webnovel

Terjebak di Dunia Albheit

Albheit Online, dunia yang penuh imajinasi dan menarik perhatian massal. Setiap orang yang bermain game ini tidak akan lepas dari bermain game ini. Fitur-fitur yang futuristik memanjakan para pemainnya. Game ini juga punya banyak rahasia yang selalu diperbaharui. Sampai pada akhirnya pada tahun ke tujuh game ini akhirnya memberhentikan berjalannya server game ini. Seorang laki-laki yang dirinya adalah seorang pemain profesional dan memiliki 6 karakter laki-laki dengan job class berbeda, terburu-buru untuk memainkan game ini sebelum ditutup. Dia terlambat mengikuti semua orang yang sudah mencoba semua fitur yang sebelumnya dibatasi karena dia harus menghadapi ujian. Karena merasa ada satu job class yang belum pernah di coba, akhirnya dia memainkan job class terakhir dengan membuat karakter baru. Awalnya dia ingin membuat karakter laki-laki lagi, tetapi merasa ingin mencoba fitur baru ini, akhirnya dia membuat karakter perempuan. Walau akhirnya dia menyadari tidak bisa menggantinya. Tetapi karena dia tidak ingin membuang waktu dengan membuat karakter baru lagi, akhirnya dia tetap memakai karakter baru itu. Namun, di saat server sudah hampir tertutup dan semua orang sudah keluar dari game ini, dia masih saja bermain sampai lupa waktu karena dia ingin menikmati waktu terakhirnya. Akhirnya begitu server sudah ditutup, dan sistem logout sudah tidak bisa digunakan, dia baru tersadar. Dia terjebak dalam game itu! Namun dia tidak putus asa, melainkan dia berjuang sebagai pemain terakhir di game itu. Dengan semua informasi yang dia miliki selama 6 tahun bermain game ini, dia mencoba menjalani hidup di dalam game ini dengan sebaik mungkin.

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
50 Chs

CH.8 Kejutan Pesta

Sesuai dengan apa yang aku harapkan, Aeru membantuku untuk memilihkan pakaian apa yang harus aku pakai karena aku sama sekali tidak mengerti pakaian untuk perempuan yang pantas untuk dipakai pergi ke sebuah pesta.

"Tunggu, jadi pakaian semacam ini yang aku harus pakai untuk pergi ke pesta itu?"

"Apa ini terlalu murah dan tidak bagus untuk nona? Kalau begitu aku carikan yang lebih mahal dan elegan, lagipula nona punya cukup uang bukan."

Tidak, tidak, yang kubicarakan di sini bukan pakaiannya tidak bagus, tetapi yang aku bicarakan adalah pakaian yang harus pakai adalah sebuah gaun. Aku saja memakai rok tidak sanggup, apalagi memakai gaun yang elegan seperti ini.

Namun aku yang meminta bantuan dari Aeru sama sekali tidak bisa menghentikannya untuk mempersiapkan diriku. Acaranya besok, tetapi kita harus mencari pakaian yang cocok terlebih dahulu. Dan semua ini tidak sesuai ekspetasiku.

"Coba pakai yang ini nona, dari semua yang kulihat ini yang paling mahal dan cocok untuk nona. Seharusnya nona akan tampil paling elegan dengan gaun ini."

"Ta-tapi… aku tidak mau tampil terlalu mencolok."

"Sudah, coba saja dulu. Atau aku perlu pakaikan untuk nona?"

"Ehh tidak, tidak perlu, aku bisa sendiri."

Dengan amat terpaksa aku akhirnya memakai gaun yang dipilihkan Aeru untukku, tentu saja aku memakainya dengan mata yang tertutup. Namun aku tidak begitu ceroboh, jadi aku membuka sedikit mataku supaya memastikan apa sudah terpakai dengan benar.

"Ba-bagaimana?"

"Cantik!! Gaun ini sangat cocok untukmu nona. Kurasa sebaiknya kita mencari gaun-gaun lainnya yang nona sukai."

"Ti-tidak, aku tidak perlu. Yang satu ini saja sudah cukup."

Tidak akan ada yang pernah tahu bahwa seorang Aeru, anak seorang penjaga kota di malam hari akan punya sifat yang seperti ini. Padahal aku kira dia orang yang tenang dan tidak suka hal-hal yang terlalu berlebihan juga menarik perhatian.

Ujung-ujungnya aku terbawa arus yang diciptakan oleh Aeru dan membeli 3 gaun dengan model-model yang berbeda. Bahkan harga satu gaunnya sendiri saja bisa mencapai satu Plata atau seharga 10 juta rupiah di mata uang wilayah kenegaraanku, di bumi.

"Nona punya postur tubuh yang sangat ideal, wajar nona tampak cantik walau menggunakan apa pun itu."

"Mana bisa begitu, Aeru-san terlalu mengada-ada."

Malam itu aku tinggal di rumah keluarga Hoshiro lagi karena besoknya acaranya diadakan cukup pagi. Jadi untuk mengurangi waktu persiapan dan perjalanan, aku tinggal di rumah keluarga Hoshiro hanya untuk malam ini saja. Oh ya Nouki juga sudah tahu tentang hal ini.

"Papa kami pulang."

"Tumben pulang sampai larut malam begini."

"Bukannya tadi aku sudah bicara ya? Kami akan mencari gaun untuk nona Fukoushi-san."

Kalau aku yang jadi Aeru, mungkin aku mewajari hal ini karena Nouki sudah cukup tua juga. Jadi wajar kalau memorinya akan sesuatu yang terjadi satu kali dan singkat bisa dilupakan dengan mudah.

"Oh iya, memangnya kamu sendiri sudah punya gaun untuk dirimu sendiri?"

"Sudah kok pa, gaun lama."

"Eh, kalau begitu kenapa tidak berkata kepadaku tadi. Seharusnya kita mencari gaun yang baru untukmu juga Aeru-san."

"Tidak, aku tidak akan membuang-buang uang yang papa sudah cari dengan kerja keras. Pakai gaun lama saja sudah cukup."

Lagi-lagi aku dikejutkan oleh sifat Aeru yang bermacam-macam. Tadi dia orang yang berlebihan, sekarang dia orang yang sederhana. Hal-hal semacam inilah yang sampai sekarang aku tidak pahami dari Aeru.

"Jangan berkata begitu, ayo kita kembali lagi dan carikan sebuah gaun untukmu, aku yang akan membayarinya."

"Ehh jangan nona, aku tidak mau memakai uang milik nona."

"Anggap saja sebuah hadiah dariku, ayo. Nouki-san, kami akan kembali dengan cepat."

"Tentu saja, silahkan."

Akhirnya malam itu kami mencari sebuah gaun untuk Aeru yang menurutnya cocok untuknya. Kalau tadi Aeru yang memaksaku, sekarang aku yang memaksa Aeru untuk membeli sebuah gaun. Dan malam itu berakhir dengan melelahkan, tetapi juga membahagiakan.

Hari berganti, sama seperti kejadian yang selalu berulang, tetapi kali ini aku melakukan sesuatu yang tidak biasa atau bahkan yang tidak pernah aku lakukan. Benar, aku memakai gaun yang sudah aku beli kemarin dan memakai rias. Sesuai permintaanku supaya riasnya tidak terlalu mencolok dan menyesuaikan gaunnya, Aeru melakukannya tepat sesuai kemauanku.

"Sudah selesai, kalau begitu tunggu sebentar, gantian diriku yang bersiap-siap."

"Maaf aku tidak bisa membantu soal berias muka, aku tidak pernah melakukan hal seperti ini."

"Tidak masalah, aku sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri kok."

Kurang lebih aku menunggu selama 30 menit untuk mempersilahkan Aeru bersiap-siap. Mungkin kalau bersiap-siap untuk diri sendiri, akan lebih cepat dibanding untuk mempersiapkan orang lain. Untuk diriku, Aeru bahkan menghabiskan lebih dari satu jam hanya untuk merias mukaku dan melakukan hal-hal lain yang membuatku begitu elegan.

"Sudah siap~ ayo kita berangkat!"

"Baiklah, ayo."

Namun entah kenapa yang aku tidak pernah tahu adalah, ada sebuah kereta kuda yang menjemput kami berdua. Tanpa penjelasan pun aku tahu, bahwa ini adalah perlakuan berbeda yang tidak dilakukan ke tamu undangan lain.

"Selamat pagi nona Fukoushi, sudah siap?"

"Eh tunggu, apa maksudnya ini?"

"Oh apa nona tidak membacanya di surat undangan? Sudah tertulis bahwa nona adalah tamu khusus dan akan dijemput dengan kereta kuda."

Seketika itu aku langsung mengambil surat undangannya dan membaca isinya. Benar ternyata, ada tercantum namaku dan tulisan bahwa aku adalah tamu undangan khusus. Hah~ kenapa aku tidak menyadarinya, pasti ini ulang ketua prajurit itu yang bersekongkol dengan orang dalam istana entah siapa pun itu.

"Kau benar, tetapi apa ini harus?"

"Sudah jadi kewajiban saya nona untuk mengantarkan nona-nona untuk sampai ke istana tanpa terluka sedikit pun. Kalau sampai gagal dan melanggar peraturan, saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan nasib saya."

Apa jangan-jangan kata-kata ini sudah ditanamkan dalam mulut kusir kereta kuda ini? Ucapannya membuatku merasa tidak ingin menolaknya sama sekali karena aku tidak ingin membuat orang lain susah karena tingkah lakuku saja.

Dengan sekali lagi aku terpaksa, akhirnya aku dan Aeru diantarkan ke istana dengan menggunakan kereta kuda ini. Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar 10 menit untuk sampai ke istana tanpa halangan apa pun.

"Silahkan turun dari kereta kuda nona. Selamat menikmati acara pesta ulang tahun tuan putri Tifaria. Nanti ada pelayan istana yang akan membimbing nona-nona masuk."

"Sebenarnya sedikit merepotkan banyak orang, tetapi aku pasti tidak bisa menolaknya. Kalau begitu terima kasih."

"Sudah jadi tugasku."

Kusir dan kereta kuda itu menghilang pergi dan seorang pelayan perempuan yang dibicarakan datang untuk menyambut kami. Tepat seperti yang dikatakan, dia mengantarkan kami dengan begitu sopannya dan elegan.

"Pestanya diadakan di dalam sini nona, silahkan masuk."

"Terima kasih."

Baru saja kami berdua masuk ke aula istana ini untuk ikut merayakan acara ulang tahun tuan putri Tifaria, aku sudah disambut lagi dengan adanya Jireikou Shiyu di depanku. Tentu saja Jireikou langsung mendatangiku.

"Ternyata ada nona juga hadir di sini. Kujamin ini pasti kerjaannya si ketua prajurit Satou-san."

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya??"

"Tentu saja, karena kami teman dekat sejak dulu. Oh ya, ayo kita ikuti pestanya, kita temui dulu tuan putri Tifaria, aku tunjukkan jalannya."

Rasanya sebuah kesalahan aku mengajak Aeru ke tempat ini, lihat saja dia, tersenyum-senyum melihatku dengan seorang laki-laki walau orang ini lebih tua sedikit dariku. Aku saja masih berumur 17 tahun, sedangkan laki-laki ini mungkin berada di umur 20 tahun kira-kira.

"Oh itu dia tuan putri Tifaria. Ayo kita dekati."

"Baiklah."

Ternyata tuan putri yang dimaksud adalah seorang putri yang masih muda, umurnya mungkin sekitar 9 tahun kalau aku tebak. Ketika kami mendatanginya, ekspresi wajahnya seketika langsung berubah melihat diriku atau mungkin ketika melihat Jireikou?

"Nona Fukoushi, ini tuan putri Tifaria."

"Selamat ulang tahun tuan putri Tifaria. Walau saya terpaksa datang ke acara ini, tetapi aku tidak segan memberi sesuatu untuk tuan putri. Ini hadiah dari saya, semoga tuan putri suka. Oh ya, tolong buka saja nanti."

"Terima kasih. Ternyata memang sesuai yang dikatakan kakek, seorang perempuan cantik yang sangat mirip dengan mediang nenek."

Tunggu, tunggu, apa maksud dari pembicaraan ini? Bukannya aku diundang ke sini karena ketua prajurit Tekirou Satou, tetapi kenapa tuan putri Tifaria mengatakan bahwa aku sangat mirip dengan neneknya? Kalau begitu yang dimaksud adalah ratu Kioku, tetapi yang tahu aku sama dengan ratu Kioku kan… hanya Jireikou, kenapa tuan putri mengatakannya bahwa diriku sesuai dengan penjelasan kakeknya?

"Tunggu, apa maksud tuan putri? Kakek?"

"Ah tidak, aku keceplosan, lupakan kata-kataku!"

"Tidak, tidak, tolong jelaskan untuk saya apa maksud dari ucapan tuan putri Tifaria, aku tertarik untuk mengetahuinya."

"Umm… bolehkah memangnya?"

Semakin aku mendengar kata-kata yang dikeluarkannya, semakin kebingungan melanda diriku. Apa yang sebenarnya sedang dibicarakan di sini? Apa ini hanya sebuah jebakan yang dibuat seseorang untuk diriku? Namun aku tidak kenal banyak orang di sini, dan tidak menyebabkan sebuah masalah untuk siapa pun.

"Hah~ kurasa memang harus aku jelaskan sendiri."

"Eh?"

Tiba-tiba saja, sebuah asap menyelimuti Jireikou dan menghilang seketika. Apa yang kulihat tidak aku duga sama sekali. Dibalik sosok tampannya di umur 20 tahun, ternyata dia adalah seorang kakek-kakek! Namun kalau begitu dia adalah… raja Koshiyu!?

"Raja Koshiyu!?"

"Hoo, sudah ketahuan langsung rupanya."

"Maafkan atas kelancanganku, aku tidak menyadari sebelumnya."

"Tidak, tidak apa-apa. Lagipula seharusnya aku yang meminta maaf karena memperlakukan dirimu seperti ini. Aku mengundangmu ke acara ini karena aku mendapati dirimu mirip dengan istriku dulu."

Jadi yang dimaksud dirinya tentang semua penjelasan itu, dia itu menceritakan istrinya sendiri sewaktu kami berdua berada di perpustakaan? Kalau begitu malam itu ketika aku makan bersamanya, aku sedang makan dengan seorang raja!?

"Aku sama sekali tidak paham!"

"Hahaha, tenang saja dulu. Setelah acara ini selesai, nanti aku akan jelaskan semua."