webnovel

Kebahagiaan dan Kesedihan

" Jenis Kelaminnya adalah Laki-laki!" jawab perawat itu.

" It's a baby boy? Oh, my god!" ucap Diana.

" And the mother?" tanya Diana.

" She'll be Ok, Doc! She'll be fine! Just need a little rest!" kata perawat itu.

" Can i see her?" tanya Diana.

" Later, Doc! You know the ruler!" jawab perawat itu.

" Ya, i know!" jawab Diana. Kemudian perawat itu pamit untuk masuk ke dalam lagi, sedangkan Diana berjalan ke arah ruangannya karena harus menangani pasien.

" Kamu juga harus sehat dan selamat, sayang!" ucap Diana sambil mengelus perutnya yang sedikit membesar.

" Mommy akan membesarkanmu dengan penuh kasih sayang! Kamu nggak akan merasa kesepian karena ada kakakmu yang telah lahir lebih dahulu!" kata Diana ambigu. Aku tidak menyesal karena mengandung benih darimu, Ken! Meskipun kamu tidak pernah mencintaiku bahkan akan membenci anak ini! batin Diana sambil memandang wajah tampan Ken saat tidur yang sempat diaabadikannya lewat ponselnya.

" Mommy!" panggil Diana pada Netta yang terbangun dari tidurnya.

" Anakku?" tanya Netta langsung.

" It's a baby boy!" kata Diana. Netta sangat bahagia dengan kelahiran putranya, dia menangis saat Diana membawa putranya ke pelukannya.

" Hi, Malv! How're you son? It's mommy!" ucap Netta dengan mata berkaca-kaca sambil mencium kening putranya.

" You've been able to give him your breast milk!" kata Diana. Lalu Netta mengeluarkan dadanya dari dan membersihkannya dengan air hangat yang telah disiapkan Diana, kemudian dia menyusui Malvin dan dengan cepat Malvin meminum Asi dari ibunya. Netta merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena Asinya keluar dengan lancar dan bisa dinikmati oleh putranya. Mereka berdua tampak sangat bahagia.

" He's very much like him!" kata Netta ambigu. Diana menatap sahabatnya itu dengan sedih.

" He's eyes, nose and lib! It's his!" gumam Netta. Sepertinya kamu takut tidak diakui daddymu, ya? Kamu sangat mirip dengannya! batin Netta. Tapi sayang, nak! Daddymu seorang pengecut dan pembohong! Mommy sangat membenci dia! batin Netta yang menyimpan dendam pada Max karena semua yang telah dilakukannya pada mereka berdua.

" Tata!" tiba-tiba seorang pria masuk dan berdiri di depan kedua wanita itu.

" Ken?" panggil Netta tersenyum.

" It's a boy!" kata Netta. Ken tersenyum melihat wajah Netta yang bahagia. Sedangkan Diana sangat terkejut dengan kehadiran Ken, jantungnya berdetak sangay kencang, dia tanpa sadar memegang perutnya.

" Aku pergi dulu!" kata Diana dengan cepat. Ken menatap Diana dengan pandangan yang tidak dapat diartikan.

" Ok! Diana!" panggil Netta.

" Ya?" jawab Diana.

" Thank you very much!" kata Netta tersenyum.

" You welcome!" jawab Diana. Kemudian dia meninggalkan mereka berdua dan dia bisa menghirup aroma parfum Ken saat melewati pria itu. Ken hanya diam melihat Diana melewatinya tanpa bereaksi apapun.

" Ken?" panggil Netta.

" Ya!" jawab Ken kaget.

" Thank you for all your support all this time!" kata Netta.

" I love you, Ta! That's why i always there for you!" kata Ken. Sementara Diana menangis melihat kebersamaan mereka. Hatinya sangat sakit karena mereka telah menjadi keluarga yang lengkap sekarang. Aku harus pergi jauh dari dia! Aku tidak mau melihat dia setiap hari disini bahkan saat mereka bertiga bersama! Sangat menyakitkan! batin Diana. Lalu Diana mengajukan resign pada pimpinan Rumah Sakit saat itu juga.

Diana pulang ke apartementnya setelah bekerja, dia ingin bersiap-siap jika pimpinan Rumah Sakit akan menyetujui pengunduran dirinya. Langkahnya terhenti saat dilihatnya seorang pria berdiri dihadapannya di depan apartementnya. Wajahnya yang pada awalnya sangat senang, seketika berubah menjadi sedih saat mengingat semua yang terjadi.

" Apa kamu akan berdiri saja disitu?" tanya pria itu.

" Apa ada sesuatu dengan Netta? Tapi aku baru saja telpon kalo dia baik-baik saja!" kata Diana mencoba tenang.

" Istriku baik-baik saja!" jawab Ken penuh penekanan.

" Lalu? Ada apa kamu kesini?" tanya Diana.

" Aku menginginkanmu!" jawab Ken. Diana tersentak kaget, menginginkannya? Apa dia sudah gila? Dia pikir aku kue apa? batin Diana.

" Maaf, Ken! Aku tidak tahu apa yang kamu maksud!" kata Diana berusaha tegas.

" You know what i mean!" kata Ken yang tidak sabar untuk mencumbu Diana. Ken maju ke depan untuk mendekati Diana. Diana ingin secepatnya berlari, namun dia merasa kakinya sangat lengket di lantai. Tanpa menunggu lagi, Ken melumat bibir tipis Diana dan meremas dadawanita itu.

" Ahhh!" desahan keluar dari bibir Diana tanpa disadarinya. Shittt! Kenapa bibir gue nggak bisa diem sih? batin Diana.

" Stop it, Ken!" kata Diana mendorong dada pria itu, membuat Ken terkejut. Ken merasakan juniornya perlahan menegang akibat kejadaian itu. Shitttt! Hanya Diana yang bisa membuatku seperti ini! Aku tidak akan melepaskanmu, baby! batin Ken. Secepat kilat Ken mengangkat tubuh Diana dan membawanya masuk ke dalam apartement wanita itu. Diana mencoba meronta, tapi tenaganya tidak sebesar tenaga Ken. Dia hanya bisa memukul-mukul punggung Ken saat Ken merubah memanggulnya.

" Turunkan aku, Ken! Aku bukan karung beras!" teriak Diana. Tapi Ken bergeming. Akhirnya malam itu Ken mendapatkan kepuasan juga setelah 3 bulan dia berpuasa.

" Hentikan Ken! perutku kram!" teriak Diana.

" No, baby! Aku sudah puasa selama ini, hanya kamu yang bisa membuatku puas!" kata Ken yang terus memacu tubuhnya diatas Diana.

" Ahhhhh!" teriak Diana.

" Kamu sudah keluar, baby!" kata Ken senang. Tapi diluar dugaannya, Diana mendorongnya dengan sekuat tenaganya. Tubuh Ken terduduk di ranjang, alangkah terkejutnya saat dilihatnya ada darah yang keluar dari lobang Diana.

" My, God! Kamu kenapa, Di?" tanya Ken panik.

" Bawa aku ke ...Rumah Sakit...seka...rangggg! Ahhhh!" teriak Diana sambil memegangi perutnya. Ken langsung memakai pakaiannya dengan asal, lalu dia memakaikan kemejanya pada Diana dan dia hanya memakai kaos dalam saja. Dia mengangkat tubuh Diana yang dan berlari ke lift. Wajah Ken terlihat panik, dia terus menatap wajah pucat Diana yang menahan kesakitan.

" Tenang, baby! Kamu akan baik-baik saja! Kamu harus kuat, Ok?" kata Ken khawatir. Diana merasa senang Ken khawatir padanya, tapi dia takut akan kehilangan bayinya. Mereka sampai di Rumah Sakit beberapa menit kemudian.

" Dr. Diana?" panggil perawat begitu tahu siapa yang dibawa.

" Please call Dr. Sean!" kata Diana.

" Yes, Doc!" jawab perawat itu lalu Diana dibawa masuk perawat lainnya ke dalam IGD. Ken dilarang masuk ke dalam dan harus menunggu diluar. Jack datang membawakan kemeja untuk Bosnya. Ken melihat seorang perawat keluar dari IGD.

" Bagaimana keadaan Dr. Diana?" tanya Ken.

" Maaf, bukan wewenang saya untuk berbicara, Pak!" jawab perawat itu. Ken kesal dengan jawaban perawat itu.

" Jack! Caritahu apa yang terjadi pada Diana! Kenapa dia sampai mengalami ini!" kata Ken.

" Yes, Bos!" jawab Jack. Ken berjalan mondar-mandir sambil sesekali melihat ke arah pintu IGD. Setelah beberapa menit pergi, Jack kembali menemui Ken dan memberikan sebuah amplop putih pada Ken. Ken menerima lalu membacanya.

" Pregnant? 3 month?" ucap Ken terkejut.