webnovel

TELEPORTASI CINTA

✔️cantik ✔️baik ✔️manis ✔️pintar ✔️ murah hati Ini tentang Kesya Amora,yang menjalani kehidupannya dengan masa suram. Semua dia lewati dengan sendirinya. Tidak ada yang mau menemani hari-hari nya, hingga akhirnya seorang lelaki yang tidak tahu asalnya datang dan selalu ada disamping Kesya tanpa sepengetahuan gadis itu. sebut namaku jika kau merindukanku dan membutuhkan ku disaat kau susah dan bayarannya adalah kau tidak boleh meninggalkan ku. Kesya Amora.

Yesika_sng · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

03. dekat datang luka

Jam 5 sore itu Kesya sudah berada dirumah majikannya untuk bersih-bersih dan memberi makan peliharaan majikanya.

Digo dan Dogi,itu nama anjing yang sangat lucu dan juga sudah menjadi teman curhat Kesya saat dia sedang sedih dan senang.

"Hai Dido....hari ini aku bingung banget,kenapa coba karena aku punya kawan namanya itu aku yang buat kamu tahu namanya siapa? namanya Reyhan Pradika dan lucunya Pradika itu nama ayah aku...aku bingung kenapa dia tahu segalanya apa jangan-jangan dia anak Dukun?eh jangan ngadi-ngadi deh aku nya...."

"Terus tadi kenapa dia bisa tahu kalau Amanda nyakitin aku digedung tua itu?apa Reyhan nguntit kita yah?ah aku bingung Dido..." Ucap Kesya sendirinya sambil memberi makan kepada kedua anjing kesayangannya itu.

Padahal mereka berdua masih sedang asyik nya makan seperti tidak merespon perkataan Kesya tadi. Tapi Kesya tetap senang karena bisa meluapkan segala emosinya walau tak dengan orang lain.

Setelah semuanya selesai, Kesya membersihkan ruang tamu serta dapur majikannya.

"Eh Kesya...." Panggil buk Rahma, majikan nya yang memang sangat baik bagi Kesya.

"Eh bunda...ini tadi Dido nya udah dikasih makan tadi,terus ruang dapur sama sampah udah Kesya bersihkan"ucap Kesya jujur membuat Rahma tersenyum dan membelai kepala Kesya lembut.

"Makasih yah Kesya...kamu udah capek-capek bersihin semuanya,entar yah biar bunda ambil gaji kamu dulu setelah itu kita makan sama" ucap Rahma lalu pergi menuju kamarnya diatas untuk mengambil gaji Kesya.

Kesya senang karena akhirnya uang gajinya selama sebulan akhirnya keluar dan dia kemudian melanjutkan acara bersih-bersih.

Tidak lama kemudian, Rahma sudah tampak sambil membawa sebuah amplop "ini Kesya kamu jaga baik-baik dan semoga ibu kamu cepat sembuh yah...ngimana kalau kita makan dulu?"

"Makasih bunda enggak usah, Kesya ngak mau ibu sendiri dirumah... makasih banget yah bunda"

"Yaudah kamu hati-hati dijalan.... apalagi cuaca hampir gelap"

"Iya bunda" Kesya menyalim Rahma lalu pamit pergi pulang. Memang cuaca mendung dan dengan cepat cepat Kesya pulang.

Tapi cuaca tidak mendukung Kesya saat ini,hujan langsung turun sangat deras membuat Kesya mau tidak mau harus berlindung disebuah toko.

"Aduh hujan lagi....ngimana yah keadaan ibu dirumah nanti,aduh apalagi genteng pasti bocor...aduh ngimana yah"khawatir Kesya sambil menatap hujan yang semakin lama semakin deras.

Cuaca semakin dingin dan deras membuat baju kesya harus basah,rasa cemas kepada sang ibu semakin besar. Dia tidak mempermasalahkan bagaimana keadaan dirinya yang sudah sebagian basah kuyup,karena yang dipentingkan adalah ibunya.

"Kumohon yah Tuhan kali ini ajah,hujannya diberhentikan dulu tunggu Kesya sampai dirumah dulu baru hujannya diderasin... please yah Tuhan"

1

2

3

4

5

Kesya menghitung dalam waktu 5 detik tapi tetap saja hujan tidak berhenti.

Pasrah.

Kesya langsung berlari sambil melindungi kepalanya dengan tasnya yang sangat sederhana itu membuat semua pakaian nya basah kuyup hingga kena kepori-pori Kesya. Tapi dia tidak peduli dan hanya mementingkan ibunya yang sendirian dirumah.

Lah kok hujannya kagak terasa?

Saat berjalan hujan yang tadi membelai kulit Kesya kini tidak terasa membuat dia menoleh keatas menatap sebuah payung hitam yang tepat berada diatasnya.

"Eh... Reyhan?"Kesya menatap sang pemilik dan terkejut kalau itu adalah Reyhan.

"Kenapa ngak bilang kalau elu kehujanan,kan gue udah bilang kalau elu lagi kesusahan panggil gue...kok elu kagak paham sih"ucap Reyhan kini tampak marah dan menyuruh Kesya untuk memegang payung itu.

Dengan cepat dia membuka jaket yang dia pake tadi lalu memberi kepada Kesya yang hanya menatap dia penuh arti.

"Nih pakai biar elu ngak kedinginan"Kesya hanya diam dan tak menjawab apapun, tanpa pikir panjang Reyhan yang langsung memakai jaket itu, menyelimuti badan Kesya untuk memberikan kehangatan.

"Ayok biar gue antar"ucap Reyhan lalu membawa Kesya ke mobil yang dia berhenti kan didepan sebuah toko yang sudah tutup sedaritadi. Kesya hanya menurut tanpa berkata sekalipun.

Dan kali ini dia benar-benar bingung kali ini. Mengapa?dan bagaimana? Reyhan bisa berada disini tanpa sepengetahuan nya.

Dan setelah itu mereka sampai dimobil dan dengan cepat Kesya masuk kemobil bersamaan dengan juga Reyhan yang akhirnya masuk juga.

Mobil melaju dengan normal menuju lokasi tempat tinggal Kesya.

"Rey?"

"Hmmm...."

"Kok kamu bisa tahu aku disitu tadi?"

"Ehemm....karena gue tadi baru lewat dari sini terus nampak elu yang sok bisa nerobos hujan lebat kayak gini.."

Reyhan yang masih fokus mengemudi hanya menjawab dengan jawaban yang simpel. Tapi tetap saja Kesya bingung hanya menatap Reyhan yang belum sadar kalau dia sedaritadi ditatap.

~•~•~•~•

"Amanda...ngimana nih kalau Reyhan kasih tahu tentang ulah kita ngimana?" Tanya Sesin yang sedaritadi tidak bisa diam.

Lebih tepatnya mereka bertiga berada disebuah Kafe untuk menenangkan diri sejenak dari kejadian yang mereka buat tadi.

Bagaimana tidak? Perbuatan itu sudah termasuk dalam kata pembunuhan rencana yang sengaja memang buat untuk menyakiti Kesya meski bukan jiwa raganya.

Amanda yang sedaritadi mengocok minuman yang dari tadi tidak dia minum masih berpikir logika.

"Ngimana kalau kita kasih uang sama Kesya biar dia bisa bujuk Reyhan biar ngak buka mulut" saran Amanda membuat Sesin dan Raya berbinar-binar melihat kecerdasan Amanda yang benar-benar luar biasa.

"Bagus banget tuh queen... memang gue ngak salah milih queen kaya Amanda yah ngak Sin?" Puji Raya dan langsung diangguki oleh Sesin.

"Iya dong... Queen Amanda donk"ucap Sesin membuat mereka bertiga tertawa riang berhasil memiliki ide cemerlang.

Setelah itu mereka keluar dari Cafe untuk pergi ke Mall melakukan pekerjaan wanita yakni bershopping sebanyak-banyaknya.

~•~•~•~•

Hari ini adalah piket kelas Kesya, lebih tepatnya Kesya sedang bersih-bersih bersama teman nya yang lain.

Halaman kelas sudah dipenuhi dengan dedaunan yang sudah tua membuat aktivitas menyapu Kesya menjadi lama. Apalagi tidak ada yang Sudi bersih-bersih bersama dengan Kesya.

Dia bekerja sendiri tanpa kawan yang mengutip ataupun menyapu sebagian halaman.

"Kalau kerja itu jangan mau sendiri" tiba-tiba dari arah depan Kesya terlihat pria gagah yang tak lain adalah Reyhan sendiri.

Kesya mendongak keatas dan menatap Reyhan yang diam dengan tangan dipinggang sedang menatap dirinya yang tengah menyapu sendiri

"Ehemm...ngak papa...aku udah biasa"

"Jangan dibiasakan,entar nyesal sendiri...sini gue bantu" Reyhan kau merampas sapu yang dipegang oleh Kesya dan menyapu sebagian halaman yang belum sempat Kesya sapu tadi.

Kesya yang diam hanya pasrah lalu mengambil kembali sapu yang ada didalam kelas nya dan menyapu halaman bersama.

Semua siswa menatap mereka bahkan sebagian siswa rela ngintip dari jendela hanya demi melihat adegan yang benar-benar menyakitkan ini.

Seorang pangeran membantu anak sampah yang tidak tahu diri. Ingin rasanya para kaum hawa menyiksa gadis yang sekarang ini tengah bersih-bersih bersama dengan sang pujaan hatinya.

"Iiii apaan sih sikesya itu...palingan dia tuh pake guna-guna biar si Reyhan jatuh hati sama tuh orang sampah"

"Pas banget...ngimana kalau kita kasih pelajaran ajah tuh orang...ngak tahu diri banget"

"Iii awas ajah husband aku tuh capek gegara bantuin dia,gue hajar tuh muka sok polos tapi otak tak suci"

Bisik sepasang siswi yang sebenarnya terdengar kecil oleh Kesya. Sudah biasa,jadi Kesya hanya sibuk dengan urusannya yang belum kelar ini.

Setelahnya semuanya selesai, Reyhan dan Kesya bergegas menuju kantin untuk sekedar minum dan lagi-lagi Reyhan yang mentraktir Kesya.

"Reyhan..." Panggil Kesya yang tidak enak dipandang oleh banyak orang diarea kantin ini.

"Apa?malu diliatin orang... udah lah key...elu harus rasain juga yang dirasain orang lain,jangan mau hanya diam mulu, tunjukkan sama orang kalau elu itu ngak kayak diucapkan"ucap Reyhan seakan mengerti apa yang Kesya rasakan.

Kesya hanya mendesah gusar,dia belum sial dengan apa yang dikatakan oelh Reyhan barusan. Hampir tiga tahun Kesya menjadi seperti ini tentu saja menjadi apa yang dikatakan Reyhan itu susah. Sangat susah.

"Tapi Rey...aku ngak biasa"

"Makanya dibiasakan... contoh nya yah elu tuh udah biasa jadi pendiam,dan sekarang elu tuh harus biasa juga jadi orang yang percaya diri,elu mau gini terus?"

Kesya menggeleng cepat,dia akui kalau dia tidak ingin seperti ini setiap saat. Membayangkan nya saja sudah sedih apalagi merasakannya setiap saat. Cukup SMA ini saja Kesya menderita. Jika dia sudah bekerja dia ingin menjadi orang yang percaya diri.

Bersambung....