webnovel

Pria-pria Menyedihkan

Max memikirkan apa yang dikatakan oleh mamanya, dia sangat menyayangi wanita itu, wanita setengah baya yang tidak pernah memukul bahkan memarahinya. Segala yang terjadi adalah kesalahannya dan benar yang mamanya bilang, untuk menebus semua kesalahan itu, dia harus memperbaiki hidupnya yang telah terpuruk hingga jauh ke dasar laut. Max mulai membuka bisnis kecil-kecilan dengan sisa uang di depositonya. Dia juga mencoba untuk menanamkan saham di perusahaan kecil.

Ken masuk ke dalam kamar inap Diana dengan wajah penuh kemarahan.

" Who's baby is that?" tanya Ken pada Diana yang sedang bersandar sambil memejamkan matanya. Ken tahu jika Diana tidak sedang tidur.

" What?" ucap Diana. Dia terkejut karena Ken tahu jika dirinya sedang hamil.

" Answer me! Who is the father?" tanya Ken lagi dengan nada sedikit tinggi.

Diana menatap Ken dengan wajah sedih, dia tahu Ken tidak akan percaya jika dia mengatakan jika ini adalah anaknya.

" I ask you one more time! Who is he?" tanya Ken marah.

" No body!" jawab Diana pelan, tapi Ken bisa mendengarnya dengan jelas.

" Are you joking? Tell me the thruth Diana! Jangan membuatku marah!" kata Ken kesal.

" Kenapa kamu harus kesal? Ato marah? Apa kamu akan percaya jika aku katakan dia anak kamu?" tutur Diana. Ken terkejut dan langsung memasang senyum sinis.

" My baby? Kita hanya berhubungan sekali! Jangan memintaku bertanggung jawab untuk anak yang kamu sendiri tidak tahu siapa bapaknya!" kata Ken, bagai tersambar petir disiang hari, Diana merasakan sangat sakit di dalam hatinya.

" Leave me alone!" kata Diana.

" I want you to abort that fucking baby!" kata Ken kasar.

" Kenneth! Watch your mouth!" teriak Diana.

" I don't care! You're mine Diana! I forgive you for cheating behind my back! But not again!" kata Ken tegas.

" Go away, Ken! And i don't want to see you again!" kata Diana memutar tubuhnya menghadap ke dinding kamar.

" No! I said you're mine!" kata Ken berjalan dengan cepat ke arah Diana dan membalik tubuh Diana menghadap dirinya.

" I'm not going to abort my baby!" kata Diana.

" I'll take it by force!" kata Ken.

" Damn you Ken! This is your baby! I've never slept with anyone other than you!" teriak Diana dengan airmata bercucuran.

" I don't believe you!" kata Ken sinis.

" I want you to do a DNA test!" kata Ken lagi.

" What? You so unbelievable!" kata Diana tidak percaya.

" If it proves it's not my baby, abort it!" kata Ken yakin.

" But if turns out it's your baby, you'll have to leave us!" kata Diana.

" Ok, deal!" kata Ken.

" You'll sorry, Mr. Banner!" kata Diana.

" Dan selama belum terbukti, kamu harus melayaniku!" kata Ken.

" No! Aku tidak ingin kamu menyakiti bayiku!" kata Diana sedih.

" Kamu tahu aku bisa melakukan apa saja!" ancam Ken, Dian bergidik, dia tidak mau terjadi sesuatu pada calon anaknya.

" Ok! Tapi hanya sekali!" kata Diana.

" 2X tiap hari!" kata Ken.

" What? Apa kamu sudah gila?" tanya Diana kaget.

" Ya! Aku tergila-gula dengan tubuhmu, Diana!" kata Ken melumat bibir Diana. Hanya tubuhku! batin Diana sambil membalas lumatan Ken yang tidak sanggup ditolak oleh tubuhnya dengan airmata menetes.

Sementara itu Netta kembali ke rumah Ken, dia sangat senang bisa mengurus putranya sendiri. Seluruh pegawai Ken sangat senang dengan kehadiran Tuan muda Kecil mereka.

" Hi, boy! How are you?" sapa Netta saat melihat Malv terbangun menguap.

" Good Morning!" sapa Netta lagi. Digendongnya Malv dengan pelan, lalu dibawanya keluar kamar dan berdiri dibawah sinar matahari pagi yang hangat.

" Nyonya!" sapa Nancy.

" Ya, Nancy?" jawab Netta.

" Kita kehabisan bahan makanan buat Malv!" kata Nancy.

" Pergilah! Biar aku yang menyiapkan sarapan untuk Ken!" kata Netta.

" Ok, Nyonya! Permisi!" kata Nancy. Netta menidurkan kembali Malv di box nya, dia tertidur lagi setelah disusuinya oleh Netta.

" Good Morning, Madam!" sapa Sissy.

" Morning, Sissy!" jawab Netta. Netta membuatkan omelet untuk Ken dan roti panggang untuk Diana, sedangkan dirinya makan roti dengan selai kacang dan susu untuk ibu menyusui.

" Bangunkan Tuan dan Nona!" kata Netta. Nah lo, bingung kan gimana ceritanya Diana bisa tinggal sama Ken dan Netta dalam satu rumah...

Diana merasa tulang-tulangnya remuk, dia membuka matanya dan berniat bangun untuk berangkat kerja. Tapi Tangan Ken menarik tubuhnya dan memeluknya dengan sanagt erat.

" Ken! Aku harus kerja!" kata Dian.

" One more time!" bisik Ken. Mata Diana langsung membulat sempurna.

" No! Kamu telah melanggar perjanjian kita! Kemarin kamu melakukannya sebanyak 3x!" kata Diana kesal.

" Please, baby! Mau, ya!" rayu Ken. Tanpa menunggu persetujuan Diana, Ken telah meraba daerah sensitif Diana, dan Ken tahu persis dimana Diana cepat terangsang.

" Da..mmmnnnn, you K...eeennnn!" desah Diana. Terjadilah lagi satu babak seru olahraga pagi di kamar Ken dan Ken sangat puas dengan ketidak mampuan Diana menolak sentuhannya.

" Thank You, baby!" bisik Ken yang kemudian bangun dengan tubuh toples tanpa merasa malu pada Diana, sedangkan dokter muda itu wajahnya memerah melihat tubuh sempurna Ken.

" Good Morning!" sapa Ken dan Diana bersamaan. Ken memeluk pinggang Diana di hadapan Netta dan Diana tahu kenapa Ken melakukan itu.

" Good Morning!" jawab Netta tersenyum.

" I made you an omelette!" kata Netta yang tidak terpengaruh dengan sikap Ken.

" Thank you! Kamu memang istri idaman!" kata Ken.

" Itu roti bakar kamu, Di!" kata Netta.

" Thank You, Netta!" kata Diana datar.

" Hari ini aku ingin membawa Malv ke Rumah Sakit, Di! Dia harus melakukan imunisasi!" kata Netta.

" Aku akan mengantarmu!" kata Ken cepat.

" Tidak perlu! Aku pergi sendiri saja!" kata Netta. Ken tidak bisa membantah jika Netta sudah berbicara. Diana sangat cemburu dengan kemampuan Netta menundukkan Ken. Ingin rasanya dia memukul Ken karena bisa begitu menurut sama Netta tapi tidak padanya. Mungkin sudah nasibnya selalu gagal dalam cinta! batin Diana. Emang sudah berapa kali pacaran, Di? Perasaan baru sekali ini, deh! Kok bilang selalu gagal? Ngarang aja si Diana, nih.

" Kita bareng bisa nggak, Di?" tanya Netta.

" Tentu saja!" jawab Diana cepat, dia seneng banget jika harus pergi bersama Malvin.

" Aku pergi dulu, kalian hati-hati di jalan!" kata Ken, lalu mengecup kening Netta. Diana yang melihat hal itu menjadi sangat kesal sekali. Dasar pria nggak punya perasaan! Kalo di kamar aja maunya deket-deket! Huh! Semoga kamu nggak seperti papamu, ya, nak! batin Diana sambil mengelus perutnya.

" Bagaimana keadaan kandungan kamu?" tanya Netta.

" Baik! Sehat!" jawab Diana.

" Apa kamu sudah mengatakan padanya?" tanya Netta. Diana menganggukkan kepalanya.

" Apa dia mau menerima?" tanya Netta. Diana menggelengkan kepalanya.

" Dia memang brengsek, sama seperti dia!" ucap Netta tersirat. Hatinya sangat sakit saat mengingat ayah dari putranya.

" Sudahlah! Aku yang seharusnya minta maaf karena telah membuat Ken menghamiliku!" kata Diana.

" Aku malah senang jika kamu yang bisa membuat dia sadar!" kata Netta.

" Harapanmu saja!" jawab Diana sedih.

Guys...aku selesaikan TENTANG RASA dulu ya...biar aku fokus ke ceritanya...

Ms_Azrcreators' thoughts