyol." Seru Azka, mereka berdua pun tertawa setelah menyadari kebodohan Azkia pagi ini.

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

zaharafth_creators' thoughts