webnovel

The Alchemists: Cinta Abadi

Finland adalah gadis paling kesepian di dunia, yang harus berani menghadapi dunia yang sulit di Singapura sendirian setelah lulus dari universitas dengan beasiswa. Setelah dibesarkan sebagai anak yatim dalam kemiskinan di pinggiran Jakarta dan selalu dibully gadis-gadis kaya di sekolahnya, ia sangat kuat membentengi dirinya agar tidak disakiti oleh orang lain. Secara kebetulan, Finland bertemu Caspar, seorang alchemist generasi kedua yang telah hidup selama 438 tahun dan sebenarnya abadi. Caspar telah menumpuk kekayaan, pengetahuan, dan kesempurnaan di dalam hidupnya (yang sangat panjang). Ia tidak pernah jatuh cinta dan bergonta-ganti kekasih sebulan sekali, sampai akhirnya karma membalas Caspar ketika dia bertemu satu-satunya gadis yang tidak peduli pada ketampanannya dan kekayaannya yang luar biasa, dan pada gilirannya membuatnya jatuh cinta setengah mati. Copyright: @2019 Missrealitybites *** Follow FB Page "Missrealitybites" untuk ngobrol dengan saya tentang novel-novel saya: 1. The Alchemists 2. Kisah Cinta Ludwina & Andrea 3. Katerina 4. Glass Heart : Kojiro - Nana 5. 1912-1932 6. Altair & Vega 7. Pangeran Yang Dikutuk 8. Finding Stardust / Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang Lihat visual novel ini di Instagram @casparthealchemist Instagram @missrealitybites

Missrealitybites · Fantasy
Not enough ratings
1144 Chs

Permintaan Katia

Finland keheranan dengan sikap Lauriel. Selama ini ia selalu menjaga jarak dari Finland dengan baik. Bahkan waktu mereka tinggal hampir dua bulan di Amazon di satu villa, ia memilih tidur di hammock sementara Finland dan Aleksis di kamar.

Finland tak mampu berkata apa-apa ketika Aleksis mengambil tas dari tangannya dan menaruhnya di kamar sebelah kanan. Ia memandang Jean dengan rikuh dan tak tahu bagaimana menjelaskan hubungannya dengan Lauriel.

Pasti sekarang Jean menganggap Finland dan Lauriel merupakan pasangan, apalagi melihat kedekatan Aleksis dengan Lauriel selama ini.

"Sebaiknya kita makan dulu. Banyak hal yang harus kita kerjakan selama beberapa hari ke depan," kata Lauriel kemudian. Ia menelepon ke resepsionis dan meminta dikirim chef pribadi untuk memasak untuk mereka.

Chef segera datang dan mendengarkan dari keempat tamu VIP tersebut apa makanan yang mereka inginkan lalu keluar untuk mempersiapkan bahan-bahannya.

Finland tidak selera makan, tetapi Lauriel memesankan beberapa menu yang sehat untuknya dan ia terpaksa mengangguk. Ia tak ingin memberi contoh buruk pada Aleksis dengan melewati waktu makan tanpa mengisi perut.

Sambil menunggu makan malam disiapkan, Finland mengirim laporan ke kantornya di San Francisco untuk meminta perpanjangan 'cuti' karena ia belum bisa pulang sebelum mengetahui nasib Terry. Keberhasilan operasi dapat diketahui setelah beberapa hari.

Jean juga berbicara dengan manajernya, Bill, dan Jonah Smith untuk mengabari kondisi terkini dan mengatur jadwal syuting berikutnya. Aleksis duduk manis memperhatikan chef dan asisten chef menyiapkan makan malam, sementara Lauriel menyingkir ke dalam kamarnya dan menghubungi beberapa orang.

"Charlie, terima kasih kau sudah membersihkan suite kami di Rendezvous kemarin. Sekarang kami sudah pindah ke Continental karena di sini lebih aman. Kami akan diam di sini selama tiga hari sambil memantau keadaan. Kau masih punya kontak Esso, Marion, dan kawan-kawan?"

"Aku sudah lama tidak berhubungan dengan mereka, tapi aku bisa mencarikannya..." terdengar jawaban Charlie di ujung telepon. "Kupikir Anda sudah mengundurkan diri dari masalah duniawi..."

"Mauku begitu, tapi ini darurat. Aku perlu orang-orang tangguh yang bisa dipercaya, untuk mengamankan keluargaku. Kemarin aku sudah kecolongan."

Charlie terdiam sesaat. Ia masih ingat saat mengirimkan anak buahnya ke Rendezvous kemarin dan menemukan 5 orang yang dikirimnya untuk membantu Lauriel tewas dibantai begitu saja. Agar tidak menimbulkan masalah dengan polisi ia harus membersihkan suite itu dan menghilangkan jejak.

"Aku bisa menghubungi Marion. Dia pasti akan senang mendengar kabar darimu. Dia akan menghubungi yang lain," kata Charlie akhirnya. "Good to have you back*."

"Terima kasih."

Lauriel berkonsentrasi melakukan banyak hal dengan komputernya dan menghubungi beberapa orang lagi, ia tak memperhatikan bahwa makanan sudah siap. Finland masuk ke kamar dan memanggilnya untuk makan.

Mereka berempat makan dalam diam. Suasana masih agak tegang karena sikap Lauriel yang serba misterius. Selama mengenalnya dua tahun ini Finland belum pernah melihatnya bertindak serba hati-hati dan tertutup. Lauriel yang dikenalnya selalu santai dan menampakkan aura tidak peduli akan sekelilingnya, tetapi kini ia terlihat sangat waspada.

"Aku akan menidurkan Aleksis..." kata Finland setelah selesai makan malam. Lauriel membereskan meja dan Jean menawarkan diri untuk mencuci piring. Kedua pria itu mengangguk ke arah Finland bersamaan.

Di dalam kamar Finland membacakan dongeng untuk Aleksis dari buku yang dibawa Lauriel dan sesaat kemudian bocah kecil itu sudah jatuh tertidur. Setelah memastikan Aleksis tidur pulas, Finland lalu keluar kamar. Ia menemukan Lauriel tampak sedang bicara serius dengan Jean.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanyanya keheranan.

"Aku memberi tahu Jean tentang masyarakat alchemist dan beberapa golongan di dalamnya. Dia baru tahu bahwa beberapa orang penting di Hollywood adalah bagian dari kaum Alchemist," kata Lauriel sambil tersenyum.

Jean mengangguk. "Kau tidak akan percaya ini..."

Ia menyebut nama seorang aktor sangat terkenal yang sering diberi julukan 'highlander*' oleh media karena selama puluhan tahun penampilannya tetap terlihat muda. Finland menekap mulutnya dengan kaget.

"Benarkah?" tanyanya dengan nada tak percaya.

"Benar. Orang-orang mengira dia memang awet muda atau melakukan operasi plastik... Yang jelas ia berhasil bertahan di dunia hiburan selama hampir 40 tahun tanpa mengganti identitas. Aku menyarankan Jean untuk mulai membuat rencana semacam itu, karena wajahnya tak akan berubah menua selama beberapa puluh tahun ke depan dan tentu akan membuat orang-orang curiga..." kata Lauriel lagi. "15 tahun lagi kau bisa mulai menyebarkan gosip operasi plastik ke media..."

"Ahahaha... aku tak tahu apakah aku masih mau jadi aktor selama 15 tahun lagi..." Jean mengangkat bahu. "Kita lihat saja nanti. Mungkin aku akan menikmati proses seperti kalian, menyembunyikan identitasku dan keliling dunia..."

"Terserahmu..." kata Lauriel. Ia bangkit dan menuju dapur lalu menyeduh air panas. "Aku akan menyiapkan obat buatmu. Kau bisa meminumnya seperti teh, tetapi setelah meminumnya kau harus meditasi dan mengumpulkan pikiranmu. Kau tahu caranya meditasi?"

Jean tampak tersinggung mendengar kata-kata Lauriel, "Tentu saja."

"Bagus."

Setengah jam kemudian teh yang dimaksud Lauriel sudah siap dan Jean meminumnya perlahan-lahan. Baunya agak aneh tetapi ia memaksakan diri meneguk semuanya. Seketika sensasi hangat menjalari seluruh tubuhnya.

"Sekarang meditasi dan kumpulkan pikiranmu. Kau mungkin akan berhalusinasi, dan ingatan-ingatan dari masa kecilmu yang sudah kau lupakan mungkin akan kembali. Trauma masa lalu juga akan muncul... Jangan terpengaruh. Semua itu sudah berlalu. Kau memerlukan ingatanmu, tetapi jangan sampai dikuasai oleh mereka."

Jean menuruti perkataan Lauriel dan bermeditasi. Finland hanya bisa memperhatikan tanpa dapat berbuat apa-apa. Wajahnya tampak cemas karena ia tak tahu apakah pengobatan Lauriel akan berhasil atau tidak.

***

Caspar sedang duduk di sofa Victoria-nya yang menghadap ke Singapore Flyer sambil merenung. Ia segera ke Singapura begitu mengetahui bahwa anak buah Alexei diketahui menemui Lauriel di sana. Ia menduga tentu Alexei ada di Singapura dan membawa Sophia bersamanya. Tetapi ia harus menelan rasa kecewa karena saat ia tiba ternyata lagi-lagi Alexei sudah menghilang.

"Paman..." Jadeith masuk setelah mengetuk pintu dua kali. "Aku menemukan jejak mereka. Ternyata Alexei bersama Nona Katia baru meninggalkan Singapura tadi pagi. Mereka menuju ke Inggris."

"Tidak ada jejak Sophia?" tanya Caspar. Ia teringat lagi betapa minggu lalu Sophia berkali-kali memohon untuk bertemu dengannya dan ia menolak. Kini ia merasa bersalah karena gadis itu menghilang dan kemungkinan Alexei yang menangkapnya. Saat Sophia datang kepadanya dua tahun lalu untuk membelot dari keluarga Meier ia telah berjanji untuk melindunginya.

"Tidak ada... Paman mau aku mengikuti Alexei?"

"Hm... aku perlu kau di sini. Kau kirim saja Ivan dan timnya." Caspar mengetuk-ngetukkan jarinya sambil menarik napas panjang berkali-kali. Ia merasa sangat lelah dan sendirian. Di saat seperti ini ia berharap ada Aldebar di sampingnya, tetapi adiknya itu sedang menyembunyikan diri dalam eksperimennya di tempat yang tidak diketahui, ini sudah menginjak tahun ketiga.

***

Selama beberapa jam Finland dan Lauriel duduk mengawasi Jean yang sedang bermeditasi setelah meminum obat dari Lauriel. Wajah pemuda itu tampak tegang dan berkali-kali ia mendesah seperti melihat halusinasi.

"Apakah memang prosesnya seperti ini?" tanya Finland dengan berbisik.

"Iya... Tenanglah, aku tidak akan mencelakai temanmu..." kata Lauriel.

"Bukan itu maksudku..." tukas Finland, "Aku hanya kuatir."

"Aku mengerti, tetapi bersikap kuatir sekarang tidak ada gunanya. Sebaiknya kau istirahat. Kalau besok Jean sudah sembuh kita akan langsung berangkat. Perjalanan kita akan panjang."

"Bukankah kau bilang tiga hari?" tanya Finland keheranan.

"Maksimal tiga hari... bisa lebih cepat. Kalau melihat kemajuan Jean sekarang, mungkin besok ia sudah bisa pulih."

"Oh... aku senang mendengarnya."

Tiba-tiba Lauriel menggenggam tangan Finland dan menatapnya lekat-lekat, membuat gadis itu menjadi salah tingkah.

"Finland... kalau kau harus memilih, antara Caspar dan Aleksis..." Ucapan Lauriel yang bernada demikian serius membuat Finland tertegun.

"Apa... apa maksudmu? Kenapa aku harus memilih?" tanyanya tergagap.

"Kalau kau hanya bisa menyelamatkan Aleksis ATAU Caspar... siapa yang akan kau selamatkan?" tanya Lauriel lagi.

Finland menatap Lauriel dengan mata terbelalak. Ia menggeleng-geleng dan air mata perlahan mengalir dari sepasang mata cokelatnya.

"A... ada apa, Rory...? Apakah kau merahasiakan sesuatu dariku? Mengapa seharian ini kau bersikap misterius sekali? Apakah terjadi sesuatu pada Caspar?" tanya Finland berusaha menahan isaknya agar tidak mengganggu meditasi Jean.

Lauriel memegang tangan Finland lebih kuat dan mengguncangnya, "Katakan kepadaku, siapa yang ingin kau selamatkan?"

"Kenapa tidak bisa menyelamatkan keduanya? Kenapa aku harus memilih? Kalau ada yang harus mati, biar aku yang menggantikannya... Asalkan Caspar dan Aleksis selamat, aku akan berkorban..." bisik Finland. "Please... beri tahu aku ada apa?"

Lauriel menarik napas panjang, "Katia dan Alexei menculik Aleksis kemarin dan meracuninya untuk memaksaku mengikuti keinginan mereka. Aku tidak menyangka mereka akan berlaku sedemikian jahat kepada seorang anak yang tidak bersalah hanya karena dendam..."

"Ya Tuhan... Ya Tuhan... astaga.. Mereka meracuni anakku? Bagaimana? Tapi Aleksis baik-baik saja, kan? Kau berhasil mengobatinya, kan?" Wajah Finland seketika menjadi pucat pias dan ia terhuyung hampir jatuh kalau Lauriel tidak buru-buru menangkap tubuhnya.

"Aku tidak tahu racun apa yang mereka berikan, tapi yang jelas racunnya baru akan bereaksi dua minggu lagi. Mereka akan memberikan penawarnya di pesta Ned dan Portia setelah kita melakukan apa yang mereka inginkan."

"Apa yang mereka inginkan? Aku akan lakukan..." tukas Finland di sela tangisnya. Ia menggigit bibirnya dengan kalut.

"Katia sangat sakit hati ketika Caspar meninggalkannya demi dirimu, dan ia menyimpan dendam berkepanjangan. Dalam sejarah kaum kami, belum pernah ada perempuan yang ditinggalkan seperti dirinya... selain sakit hati ia juga sangat malu. "

"Caspar tidak meninggalkannya, Katialah yang pergi..." kata Finland cepat, "Waktu itu Katia ingin memberi pelajaran kepada Caspar dengan meninggalkannya, ia mengira Caspar akan menyadari perasaannya dan meminta Katia kembali, tetapi ia malah bertemu denganku. Saat kami menikah, Katia sudah bukan apa-apanya lagi..."

"Aku tahu, tapi orang lain tidak peduli. Katia harus hidup dengan reputasi sebagai perempuan yang ditinggalkan di altar, mereka sudah hampir menikah, kan? Tetapi tiba-tiba saja di acara ulang tahun Aldebar, Caspar malah datang membawamu sebagai pengantinnya..." Lauriel memijit keningnya yang tiba-tiba terasa sakit, ia masih mengingat jelas ekspresi dingin Katia kemarin. "Katia ingin Caspar merasakan rasa malu dan sakit yang sama..."

Finland menangis tersedu-sedu mendengarnya.

"Aku akan mendatanginya dan meminta maaf, aku akan berlutut di kakinya dan meminta ia memaafkan Caspar..." katanya sambil menangis, "Dia tidak boleh membalas sakit hatinya kepada Aleksis...."

"Katia sudah berubah, dia bukan lagi Katia yang aku kenal. Permintaan maafmu tidak akan berarti baginya. Ia hanya ingin melihat Caspar malu dan menderita..." kata Lauriel pelan.

Finland mendongak dengan mata basah dan akhirnya bertanya apa permintaan Katia yang harus mereka lakukan agar racun di tubuh Aleksis dapat diobati. "Apa yang mereka inginkan? Aku akan melakukannya...."

Lauriel menatap Finland lama sekali sebelum akhirnya menjawab, "Katia ingin kita menikah sebelum pesta Ned dan Portia."

"A.. apa?"

"Saat Caspar meminta cincin ibunya, ia sudah melepasmu dan tidak lagi mengakui keberadaanmu. Walaupun itu akibat kesalahpahaman, faktanya adalah sekarang kau sudah bukan istrinya. Katia ingin memastikan Caspar tahu bagaimana rasanya melihat orang yang dicintainya menikah dengan orang lain..."

Finland membenamkan wajahnya di kedua telapak tangannya dan menangis lebih pedih.

Ia sudah begitu dekat dengan Caspar. Seharusnya dua minggu lagi ia akan dapat bertemu Caspar dengan membawa Aleksis dan menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka. Seharusnya dua minggu lagi mereka akan kembali bersama....

Tetapi kini Katia justru memaksanya menikah dengan Lauriel dan datang ke pesta Ned dan Portia sebagai istrinya.

Sekarang ia mengerti maksud pertanyaan Lauriel, di antara anak kandungnya dan laki-laki yang ia cintai, siapa yang akan ia pilih untuk diselamatkan...

.

.

*good to have you back = aku senang kau kembali

*highlander = tokoh dalam serial TV terkenal yang hidup abadi dan berasal dari pegunungan Skotlandia

.

.

@@@@@@@@

Dari Penulis:

Terima kasih ya, teman-teman pembaca yang baik... sudah mampir membaca novel saya sampai sejauh ini. Novel ini sekarang, per tanggal 28 Januari sudah sampai di Volume ketiga. Volume 1 tamat di bab 146, Volume 2 tamat di Bab 400, dan Volume 3 masih on-going.

Novel ini akan dikunci setelah bab 100, alias tinggal 1 bab lagi. Untuk yang bertanya-tanya, kenapa mesti digembok sih? Sebenarnya novel saya ini digemboknya cukup jauh lho.. baru digembok di bab 100 yang setiap babnya panjang2, itu sekitar 150 ribu kata alias kalau di buku cetak ukuran A5 sudah sampai di halaman 600 atau 700. Bisa dibandingkan dengan sebagian novel lain yang sudah digembok sebelum masuk bab 50. 

Novel yang bagus memang dikontrak oleh Webnovel untuk memberikan income atau penghasilan kepada penulis agar bersemangat menulis karya-karya yang bisa menghibur pembaca. Sayang kan, kalau novel lagi seru-serunya harus berhenti di tengah jalan karena author harus memprioritaskan pekerjaan utamanya atau kesibukan lain yang mendatangkan uang untuk mereka bisa beli beras atau memenuhi kebutuhan hidup? Gimana kalau authornya sakit? Siapa yang bayar biaya berobatnya kalau author tidak mendapat penghasilan?

Sebagai perbandingan saja, untuk menulis 1 bab, rata-rata author perlu waktu dua jam. Kalau misalnya novel 400 bab, berarti butuh waktu 800 jam alias 100 hari alias 3, 5 bulan (kalau kerja full time utk menulis). Kalau hanya menulisnya 2 jam sehari (karena author harus mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan lain) maka author bisa perlu waktu 400 hari alias 1 tahun 2 bulan untuk menuliskan 400 bab tersebut.

Setiap bab rata-rata dihargai sekitar 1500 rupiah tapi utk Indonesia (karena penghasilan penduduk kita ini masih rendah) harga bab novel di Webnovel selalu didiskon 60% menjadi hanya 500 rupiah saja.

Kebayang dong, pembaca hanya menghargai kerja keras sang author selama 2 jam itu hanya dengan 500 rupiah saja per babnya, rasanya nilainya masih amat sangat kecil utk kerja keras mereka berpikir dan merancang cerita menarik yang membuat para pembaca terhibur. Apalagi nilai 500 rupiah itu diambil 30% oleh Google sebagai penyedia aplikasi di Playstore, 35% diambil Webnovel sebagai platform, dan tersisa hanya 35% lagi atau sekitar Rp 175 per bab untuk author.

Bisa diingat: 90% pembaca di Webnovel sebenarnya saat ini TIDAK membayar karena mereka membuka bab berkunci dengan voucher buku yang gratis yang disediakan webnovel dengan mengerjakan tugas harian, Voucher buku/fast pass TIDAK menjadi penghasilan untuk author.

Plus: 25% novelnya itu dibuka gratis untuk pembaca, tidak dikunci... supaya pembaca bisa mencicipi ceritanya bagus atau tidak, layak atau tidak untuk 'dibeli' (walaupun pembaca yang bayar hanya 10% saja). Ini sama seperti orang mau beli makanan, boleh tester dulu sebelum membeli. Malah untuk novel di sini lebih bagus, dikasi tester cukup banyak, seperti novel saya sampai 100 bab lho testernya.

Kebayang kan, kalau beli buku cetak, kita hanya bisa lihat sedikit halamannya untuk baca-baca karena di toko buku tidak disediakan kursi untuk baca, kita harus cicip baca sambil berdiri pegal-pegal (malah banyak buku yang disampul plastik biar nggak bisa dibuka kan?). Beli buku di Google Books juga hanya dikasi tester 1-2 bab saja, tidak ada yang sampai puluhan bab. Malahan kalo di restoran kita malah nggak boleh tester sama sekali. Mau nyicip ya harus beli makanannya dan bayar. 

Nah, bagaimana cara pembaca membayar untuk membuka bab? Saat ini pembaca bisa berlangganan keanggotaan/membership dengan harga 54rb (utk bulan pertama) dan 72rb per bulan untuk mendapatkan koin sebanyak 250 sekaligus dan bonus 150 koin yang bisa diklaim harian (sebanyak 5 koin per hari). Itu harganya sekitar dua ribu rupiah per hari atau setara dengan sebungkus Indomie, tapi dengan 400 koin itu pembaca bisa membuka 200 bab (karena rata-rata bab novel di Webnovel diskon hingga 60% menjadi hanya 2 koin saja). Ditambah bonus 3 voucher buku sehari yang bisa diklaim menjadi 90 voucher buku sebulan untuk membuka 90 bab lagi.

Total dalam sebulan, dengan membayar senilai satu indomie sehari, pembaca bisa membaca 290 bab sebulan alias 9-10 bab sehari. Rasanya banyak banget ya...

Nah, untuk pembaca yang memang tidak mampu untuk membeli koin, tidak apa-apa, karena tersedia 3 voucher buku sehari/fast pass yang bisa digunakan untuk membuka 3 bab sehari dari novel kesayangan kita. Tinggal check in setiap hari dan klaim voucher bukunya, lalu pilih batu kuasa (vote power stone) dan pilih batu energy (vote spirit stone) nanti akan dapat masing2 satu voucher buku lagi. Tapi mohon maaf, karena memang diberikan secara gratis, voucher buku ini jumlahnya terbatas. Hanya dapat tiga sehari dan bisa digunakan untuk membuka tiga bab dari novel The Alchemists (atau novel lain) setiap hari.

Untuk yang suka baca maraton, mau tidak mau memang harus beli koin supaya bisa membaca langsung banyak. Tapi mau bagaimana lagi, kalau memang tidak bisa atau tidak mau beli koin, ya kita bersabar saja dan baca santai tiga bab sehari juga nggak apa-apa, kan?

Untuk pembaca yang mampu membeli koin, memang tidak semuanya mau beli, saya mengerti, soalnya temen saya aja nih, seorang CEO di perusahaan nasional sampai sekarang males beli koin karena ada voucher buku yang gratis. "Padahal uang segitu kecil buat saya, Vin. Tapi ya... males aja beli, kecuali untuk kasi gift ke author-nya"

wkwkwkwk...

Sebenarnya, kalau pembaca yang mampu ini pada bersedia membeli koin untuk mendukung penulis, kita akan bahagia banget, lho. Kalau nggak, kita juga senang kalau didukung dengan bentuk lainnya. Kita sebagai penulis selalu sangat bahagia kalau pembaca memberikan dukungan kepada novel ini dengan membuka babnya, baik koin berbayar ataupun dengan voucher buku nggak apa-apa, karena setiap orang kan kondisinya beda-beda.

Dukungan setiap pembaca kan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Setiap komentar, setiap masukan (sering tuh ada yang bantu kasi tahu bahwa ada typo misalnya), setiap ulasan/review selalu membuat kami tersenyum senang di penghujung hari saat membacanya dan bersiap-siap menuliskan bab baru. Apalagi kalau lihat notifikasi ada kiriman gift dari pembaca... whaaa... hahaha, seneng banget! (soalnya gift tidak dibagi dua dengan Webnovel #ahem)

 Nah... semoga penjelasan saya bisa membuat pembaca mengerti, kenapa cerita-cerita di Webnovel dikunci dan mengapa Webnovel memberikan hanya 3 voucher buku gratis dan menjual koin untuk membuka bab berkunci.

Salam sayang,

Vina

Maaf ya update hari ini baru bisa malam hari. Aslik, susaaaah banget mau nulis hari ini...

Ini udah pakai meditasi dulu kayak Jean...hahahaha.

.

Nah... kira-kira siapa yang akan dipilih Finland?

.

PS: di bab 100 Caspar akan tahu bahwa Aleksis adalah anaknya.

Yang sabar nunggunya yaaa...

Missrealitybitescreators' thoughts